Begitu menghabiskan makanannya, dia merasakan perutnya kini mengeluarkan suara gemuruh dan juga rasa sakit melilit usus-ususnya. Lau Luo meringkuk di atas meja kayu sambil memegang perutnya yang sakit karena memakan makanan tengik itu kemarin. Dia meringis kecil karena dia merasa setidaknya itu terasa lebih baik bagi dia dari pada merasakan perasaan lapar yang tidak tertahankan.
Dia meraung sedikit dan semakin meringkuk, meruntuk kesal sambil menahan keinginan mual karena terlalu pusing, dan pening di perutnya.
Shu Zi Jiu melihat keadaannya kesakitan langsung merasa sangat cemas, saat melihat wajah merah Lau Luo yang abnormal. Dia meletakkan telapak tangannya di tepi kening Lau Luo yang seketika menyalurkan rasa panas seperti api langsung membakar kulitnya.
Shu Zi Jiu berkata cemas. "Luo-didi kamu terkena demam panas?"
Yuan Yi segera mendatangi Lau Luo dan meletakkan meletakkan tangannya di kening, sedetik kemudian dia menariknya menjauh. "Ah! Kamu benar! Keningnya sangat panas! Bagaimana ini bisa terjadi?! Kemarin dia baik-baik saja dan tidak seperti ini!"
Shu Zi Jiu mendorong pintu terbuka, sebelum dia keluar dia berkata dengan tergesa-gesa. "Cepat kamu buat air hangat untuk meredakan demamnya dan kompres dia. Aku akan ke tempat Kakek Shang untuk meminta beberapa ramuan obat untuk menyembuhkan perutnya karena keracunan makanan."
Yuan Yi mengangguk patuh dan dia mulai membuat api dari gesekan dua batu yang berkopeng dan terjal. Dia melakukannya berkali-kali, dia menggesekkan batu-batu itu lagi untuk menghasilkan percikan api. Setelah perjuangan panjang dan padam lebih dari tujuh kali, akhirnya dia berhasil membuat api di jerami namun sekali lagi angin dingin yang berhembus dari lubang gubuk langsung memadamkan api yang dia buat dengan kesusahan.
Dia kesal dan meruntuk diam. "....."
Sekali lagi dia melakukannya lagi. Yuan Yi kembali mengesek batu-batuan itu berulang kali sampai api kecil mulai menyala, lalu dia buru-buru mempertahankan apinya supaya membesar menggunakan tangannya. Setelah nyala api cukup setabil dia menaruh batu dengan cekungan besar di permukaannya untuk mengisi air dari hujan yang sudah dia simpan, hanya dengan air hujan yang bisa mereka dapatkan untuk kebutuhan minum dan sehari-harinya atau lainnya karena tidak satupun dari mereka yang berani berfikir untuk mengambil air di sungai, karena takut dengan para binatang dengan seni beladiri yang akan mebih dulu memakan daging dan meminum darah mereka.
Meskipun di desa kumuh terdapat sungai. sungai itu di penuhi binatang liar dengan kemampuan tinggi, hanya orang dewasa dengan beladiri yang bisa mengambil air dan ikan di sungai. Sedangkan untuk anak-anak terlantar seperti mereka, mereka harus berusaha mendapatkan makanan dari pegunungan sampah dari limbah pembuangan di Kekaisaran Yin, saling berebut dan hanya mengandalkan skil mengais rejeki mereka.
Setelah di rasa air cukup hangat Yuan Yi kemudian memasukkan kain kecil kusut dan memerasnya, lalu dia meletakkan hati-hati di kening Lau Luo untuk mengompres demam.
Sedangkan Shu Zi Jiu sekarang, dia langsung berlari ke gubuk jerami yang tidak jauh dari gubuk mereka, keadaan gubuk jerami itu juga tidak lebih baik dari gubuk mereka tinggal, sama-sama reyot dan sama-sama usang. Gubuk tua yang sama dengan lubang sama di dinding-dindingnya, tapi keadaan gubuk itu terlihat lebih kokoh jika terkena badai angin tidak akan mudah runtuh.
"Kakek Shang! Kakek Shang! Apa anda di dalam?" Shu Zi Jiu berteriak keras sambil mengetuk pintu gubuk seseorang yang bernama Kakek Shang, dari suaranya terlihat situasi mendesak.
Pintu gubuk mulai terbuka menampilkan seorang pria tua berumur tujuh puluhan dengan punggung tidak tegap. "Bocah kenapa kau kemari!?"
"Kakek, aku meminta ramuan obat-obatan anda. Luo-didi sekarang sakit. Dia tiba-tiba sakit wajahnya sangat pucat dan panas.."
Kakek Shang memasang ekspresi biasa, kejadian ini sudah terjadi berkali-kali. Seperti sekarang juga Shu Zi Jiu memintanya obat untuk Lau Luo juga sudah terjadi ratusan kali.
Dia bertanya suram. "Bocah Luo keracunan makanan lagi kan?"
Shu Zi Jiu mengangguk, tapi secepat kemudian berganti menjadi gelengan kepala. "Iya, ah tidak! Bukan hanya keracunan makanan tapi kali ini dia juga terkena demam tinggi."
