Bab 20

Di sore hari, sekitar jam 5 sore.

Hendrik, Wahyu dan Mas Adam terlihat sedang menunggu Azam keluar dari kerjaanya. Mereka bertiga menunggu Azam di sebrang Mall, lebih tepatnya di depan Ruko sebrang jalan Raya.

Setelah beberapa menit kemudian, Azam pun terlihat sudah keluar dari Mall dan ingin menyebrangi jalan raya.

"Zaaam." Seru Mas Adam memanggil Azam sambil melambaikan tangan.

"Blaaay." Seru Hendrik sambil melambaikan tangan.

"Coo.." Seru Wahyu sambil menutup mulutnya. Wahyu hampir keceplosan kalau ditempat umum tidak boleh berkata menggunakan bahasa manja.

Sementara Azam sendiri membalas panggilan merekw bertiga dengan melambaikan tangannya.

"Kebiasaan deh Wahyu?" Ucap Azam ketika sudah bersama dengan mereka bertiga.

"Sory-sory blay, gw hampir keceplosan." Jawab Wahyu.

"Ya udah kita kemana dulu sekarang blay?" Tanya Hendrik kepada Azam.

"Kayaknya gak seru deh, kalo di Jam sekarang kita masuk ke Rumah Hantu? Mendingan kita keliling-keliling dulu saja sambil cari cemilan." Ucap Azam.

"Boleh." Ucap Mas Adam.

"Ya udah hayu kita langsung cusss!" Ucap Wahyu sembari menjungkrak-jingkrakkan kakinya.

"Wahyu!" Ucap Hendrik sambil memelototkan matanya kepada Wahyu.

"Iya-iya sorry? Gw gak bisa nahan tingkah gw yang cantik ini." Ucap Wahyu dengan nada pelan sambil kembali so cool.

Lantas mereka berempat segera berjalan mengelilingi area pameran makanan. Suasana area pameran berjuta aneka ragam makanan sangatlah ramai, mereka berempat melihat-lihat berbagai macam produk makanan dan juga cemilan.

Di Area Event Pameran Berjuta Makanan

"Akhirnya, dapet juga kita tempat duduk." Ucap Wahyu sambil mendaratkan bokongnnya ke kursi depan outlet makanan.

"Langsung buka aja Mas Adam itu makanannya? Kayaknya enak deh." Pinta Wahyu kepada Mas Adam.

Mas Adam pun langsung membuka makanan yang barusan dibelinya.

Wahyu langsung mencomot makanannya Mas Adam.

"Mantulll, Nyam, nyam.. Gila enak banget ini makanannya. Baru pertama kali ini gw makan makanan mentah tapi enak." Ucap Wahyu sambil mengunyah makanan.

"Coba gw minta blay?" Pinta Hendrik sambil tangannya ingin mencomot makanan Mas Adam yang dipegang Wahyu.

"Buka lah makanan lo sendiri Blaaay?" Wahyu menjauhkan makanannya Mas Adam dari tangannya Hendrik yang ingin mencomot makanan.

Muka Hendrik cemberut terlihat kesal.

"Eh iya-iya ini? Sory-sory?" Wahyu menggeser makanannya kedepan Hendrik.

Sementara Azam sendiri sedang merokok Djarum Supernya.

"Eh udah Maghrib tuh, kita shallat dulu yuk?" Ajak Mas Adam ketika mendengar suara Adzan berkumandang di Ponselnya.

"Ayok.."

Sejenak mereka berempat mengangkat bokongnya dari kursi lalu berjalan menuju ke Mushola yang berada di Area Event tersebut.

Usai Shallat Maghrib.

"Udah yuk kita langsung ke Rumah Hantu? Seru nih kayaknya?" Ajak Wahyu.

"Awas loh jangan bikin malu!" Ucap Hendrik kepada Wahyu.

"Bodo amat! Gimana nanti laaah." Ucap Wahyu.

"Ayo Mas Adam?" Satu tangannya Hendrik menggaet tangannya Mas Adam.

"Sstt, sstt, tangan tuh tangan?" Kedua matanya Wahyu melotot ke tangannya Hendrik.

"Lupa Gw." Hendrik melepaskan tangannya dari tangannya Mas Adam.

"Ayok cepetan! Gak pake ngondek dan gak pake peluk-pelukan jalannya!" Ucap Azam dengan nada cepet.

*****************************************

Di Depan Rumah Hantu.

"Ini tali jangan sampe lepas? Terus kalo takut? Jangan sampe loncat dan jangan berlari jauh-jauh?" Ucap Mas Adam.

"Emangnya seberapa besar didalem Mas Adam?" Tanya Wahyu.

"Menurut Peta sih? Kita akan melewati 9 lorong dan 21 ruangan berhantu didalamnya." Ucap Hendrik sambil melihat peta didepan Rumah Hantu tersebut.

"Amazingg!! Pasti Wow niih." Ucap Wahyu sambil matanya menyibak keatas, tangan kanannya memegang pelipis kepalanya.

..."Ok, urutan nomer 4 sekarang!!!" Aba-aba penjaga Rumah Hantu....

"Tuh Abangnya sudah memanggil? Cepetan berbaris! Ingat jangan sampe lari jauh dan jangan sampai lepas talinya?" Ucap Mas Adam.

