Dea menggesekkan kartunya di sebuah super market yang tak jauh dari apartemen nya. ia kehabisan stok makanan. selama beberapa hari di sini Dea memasak menggunakan bahan makanan yang mulai kadaluarsa. bahkan sebagian telah berjamur. meskipun tersimpan di lemari pendingin.
selama dalam perawatan yang menghabiskan waktu berminggu minggu di rumah sakit ortopedi dan yang terakhir di rumah sakit jiwa. Dea sama sekali belum melakukan apapun terhadap apartemennya. biasanya Dea suka menghabiskan waktu dengan membersihkan dan merapikan apartemen rahasianya.
baginya apartemennya yang satu ini adalah salah satu "ME TIME" nya Dea.
"maaf mbak ada kartu yang lain ga? . yang ini di tolak.". tanya sang kasir.
"mungkin ada kesalahan. biar saya hubungi dulu". ucap Dea datar
"silahkan mba". sahut Kasir tersebut untuk memberinya waktu.
Dea keluar dari barisan antrian untuk menelpon pihak bank tentang kartu nya yang bermasalah. betapa murkanya Dea jika Justin telah memblokir aset satu satunnya, miliknya pribadi. Dea mengernyitkan dahinya bagaimana Justin bisa tau jika Dea memiliki sejumlah uang di dalam kartu tersebut.
ting. ponsel Dea berbunyi. sebuah pesan masuk dengan nomor yang tak di kenalnya
"kenapa sayang. ga bisa ambil uang ya? ".
"aku bisa kasih kamu uang kalau kamu jumpai aku sekarang. kamu tau kan dimana kantor aku. jangan menitipkan pesan sama mbak kasirnya. sayang mereka nanti di pecat lho gara gara kamu. masa ga kasian".
Dea memelototkan matanya. ia yakin pesan tersebut dari Justin. tetapi bagaimana ia bisa tau nomor barunya. dan tadi ia menyebut kan tentang kasir. Dea memperhatikan di sekelilingnya. tapi tak ada yang mencurigakan. akhirnya Dea mengerti jika masalah yang terjadi padanya sekarang adalah ponselnya.
lalu ia memberikan ponsel tersebut ke kasir
"mbak saya bayar pake ini aja". ucap Dea seraya mengambil belanjaannya yang telah dihitung dengan nilai yang tak seberapa di banding dengan ponselnya yang mewah dan mahal.
dan ia pun segera bergegas pergi dari sana tanpa menghiraukan panggilan mbak kasir yang terus memanggil nya.
Dea menstarter mobilnya dan melajukan kencang mobilnya. ia memukul setirnya. mengingat kebodohan nya mengaktifkan kembali ponsel nya.
"akhh s*al. bodoh banget sih lu Dea". ia memaki dirinya sendiri
ia teringat jika empat hari yang lalu dimana insiden ia datang kerumah Justin. dan tanpa sengaja menemukan mini bagnya di ruang kerja Justin. ia langsung mengambilnya tanpa mencurigai sesuatu jika itu adalah jebakan Justin yang telah memasang pelacak begitu ponsel tersebut di aktifkan. untungnya Dea hanya mengaktifkan ponselnya ketika saat bertransaksi menjual mobilnya saja. setelah itu Dea menonaktifkan kembali.
"cih". Dea berdecih
"pantas saja mereka mengejarku hingga ke daerah ini. ternyata.. "Dea menghentikan kata katanya. karena sekelebat kesimpulan dari pertanyaannya bertumpuk di otaknya.
Dea sampai di apartemen rahasianya. ia menutup seluruh aset masuk bahkan pintu dan jendela. ia memanipulatif keseluruhan aset masuknya. agar orang luar tak satupun yang mengetahui jika dinding yang terlihat dari luar adalah sebuah ruang apartemen yang Dea tempati kini.
Tak sia sia ia belajar teknologi dekor di jepang selama menemani mrs. Aqio ketika tamu bulanannya tiba. sehingga ia punya alasan menghindar untuk berbuat intim dengan pria itu.
Dea membuka brankasnya. mengambil sejumlah uang dan memasukkannya ke dalam tasnya yang lain. sebaiknya ia mulai mempersiapkan diri dari sekarang. karena Dea yakin seorang Justin tidak akan mudah menyerah begitu saja jika menyangkut dirinya. ia yakin Justin mengejar nya hanya dua kemungkinan. menjebloskan dirinya ke penjara atau mengurungnya kembali ke rumah sakit jiwa.
