Pekerjaan Baru

Hari ini Tinka harus bersiap dan berdandan rapih, apalagi kekasihnya pagi tadi yaitu Adrien sudah memberikan semangat dan sarapan sehat sandwich tuna kesukaan Tinka, Dila akan menjemputnya untuk interview pekerjaan barunya sebagai resepsionis hotel.

Tinka turun dari lift menunggu Dila di lobby apartment nya.

"Ka Tinkaaa...wow cantik banget!, ka Tinka pakai rok, aku tak bisa bonceng pakai motor" ucap Dila yang tiba-tiba datang mengagetkan Tinka.

"Yah gimana?, aku ganti dulu ya" ucap Tinka.

"Tidak usah ka, kita naik taxi saja, biar motorku aku masukan basement titip security" jawab Dila.

"Jauh ya?" tanya Tinka.

"Tidak ka, tapi kalau berjalan lumayan lelah hanya 15 menit dari sini" jawab Dila.

"Baiklah" ucap Tinka tersenyum.

Mereka berdua menaiki taxi, dan mulai berjalan, Taxi itu melewati cafe Adrien, Tinka melihat ke arah cafe yang sedang ramai.

Aku bersyukur pernah bekerja dengan mereka orang-orang baik, apalagi Adrien, dia laki-laki yang ku cintai. Bicara soal Adrien aku teringat berarti dia hanya berdua di pantry bareng Lauren, apa yang mereka lakukan berdua?, aduhh Tinka jangan berpikiran buruk, Adrien tidak akan seperti itu, pikir Tinka.

Sampailah dia di sebuah hotel bernama ARIAT HOTEL.

Wow hotel ini aesthetic banget, sederhana tapi penuh dengan tanaman yang membuat asri bernuansa bohemian modern dengan cat berwarna putih, dan ada kolam renang mini, tempat ini indah, cocok untuk pasangan, pikir Tinka terpesona.

"Halo, Aku Dila, sudah ada janji dengan Tuan Robert" ucap Dila pada dua resepsionis di depan dan yang satunya sedang hamil besar.

"Oh iya, Dila yang suka Muay thai itu ya?, Tadi Mr. Robert bilang, yang mau bawa resepsionis baru gantiin aku ya" ucap perempuan hamil itu dengan sangat ramah.

"Iya betul" jawab Dila.

"Apakah perempuan cantik di sana yang bakal gantiin aku?, soalnya aku udah mau lahiran dan tidak bisa bekerja lagi jadi harus cepat cari pengganti" lanjut perempuan yang sangat ramah itu.

"Iya..namanya Tinka, cantik ya, ka Tinka! sini" panggil Dila pada Tinka yang duduk di lobby hotel.

"Wah cantik banget, yakin dia butuh pekerjaan? dia seperti orang yang tidak butuh uang, Mr. Robert bakal suka" kata perempuan satu lagi menggoda.

"Claris, kamu harus baik sama anak baru ini lho, dia kan gantiin aku, susah cari pekerja kasihan Mr. Robert dari kemarin nyari resepsionis " ucap perempuan hamil itu.

"Iya donk" ucap perempuan bernama Claris yang akan jadi partner Tinka di meja resepsionis.

"Ka Tinka..kenalan dulu sama kakak-kakak resepsionis di sini" ucap Dila ke Tinka.

"Halo..saya Tinka" ucap Tinka.

"Halo saya Claris, kita nanti akan jadi partner di meja depan resepsionis, ini ka Risa dia sedang hamil besar dan akan resign dari sini mulai dua hari kedepan" ucap Claris.

"Dila...kamu sudah datang?" tiba-tiba muncul laki-laki bule mengenakan jas.

"Ka Robert, ini ka Tinka, calon resepsionis nya" ucap Dila sembari menunjuk Tinka.

"Hallo saya Tinka" ucap Tinka tersenyum.

"Are you serious Dila?, kamu gak salah bawa cewek kan?" ucap Robert.

" Kenapa cantik ya?, awas ya ka jangan di godain" kata Dila.

"you can speak English?" tanya Robert pada Tinka.

"My English very well, you can ask anything!" jawab Tinka.

"Do you have a boyfriend or husband?" ucap Robert tersenyum menggoda Tinka.

"Pertanyaan macam apa itu ka Robert?" ucap Dila melotot pada Robert.

"Baiklah..mulai besok bisa langsung bekerja?, biar di ajarkan Claris dan Risa, karena Risa akan resign dua hari lagi" ucap Robert pada Tinka.

"Baiklah " ucap Tinka senang.

"Claris..berikan perlengkapan untuk Tinka dan beritahu peraturan dan semuanya, aku harus pergi ada pertemuan, sampai bertemu besok Tinka" ucap Robert sambil mengedipkan matanya satu.

Robert pergi meninggalkan mereka. Dan perempuan bernama Claris menghampiri Tinka.

"Tinka..aku akan menjelaskan semuanya, kita di bagi 2 shift, pagi dan malam ada 2 resepsionis lainnya juga, tapi kau akan tetap berpasangan denganku" ucap Claris ramah dan mereka pun semakin dekat.

"Ka Tinka..aku pulang duluan ya, ada latihan lagi, nanti ka Tinka pulang bisa menggunakan taxi" ucap Dila.

" Baik Dila, terimakasih bantuannya" ucap Tinka melambaikan tangan pada Dila.

