Malam hari tiba jam menunjukkan pukul tujuh malam. Velove sudah siap untuk menuju ke bandara International John F Kennedy yang berada di kota Jamaica Queen's. Dia akan menaiki pesawat British AirWays.
Velove keluar dari apartemennya dengan pakaian serba hitam. Dia pergi dengan bis jalur arah Bandara. Jadwal penerbanganya adalah jam dua dini hari. Jadi demi menghindari keterlambatan Velove berangkat lebih awal.
Setelah empat jam perjalanan Velove sampai juga di Bandara. Dia langsung check in dan segera masuk ke boarding untuk menunggu.
'London I'm Coming,' ucapnya dalam hati.
Kemana-mana Velove selalu menggunakan masker untuk menyembunyikan wajahnya, karena bila tidak hal itu bisa memancing masalah jika bertemu dengan orang- orang khusus.
Jati diri yang super misterius membuat orang-orang yang ingin menemuinya menjadi sangat kesulitan, inilah kelebihan Velove. Dia wanita yang sangat berani dalam menghadapi segala resiko bahkan berbahaya sekalipun.
...----------------...
Di tempat lain tampak seorang pria yang sedang memeluk putrinya. Max berpamitan dengan putri tercinta dan juga sang ibu.
"Honey, daddy pergi dulu ya,! baik- baik di rumah dengan grandma, jangan nakal," ucap Max pada Felicia.
"Daddy cepat pulang ya!"
"Yeah my Honey," jawab Max sambil mencium putrinya.
Lalu Max juga berpamitan pada ibunya,"Mom aku pergi dulu."
"Hemm, be careful dan cepat pulang okey!" kata Nyonya Glover.
"Okey mom, Bye Honey, Bye Mom," seru Max sambil melambaikan tangannya.
"Bye daddy. I Love You." Felicia melambaikan tangan sambil mengusap air matanya.
Max menuju ke bandara dengan Luis dan Marvin. Max menuju ke bandara internasional Frankfurt dengan maskapai penerbangan RyanAir tujuan London. Jam terbangnya adalah jam 12 malam dini hari.
"Aku titipkan semuanya pada kalian berdua," ucap Max pada asistennya.
"Baik tuan kami akan selalu menjaga markas dan rumah utama," jawab Marvin.
"Kalau tuan ada masalah di sana langsung saja hubungi kami," sahut Luis.
"Kalau pun ada masalah aku pasti bisa menyelesaikannya sendiri. Kalian tenang saja."
"Baik tuan," jawab Luis.
Setelah setengah jam berkendara Max sampai juga di bandara. Dia langsung masuk ke boarding karena Luis sudah membantunya untuk check in.
"Baiklah aku pergi dulu," ucap Max pada asistennya.
"Baik tuan hati-hati."
Setelah setengah jam menunggu di Boarding pesawat yang dinaiki Max akhirnya lepas landas. Dan mungkin keesokan hari dia baru sampai di London.
...----------------...
Berbeda dengan Velove ia masih menunggu di boarding area. Dia mengotak-atik laptopnya dengan serius. Dia sibuk meretas cctv yang ada di bandara. Tujuan nya adalah menghilangkan dirinya di rekaman cctv. Agar lebih aman dari segala hal.
"Done juga," ucap Velove sambil memakan sepotong roti untuk mengganjal perutnya yang lapar.
Setelah lama menunggu pesawat yang akan dinaiki Velove lepas landas juga. Di dalam pesawat dia mengeratkan jaketnya dan menutupi telinganya dengan earphone. Badannya terasa sangat lelah dan ia memutuskan untuk tidur. Perjalanan yang panjang ke Kota London. Setelah beberapa jam di udara. Pesawat yang dinaiki Max dan Velove landing juga di London Heathrow Airport.
Max keluar dengan membawa koper, dan Velove keluar dengan menggendong ranselnya. Setelah tercatat di imigrasi mereka berdua langsung menuju hotel yang sudah diboking sebelumnya.
Velove menginap di The Tower Hotel. Sama dengan Hotel yang di tempati Max. Mereka berjalan beriringan menuju resepsionis untuk melakukan reservasi.
Max melirik ke arah Velove dengan tatapan tajam, dan Velove yang menyadari itu hanya diam saja tanpa merespon.