Kakek Shang memandang dingin tidak peduli kemudian menutup pintu gubuknya dengan suara keras.
Brak!
Mendapatkan penolakan keras, Shu Zi Jiu langsung mulai lesu. Dia lebih memilih menunggu di depan gubuk Kakek Shang sampai kakek itu memberinya ramuan untuk menyembuhkan Lau Luo. Tanpa dia duga pintu gubuk itu kembali terbuka dan dua benda terlempar ke arahnya. Dia buru-buru menangkapnya, dan dia mendapatkan ramuan obat serta satu helai kain bersih.
"Terimakasih kakek Shang!" Shu Zi Jiu menghela lega dan senang, dia membungkukkan badannya saat mengucapkan terimakasih. Dia lalu buru-buru kembali ke gubuk jerami mereka dan memasuki gubuk tergesa-gesa.
Dia kemudian membantu mengantikan pakaian Lau Luo dengan yang bersih, karena pakaian Lau Luo sudah basah kuyup oleh keringat sudah membuat semakin bau busuk pakaian kotor. Shu Zi Jiu berhati-hati melepaskan pakaiannya sampai bertelanjang bulat, mereka sudah terbiasa melihat daerah pribadi satu sama lain dengan biasa, lagi pula mereka semua sama-sama laki-laki. Jadi itu bisa saja tidak ada yang istimewa.
Setelah berganti mengenakan pakaian bersih, Shu Zi Jiu menuangkan ramuan obat dan menyuapinya, dia meletakkan tangannya di tepi kening Lau Luo untuk memeriksa suhu panas. Saat merasakan kulitnya tidak lagi terbakar, dia mendesah lega.
Yuan Yi melakukan hal yang sama. "Jiu-ge, ramuan dari kakek Shang sudah berkerja sangat cepat."
Ramuan obat-obatan kakek Shang terbuat dari daun herbal yang tumbuh di hutan belantara, kakek Shang meraciknya sendiri dengan penemuan miliknya. Dia sudah terkenal di desa kumuh sebagai tabib mereka. Meskipun perawatan Kakek Shang mudah marah dan suka membentak, namun kakek Shang selalu peduli dengan orang lain terutama mereka yang sakit, jadi jika ada penduduk desa yang sakit mereka akan berobat pada kakek Shang tanpa membayar apapun.
Hujan mengguyur lebat membuat gubuk jerami mereka saling bergerak, melenceng dan melencong ke kanan ke kiri saat terkena angin kencang. Loteng gubuk yang bocor terlihat seperti air terjun di mata Yuan Yi, dan dia melihatnya sebagai berkah, kemudian dia mengambil benda yang bisa di gunakan untuk tadah air hujan agar bisa menampung air hujan yang jatuh ke dalam gubuk mereka untuk dia simpan nantinya.
Angin dingin juga melewati lubang gubuk mereka membuat Lau Luo meringkuk menggigil kedinginan dan menciutkan tubuhnya ke pojok dinding gubuk.
Shu Zi Jiu melihatnya tidak tahan, dia sangat binggung, mereka tidak memiliki kain sisa ataupun selimut untuk menghangatkan Lau Luo yang kedinginan. Jika hal ini berlanjut terus, Lau Luo tidak akan sembuh sampi besok.
Dia lalu naik ke meja tidur kayu, kemudian memeluk tubuh kecil Lau Luo agar merasa sedikit lebih hangat. Tubuh Lau Luo hanya setinggi siku tangan Shu Zi Jiu, membuatnya mudah terbenam dan nyaman.
Yuan Yi melihat dua orang itu, lalu melompat ke arah mereka dan langsung memeluk mereka berdua.
Dia naik bersama Shu Zi Jiu dan Lau Luo ke meja kayu keras itu. Saat ketiganya sama-sama berada di atas, suara kayu hampir patah terdengar dan berderit sekali lagi.
Krekk!
Saat ini Shu Zi Jiu memiliki keinginan untuk berkata dengan dirinya sendiri. Dia harap kayu ini tidak akan rubuh di naikin tiga orang..
Keesokan harinya Lau Luo terbangun lebih dahulu dan melihat dua orang tidur di sisinya dan di sisinya yang lain sambil memandang heran.
"Kenapa semuanya tidur di meja tidurku?"
Shu Zi Jiu kemudian terbangun merasakan seseorang berdiri di sebelahnya. Kemudian dia memeriksa panas Lau Luo di keningnya, tersenyum hangat dan berkata lembut. "Demam mu sudah sembuh?"
Lau Luo berkata. "Aku demam kemarin? Sepertinya tidak aku hanya sakit perut seperti biasanya."
Yuan Yi yang terbangun langsung mencibir. "Idiot, apa kamu tidak ingat di hujan badai kau merepotkan kami!? Kalau sakit mati aja sekalian, beres!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kemana orang tua dari tiga bocah i[u🤔🤔🤔🤔
2023-09-11
0
topmarkotop
go
2022-04-28
2
Fransiskus Luahambowo
mantap thor
2022-04-27
2