Di pagi yang dingin Velove bangun dari mimpinya. Rencananya di akhir tahun ini dia akan menghabiskan waktu di London. Ya, dia meminta waktu 2 minggu pada manager Bar tempat ia berkerja.
Hari ini adalah hari terakhirnya untuk masuk kerja dan mendapat shift pagi, karena besoknya dia harus segera berangkat ke London. Tiap hari Velove melakukan semua aktivitas yang sama. Bekerja, pulang, tidur, berkerja lagi dan seperti itu terus sepanjang hari.
'Stay strong Love. Setelah ini berakhir hidupmu akan lebih berwarna,' gumamnya.
Dia beranjak dari ranjang untuk cuci muka dan sikat gigi. Setelah itu dia berganti baju tebal karena di luar cuacanya sangat dingin.
Akhir- akhir ini Velove sering sekali menolak semua job yang mencarinya. Dia mau fokus dalam masalahnya dulu.
Udara pagi hari yang dingin membuat Velove menyembunyikan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Dia berjalan kaki menuju ke Boar's Head Bar. Kurang lebih 30 menit berjalan, sampailah Velove di Bar.
"Good Morning," sapa Velove ke managernya.
"Morning baby. Semangat sekali kamu hari ini," seru sang Manager.
"Yeah besok aku akan bersenang-senang. Sangatlah bosan setiap hari harus bertemu denganmu disini," sindir Velove sedikit menggoda.
"I will miss you dear."
"Stop beromong kosong, karena kamu adalah kakakku. Jadi janganlah terus merayuku. Okey!"
"Okey just kidding. Tadi pagi ada dua orang yang mencarimu, Love."
"Siapa?" tanya Velove penasaran.
"I dont know! Mungkin mereka membutuhkan jasamu," sahut sang manager.
"Terus kamu bilang apa sama mereka?"
"Aku bilang kamu pergi ke London dan mereka langsung pergi."
"Jawaban yang bagus," ucap Velove sambil menata minuman yang ada di Bar.
Setelah siang hari, Velove selesai dengan pekerjaannya. Dia pun segera pulang karena harus persiapan dengan perjalanannya ke London "Will aku pergi dulu. Jangan merindukanku okey!" seru Velove kepada managerya.
"Sialan kamu Love. Hati-hati jaga dirimu dengan baik."
Velove membalas ucapan Will hanya dengan lambaian tangannya. Jadwal penerbangannya adalah malam hari. Jadi besok pagi dia sudah berada di London.
Meskipun Velove akan melakukan perjalanan jauh tapi dia tetap santai dalam banyak hal. Dia tidak perlu membawa banyak barang, karena ia berpikir bisa membelinya di London nanti.
Di usianya yang baru 22 tahun Velove sudah mempunyai tabungan yang cukup banyak. Semua itu dia dapat dengan mengandalkan kecerdasannya menjadi Hacker. Orang menamainya dengan sebutan BLACK HAT HACKER. Karena kemampuan Velove menghancurkan sistem data lawan-lawannya dengan rapi dan tanpa ketahuan.
Setelah sampai di rumah dia merebahkan tubuhnya sebentar di ranjang. Pandangan matanya menjurus ke arah langit-langit. Seumur hidup dia tidak pernah merasakan kebahagiaan. Hidup yang keras melatihnya untuk menjadi wanita yang keras dan juga jarang tersenyum.
Sekali ada orang yang membuatnya tersenyum namun orang itu justru menghilangkan semua senyum di hatinya. Velove tipe wanita pendendam dia akan selalu mengingat siapapun orang yang menyakitinya. Dia juga belum pernah merasakan jatuh cinta. Velove hanya merasakan cinta dari sang ayah.
'Masa bodoh dengan semua itu. Selalu happy Love. Hidupmu adalah milikmu,' gumamnya dalam hati.
Velove bangkit dari ranjang dan mengambil ransel di lemari. Dia mengambil beberapa set baju dan yang paling penting adalah laptop andalannya. Setiap hari Velove tidak bisa jauh dari benda pipih itu.
Dia searching di internet tempat mana saja yang harus di kunjungi dalam waktu 2 minggu. Dia mengscroll ponselnya dari atas ke bawah. Velove juga sudah memboking hotel lewat online agar sesampainya di London nanti dia sudah mempunyai tempat untuk tinggal.
...----------------...
Di lain tempat ada seorang pria yang juga bersiap-siap untuk pergi berlibur. Dia adalah Max Anderson Glover seorang pria berkebangsaan Jerman ini adalah pengusaha sukses dan juga menjabat sebagai ketua mafia di klan Black Pearl.
"Daddy apakah natal ini aku akan sendirian lagi." Suara anak kecil membuyarkan lamunan Max.
"Hai Honey, sini-sini sama daddy."
