Max terus melajukan mobilnya, membawa Velove pergi dari kawasan itu menuju tempat yang aman. Bisa saja anak buah Leo mencari masalah setelah mereka mengetahui kalau Max bersama dengan gadis yang berbahaya.
"Kita mau kemana Max?" tanya Velove.
"Ke tempat yang aman. Kita tidak mungkin kembali ke hotel itu lagi. Terlalu berbahaya buatmu."
"Apa kamu sedang mengkhawatirkan ku Max? Oh, rasanya sangat haus sekali, tolong belikan aku sesuatu Max," ucap Velove sambil menengok ke sekitar jalan.
"Baiklah kita berhenti disini dulu, aku akan keluar membelikan minuman untukmu," ucap Max. Setelah itu, dia keluar dari mobil dan berjalan menuju ke sebuah shop yang menjual beraneka macam minuman. Max mengambil sekaleng soft drink dan sebotol bir. Setelah membayar Max kembali menuju ke mobilnya.
Velove yang melihat Max membawa minuman pun keluar dan dia duduk di depan kap mobil. Lalu, Max memberikan minuman yang dibelinya untuk Velove. "Ini minumanmu," ucap Max.
Velove yang sudah kehausan langsung membuka kaleng soft drink nya. Lalu, Max juga meminum birnya.
Tiba-tiba Velove menyambar bir yang sedang di minum oleh Max. "Sini minuman mu, minumanku tidak enak," ucap Velove meminum bir yang sudah di minum oleh Max.
Max lagi-lagi dibuat kaget oleh sikap Velove. "Apa kamu selalu bersikap bar-bar seperti ini pada semua orang?" tanya Max penasaran.
"No. Aku sebenarnya itu gadis yang pendiam. Tidak suka banyak bicara, juga tidak suka basa-basi dan sangat pendendam," jawab Velove dengan santai.
"Tapi, kenapa kenyataannya tidak seperti yang kamu bicarakan?" sahut Max menyelidik.
"Aku seperti ini kepada orang yang cocok saja. Maka dari itu, aku bilang kalau kamu itu lagi beruntung karena bisa menarik perhatianku." Velove menjawab dengan meminum habis bir tadi.
"Siapa namamu?" tanya Max.
"Apakah sebuah nama itu sangat penting bagimu, Max?"
"Yeah dengan nama aku bisa memanggilmu dengan baik."
"Panggil aku sesukamu Max, bagiku nama tidaklah penting."
"Kamu sedang menyembunyikan identitasmu?"
"Kalau iya kenapa?" jawab Velove santai.
"Aku akan cari tau sendiri," sahut Max dengan nada kesal.
"Hahahaha, Max kamu aneh. Cari tahu saja sampai ketemu, itu tantangan ku untukmu Max. Ayo kita pergi antar aku kembali ke hotel," ajak Velove beranjak dan masuk ke dalam mobil.
"No, aku tidak akan mengantarmu kembali ke hotel itu lagi Love. Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan Love?" tanya Max sambil menghadap gadis yang ada di sampingnya.
"Kenapa kamu memanggilku Love?" tanya Velove tak percaya.
"Karena aku melihat banyak tato berbentuk Love di tubuhmu," jawab Max.
"Terserah," ucap Velove cuek.
'Namaku memang Love bodoh. Entah kenapa aku jadi nyaman berada di samping pria ini. Apakah dia pria yang dikirimkan tuhan untuk ku,' batin Velove.
"Tinggallah bersamaku Love, bukankah kamu meminta bayaran tadi?"
"Iya apa kamu mau membayarnya?"
"Kamu minta berapa Love? satu juta dolar, dua juta dollar, atau sepuluh juta dollar?"
"Apa kamu sedang mempermainkan ku Max?
"Aku bersungguh-sungguh Love kamu bilang saja butuh berapa?"
"Oke Fine, lima juta dollar, Deal?"
"Baiklah tulis rekeningmu disini aku akan transfer sekarang." Max memberikan ponselnya kepada Velove.
Velove menuliskan nomor rekening nya di ponsel Max. Dan dengan cepat Max mentransfer uang sepuluh juta dollar ke rekening Velove.
Seketika ponsel Velove berdenting, sebuah notifikasi masuk. "What? Max kamu transfer aku sepuluh juta dollar?"
"Itu bonus buatmu Love. Ayo kita cari penginapan. Sebelum hari gelap." Max berdiri kembali ke dalam mobil dan Velove mengikutinya dari belakang.
"Ini malam natal Max. Aku ingin melihat acara malam natal disini."
