Bab 8

Hari telah berganti pagi.

"idiiiiih.." Azam membangunkan badannya bersama dengan suara tulang-belulangnya yang berbunyi.

Azam merasakan badannya terasa remuk dan terasa pegal-pegal semua. Bahkan lumayan masih terasa kaku. Sejenak Ia memijat-memijat badan dan lehernya sambil duduk diatas kasur.

Sekitar lima menitan Ia duduk sambil memijat-mijat badan, Ia pun mencoba untuk membangunkan badannya untuk berdiri. Perlahan-lahan Ia menggerakkan tubuhnya untuk berdiri.

"Eh, eh." Badannya sempoyongan. seketika Ia langsung terduduk kembali diatas kasur. Badannya terasa tidak seimbang dan demam dibadannya pun masih terasa.

"Kayaknya gw sakit ini?", Ucapnya sambil terduduk diatas kasur.

"Terpaksa deh gw harus ijin gak masuk kerja."

Usai berucap sendiri, Ia segera meminta Ijin kepada Supervisornya untuk tidak masuk kerja. Setelah meminta ijin, Ia merebahkan kembali badannya dikasur. Sambil tiduran menatap ke langit-langit kosan, Ia beberapa kali berucap didalam hati.

"Semalam beneran apa gak ya?",

"Baru kali ini gw diteror sama yang begituan sampe berkali-kali."

Ditengah ranah lamunannya tersebut, tiba-tiba terdengar suara pijakan kaki yang sedang melangkah dari tangga lalu memanggilnya.

"Dek, dek." Suara Omah memanggilnya.

"Tok.. Tok.. Tok..", "dek, dek." Omah kembali memanggilnya sambil mengetuk pintu kamar.

"Iya Omaah." Azam menjawabnya dengan nada suara pelan sambil mencoba membangunkan badannya.

"Bentar Omaah." Ucap Azam kembali.

Ia memaksakan badannya untuk berdiri, Ia membuka pintu kamar lalu berlari sembari sempoyongan menuju ke kursi besi.

"Eh, eh." Omah kaget meilhat Azam berlari sembari sempoyongan.

Azam langsung duduk bersila di atas kursi besi. Omah segera berjalan mendekatinya.

"Iya Omah ada apa?" Ucap Azam.

"He, he.." Ucap Omah dengan nada suara yang terbata-bata sambil memdaratkan bokongnya dikursi besi di sebelahnya Azam.

"Kamu tidak masuk kerja kah?" Ucap Omah.

"Enggak Omah, Saya lagi kurang enak badan." Ucap Azam.

"Oh lagi sakit? Sudah sarapan dan minum obat kah?" Ucap Omah.

"Enggak Omah, Saya tidak suka sarapan pagi dan juga meminum obat. Saya hanya butuh istirahat saja. Nanti juga sembuh sendiri Omah." Ucap Azam.

"Ya sudah, aku turun lagi ya?" Pinta Omah sambil mendirikan badannya.

"Iya Omaah, hati-hati." Ucap Azam.

Omah segera berjalan kearah tangga. Selapas Omah pergi Azam pun bertanya-tanya didalam hatinya.

"Tumben amat si Omah pagi-pagi bangunin gw?"

"Ah sialan nyai kunti! Bikin badan gw gak seimbang dan kaku kayak gini." Ucapnya sembari merokok.

Di hari itu juga Ia memaksakan dirinya untuk melakukan kegiatan seperti biasanya dikala sedang libur bekerja. Fikirnya Ia melakukan kegiatan tersebut agar badannya tidak terasa kaku.

Hal-hal yang biasa Ia lakukan jika sedang berlibur maupun jika tidak memiliki acara lain, Ia suka membersihkan, membereskan kamar, membersihkan kipas angin dan juga mencuci pakaiannya sendiri. Hingga terdengar suara Adzan Dzuhur berkumandang pun, Ia masih menjemur pakaian yang di cucinya.

"Allah Hu'Akbar, Allah Hu'Akbar." Suara Adzan Dzuhur berkumandang.

"Wah, udah lumayan enteng nih badan dan lumayan tidak kaku lagi. Lanjut mandi lah ya..? Terus lanjut Shallat." Ucap Azam sambil menjemur pakaiannya didepan kamar mandi.

Selepas menjalankan Ibadah Shallat Dzuhur, Ia duduk bersantai diatas kasur sambil merokok dan juga mendengarkan musik. Ditengah dirinya yang sedang bersantai lumayan santai, Omah memanggilnya dari lantai bawah.

