Mo Yiyang keluar dari gubuk jerami itu sambil membawa pakaian putih miliknya yang sudah di lampirkan di tangan kiri, begitu keluar dia melihat tiga orang itu sudah tertidur pulas di dahan-dahan pohon. Dahan-dahan itu sangat kecil, yang pasti bisa saja membuat salah satunya terjatuh.
Dia mendongak ke pucuk tertinggi dan melihat Lau Luo, bocah kurus itu pasti kedinginan karena tidak mengenakkan pakaian sekarang. Dia mencari cara sambil berpikir untuk menyelimuti nya dari bawah. Udara sekarang sangat dingin yang bisa membuat orang membeku seperti es, dan tulang-tulang kurus yang menonjol di rusuk-rusuk Lau Luo, bisa saja patah karena jatuh.
Jika dia memanjat naik, maka itu bisa membuat Shu Zi Jiu yang di bawah terbangun. Jadi dia kemudian berpikir untuk menyelimuti tubuh Lau Luo dengan cara melemparkan kain bersihnya.
Satu lemparan, kain itu tidak bisa menjangkau Lau Luo dan akhirnya jatuh ke tanah. Dia mendengus kesal untuk percobaan ke dua dia mengikatnya dengan batu besar lalu melemparnya dengan keras.
Lemparan itu hanya mengenai dahan yang di tiduri Lau Luo di bawahnya, tapi membuat dahan itu bergetar dan bergoncang kemudian menjatuhkan tubuh kurus itu ke tanah. Karena dia terlalu takut tubuh kurus seperti cagak bambu itu patah, jadi dia berusaha untuk menangkapnya.
Mo Yiyang buru-buru menangkap tubuh kecil itu, dan takut satu atau dua tulang Lau Luo patah jika orang tanpa tanpa daging itu jatuh di ketinggian lima meter.
Setelah perjuangan yang keras, dia akhirnya berhasil menangkapnya, karena tingginya hanya sedikit lebih tinggi dari Lau Luo dia kehilangan keseimbangannya kemudian dia jatuh ke belakang bersama tangkapannya.
Mo Yiyang memandang heran bocah kecil tertidur pulas di atasnya yang masih tertidur seperti tongkat kayu setelah jatuh seperti itu, dia masih tertidur nyenyak tanpa bangun sedikitpun.
Dia menyentuh tangan kecil Lau Luo yang seketika membuatnya mau tidak mau untuk merajut alisnya menjadi satu karena bocah kecil yang baru berusia empat tahun itu lebih kurus dari apa yang bisa dia bayangkan yang tiba-tiba mengganggunya karena seberapa kurus orang yang sekarang ada di pelukannya.
Mo Yiyang menatapnya merasa sedikit sedih dan berpikir untuk membawanya ke ibu kota, laku memberinya makanan yang layak agar Lau Luo memiliki tubuh gemuk bocah seusianya maka dia bisa merasa sedikit lebih tenang.
Angin dingin menyapu pohon membuat kain putih yang tersangkut di dahan pohon mulai jatuh dan menutupi keduanya.
Membuat Lau Luo tiba-tiba sedikit bergerak dan bergumam pelan. "Ini hangat, sangat hangat tadi dingin seperti balok es."
Mo Yiyang terdiam karena dia juga merasakan kehangatan yang sama dari pakaiannya setelah udara dingin yang menusuk kulit-kulitnya. Dia menepuk halus pundak itu agar Lau Luo terlelap lebih nyaman, dan dia merasa sekarang dia sudah memiliki adik laki-laki yang harus dia rawat. Tiba-tiba sudut mulutnya terangkat dan dia tersenyum lembut.
*
Di pagi harinya Lau Luo terbangun setelah merasakan tidur nyenyak yang hampir dia lupakan rasanya karena biasanya jika dia bangun, maka punggung dan tangannya menjadi kebas.
Biasanya dia akan berguling ke samping untuk mencari posisi tidur nyaman di meja kayu kerasnya dan kesulitan untuk tertidur. Tapi malam tadi rasanya dia nyaman tanpa mimpi ataupun nyeri punggung kebas karena kayu keras miliknya yang setiap malam menyiksanya.
Dia berpikir bahwa besok malam dia akan kembali tidur di dahan pohon karena tepat itu sangat pas di buat tidur, itulah pikirannya sebelum dia membuka mata.
Mata hitamnya perlahan terbuka, dia memandang heran yang dia lihat sekarang adalah loteng berlubang gubuk jerami miliknya. Bukan pemandangan pohon tinggi waktu dia menutup mata. Ah, mungkin saja dia berjalan dengan tertidur itu jawaban yang sesuai menurutnya sendiri.
