MELANJUTKAN MISI

Pagi hari tiba Velove yang masih terlelap di pelukan Max bangun dari mimpi indah nya. Pertempuran semalam membuatnya kehilangan tenaga. Sayup sayup Velove membuka matanya. Lengan kekar yang memeluk pinggang nya ia turun kan perlahan.

Velove yang bangun memandang pria tampan di sebelahnya. Tersungging senyum di bibirnya.

"Tampan, aku tidak menyangka kamulah yang mendapatkan ku Max." gumamnya dalam hati.

Velove pun beranjak dari tempat tidur. Namun di saat ia mau melangkahkan kakinya Velove sedikit meringis kesakitan. Ternyata efek pertempuran itu membuat pangkal paha nya bengkak.

"Shitt kamu keterlaluan Max, sampai membuat aku susah berjalan." umpatnya dalam hati.

Dengan pelan-pelan Velove berjalan. Ia harus menyelesaikan misi nya hari ini. Di dalam toilet Velove berdiri di depan cermin. Ia melihat sekujur tubuhnya penuh dengan tanda merah yang di ciptakan oleh Max semalam.

Velove bergidik ngeri jika mengingat betapa gagah nya Max ketika berada di atasnya.

"Stop Love. Calm down. Aku harus cepat sebelum Max bangun."

Velove dengan cepat membersihkan tubuhnya. Ia harus mengatur rencana untuk memberi pelajaran kepada Marcell. Setelah selesai Velove keluar dari toilet ia langsung memakai bajunya. Lalu ia membuka laptop nya melihat sebuah notif yang masuk. Ternyata mangsanya sedang berada di sekitar tempat nya sekarang.

"Kamu tidak akan bisa lari lagi pecundang." ucap Velove dengan senyuman menyeringai.

Velove berdiri memasukkan laptop ke dalam ransel nya tak lupa ia membawa belati kesayangan nya kenangan dari daddynya.

Velove mengambil remote mobil Max dan berkata. " Aku pergi dulu Max, pinjam dulu mobil mu ya."

Max masih tertidur sangat pulas. Sampai tidak menyadari kalau Velove pergi dari sampingnya. Velove keluar turun dari Lift menuju lobi dan selanjutnya menuju ke park area dimana mobil Max berada.

"Temani aku beraksi boy." seru Velove dengan mobil sport kesayangan nya itu.

Velove melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mobil sport mewah itu melenggang di jalanan yang masih sangat sepi. Velove berencana menuju ke sebuah bar yang berada di kota Manchester. Karena Marcell berada di sana.

Marcell mempunyai hobi berjudi, tidak hanya itu dia juga melakukan pekerjaan yang melanggar hukum. Namun hal itu tidak terdeteksi karena ia bekerja di bawah aliansi rahasia.

Di tempat lain.

Di dalam kamar hotel Max yang sudah bangun tangan nya meraba-raba kasurnya. Lalu dengan cepat ia bangun dan berteriak memanggil Velove.

"Love where are you honey? Max berteriak memanggil Velove.

Max membuka paksa matanya yang masih berat. Dia melihat sekeliling namun ia tak menemukan gadisnya. Max membuka selimutnya dan turun dari ranjang.

Dia tersenyum melihat ada noda merah di permukaan seprei putih itu. Dia mengingat duel nya semalam. Dan sesuatu yang diam mulai bereaksi.

"Shiitt kamu berdiri di saat yang tidak tepat junior." umpat Max dengan kesal.

Max mencari remote mobilnya.

"Pasti Velove lagi pergi, tapi kenapa dia tidak membangunkan ku. Menyebalkan. Awas saja nanti kalau pulang. Ku makan habis kamu Love."

...----------------...

Kurang lebih setengah jam Velove sampai di depan Bar. Tempat itu tampak ramai sekali. Banyak orang keluar masuk dari dalam bar. Velove pun segera masuk. Ia mencari sebuah tempat duduk dan memesan segelas koktail untuk menemani nya menonton pertunjukan.

