Di malam hari Tinka dan Adrien berbincang di dalam villa setelah dinner masakan Adrien. Dan duduk berdua di sofa panjang dengan mengarah ke jendela, mereka melihat pemandangan malam ke arah lampu-lampu kota Bali.
"Kenapa kau menangis tadi pagi Tinka?, apa karena aku dan Lauren?" tanya Adrien penasaran.
Tinka menggelengkan kepalanya.
"Adrien, apa Lauren akan tinggal di Bali?, seperti kata ibunya kemarin?" tanya Tinka.
"Entahlah, mungkin!" jawab Adrien singkat.
"Apakah dia akan kembali ke cafemu?, mungkin aku harus mencari pekerjaan yang lain" kata Tinka.
"Tidak usah kau tetap bersama ku, Aku memang tidak bisa melarang Lauren untuk kembali ke cafe itu, karena kita berdua yang memulainya dan membangunnya, aku tahu suatu saat dia akan kembali, orang ambisius sepertinya, tapi untuk kita menjalin kasih lagi aku sudah tidak mencintai nya, saat ini aku milikmu Tinka, aku berharap selamanya" ucap Adrien memeluk Tinka.
"Iya tapi akan sangat aneh aku bekerja di sana, apalagi Abel berkata Ricky akan bekerja lagi di sana setelah menikah, mungkin lebih baik aku mencari pekerjaan lain" jelas Tinka.
"Kau tak mau bersamaku?, kita bisa melewatinya " ucap Adrien.
"Bukan Adrien, setiap hari aku selalu bahagia bersamamu, tapi aku tak mau selalu mengandalkanmu, mengikutimu, Cafe itu adalah impianmu, aku tak mau merusaknya, tetaplah jadi Adrien chef dan owner RISE cafe, aku menyukainya, kau tak perlu mengkhawatirkan aku" jawab Tinka.
"Ehmmm..princess ku sudah mulai dewasa, tapi aku tak mau berpisah darimu" ucap Adrien mengecup bibir Tinka.
"Kita tidak berpisah Adrien, kita selalu bersama" jawab Tinka tersenyum ke arah Adrien dan mencium pipinya.
"Aku ingin mengajakmu ke Italy, bertemu keluarga ku" ucap Adrien.
"Aku ingin kita lebih serius dan aku ingin mengenal keluarga mu juga, kalau boleh?!" lanjutnya pada Tinka.
"Aku pasti akan mengenalkanmu dengan keluargaku Adrien, I'm promise!" ucap Tinka.
"Kenapa kau menangis?, apa berhubungan dengan keluarga mu?" tanya Adrien.
"Iya...i miss them" jawab Tinka.
"Kau ingin kembali ke kotamu?" tanya Adrien.
"Not now" jawab Tinka
"Why?" tanya Adrien lagi.
"Aku belum siap" jawab Tinka singkat
"Siap?, kenapa ingin bertemu keluarga sendiri harus siap?" tanya lagi Adrien.
"Iya..sudah ku bilang aku melakukan kesalahan besar, mereka masih membenciku" ucap Tinka.
"Apa kesalahan mu Tinka?, please tell me.." Adrien semakin penasaran.
"Kau akan membenciku juga Adrien, kalau aku memberitahukan mu" jawab Tinka.
"Try me!" jawab Adrien tegas sambil menatap wajah Tinka.
Oh Adrien, aku tak bisa, kau akan membenciku dan meninggalkan ku, aku tak mau, aku seorang ibu yang meninggalkan anaknya, demi melindungi suaminya selingkuh agar jadi pewaris utama, aku lari dari tanggung jawab sebagai ibu, batin Tinka sesak.
"Adrien, kau sangat menyukai anak-anak kan?" tanya Tinka.
"Iya, anak-anak adalah manusia kecil tak berdosa, polos, manis, dan tulus" jawab Adrien.
"Kesalahan ku berhubungan dengan anak-anak " ucap Tinka lagi.
"Wait!" Adrien menoleh ke arah Tinka.
"Apa kau membunuh anak-anak?" ucap Adrien melotot.
"No...I'm not a criminal!" jawab Tinka mencubit pipi Adrien.
"Then what?" ucap Adrien lega.
"Aku...." Tinka menghentikan ucapannya.
"Apa?!!...Arghhhhh Tinka you killing me" Adrien semakin penasaran.
"Bisa kita tidak membicarakan nya dulu, please.." ucap Tinka memohon.
"You didn't trust me?" tanya Adrien terlihat kesal.
"Aku takut kehilangan mu" Tinka memeluk erat Adrien.
"Apa arti sebuah hubungan Tinka?, aku tidak mengenal mu sama sekali" ucap Adrien lesu.