Tinka di berikan seragam resepsionis dan di ajarkan semuanya oleh teman-teman barunya.

Setelah selesai semua, Tinka bersiap pulang dan menaiki taxi.

Wah, senang sekali hari ini aku bertemu orang-orang baru, oh iya kebetulan sekali jam segini kan cafe tutup aku lewat cafe sekalian ketemu Adrien, pikir Tinka senang di dalam Taxi.

Saat Tinka di dalam taxi dan ingin berhenti di depan cafe, dia melihat Adrien dan Lauren keluar dari cafe dan mereka tertawa bersama sambil menutup pintu cafe dan berjalan berdua sambil bersenda gurau berdua.

Adrien dan Lauren terlihat akrab sekali, bukannya Adrien bilang kemarin membenci Lauren, apa yang mereka berdua lakukan sambil tertawa riang, aku tak mungkin berhenti di sini dan mengganggu mereka, batin Tinka.

"Pak ke Luxury apartment saja" ucap Tinka kepada supir taxi.

Sesampainya di Apartment, Tinka langsung buru-buru menaiki lift menuju apartmentnya, dia tidak mau bertemu Adrien dan Lauren yang sedang jalan berdua. Tinka masuk ke apartment nya dan menutup pintu apartmentnya. Dia terduduk di sofa, dadanya terasa sesak karena dia terbakar cemburu melihat Adrien dan Lauren.

Dia sedih dan bingung, harus cerita dengan siapa karena Tinka tak punya sahabat dekat, dia pun teringat sahabatnya Desy.

Tinka mengganti nomor handphone nya akan menelepon temannya Desy tapi dia mengecek pesan yang belum terbaca ada dari mami nya, Kevin dan Desy.

-Pesan Dari Mami-

"Syukurlah kau baik-baik saja Tinka, mami senang, tapi kapan kau pulang?, ini ada video dan foto baby jane"

Pesan maminya dan ada foto juga putrinya membuat Tinka mulai meneteskan air matanya.

Lalu dia melihat pesan dari Kevin.

-Pesan Dari Kevin-

"Kau pergi ke mana Tinka?"

"Kami semua mencarimu"

"Maafkan aku menyakitimu, aku akan tetap menjadi ayah baby jane"

"Terimakasih sudah menutupi perselingkuhan ku, Tinka"

"Aku janji akan menjaga baby jane juga"

"Aku berhutang budi padamu, maaf membuatmu terlihat buruk di keluargaku dan keluargamu"

"Suatu saat akan ku ceritakan semuanya tentang Luna dan membersihkan namamu, saat itu aku akan menghubungimu"

"Di manapun kau berada semoga kau bahagia dan sehat selalu"

Tinka melihat pesan dari Kevin membuatnya semakin membenci dirinya, gara-gara Kevin dia meninggalkan putrinya baby Jane, rutuk Tinka.

Lalu dia mulai menelepon Desy, dan tidak membaca pesan dari Desy.

"Halo Des" ucap Tinka.

"Tinka.....di mana kamu?, aku kangen, kamu gak apa-apa?, Tinka mami mu panik lho beberapa bulan lalu telpon aku, kamu gak apa-apa kan?, kamu di mana?" Desy berbicara tak berhenti di telepon.

Lalu Tinka menangis keras dan menceritakan semuanya soal Kevin, soal Adrien dan Lauren dan pekerjaan nya, Lalu dia mencurahkan semuanya pada Desy, tak luput semuanya tentangnya dan pecah tangis Tinka.

"Kamu pulang saja Tinka" ucap Desy.

"Aku takut sama Papi, dia belum memaafkanku, karena aku, papi bermusuhan dengan ayah Kevin, lalu aku tak bisa meninggalkan Adrien, aku sangat mencintainya, mungkin belum saatnya aku pulang, lagian aku baru mau kerja ke tempat baru, aku ingin saat ku pulang Kevin sudah memberitahukan semuanya" ucap Tinka pada Desy mencurahkan semuanya.

"Kenapa kau tak memberitahukan kepada mami dan papi mu soal Kevin?, biar kamu bisa pulang" ucap Desy.

"Belum saatnya Des, Kevin bilang dia sendiri yang akan memberitahukan tentang Luna, saat sudah kondusif dan keluarganya sudah menerima Luna, kalau ku beritahukan sekarang, papiku akan marah pada Kevin dan mengadukan ke ayahnya, Kevin tak jadi ahli waris, aku merasa bersalah, Des, jangan beritahukan keluargaku aku ada di mana ya Des, aku hanya cerita denganmu" jawab Tinka

Mereka berbincang hingga malam hari. Setelah selesai Tinka mengganti nomor barunya dan pergi beristirahat.

Tiba-tiba handphone Tinka dengan nomor barunya berdering, ternyata dari Adrien dan Tinka mengangkat nya.

"Hallo sayang, kamu sudah tidur?, bagaimana pekerjaan barumu?, kamu ketemu Robert?" tanya Adrien.

"Aku ngantuk dan lelah Adrien aku ingin istirahat, besok harus berangkat pagi" jawab Tinka lemas.

"Ada apa?, apa kau sakit?, aku ke apartment mu ya" tanya Adrien.

"Aku tidak apa-apa, aku ingin tidur, sudah ya Adrien " ucap Tinka sambil menutup telepon.

Adrien kebingungan, apa yang terjadi dengan Tinka pikir Adrien.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!