Makan bersama pun selesai. Velove segera pergi bersih-bersih ke toilet. Entah kenapa Velove tidak merasa khawatir dengan keberadaan Max di situ. Padahal dari dulu ia sangat berhati-hati dan menjaga jarak kepada setiap pria yang mendekatinya.
Di dalam toilet Velove kebingungan karena ia lupa tidak membawa bathrobe nya. Ia pun meminta tolong pada Max untuk mengambilkannya.
"Max bisa bantu aku, please ambilkan bathrobe ku di almari."
Max yang mendengar langsung berdiri mengambilkan bathrobe yang di minta Velove.
"Ini Love." ucap Max di depan pintu.
Velove sedikit membuka pintu dan mengambil bathrobe yang di berikan Max.
"Thanks."
Setelah Velove memakai bathrobe nya ia pun keluar dengan rambut basah nya.
"Cepat giliran kamu Max segeralah mandi."
"Oke my Love." ucap Max segera masuk ke dalam toilet.
Velove mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Dan dengan segera ia menyalakan laptop nya untuk menghapus sisa dari jejak nya tadi siang. Ia harus segera menghapus nya karena kalau tidak itu bisa membahayakan nyawa nya sendiri.
"Done."
"Apa yang selesai Love?" tiba-tiba Max bersuara dan Velove menoleh ke arah suara Max.
"No-thing." suara Velove menjadi gagap setelah melihat pemandangan indah di depan nya.
Velove terpana melihat tubuh sixpack Max yang terbentuk sempurna hingga membuat matanya tidak berkedip.
"Love apa yang kamu lihat?" Max mengembangkan senyuman karena melihat Velove yang terpesona padanya.
"Tidak apa-apa Max." ucap Velove canggung.
"Shitt tubuh Max sexyy sekali. Pasti dia rutin olahraga. Oh my god betapa perkasa nya dia jika berada di****. Stop Love jangan berpikiran gila. Oh No dia sudah meracuni otak ku." gumam nya dalam hati.
"Cepat lah ganti baju Love sebentar lagi kita keluar."
"Baiklah aku ganti ke toilet dulu." Velove segera berlari ke toilet untuk menghindari kecanggungan nya.
"Muka mu yang malu-malu seperti itu membuat mu semakin imut Love."
Max segera memakai baju yang baru di belinya tadi. Ia memakai Hoddie hitam dan celana jeans panjangnya.
Setelah itu Velove keluar dari toilet ia telah berganti baju. Dan menyisir rambutnya yang setengah basah.
"Keringkan rambutmu dulu Love, di luar dingin nanti kamu bisa sakit." ucap Max ia mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya Velove.
"Nanti juga kering Max."
"No Love. Duduklah aku bantu kamu mengeringkan rambut."
Velove memang paling malas untuk mengeringkan rambut nya yang basah ia hanya bisa menurut dan duduk dengan patuh. Lalu Max berdiri di belakangnya sambil mengeringkan rambutnya.
Sikap Max yang lembut dan perhatian membuat hati Velove menjadi senang. Sepertinya ia sudah mempunyai perasaan dengan Max.
"Sudah kering Love."
"Emm thanks Max."
"Ayo kita berangkat." ajak Velove.
Max dan Velove keluar dari hotel. Setelah sampai di bawah mereka berdua berjalan beriringan. Sungguh pasangan yang sangat serasi. Lalu mereka berjalan keluar menuju mobil yang Max parkir di tepi jalan sana.
"Kamu ingin kemana Love?" tanya Max.
"Aku ingin naik ke London Eye Max. Aku sudah kesana tapi aku belum sempat menaikinya. Aku ingin melihat keindahan London ketika malam hari."
"Baiklah aku akan membawamu ke sana Love."
Max melesatkan mobil nya menuju ke London Eye. Di tepi jalan suasana nya sangat ramai banyak lampu kelap -kelip menghiasi badan jalan.
"Indah sekali Max."
"Apa kamu tidak pernah merayakan natal ke luar negeri Love?"
"Tidak pernah Max, aku baru pertama kali pergi luar negeri." jawab Velove lirih dia teringat tentang daddy nya.
"Dimana tempat tinggal mu Love?"