Di dalam bar itu ada 3 buah meja biliard dan Marcell berada di salah satu meja tersebut. Ia sedang bermain judi dengan kelompoknya. Velove memperhatikan dengan seksama sambil menyesap minuman yang ada di depannya dengan santai.

Marcell dengan asyik nya bermain ia bahkan tidak sadar bahaya sedang mengancamnya.

"Puaskan dulu permainan mu Marcell. Sebentar lagi tamatlah riwayatmu."

"Come on, siapa lagi yang berani bermain dengan ku?" Ucap Marcell menantang pengunjung yang ada di situ.

"Aku yang akan melawan mu." teriak Velove sambil berjalan menuju hadapan Marcell.

Marcell yang mendengarnya pun syok. Seorang wanita yang menantangnya.

"Siapa kamu? beraninya kamu menantang aku." seru Marcell.

"Why, apa kamu takut melawan wanita?"

"Aku tidak pernah takut pada siapa pun, lihat saja nanti." ucap Marcell yakin.

"Oke. Kita mulai permainannya." ucap Velove mengawali permainan.

Velove sangat ahli dalam bermain biliard jadi mudah baginya untuk memenang kan permainan ini.

Marcell masih belum sadar siapa lawan nya saat ini. Karena Velove memakai sebuah masker yang menutupi wajahnya.

Dengan terampil Velove menggulirkan bola kecil itu dengan stik yang di bawanya. Velove tampak mempesona dengan tampilan badung nya. Sentuhan terakhir dan pletaakkk Velove memenangkan permainan.

"Im win you loser." Ucap Velove sambil mengacungkan jari tengah nya ke arah Marcell.

"Siapa kamu sebenarnya beraninya kamu mencari masalah denganku."

"Mau tau ikut denganku, Now." teriak Velove sambil menggebrak meja lalu pergi ke luar bar.

Marcell yang merasa di permalukan bersungut-sungut ingin sekali dia memberi pelajaran pada wanita yang ada di depan nya sekarang.

Velove mencari tempat yang sepi untuk melancarkan aksinya.

"Woyy stoped, apa maumu sebenarnya?" tanya Marcell.

"Look at me." jawab Velove dengan membuka masker hitam nya.

Marcell membelalakkan matanya dia syok melihat kekasihnya ada di di hadapan nya sekarang.

"Oh My God, baby kamu ada disini. Wahh kamu memberiku sebuah kejutan." ucap Marcell senang.

"Hmm, stopp don't hug me. Simpan dulu rasa senang mu itu. Fuu..ck you." umpat Velove kasar.

"Wait, What do you mean baby? ada apa denganmu?"

"Hahahha sampai kapan kamu mau berpura-pura Marcell?"

"Baby, ada apa ini aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu maksud?"

"Jangan membuat ku jijik Marcell. Aku sudah tau semuanya. Sekarang kamu mau mengakui nya sendiri atau aku yang mengungkapnya? pilihan ada di tangan mu sendiri. Pecundang." Velove menatap dengan tatapan membunuh pada Marcell.

"Apa yang kamu ketahui baby?" tanya Marcell.

"Kamu akan ma..tii jika aku menyebutkan nya satu persatu."

"Kamu pikir aku gadis yang bodoh yang bisa kamu tipu?"

"Hahahha sebelum kamu mengha..bisi ku aku akan melen..yapkan mu duluan baby."

"Hiyaaaaaa"

Marcell yang terpojok akhirnya menyerang Velove.

"Bug"

"Bug"

"Bug"

Velove menangkis serangan Marcell dengan mudah. Ia menggunakan seni bela diri nya untuk menghadapi Marcell. Marcell bukanlah lawan yang sulit untuk Velove. Jadi Velove bisa sedikit lebih tenang melawannya namun ia tetap harus waspada karena sesuatu yang buruk bisa terjadi kapan saja.

Satu tendangan berhasil memukul mundur Marcell.