"Adrien..listen to me...satu yang pasti aku sangat menyayangimu, aku tak mau kehilangan mu, kau hal terbahagia di dalam hidupku, aku tidak pernah merasa seperti ini dalam cinta, aku menemukan hal baru denganmu, aku akan perjuangkan hubungan kita sekeras atau sesulit apapun masalahnya, aku tak ingin kau membenciku" ucap Tinka menatap Adrien dan memegang wajah Adrien sembari duduk di pangkuannya.
"Lalu kapan kau akan memberitahukan aku?" tanya Adrien.
"Secepatnya aku janji saat aku siap kau meninggalkanku.. dan ada beberapa hal yang harus aku netralkan terlebih dahulu, apabila semua sudah normal, aku akan memberitahukan semuanya" jawab Tinka.
"Apa bedanya saat ini atau nanti?, aku tak akan meninggalkan mu, aku janji" ucap Adrien.
"Benarkah..tapi saat ini aku tak mau berpisah darimu, aku ingin kita menikmati saat-saat ini" jawab Tinka.
"Dan aku yakin kau akan ragu setelah tahu rahasiaku" lanjut Tinka.
"Ehmmm...baiklah..tapi aku serius denganmu, jadi kau harus lebih terbuka denganku" Ucap Adrien menciumi Tinka.
"I'm yours now, jadi aku ingin kita menikmati nya" ucap Tinka.
"Only now?, i want forever " Adrien menatap Tinka.
"Oh Adrien i love you now and forever, biar ku selesai kan masalah ku dulu ya, aku janji akulah milikmu selamanya" Tinka memeluk Adrien dan Adrien pun memeluk erat kekasih nya itu dan menciumi nya tanpa henti. Dan menikmati malam terakhir mereka di villa itu, Karena besok pagi mereka harus kembali ke apartment mereka masing-masing dan melakukan rutinitas mereka.
Pagi pun menjelang Tinka dan Adrien bersiap untuk pulang kembali ke apartment mereka masing-masing.
Di perjalan mereka saling bercanda, bernyanyi dan mengagumi satu sama lain.
Sesampainya mereka di apartment pada siang hari, Adrien memakirkan mobilnya di basement dan menyuruh Tinka ke apartment nya dahulu.
"Akhirnya sampai juga, kamu ke apartment mu dulu ya, kamu terlihat lelah, nanti barangmu aku dan security antar ke tempatmu " ucap Adrien pada Tinka dan Tinka mengangguk lalu turun dari mobil.
Tinka masuk ke dalam Lift basement tiba-tiba bertemu Lauren yang juga masuk dari lantai Lobby. Tinka gugup sekali, kenapa ada Lauren?, batinnya.
"Hi Tinka...kau tinggal di Luxury apartment juga?, atau kau tinggal dengan Adrien?" tanya Lauren tiba-tiba.
"Aku tinggal di sini juga" jawab Tinka, tiba-tiba pintu lift lantai 2 terbuka dan Tinka keluar.
"Sampai ketemu di cafe besok!, bye..." ucap Lauren ke Tinka sambil melambaikan tangan.
Tinka memngingat-ingat lantai berapa Lauren pencet di tombol lift tadi, ehmm Lauren satu lantai dengan Adrien lantai 5, apa mereka satu apartment ya?, tapi Adrien tak bilang apa-apa padaku, pikir Tinka.
Tinka masuk ke apartment nya dan selang 10 menit ada yang memencet bel apartmentnya.
Tinka membukanya dan ternyata Adrien.
"Ini barang-barang mu sayangku princess" ucap Adrien sambil menyerahkan koper mini milik Tinka.
"Adrien, aku bertemu Lauren tadi di lift, dia tinggal di luxury juga, dan lantai 5, apa dia satu apartment denganmu?" tanya Tinka.
" Lauren di sini?, dia memang memiliki apartment di lantai 5 tapi seingatku dulu di jual, atau mungkin hanya dia sewakan ke orang lain" jawab Adrien.
"Jangan takut princess ku, aku tetap bersamamu, atau aku tinggal denganmu, di apartment ku atau apartment mu?" ucap Adrien menenangkan.
"Tidak usah aku percaya padamu Adrien " jawab Tinka sambil mencium pipi Adrien.
"Aku kembali ke apartment ku ya, aku lelah sayang, sampai bertemu besok pagi jam 6, aku jemput kamu di apartment mu kita ke cafe bersama" ucap Adrien mengusap rambut Tinka.
"Soal itu, apa tidak apa-apa besok ada Lauren?" tanya Tinka gugup.
"Kan ada aku, kamu tidak usah khawatir " jawab Adrien.
"Baiklah " ucap Tinka.
Lalu Adrien mengecup kening Tinka dan berlalu keluar dari pintu apartment Tinka.
Tinka pun memikirkan apa yang akan terjadi besok, dan beristirahat di apartment nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments