Sepasang pengantin baru tengah menikmati hari hari bahagianya, Honey moon, Sedangkan di negara asal keduanya, Nampak Aditya yang tengah bersusah payah membujuk sang istri untuk makan, Karena kehamilan pertamanya itu, Ifa sampai sampai setiap memaksa makan, Malah muntah, Yang tersisa dan tertelan pun malah ikut muntah keluar semuanya,
"Bby...jangan paksa lagi...sungguh aku tak kuat bby..." Ucap ifa sampai air mata berlinang tak tahu lagi harus bilang apa pada suaminya.
"Tapi sayang...gimana nasip anak kita yang ada di kandunganmu sayang? kalau ibunya saja muntah terus gini?" Ucap Aditya yang sudah merasa putus asa, Apa lagi ifa, Ia benar benar tidak tahu lagi harus berbuat apa lagi, Situasinya memang seperti demikian.
Sampai bunda pun di buat kalang kabut oleh kehamilan menantunya itu,
"Sayang...gimana kalau istri kamu kita bawa ke rumah sakit saja? biar dapat cairan infus...kasihan nak...udah lemes gitu," Ucap bunda dengan saranya. Dan Aditya pun turut menyetujui apa yang bundanya usulkan.
"Sayang...aku bawa ke rumah sakit ya...aku nggak tega kamu lemas kayak gini...kasihan anak kita sayang...kalau kamu nggak mau dan bersikukuh seperti itu." Ucap Aditya yang sudah mulai mengemas semua barang barang yang istrinya perlukan saat di rumah sakit.
"Akh...bby...aku takut jarum suntik...aku beneran takut..." Ucap ifa yang tumben begitu egoisnya, Mungkin karena hormon kehamilan yang mempengaruhinya, Seseorang yang seperti ifa, Yang mulanya begitu pengertian dan perhatian malah menjadi ketakutan seperti itu karena jarum suntik.
"Nanti nggak usah lihat sayang...peluk aku aja," Ucap Aditya yang membuat sang istri meraih tanganya dan menggenggamnya, Sebenarnya Aditya merasa kasihan dan iba pada istrinya, Namun demi kebaikanya dan calon anaknya, Aditya harus tega, Dan itu sudah ia pastikan.
Hingga pagi itu, Aditya mengantar sang istri yang di temani bundanya untuk ke rumah sakit bersalin, Dimana ia akan rawat inap untuk memulihkan kondisi istrinya.
Sedangkan di tempat Arga dan Nindi, Keduanya sudah bersiap siap akan jalan jalan, Dimana Nindi terlihat begitu senang dan ceria, Namun Arga sedikit manyun saja, Pasalnya ia ingin masih berlama lama dengan sang istri, Namun Nindi lebih memilih untuk jalan jalan saja.
Keduanya turun dari mobil yang sudah di parkir terlebih dahulu, Menyusuri jalanan dengan banyak pohon sakura yang membentuk terowongan, Nampak Nindi begitu antusias mengambil beberapa gambar selfi, Keduanya pun menikmati jalan jalanya hari itu, Serta berkuliner ria di sepanjang jalan yang khusus menjual jajanan khas tempat yang Arga serta Nindi kunjungi, Hingga hari berganti gelap dan waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Nampak Arga dan Nindi menikmati suasana malam yang kian makin romantis, Suasana terang dari banyaknya kerlap kerlip lampu di sepanjang jalanan dengan kanan kiri pepohonan bunga sakura yang begitu indah bermekaran, Begitu terang karena lampu lampu terang yang menghiasinya.
Arga dan Nindi sesaat menatap tempat duduk di bawah pohon sakura, Yang ternyata baru kosong, Dan dengan segera Arga berlari secepatnya saat sudah memberi kode pada sang istri, Agar ia mendapatkan kursi kosong tersebut, Karena malam itu lumayan ramai pengunjung, Apa lagi para pasangan muda mudi yang sengaja menikmati malam tersebut disana.
Sampai...Arga mendapatkan kursi tersebut, Namun di sampingnya pun bersamaan seorang gadis yang ikut menduduki kursi tersebut disana, Ternyata gadis itu pun sudah mengincar kursi taman tersebut.
"Akh...maaf..." Ucap Arga sembari menyunggingkan senyumnya, Ia pun beranjak berdiri dari kursinya dan seperti tengah merelakan kursi tersebut pada sang gadis yang sudah ikut duduk disana.