...----------------...
"s**l". bagaimana bisa begitu cepat ia menghilang dari pengawasanku" geram Justin yang memperhatikan layar ponselnya. yang terus saja menemukan satu titik merah yang tak pernah bergerak sedikitpun.
baru saja ia merasa senang melihat ada tranksaksi dalam kartu Dea. dan menemukan titik merah di ponselnya dalam sebuah super market. ia segera menyuruh orang orangnya menangkap Dea.
setelahnya ia mengirim pesan Mengejek ke Dea. Justin yakin jika Dea tak memiliki uang sepeserpun sekarang karena kartu aset satu satunya milik Dea telah di blokirnya. dimana uang yang di dalamnya adalah uang hasil penjualan mobil milik Dea.
untungnya selama Dea di rumah sakit. Justin mengambil mini bag Dea dimana kartu ATM dan ponsel Dea ada di dalamnya. ia sempat menghubungi pihak bank melalui ponsel Dea agar memblokir kartunya untuk sementara dengan alasan yang bisa di percaya oleh pihak bank .
bukan hanya itu. Justin memasang pelacak di ponsel Dea. agar jika suatu hari Dea keluar dari rumah sakit. Justin bisa mengetahui lebih cepat pergerakan dari istri gilanya.
suara pintu di ketuk dari luar. Alan masuk lalu menyerahkan ponsel Dea yang di serahkan oleh Dea sebagai ganti belanjaannya di super market.
"ini pak struk belanjaannya". Alan menyerahkan selembar kertas ke arah Justin.
"kamu boleh pergi. kerahkan kembali anak buah kamu untuk mencarinya. jika perlu minta bantuan detektif itu". titah Justin
"baik pak". sahut Alan. ia pun pergi meninggalkan Justin dengan raut wajah yang kesal meskipun tertutupi masker. tetapi Alan bisa melihat dari sorot mata bossnya tersebut.
"punya istri dua memang benar benar merepotkan". Alan bergumam sambil berlalu.
sepeninggalnya Alan di ruang kerjanya sendirian. Justin menarik dalam nafasnya, mengurut urut sendiri keningnya yang mulai penat. ia tak habis pikir kenapa seorang Dea yang telah banyak mencelakai orang dengan mudahnya bisa lolos begitu saja.
lalu ia mengarahkan kertas struk tersebut mendekati matanya. ia membaca satu persatu isi struk tersebut. semua nya hampir rata rata bahan makanan yang belum jadi. artinya Dea mengolah atau memasak sendiri bahan makanan mentah tersebut.
Justin mulai berspekulasi jika Dea bukan tinggal di penginapan satu malam. melainkan sebuah kamar kost atau rumah. dimana biasanya penghuninya bisa memasak sendiri makanannya.
ia segera menelpon Alan.
"cari Midea di perumahan dan kost kostan. saya yakin ia tidak tinggal di penginapan". titah Justin. lalu menutup telponnya.
Justin masih memandangi dua benda milik Dea yang ada di hadapannya. semenjak malam grand launching produk terbarunya dua bulan yang hingga insiden malam yang menyebabkan wajahnya berantakan. perasaannya terhadap Dea berubah ubah. jika dulu hanya perasaan benci sebenci bencinya, malah bercampur jijik terhadap Dea. tetapi dua bulan belakangan ada yang berubah pada diri Justin.
ia akui perasaan nya terhadap Dea. terkadang ada rasa kasihannya, bencinya, kesalnya bahkan sekarang perasaan penasaran lebih mendominasinya. yah tepatnya penasaran apa yang ada di dalam fikiran Dea dan apa yang ada di otak Dea. apa karna penyakitnya? sehingga ia mampu melakukan sesuatu tanpa di duga.
Justin fikir ia dengan mudah menangkap Dea kembali dan memasukkannya ke rumah sakit jiwa.
..."Midea Hasxander".desisnya kesal...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jangan lupa
like
vote
komen
rate
follow Hazhilka279
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Senajudifa
bacax sampai disini dulu..semangat y
2022-06-18
6
Jans🍒
cerdas sih tp ya itu ngibul dea
2022-04-12
1
KaKa
😃😃.
2022-04-11
1