"Baiklah, setelah kita dapat penginapan aku ajak kamu keliling London Love. Aku akan temani liburanmu disini. Bersenang-senang lah," ucap Max dengan lembut. Sepertinya dia mulai tertarik kepada gadis itu.
Velove menuruti perkataan Max dia masuk ke dalam mobil dan mencari penginapan baru. Di dalam mobil Velove sibuk dengan laptopnya. Dia sedang menghilangkan jejak yang di tinggalkan tadi untuk menghindari pelacakan dari Dragon Empire.
Max yang penasaran menanyakan hal apa yang di lakukan Velove kenapa tampak serius sekali, "Kamu sedang apa Love serius sekali?"
"Bukan apa-apa, kamu fokus menyetir saja Max." Velove menjawab pertanyaan Max tanpa menoleh padanya.
"Kita menginap di daerah sini saja Love."
"Emm baiklah."
Max memilih menginap di Hotel di kota Manchester. Jaraknya agak jauh dari Hotel yang sebelumnya. Mereka berdua melakukan reservasi di resepsionis dan setelah mendapatkan card hotel Max dan Velove masuk ke dalam bersama.
"Apa kita tinggal satu ruangan Max?"
"Yeah kenapa kamu takut?"
"No. Kenapa harus takut, kalau pun kamu macam-macam aku bisa menghajarmu langsung," sahut Velove kasar.
Max hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Velove yang menurutnya sangat imut. Lalu mereka memasuki lift untuk menuju ke atas. Max memilih lantai paling atas karena ada roof topnya disana.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Love?"
Max bertanya karena dari tadi gadis yang ada di sampingnya itu tidak banyak bicara.
"Nothing, hanya memikirkan misiku yang belum terlaksana."
"Kamu mempunyai misi?" tanya Max penasaran.
"Yeah harusnya malam ini tapi gara-gara kamu aku membatalkannya."
Tak lama kemudian sampailah Max dan Velove ke kamar hotel nya. Mereka keluar dari lift lalu menempelkan cardnya ke pintu.
"Wow, indah sekali kamar ini Max," seru Velove penuh kekaguman.
"Sengaja aku pilih kamar ini khusus buatmu Love."
"What do you mean Max? Apa kamu sedang berusaha merayuku?"
Max mendekat memeluk Velove dari belakang sambil berbisik," Menurutmu?"
"I don't know," jawab Velove melepaskan pelukan Max. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang.
"Aku lapar Max."
"Aku tahu Love, tadi aku sudah memesan makanan untuk kita. Sebentar lagi pasti datang."
Tak lama kemudian terdengar suara bel pintu berbunyi. Max melangkah untuk membukakan pintu. Dan pelayan restauran masuk mendorong troli dengan banyak makanan. Di tambah beberapa paper bag berisi baju ganti.
"Aku sudah lapar sekali," seru Velove sambil mengelus perutnya.
"Makanlah dan ini baju ganti untukmu," ucap Max sambil menyiapkan semua makanan.
Velove membuka paper bag dari Max sambil mengembangkan senyum dan berkata, "Good! Kamu tahu seleraku Max."
"Apapun itu Love." Max sepertinya mulai tertarik pada pesona Velove. Bagaimana tidak jarang sekali ada wanita yang mempunyai banyak keahlian.
Sambil mengunyah makanannya Max terus memandangi gadis itu. Velove pun tahu kalau sedari tadi Max sedang memperhatikannya .
"Makanlah dengan baik Max atau aku colok matamu."
Max tersenyum dan berkata," Kejam sekali kamu Love."
"Aku memang kejam Max. Maka dari itu jangan jatuh hati padaku."
"Ternyata kamu sudah bisa menebak kalau aku jatuh hati padamu Love."
"Semua orang akan jatuh hati padaku Max, makanya aku selalu memakai masker jika aku pergi. Malas saja kalau tiba-tiba ada orang gila yang melihat wajahku."
"Yeah kamu memang seharusnya memakai masker Love."
Sore hari mereka lalui dengan makan bersama sambil berbincang. Max masih menyimpan banyak pertanyaan yang akan dia tanyakan pada Velove nanti.
"Nanti ajak aku jalan-jalan Max."
"Oke my Love dengan senang hati." Max dengan cepat mengiyakan permintaan Velove.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Nurmali Pilliang
lanjuuut Thoorr
2022-05-10
1
BudeAtin BundaMuzzha
cocok kyk nya Velove sama max❤️❤️🥰
2022-05-05
1
💮Aroe🌸
wah, jadi partner ni😋
2022-03-14
4