Velove sudah mendapatkan kunci kamar, kemudian langsung menuju ke atas. Dia sudah tidak sabar untuk segera mandi dan berganti baju. Tak lama kemudian, Max menyusulnya dari belakang. Mereka menuju ke atas dengan menaiki lift yang sama. Bedanya kamar Velove berada di lantai 23 dan Max berada di lantai 40 karena tipe presidential suite room.
Di dalam lift Velove fokus dengan ponselnya, dan Max hanya diam sembari menunggu lift terbuka di lantai 40. Akhirnya lift terbuka di lantai 23, lalu Velove keluar menuju kamarnya.
Velove menempelkan card yang dibawanya ke pintu. Setelah pintu terbuka dia pun langsung masuk ke dalam. Dia menaruh tasnya dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Begitupun juga dengan Max, sesampainya di dalam dia langsung membuka dan menatanya di lemari hotel. Tak lupa dia menelpon Felicia putrinya, karena sang putri berpesan setelah sampai di London harus segera menelepon.
Max mengambil ponsel dari sakunya dan menuju balkon untuk menelpon putrinya."Hallo my honey sedang apa kamu sayang," sapa Max di seberang sana.
"Daddy... daddy sudah sampai London?" tanya Felicia dengan hati yang senang.
"Yeah, sayang baru saja masuk ke hotel."
"Felicia merindukan daddy," ucap Felicia manja.
"Iya daddy secepatnya pulang sayang kalau urusan disini selesai," jawab Max menenangkan hati putrinya.
"Okey kalau begitu daddy langsung istirahat saja ya," pamit Max dengan putrinya.
"Okey, Dad. Selamat beristirahat ya!"
"Baiklah sayang, daddy tutup dulu teleponnya ya. I Love You."
"Love you to daddy."
Max mengakhiri percakapan dengan putrinya. Max sangatlah menyayangi putri kecilnya itu. Dia sangat berhati-hati dan selalu waspada dengan keselamatan Felicia. Dia tidak ingin kejadian yang menimpa istrinya terulang kembali.
Setelah itu Max masuk ke dalam kamar dan menyambar handuk untuk segera mandi.
Di kamar lain.
Velove yang selesai mandi keluar memakai bath robe. Lalu dia duduk di pinggiran ranjang sambil mengeringkan rambut yang basah dengan hair dryer. Perutnya terasa lapar sekali. Setelah rambutnya kering, Velove segera berganti baju. Dia ingin cepat pergi sarapan karena perutnya sudah keroncongan.
Setelah berganti baju Velove keluar kamar dengan memakai Hodie. Cuaca hari ini sedikit hangat karena ada sinar matahari yang muncul secara remang-remang. Dia berjalan menuju restoran di sekitar hotel. Kurang lebih lima belas menit dia sampai di sebuah restoran Strada Dockside.
Velove memesan Spagetti untuk sarapan paginya. Di samping itu dia juga bisa melihat megahnya bangunan Tower Bridge atau jembatan menara yang membentang di atas sungai Thames di London.
Jembatan dengan panjang 244 meter ini terdiri dengan 2 bangunan menara yang terhubung oleh 2 koridor untuk para pejalan kaki. Dinamakan Tower Bridge karena lokasinya yang berdekatan dengan London Tower.
Velove menyantap spagetti dengan santai sambil mensetting kameranya. Dia sangat suka dalam memotret pemandangan yang mempunyai view indah. Memotret menjadi salah satu hobinya juga.
Setelah sarapan rencananya nanti dia akan langsung berkeliling di sekitar Tower Bridge sembari berpikir untuk memberi surprise kepada seseorang yang sudah menjadi target utamanya. Velove tidak tergesa-gesa karena masih banyak waktu untuknya. Dia ingin menikmati dulu liburan akhir tahun sebelum pertunjukan yang seru dimulai.
...JIKA SUKA DENGAN CERITAKU LIKE KOMEN N FAVORITNYA YA DEARS EMKOISAII😍😍😘😍😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Evi Sirajuddin
Tulisannya tertata dengan rapi
ceritanya menarik
so far im not boring to read ❤️💪
semangat author
2025-03-05
0
Anonymous
Too bukan to
2022-11-30
1
Daryanti Yanti
bagus,critanya ya Thor😄😀😄😄😄😄💖👍👍👍
2022-04-21
1