Velove dan Max berjalan beriringan menuju keluar gereja. Mereka mencari tempat yang aman jika orang-orang itu melakukan penyerangan, dan ternyata benar sekelompok orang tadi mengejarnya
"Kamu kenal dengan mereka?" tanya Velove kepada Max.
"Mungkin salah satu musuhku," jawab Max santai.
Mereka berdua terus berlari menjauh dari sekelompok orang itu. Mereka akhirnya berhenti juga setelah ada orang lain yang menghadang di depannya.
"****! kita masuk dalam jebakan mereka," umpat Velove.
"Menyerah lah Max, kamu akan kalah hari ini" ucap Leo. Dia adalah tangan kanan dari klan mafia DRAGON EMPIRE.
"Sungguh percaya diri sekali kamu hari ini. Aku akan meladeni kalian semua disini," jawab Max lantang.
"Kamu lebih baik pergi dari sini, karena aku tidak mau kamu celaka." Max menyuruh Velove untuk pergi.
"What? kamu meremehkan ku? karena aku sudah memutuskan untuk have fun hari ini. Maka anggap saja kamu beruntung bertemu dengan ku Max. Ayo kita lawan mereka," sahut Velove percaya diri.
Max bertanya-tanya dalam hati, 'Siapa wanita ini, kenapa sangat berani sekali. Dia tidak tahu siapa lawannya sekarang.'
"Apakah sudah berundingnya, mau kabur atau menyerah? pilihan ada di tangan kalian," seru Leo dengan remeh.
"Serang." Leo menyuruh anak buahnya untuk menyerang Max dan Velove.
"Wow, ayo kita menggila Max! sudah lama aku tidak melatih otot ku ini," seru Velove membuat Max semakin tidak percaya.
"Buggh! Bughh! Bugghh!" Baku hantam pun terjadi. Anak buah Leo berjumlah sangat banyak. Hal itu membuat sulit Velove dan juga Max.
"Kamu jago beladiri juga ternyata. Maka dari itu sikapmu sangat sombong dan liar," sindir Max kepada Velove.
Max dan Velove terkepung, mereka berdiri dengan saling membelakangi. Saling waspada satu sama lain.
"Kita tidak bisa bertahan seperti ini terus karena kita kalah jumlah," ucap Velove kepada Max.
"Kamu ada mobil?" tanya Velove.
"Ada, aku memarkirkannya di sana," jawab Max.
"Good, kita alihkan mereka semua. Kita berlari ke arah sana, karena di situ ada sebuah tembok yang bisa di panjat. Kita bisa kabur lewat tembok itu dan menuju ke mobilmu.l," ucap Velove yakin.
"Boleh juga idemu. Aku akan berhitung, dalam hitungan ke tiga kita kabur dan lari. One, two, three. Go!" Max berlari sambil menggandeng tangan Velove.
"Wow, ini sangat mengasyikkan sekali," seru Velove.
"Kamu adalah wanita teraneh yang pertama kali ku temui," ucap Max dengan terus berlari.
"Oh ya menurutmu aku ini aneh?"
"Yeah, sangat aneh," jawab Max heran
Max dan Velove terus berlari. Anak buah Leo mengejar dari belakang. Sampailah Max dan Velove ke sebuah jalan buntu.
"Kamu yakin kita bisa kabur lewat sini?" tanya Max ragu.
"Kenapa? kamu meragukan ideku? Sekarang angkat badanku! aku akan memanjat ke atas, setelah sampai nanti giliranku menarik tanganmu untuk naik," jelas Velove dengan sangat yakin.
"Baiklah." Max mulai mengangkat badan Velove. Dia mencengkram pinggang ramping gadis yang baru di kenalnya itu, dan mengangkatnya ke atas. Setelah Velove sampai di atas, gilirannya menarik tangan Max agar bisa melewati tembok tinggi itu.
"Good job Max. Hahaha bagaimana lancar bukan?" Velove tersenyum dan mengerlingkan matanya ke arah Max.
"Dimana mobilmu Max?" tanya Velove sambil melihat ke sekeliling.
"Disana." Max menunjukkan mobil sportnya yang terparkir di seberang jalan.
"Oh God! mobilmu keren juga. Mana remotenya biarkan aku yang menyetir. Ayo kita balapan," seru Velove dengan semangat.
Velove sangat menyukai tipe mobil sport. Seperti punya Max ini termasuk dalam daftar mobil favoritnya. Mobil merk MC LAREN tipe 720s ini sangat menakjubkan.
"Kamu bisa membawa mobilku?" tanya Max sedikit meragukan kemampuan Velove.
"Akan aku tunjukkan kehebatanku padamu Max. Aku pastikan kamu akan tercengang melihat ku."
Max semakin penasaran dengan wanita yang di sampingnya sekarang ini. Velove pun segera masuk ke dalam mobil, dengan segala pesona yang dimilikinya ia mengendarai mobil sport itu. Max tiada henti memandangi Velove yang sedang fokus pada kemudinya.
"Apa kamu minta dipukul Max?" seru Velove dengan kasar.
Suara Velove membuyarkan lamunan Max."Why?" tanya Max.
"Matamu itu sungguh tidak sopan dari tadi memandangiku terus," sahut Velove dengan sangat ketus.
"Aku hanya penasaran denganmu. Siapa kamu sebenarnya? kenapa begitu hebat? Apa kamu juga anggota klan mafia?" Max mencerca Velove dengan banyak pertanyaan.
"Shut up! Kamu pria sungguh cerewet sekali hahahha!" ucap Velove lalu tergelak dengan senangnya.