Mereka berempat segera berbaris didepan pintu masuk Rumah Hantu tersebut. Mereka berempat berbaris sambil memegang tali plastik. Mereka berbaris dengan posisi Mas Adam berada didepan, Hendrik dibelakang Mas Adam, Wahyu dibelakang Hendrik, Azam berada diposisi yang paling belakang.

"Gw udah gemeteran nih Mas Adaaam?" Ucap Wahyu dengan posisi tangan kanannya memegang tali, sementara tangan kirinya memegang pundaknya Hendrik.

"Berisik Lo ah! Belum masuk udah gemeteran!" Ucap Hendrik sambil menggerakkan pundaknya yang dipegang Wahyu.

..."Sudah siaaaaap?!!" Seru Penjaga Pintu Rumah Hantu....

..."Sudaaah!!!" Seru mereka berempat....

..."Ok, dalam hitungan ketiga kalian masuk ya? "...

..."Satu.. Dua.. Ti.."...

"Aaaaaaaaaaaaaa.." Teriakan mereka berempat sambil berjalan cepat memasuki Rumah Hantu.

Mereka berempat saling berpegangan erat sambil menengok kekanan dan kekiri. Mereka berjalan sangat pelan memasuki lorong yang lumayan sangat gelap, lorong yang terbungkus wallpaper berwarna hitam tanpa lampu. Lorong-lorong gelap yang hanya berhiaskan lilin-lilin yang diletakkan diatas piring yang terbuat dari tanah liat. Diatas piring tanah liat tersebut, berisi kembang tujuh rupa yang ditengahnya ditaruh lilin. Setiap lorong hanya terdapat satu lilin dengan lorong yang lumayan panjang, beraromakan kemenyan.

"Rrrrrŕrrrrrrrrrrrr, Hmmmmm" Suara geraman mahluk dilorong.

"Aaaaaau." Wahyu dan Hendrik teriak sambil sesekali menjingkrakkan kakinya dan memeluk tubuh temannya yang berada didepan. Azam bersama Mas Adam tetap waspada menengok kekiri dan kekanan.

Keringet disekujur tubuh mereka berempat mengucur lumayanlah deras, meskipun blower yang ada didalam Rumah Hantu tersebut lumayan besar.

"Iiiiihihihiiiiiiiiii." Suara kuntilanak menyeru sangat seram..

"Kon***" Sesekali dari mereka berempat ada yang latah sambil menjingkrakkan kakinya.

"Baaaaaah, Hmmmm." Suara geraman genderuwo menyeramkan sambil menampakkan wajahnya dipinggir lorong.

Sesekali mereka berempat kembali meloncat dan berlari.

"Aaaaaaaaaaau." Wahyu teriak sangat kencang dengan posisi kedua tangannya memegang kuping. Wahyu dikagetkan oleh sosok kuntilanak sundel bolong yang tiba-tiba muncul disampingnya.

"Oaaa, oaaaa.." Suara bayi menangis disambung dengan suara "ihihihiiiiihiiiiiii" Suara kuntilanak yang sangat menyeramkan.

Mereka berempat kembali berlari sambil memegang erat tali dan juga memegang pundak teman mereka.

...Bruggggg!! Gubraakkkkk!!...

Mereka berempat pun akhirnya terjatuh saling bertindihan, karena Mas Adam tersandung sesuatu.

"Bancet bangun! Berat tau!!!" Ucap Hendrik sambil menggerakkan bahunya kepada Wahyu.

Sedangkan Mas Adam tetep stay cool meski tertindih paling bawah.

"Banciiiii bangun! Berat nih badan eke-eke!" Ucap Wahyu kepada Azam sambil menggerakkan seluruh tubuhnya.

"Tadi Apaan ya? Tangannya gede banget?" Ucap Azam sambil membangkitkan badannya.

"Ihihiiihiiiiiiiiihiiiiiiiiii." Seru kuntilanak kembali muncul.

"Lariiiiiiiiiiiii." Mereka semua berlari terbirit-birit menuju pintu akhir Rumah Hantu.

Sesampainya di luar..

"Huhhh, huhhh, huhhh" Mas Adam berjongkok memegang dengkulnya sambil mengeluarkan nafas ngos ngosan.

"Gila, Gila, Setan bohongan penuh sensasi. Cukup lumayan menantang buat Adrenalin gw. Seru-seru, Huhhh, huuhhh, huhhh!" Ucap Azam sambil ngas nges ngos.

"Huhhh,huhhh, Kuntilanak beneran kayaknya yang. Huhhh! huhhh!" Ucap Hendrik.

"Blaaay!"

Mereka bertiga langsung menatap kearah Wahyu.

"Gw ngompoooool." Ucap Wahyu dengan kondisi celananya yang basah kuyup karena dia telah mengompol.

"Hahahhaaaaa" Spontan mereka bertiga pun menertawakannya.

"Anter ke toilet yuuuk? Bersihin celana gw?" Pinta Wahyu.

"Perawan-perawan." Ucap Mas Adam sambil menggelengkan kepalanya.

Mereka berempat pun segera berjalan menuju ke Toilet.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!