Lau Luo merasakan tubuhnya tidak memakai pakaian hanya menyisakan celana pendek yang membuatnya hangat sepanjang malam, karena tadi malam dia melepaskan pakaiannya untuk di jahit.
Matanya langsung menyapu Mo Yiyang yang duduk dengan mata terpejam di pinggir meja kayunya. Mata yang tertutup dan titik tinta kecil di bawah matanya membuat wajah cantik itu seperti pahatan karya seni.
Mo Yiyang membuka matanya dan melihat Lau Luo. Tentu saja dia sudah lebih dulu mengambil kain miliknya sebelum bocah kurus itu bangun, dan menghela lega dengan kainnya yang dia gunakan sebagai selimut Lau Luo sepanjang malam sudah dia ambil.
Lau Luo melihat kain compang-campingnya kini terbengkalai di tanah, dia mengambilnya dan mengendus kesal. "Kenapa kau membuang pakaian ku? Jika kau tidak bisa memperbaikinya katakan saja di awal, tidak perlu susah payah dengan mengatakan akan menjahitnya."
Mo Yiyang membuka matanya dan berkata dengan tenang. "Kau tidak memiliki jarum dan benang, aku tidak bisa memperbaikinya. Kau jangan terlalu suka tiba-tiba menyalahkan orang lain."
Lau Luo juga langsung menepuk jidatnya pelan dan tersenyum "Aku lupa memberitahu mu. kakek Shang yang memilikinya, aku harus memintanya untuk meminjamnya."
Dia lalu keluar melihat para saudaranya masih tidur di dahan pohon, dia tersenyum lembut dan membangunkan mereka. Shu Zi Jiu dan Yuan Yi segera membuka mata dan bangun.
Yuan Yi sedikit menguap sambil mengusap pucuk ekor matanya. "Luo didi, bagaimana caramu turun tanpa melewati kami?"
Yuan Yi yang masih di dahan pohon, dia kemudian merangkak turun ke bawah. Sedangkan Shu Zi jiu hanya perlu meloncat dari pohon ke tanah karena jaraknya rendah.
Lau Luo menggaruk bagian belakang kepalanya. "Aku terjatuh dan tidur berjalan, itu saja, tidak ada yang serius untuk membuat mu merasa penasaran."
Shu Zi Jiu dan Yuan Yi langsung tertawa kecil sambil membayangkan orang di depannya akan tidur berjalan seperti mayat.
Yuan Yi meringis mengejek. "Kau pasti tidur seperti mayat."
"Aku juga mau meminjam jarum dan benang ke Kakek Shang."
"Aku punya." Shu Zi Jiu kemudian mengambilnya di dalam pakaian kotornya dan bertanya heran. "Pakaian mu belum di perbaiki?"
Dia menatap lubang di pakaian Lau Luo yang masih terbuka lebar, kemudian berkata lembut. "Kalau begitu biarkan aku saja yang menambalnya."
Lau Luo tidak menolaknya. Dia bahkan lebih suka jika Shu Zi jiu yang melakukanya dari pada bocah cantik tapi angkuh itu yang membuatnya tidak nyaman untuk memukulknya.
"Tidak, biar aku yang menyelesaikannya."
Lau Luo dan Yuan Yi melihat ke sumber suara. Itu adalah bocah angkuh yang cinta kebersihan, yang baru mereka kenal selama sehari ini yang sudah menganggu ketiganya, siapa lagi kalau bukan Mo Yiyang.
Siapa lagi kalau bukan si brengsek itu, orang yang tidak tahu berterimakasih.
Yuan Yi berkata ketus. "Memang seharusnya kau yang melakukannya! Jangan tambah pekerjaan Jiu-ge lagi! Dasar berengsek kau!"
"Kalau begitu trimakasih kau memang pria yang bertanggung jawab." Kata Shu Zi jiu dengan ekspresi yakin.
Mo Yiyang melamun, pria?
Sebenarnya dia.. hatinya menciut kecil dan bergumam tipis, dia sebenarnya.. gadis, apa kalian tidak tahu?
Ucapan Lau Luo membuyarkan lamunan Mo Yiyang. "Kau jadi menambalnya atau tidak? Haruskah aku melepaskan pakaian ku sekarang?"
Rahang Yiyang hampir terjatuh melihat kelakuan Lau Luo tidak memiliki etika, bocah yang berkata terlalu balak-blakan dan vulgar.
"Kenapa kau terkejut?"
Lupakan, orang yang primitif dan berpikir terbelakang ternyata otaknya berbeda..
Tidak memiliki etiket dan kanibal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
se mangat dan terus beekarya tor
2023-09-11
0
topmarkotop
yup
2022-04-29
1
Author Baek BgT
pria yg cantik
2022-04-08
2