'****, bar-bar sekali wanita ini tapi sangat menarik,' pikir Max dalam hati. Lalu, dia kembali diam dengan banyak pertanyaan yang tersimpan di kepalanya.
"Lihat, ada yang mengejar kita dari belakang," seru Velove.
"Mereka tidak akan menyerah begitu saja," sahut Max.
"Thats right, aku akan menunjukkan kearogananku pada kalian," gumam Velove di sertai gelak tawa. Dia begitu semangat sekali dengan kejadian ini.
"Kamu sepertinya sangat menikmati sekali masalah ini," tanya Max.
"Yeah sudah lama aku tidak pernah melakukan hal yang memacu adrenalin seperti ini," jawab Velove dengan santai.
"Wow, mereka bisa menyusulku. Berlari lah dengan kencang sayang," teriak Velove, kemudian dia menambah kecepatan mobilnya.
"****! Siapa wanita yang bersama si bajing@n Max itu. Sepertinya bukan wanita biasa," ucap Leo dengan sangat geram.
"Dor! Dor! Dor!" terdengar suara tembakan dari belakang. Ternyata anak buah Leo lah yang menembaki ke arah mobil Max.
"Sial, mereka bermain dengan kasar sama kita Max. Kamu memiliki senjata api atau tidak? Mustahil sekali jika pria sekelas dirimu tidak membawa senjata penting itu?" ucap Velove dengan penuh selidik.
Max tidak menyangka kalau gadis yang ada di sampingnya itu menebak secara benar. "Kamu genius sekali bisa tahu tentang semua itu," jawab Max dengan mengeluarkan senjata api dari dasbor mobil.
"Kamu masih meremehkanku Max, cepatlah aku sudah tidak sabar untuk memberi pelajaran pada mereka semua," seru Velove dengan tidak sabar.
Max masih memegang senjata api yang sangat berbahaya itu. Dia belum yakin untuk memberikannya pada Velove.
"Max aku punya rencana. Kamu ambil alih kemudi ini, kemudian aku yang akan memainkan senjata apimu. Kita beraksi di tikungan depan sana. Nanti, kamu melakukan late braking agar aku bisa melancarkan aksiku."
"Amazing, bahkan kamu tahu istilah dalam balapan. Oke! aku tidak akan meremehkanmu lagi beraksilah dan ambil senjata ini," kata Max memberikan senjatanya.
"Jika aku berhasil menghentikan mereka. Kamu harus membayarku mahal untuk semua ini Max," seru Velove.
"Aku akan mengabulkan berapa pun yang kamu minta, tidak masalah bagiku," jawab Max. Dia terus menatap wajah cantik Velove.
Velove segera beralih dan memberikan kemudinya pada Max.
"Wow Max, are you really? aku tidak percaya kamu mempunyai senjata langka ini," seru Velove sangat kagum dengan benda yang ada ditangannya.
Velove memegang senjata yang sudah langka digunakan. Senjata api jenis COLT 1911 ini hampir hilang di rancah militer.
"Senjata ini sudah langka Max. Ini buatan Amerika . Kamu hebat bisa mempunyai senjata ini," jelasnya pada Max.
"Hemm, dan kamu juga wanita pertama yang menggunakan senjata itu," sahut Max. Dia fokus mengemudi.
"Ayo kita mulai Max, tikungan sudah ada di depan biarkan mereka menyalip kita sekarang." Velove memberi arahan kepada Max.
Mobil yang di kendarai Leo dengan cepat menyalip mobil yang di kemudikan Max.
"Kena kalian! Cepat Late Braking Max, dan turunkan kaca mobilmu. ****! aku tidak bisa beraksi dengan menggunakan jaket ini," umpat Velove sembari melepaskan hodienya dan melemparkannya ke belakang.
"Dor! Dor! Dor! Ciiitttttttt! ciiitttt! Bruaakkkkkk!" tiga tembakan dari Velove mengenai ban mobil yang di kendarai Leo, kemudian mobil itu oleng dan menabrak pembatas jalan.
"Sial! bagaimana bisa kita di kalahkan oleh seorang gadis," umpat Leo penuh amarah.
Max hanya bisa menganga takjub melihat gadis di sebelahnya itu beraksi sangat rapi dan hebat. Bentuk tubuh yang seksi dan beberapa lukisan tato yang indah terpampang di sana.
"Wow, kita menang Max. Hahaha." Velove tertawa lepas. Baru kali ini dia bisa tertawa lepas seperti itu.
"Jangan tatap aku dengan tatapan m3sum mu itu Max. Aku bisa saja menghajarmu di sini," umpat Velove sedikit kesal.
"Yeah, aku tahu dan tidak akan berani macam-macam," sahut Max kembali fokus pada kemudinya.
Setelah Velove memenangkan perkelahian itu, Max membawanya menjauh dari kawasan tersebut. Bisa saja anak buah dari DRAGON EMPIRE akan mencarinya lagi, karena mereka tidak menyerah begitu saja.
**HAI READERS MASIH PENASARAN DENGAN VISUAL NYA BABANG TAMVAN MAX LIHAT DI EPS SELANJUT NYA NANTI YA.
AKU CUMA MAU NGASIH TAU KALAU JEMPOL KALIAN NGGAK AKAN SAKIT KALAU PENCET TOMBOL LIKE N FAVORITNYA DEARS. EMKOISAAII😍😍😘😘😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Darma Yanti
suka sm ceritanya, cewek pemberani 👍🥰
2025-02-28
0
Shinta Dewiana
the love love deh thor..aku syuka karyamu...
2023-05-10
0
imas elis
pnggemar cwek pembrani haa ceritanya saya suka
2022-06-01
0