"Apakah itu penting Max? Dimana pun aku tinggal itu tidak lah penting."
"Kenapa kamu masih menyembunyikan identitas mu Love, siapa sebenarnya kamu?" batin Max dalam hati.
Meskipun penasaran Max selalu bersikap biasa karena itu mungkin bersifat privasi jadi ia tidak memaksa Velove untuk mengatakannya.
Setelah satu jam perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di kawasan London Eye. Suasana malam menambah keindahan kota London di hari natal ini.
"Wow ramai sekali Max."
"Iya karena disini adalah tempat paling indah di London Love, ayo kita pergi kesana."
Max menggandeng tangan Velove menuju ke London Eye.
"Ayo kita naik Max." seru Velove gembira.
Max dan Velove telah menaiki bianglala raksasa di London. Dan Velove sangat takjub melihat pemandangan yang sangat indah.
"Wahhh semua terlihat dari sini Max."
"Kamu senang Love?"
"Iya aku senang sekali Max." Velove tersenyum bahagia. Baru kali ini ia sering tersenyum dan tertawa lepas.
Max dan Velove sudah berada di puncak. Kota London bisa terlihat dari sana. Tower Bridge dan sungai Thames tak luput dari pemandangan yang indah itu.
Max mengahampiri Velove dan memeluknya. Velove hanya diam seakan telah mengizinkan Max untuk memeluknya.
"Tinggal lah bersamaku Love, jadilah wanitaku."
"Bukan kah itu terlalu cepat kau katakan Max, bahkan kita belum saling mengenal."
"Yeah kamu benar Love ini terlalu cepat. Tapi aku sudah mulai jatuh hati padamu Love." ucap Max mengeratkan pelukannya.
"Max aku tidak bisa tinggal di sisimu aku harus kembali ke kota asal ku jika liburan ku selesai."
"Kamu akan meninggalkan ku Love? Tidak bisakah kamu tinggal disini bersamaku."
"No, Max aku harus pergi setelah misiku selesai."
"Lalu bagaimana jika aku ingin bertemu kamu Love."
"Apakah kita bisa saling melupakan setelah ini Max."
Kata-kata Velove membuat Max geram.
"Apa maksudmu Love? kamu ingin melupakan pertemuan kita ini?"
"Alangkah baik nya jika seperti itu Max."
"No. Love aku akan buat kamu mengingat selalu pertemuan ini."
Dengan cepat Max menyambar bibir manis Velove. Max mencium dan meluu....mat bibir Velove dengan lembut.
"Ingatlah ciuman ini Love."
"Kamu pikir dengan menciumku, aku akan berubah pikiran Max?"
"Kamu sungguh bodoh Max, kamu sudah berani menyihir aku menjadi seperti ini."
"Love aku mau berbicara suatu hal kepadamu."
"Apa katakan lah aku siap mendengarnya."
"Sebenarnya aku sudah pernah menikah Love."
Pernyataan Max membuat Velove terkejut, dan melepaskan pelukan Max.
"Kamu sudah menikah Max? Lalu di mana istrimu?"
"Istriku sudah meninggal 5 tahun yang lalu Love. Dia terbunuh secara tragis di depan mataku sendiri."
"Siapa yang membunuhnya Max?"
"Dragon Empire." jawab Max singkat.
"Jadi kamu punya dendam dengan orang-orang kemarin Max."
"Ya Love mereka adalah musuh bebuyutan ku."
"Gara-gara mereka putriku kehilangan sosok ibu nya."
"Kamu sudah mempunyai anak Max?"
"Iya putriku berumur 4 tahun Love. Istriku meninggal ketika putriku berumur satu bulan."
"Jangan sedih Max." ucap Velove menghibur Max yang kelihatan murung.
Max yang melihat wajah Velove di depan nya kembali mencium bibir manis gadis itu dengan segala kelembutan yang ia miliki. Malam itu menjadi malam yang indah untuk awal pertemuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Tita Talitairzaakila
terus thok
2025-02-07
0
nebula
semangattt thor
2023-09-27
0
nebula
maaf thor izin saran, kayaknya keseringan banget love bilang max nya,, kayak sesdh percakapan pasti ada max nya, agak bosen aja gtu kalau setiap love ngomong
2023-09-27
0