"Dek, dek.." Seru Omah memanggilnya dari lantai bawah.

Azam segera mendirikan badannya, Ia keluar dari kamar, Ia menjawabnya dari depan pintu kamarnya.

"Iya Omaah, naik saja, saya tidak kemana-mana koq." Sahut Azam.

Omah pun menaiki tangga lalu duduk dikursi besi, Sementara Azam telah menunggunya sambil duduk dikursi makan.

"Ada apa Omah?" Ucap Azam.

"Tidak apa-apa, Omah tidak ada teman, Omah hanya ingin mengobrol saja." Ucap Omah.

"Oh gituu? Dengan senang hati saya temani Omah untuk mengobrol disini." Ucap Azam.

"Oh Iya dek, kamu ini asalnya dari daerah mana?" Ucap Omah. Meskipun Azam sudah memberikan foto kopian KTP-nya, mungkin Omah tidak membacanya.

"Dari Subang Omaah.." Ucap Azam.

"Daerah mana itu dek?" Ucap Omah.

"Daerah Jawa Barat Omaah, Daerah yang memiliki nanas terenak Omaah." Ucap Azam.

"He,he, Nanas yang enak ya?" Ucap Omah.

"Eh, Eh, nanti kapan-kapan kalo kamu pulang kampung, tolong bawain Omah ya? Hehe." Pinta Omah sambil cengengesan dan sedikit terbata-bata.

"Siap Omaah." Ucap Azam sambil terus-terusan memasang wajah senyuman cerianya.

"Kalo Omah sendiri, asalnya dari daerah mana Omah? Terus suami Omah kemana? Soalnya saya belum pernah melihatnya?" Ucap Azam.

"Omah berasal dari daerah Kalimantan. Omah punya rumah dan kos-kosan disini hasil dari merantau dengan suami. Omah seorang Janda dan Omah tinggal sendirian disini." Ucap Omah.

"Oh ternyata perantau juga ya omah. Terus kalo anak-anak Omah kemana? Kasihan banget si Omah, tinggal dirumah segede ini? Tapi harus mengurusnya sendirian." Ucap Azam.

"Anak-anak Omah sudah pada besar-besar semua, sudah berkeluarga dan juga sudah memiliki rumah masing-masing, serta sudah pada sukses semua. Anak Omah kesini? Ya kalo di Awal bulan saja, untuk meminta uang kosan kepada Omah." Ucap Omah.

"Enak banget ya jadi anaknya Omah? Ketemu terus meminta uang. Terus Omah kasih? Kan udah pada sukses semua anak-anaknya Omaah?" Ucap Azam.

"Ya Omah kasih. Omah sengaja kasih kepada anak Omah untuk tabungan Omah, tabungan untuk merenovasi ini kosan dan juga tabungan untuk dihari nanti." Ucap Omah.

"Hari nanti gimana Omah?" Ucap Azam.

"Ya, hari nanti. Hehehe." Omah menjawabnya sambil cengengesan dan matanya menatap kearah atap langit-langit kosan.

Tak berapa lama Omah menatap langit-langit kosan, Omah kembali bertatap muka dengan Azam.

"Oh iya dek, katanya ada temen kamu yang mau kos disini? Kapan?" Ucap Omah.

"Tenang saja Omaah? Katanya sih satu mingguan lagi masa kosannya akan habis. Jadi, kemungkinan satu mingguan lagi temen saya akan masuk kesini." Ucap Azam.

"Tolong ya? Bawa temen-temen kamu untuk kos disini?" Ucap Omah.

"Iya Omaah, tenang saja. Nanti saya juga akan coba tawarkan ke temen-temen saya yang lainnya untuk kos disini ya Omaah?" Ucap Azam.

"Makasih ya? He,he." Omah selalu terbata-bata ketika berkata "he,he".

"Ya sudah kalau begitu, Omah turun dulu ya? Enak ngobrol sama kamu? bikin seneng dan ketawa mulu." Ucap Omah sambil mendirikan badan dari duduknya.

"Iya omaah, sama-sama." Ucap Azam.

Omah segera berjalan kearah tangga, Omah pulang ke rumahnya. Sementara Azam sendiri masuk kembali kedalam kamarnya untuk beristirahat.

Terpopuler

Comments

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

ceritanya msh ngambang, jd kaya orang ngobrol aja bukan menceritakan sesuatu yg bnr" nyata jd kaya dongeng aja

2023-06-14

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

sholat

2023-06-14

0

Alfia Amira

Alfia Amira

kos an nya nih kyknya model tusuk sate yah

2022-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!