Ya, Max sudah mempunyai seorang putri yang cantik dan pintar. Namun nasib tragis menimpa sang istri. Max kehilangan istrinya di saat Felicia masih bayi.
Istri Max dibunuh oleh musuh sesama dari klan mafia. Hingga sampai saat ini Max belum bisa mengalahkan musuhnya itu. Dendam Max semakin dalam seiring berjalannya waktu.
"Sorry, honey! Daddy ada bisnis di London dan tidak bisa ditunda. Daddy janji setelah urusan semua selesai daddy akan kembali untukmu," ucap Max kepada putrinya.
"Promised," sahut Felicia sambil memberikan jari kelingking pada daddy-nya.
"Yeah Promised." Max juga menautkan jari kelingkingnya bersama dengan Felicia.
"Daddy kapan berangkat?"
"Nanti malam honey."
"Kamu mau oleh-oleh apa hem?" tanya Max.
"Felicia tidak mau apa-apa daddy, aku hanya ingin daddy cepat kembali."
"Baiklah Felicia ku, daddy akan secepatnya kembali."
"Kamu jadi pergi malam ini Max?" tanya seorang wanita di belakang Max. Dia adalah nyonya Glover ibu Max.
"Ya mom tahun kemarin aku tidak pergi ke London. Aku sangat merindukan tempat itu," jawab Max dengan nada sedih.
Bagi Max London adalah tempat paling indah di dunia, karena pertama kali dia bertemu dengan istri tercintanya ketika di London. Setiap dia ingin mengenang kematian sang istri, Max selalu pergi ke London untuk menenangkan hati. Sampai saat ini belum ada wanita yang bisa menggantikan posisi sang istri di hatinya.
"Kamu harus tetap waspada Max. Musuhmu bisa menyerangmu kapan saja," sahut Nyonya Glover memperingatkan Max.
"Tidak usah khawatir Mom. Max bisa jaga diri dengan baik."
"Iya, Mommy percaya sama kamu. Felicia ayo ikut grandma." Nyonya Glover membawa cucunya keluar dari kamar Max. Dia tahu kalau putranya itu sedang bersedih.
Setelah mempersiapkan semuanya, Max pergi ke markas besar untuk mengarahkan semua anak buahnya ketika dia sedang tidak berada di tempat nanti.
Max mempunyai banyak pengikut yang setia. Meskipun kelihatan kejam namun, Max adalah sesosok Bos yang sangat bertanggung jawab. Dia juga mempunyai 2 pengikut yang sangat dia percayai yaitu Luis dan Marvin.
Pengikutnya itu selalu ikut dalam setiap perjalanannya. Bahkan ketika Max terpuruk karena kematian sang istri Luis dan Marvin selalu di sampingnya menjadi sahabat sekaligus asisten yang baik.
Max tiba di markas besar. Semua anak buahnya menundukkan kepala memberi hormat kepada sang ketua. Tampak Luis mengahampiri tuannya.
"Semuanya sudah siap Tuan," ucap Luis pada Max.
"Kerja bagus Luis. Aku akan bersenang-senang dulu sebelum pergi, dimana mereka?" tanya Max sembari membuka kancing kemeja yang di kenakannya.
"Mereka ada di ruang bawah tanah Tuan." jawab Luis.
Max sangat benci dengan penghianat. Hari ini Luis menemukan dua orang penghianat di klan mereka. Dua penghianat itu selalu menginformasikan apa yang terjadi di klan Black Pearl. Bahkan rencana Max ke London pun sudah tersebar dengan cepat.
Jadi Max tidak akan berbasa-basi lagi, dengan cepat Max menghabisi dua penghianat itu. Max sangat kejam jika jiwa iblisnya muncul. Max keluar dari ruang bawah tanah dengan tubuh yang penuh dengan percikan darah.
"Siapkan baju ganti untukku Luis," ucap Max sambil meneguk segelas wine di tangannya.
"Baik tuan tunggu sebentar." Luis pergi mengambilkan baju ganti untuk Max.
"Ini tuan bajunya."
"Oh ya Luis kamu sudah mempersiapkan semua keperluanku di London?"
"Sudah tuan dari hotel dan kendaraan semua sudah siap."
"Thanks Luis."
"Sudah tugas saya tuan," ucap Luis sambil menundukkan kepalanya.
Max pun segera berganti baju. Setelah itu dia pergi menuju ke suatu tempat yaitu Bar. Setiap selesai melakukan aksinya Max selalu pergi ke Bar untuk menghibur diri.
...JIKA SUKA DENGAN CERITAKU LIKE KOMEN N FAVORITNYA YA DEARS EMKOISAI😍😍😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nurmali Pilliang
lanjuuut
2022-05-07
1
Akilla
wah'-'
2022-05-04
2
Lee
Masih nyicil ya q kak othor...
2022-04-05
3