"Duaaakkkkkggg."

"Aku terkejut baby, ternyata kamu bukan gadis sembarangan. Kenapa kamu menutupinya selama ini?"

"Aku berpura-pura bodoh hanya untuk membalas mu Marcell. Dan itu terjadi hari ini."

"Hahah kamu tidak akan bisa mengalahkan ku baby." Marcell tergelak dengan sombong nya.

"Berhenti memanggil ku dengan menjijikkan Bodoh. Aku muak dengan panggilan itu."

Marcell menyerang lagi kali ini ia membawa sebilah pisau. Namun Velove lagi-lagi bisa menangkis serangan itu walaupun sedikit kesusahan.

"Bug"

"Bug"

"Duaaakkkggg."

Marcell terpukul mundur lagi. Darah segar keluar di sudut bibirnya.

"Damn it, bagaimana bisa aku di kalahkan oleh seorang wanita." umpat Marcell dalam hati.

"Bagaimana masih belum mau mengakui kesalahanmu?"

"Hahaha aku penasaran sejak kapan kamu mengetahui segalanya baby?"

"Apa itu penting untuk sekarang ini? But, aku akan kasih tau kamu. Aku tau semuanya semenjak kamu meminta uang kepadaku bedebah."

"Mudah bagiku mencari semua tentangmu. Kartu As mu sudah ada di tangan ku." ucap Velove dengan senyuman licik nya.

"Siall sebenarnya siapa gadis ini. Dia seperti sudah profesional dalam hal ini. Aku harus hati-hati."

"Sepertinya kamu sangat penasaran. Aku akan bicarakan semua yang aku ketahui padamu."

"Pertama, kamu adalah bandar pengedar Narkotika jaringan internasional. Kedua, kamu adalah perantara perdagangan manusia. Ketiga, kamu adalah tersangka pembunuhan semua gadis yang pernah kau kencani. Kamu bersembunyi di sebuah Aliansi rahasia sehingga pihak berwajib tidak akan menangkap mu. Aku tahu semua itu Bodoh.." teriak Velove penuh kemarahan.

"Woow amazing baby, kau tau semuanya tentang ku, ternyata kamu tidak bisa di anggap remeh."

"Hahahah..Kamu telah salah berhubungan selama ini baji..ngan. Kamu sudah mencari masalah dengan seorang iblis."

"Tetapi kamu tenang, aku tidak akan mencampuri urusan mu dengan Aliansi mu. Aku tidak mencari musuh. Namun aku tidak bisa membiarkan kamu terus menyakiti perempuan yang tidak bersalah." teriak Velove ia semakin emosi.

"PERGILAH KE NERAKA BEDE...BAH.."

Velove kembali menyerang Marcell secara brutal kini ia tidak akan lengah lagi. Serangan demi serangan ia lancarkan. Tendangan tak luput dari aksinya. Marcell terkapar di tanah dan Velove melancarkan aksinya yang terakhir dia menendang tepat di alat vi...tal Marcell.

"Duaaaggkkkkk."

"ITU TERAKHIR UNTUKMU"

"ENYALAH DARI HADAPAN KU."

Marcell mengerang kesakitan sambil menekam alat vi...tal nya. Ia berteriak mengumpat Velove yang berdiri di hadapan nya.

"Selesai, aku tidak akan membunuh mu. Cukup membuat alat mu tidak bisa bekerja itu sudah cukup buat ku. Kamu tidak akan bisa mempermainkan wanita lagi Marcell."

"FU..CKK kamu wanita ja...langg. Akan aku balas suatu saat nanti."

"AKU TUNGGU." ucap Velove sambil mengacungkan jari tengah nya kepada Marcell.

Velove pergi meninggalkan Marcell yang terkapar. Ia menaiki mobil nya dan memacunya dengan kecepatan sangat tinggi. Ia sudah puas dengan misinya kali ini.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN N FAVORITNYA Y DEARS😍😍😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***