Arga segera menghampiri sang istri yang tengah berjalan mendekat ke arahnya dengan beberapa bungkus jajanan di tanganya.
"Akh...sayang...maafin papa ya...papa nggak bisa dapatkan kursi itu buatmu dan mama kamu nak...ayo jalan lagi ya...nanti papa pasti carikan lagi di depan sana sayang..." Ucap Arga sembari berlagak mengelus perut sang istri dan kepalanya yang sedikit menempel di perut Nindi, Hingga Nindi mematung melongo menatap sang suami dengan tanda tanyanya, Namun Nindi yang begitu polos itu pun tidak tahu apa yang sebenarnya sang suami lakukan, Hingga ia akan bertanya pada sang suami, Namun sebelum mulutnya berucap, Si gadis sudah beranjak dari sana dan mendekat ke arahnya,
"Wah...maaf kak...saya nggak tahu kak kalau kakaknya lagi hamil...silahkan kakak saja yang nempati, Saya akan mencari tempat yang lain lagi kak..." Ucap si gadis dan lalu pergi dengan pasanganya setelah Arga menyunggingkan senyum dan mengangguk.
"Astaga Arga Sanjaya...ya ampun...aku beneran nggak tahu ide apa aja yang ada di kepala kamu sayang...aku nggak bisa bayangkan...tapi...sejak kapan aku hamil? kamu kelewatan deh sayang..." Ucap Nindi sembari mengikuti sang suami yang tengah menarik jemari tanganya untuk segera menempati tempat duduk kosong itu.
"Bentar lagi juga aku bikin hamil sayang...tunggu tanggal mainya aja...nggak usah buru buru...nikmatin malam pengantin aja barusan...masak udah mau mikir cepetan jadinya sih sayang...aku nggak bakal ijinin..." Ucap Arga yang sudah duduk disana dan mengambil beberapa bungkusan jajanan di tangan sang istri dan mulai membukanya, Keduanya menikmati malam yang cerah dan romantis, Melihat begitu banyak pasangan yang tengah bergandengan berlalu lalang perlahan melewati jalan di depanya, Hingga hampir pukul sebelas malam waktu setempat keduanya memutuskan untuk pulang ke kamar hotelnya.
Perjalanan lumayan singkat, Karena sudah ada supir yang setia mengantarkan perjalanan Arga dan Nindi ke tempat tempat yang di inginkan, Hingga keduanya sampai di hotel tempatnya menginap.
"Sayang...beneran nggak makan malam? beneran udah kenyang sayang?" Tanya Arga pada sang istri selama di dalam lift yang membawanya menuju ke depan kamar hotelnya.
"Beneran udah kenyang sayang...kamu aja beli jajananya tadi banyak banget...apa lagi sosisnya tuh...tadi gede banget sayang...sampai nggak habis kan aku...udah nggak muat nih perut kalau di beri isi tambahan lagi sayang..." Ucap Nindi dengan senyum manisnya, Dan membuat Arga gemas di buatnya.
"Oke...baiklah...cukup menyingkat waktu sayang...nggak perlu lama lama lagi kan? langsung aja nanti...nggak perlu tambahan waktu yang terbuang untuk makan malam." Ucap Arga dengan senangnya, Namun Nindi benar benar tidak tahu maksud apa yang tersembunyi di otak suaminya.
Hingga sampailah keduanya ke kamar hotel yang di tempatinya, Terlihat seprei rajang yang sempat Nindi tatap sedikit noda darahnya itu tidak ada di sana, Seprei sudah
berganti yang baru.
"Sayang...sepreinya sudah di ganti? kok nggak kasih tahu sih?" Tanya Nindi dengan dengusan kesalnya, Ia merasa sedih saat itu, Ia berpikir sang suami perlu melihatnya, Dan Nindi sangat kecewa saat menurutnya Arga tidak tahu akan hal itu, Nindi sedih...ia takut Arga tidak percaya padanya, Satu satunya tandanya sudah tidak ada di sana.
Hingga tanpa terasa air mata berlinang membasahi pipinya yang tengah duduk di tepian ranjang, Dan membuat Arga tidak mengerti apa maksud sang istri hingga melinangkan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Yuni Verro
uwa mewek dong
2022-01-14
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
jngn lebey Nindy
2021-04-19
0
siti homsatun
jangan hamil dulu Nindi ,nikmatin dulu bulan madunya😀😀😀😀..
2021-02-24
0