Dea terjaga dari tidurnya. dia mengambil sebuah Nald bekas dari infusan yang pernah terpasang di lengannya saat ia dirawat di hari pertamanya. ia menyembunyikan Nald tersebut di bawah selipan laci Nakas selama ini. ia menggores dalam dinding yang berada tepat di antara brankar dan Nakas. ada sembilan garis yang sudah tergores disana. itu berarti Dea sudah berada disini selama sembilan hari dari semenjak ia dirawat.
tubuh Dea masih terasa lemas, karena efek obat penenang yang di berikan selama ini. bukannya Dea tidak menyadari siapa dirinya. hanya saja Dea terlalu emosional karena ia tidak terima jika dirinya di katakan gila dan harus di rawat di rumah sakit Jiwa.
Dea begitu mendendam pada Justin yang telah memaksa dirinya untuk di rawat disini. hingga di hari ke lima Dea pasrah dan tidak lagi memberontak seperti hari hari kemarin.
"mereka hanya ingin melihatku tenang bukan?. fine. akan ku lakukan". Bathin Dea pada saat itu.
selama tiga hari ini Dea berusaha dan sebisa mungkin bersikap tenang. tanpa ada perlawanan sedikitpun. Dea mengikuti prosedur perawatan, mulai dari pemeriksaan rutin setiap pagi dan sore. mengikuti terapi bahkan harus menelan obat obat an yang sebenarnya membuat Dea muak. bukan itu saja, bahkan hampir setiap hari Dea menerima suntikan pada tubuhnya.
hari ini adalah jadwal terapi nya. Dea di hadapkan pada seorang Dokter yang telah ia kenal lama. dan telah memberinya terapi selama dua hari ini. bukannya senang Dea bertemu dan menjadi pasiennya lagi. justru Dea semakin kesal, karena Dea yakin pasti dari dialah rekam medisnya di ketahui oleh Justin.
selama terapi berjalan. tak ada gejala yang menunjukkan Dea menderita Depresi. itu karena Dea telah belajar untuk bersikap setenang mungkin. karena ada rencana yang akan ia laksanakan malam ini. Dea hanya butuh sedikit benda kecil tetapi bisa berefek besar.
setelah di rasa cukup dalam terapinya. dan ia pun tidak menunjukkan gejala depresi atau pun tingkat emosi yang dapat menyebabkan menimbulkan kekacauan, Midea di antar kembali ke ruangannya. kali ini Midea bebas melakukan aktifitasnya. mereka cukup memantau Dea dari Cctv dan kaca jendela yang lebar yang berada tepat di hadapan ruang jaga perawat khusus ruang vvip tersebut.
malamnya..
setelah di rasa cukup sepi. dan para penghuni rumah sakit sudah memasuki alam mimpi nya. midea tau jika jadwal penyuntikkan obat penenang untuk dirinya akan tiba beberapa menit lagi. Midea memejamkan matanya tetapi telinga nya terus mengawasi suara pergerakan pintu yang terbuka dari luar. serta langkah kaki yang mendekati brankarnya.
ia mendengar suara alat medis yang bergesekan dengan nampan stainless yang di letakkan di atas nakas. ia hafal betul jika saat ini perawat tersebut sedang bersiap untuk menyuntik kan obat tambahan di tubuhnya.
ketika perawat tersebut mulai memegang lengannya. ia dengan sengaja membuka matanya dan menyorot tajam ke perawat yang bertag name pratiwi di baju dinasnya. sehingga membuat perawat pratiwi menjadi kaget karna dirinya.
"aku haus. boleh aku minum dulu? ". pinta Dea sedikit memelas.
Perawat yang biasa di panggil Tiwi itu pun mengangguk. ia membantu Dea dengan mengambil segelas air putih dari galon dispenser yang berada di samping Nakas.
di saat itulah Dea menggunakan kesempatan nya untuk menjalankan rencananya.
Dea mengambil sebuah suntikan yang telah diisi obat tertentu. yang Dea tau jika setiap kali para perawat menyuntikkan ke tubuhnya, ia merasa mengantuk dan tertidur dengan frekuensi waktu yang sepertinya telah di tentukan.
Dea mengendap perlahan mendekati perawat Tiwi. segera ia membekap mulut Tiwi dengan tangan kirinya. sedankan tangan kanannya menyuntikkan cairan suntik tersebut ke tubuh perawat itu. hanya hitungan menit perawat Tiwi menutup matanya dan tertidur nyenyak disana. Dea menarik sudut bibirnya melihat hasil perbuatannya.
Dea memindahkan tubuh Tiwi ke brankar, lalu ia menukar pakaian dinas Tiwi dengan baju pasien yang melekat di tubuhnya. tangan Dea begitu cekatan dalam hal ini. tak lama kemudian mereka berdua telah bertukar peran. Dea merapikan selimut perawat Tiwi, seraya berkata pelan
"tidur yang nyenyak ya sayang".
Dea segera keluar dari ruangannya. menuju bagian instalasi farmasi. Dea langsung mengetahui posisi tempat benda yang dicari. mudah baginya menemukan barang tersebut. karena ia telah mengincarnya selama ini.
Dea tersenyum senang dan mengantongi sebuah botol tersebut. ia langsung menuju ruang sekuriti dan menumpahkan cairan tersebut. tanpa menunggu lama beberapa sekuriti terkulai pingsan dan tertidur. Dea langsung berjalan cepat menuju gerbang dari rumah sakit yang menurutnya seperti penjara baginya. ia berjalan cepat tanpa mau melihat ke belakang lagi. sesampainya di pinggir jalan ia langsung menyetop taksi yang kebetulan lewat untuk mengantar dirinya pulang ke rumahnya malam ini.
awalnya supir taxi tersebut menolak karena hari sudah sangat larut. tetapi Dea tak perduli. ia meminta paksa dan mengimingi sejumlah uang dengan jumlah yang besar ke pada supir taxi itu agar mengantarnya ke stasiun kereta terdekat saat ini juga.
tak lama kemudian taxi yang di tumpangi Dea sampai ke stasiun. supir taxi tersebut meminta uang yang di janjikan Dea. tetapi bukan uang yang di dapat dari Dea malah ia tertidur lelap di dalam taxinya. Dea mengambil beberapa lembar uang seratus ribu dari dompet supir taxi tersebut. ia menarik secarik kertas memo yang terselip di dompet supir taxi tersebut. ia menulis sesuatu disana menggunakan darah yang mengalir di telunjuknya, yang sebelum nya ia tusuk dengan nald yang ia simpan di kantongnya.
Dea begegas keluar dan memesan tiket ke Jkt malam ini juga. dengan sisa penumpang yang ada Dea duduk di samping jendela kereta. angin malam mulai menembus kulitnya yang hanya menggunakan baju yang terjahit dari bahan katun tersebut.
seorang ibu tua merasa iba melihat Dea yang mulai terlihat kedinginan. lalu ia berinisiatif untuk menawarkan sarung miliknya yang satu lagi.
"ini neng". ucap ibu tua seraya memberinya sebuah sarung agar di pakai untuk menyelimuti tubuh Dea yang mulai terlihat kurusan.
Dea menganggukkan kepalanya dan mengambil sarung yang bercorak garis garis tersebut. Dea menyarungi seluruh tubuhnya dan meringkuk di sudut bangku kereta tersebut. ia memejamkan matanya sejenak dengan telinga yang masih mendengar suara deru mesin kereta.
paginya...
Dea tiba di Jkt. setelah mengembalikan sarung milik ibu tersebut, dan mengucapkan terimakasih padanya. Dea bergegas ke luar dari stasiun dan langsung masuk ke sebuah taxi agar mengantarnya ke apartemen rahasianya. yang berada di kawasan pinggiran kota yang masih diselimuti hutan.
"aduh neng. itu kejauhan mah. udah masuk itungan di luar kota neng". protes supir taxi tersebut.
tanpa banyak bicara. Dea menyerahkan uang yang tersisa di kantongnya agar supir taxi tersebut mau mengantarnya.
supir taxi tersebut melihat uang yang dalam jumlah banyak di pagi buta. langsung bergegas semangat menjalankan taxinya.
"mimpi apa gue semalem. dapat rezeki nomplok pagi pagi begini". bathinnya seraya menyunggingkan senyum.
...----------------...
sementara di rumah sakit jiwa terjadi kepanikan luar biasa melihat seorang perawat dan beberapa sekuriti terlelap tidur. Dr. Yudi yang tau kejadian tersebut di sebabkan oleh seseorang langsung menelpon Justin pada saat itu juga.
di kantor KBC pusat...
Justin sedang bersiap meeting dengan seorang investor baru. setelah insiden sebulan yang lalu. mau tak mau Justin harus bisa mengembalikan kepercayaan konsumen dan pemilik saham agar perusahaan yang ia bangun dengan susah payah bisa terus bertahan.
bahkan uang milyaran yang telah ia keluarkan untuk mengganti kerugian konsumen karna di sebabkan oleh produk nya pun tidak masalah baginya. asalkan konsumen tetap yang telah lama menggunakan Produk nya dapat memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang di lakukan oleh istri gilanya itu.
bunyi dering ponsel Justin mengalihkan pikirannya. ia melihat nama panggilan dari Dokter yang merawat istri yang terpaksa dinikahinya.
"ya". sapa Justin singkat seraya membereskan berkas yang berserakan di meja kerjanya.
ia mendengar suara kepanikan dari seberang telponnya hingga Akhir nya.
"what?! ". she is runaway". how can? ". sahut Justin panik.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
akhirnya Dea berhasil kabur. tunggu di next chapter ya.
jangan lupa like, vote n komennya. dan juga share linknya ya
please dong reader sayang....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Liling Sarungallo
kaburrr yuk 😃🥰
2023-05-25
4
Krupuk Cocol Sambel
"Kok bisa?" Atau "Gimana bisa?" itu bahasa inggrisnya yg bener "How come?" ya, bukan "How can?" ^_^
coba check aja.
Semangat ya kak!
2023-05-25
1
Senajudifa
kabur yg jauh y
2022-06-16
1