"Aku tidak mengingatnya, apa kau yang menyelamatkan ku?"
Melihat seberapa terluka parah Mo Yiyang di depannya, Lau Luo menyadari pasti dia yang telah menjaganya dan menyelamatkannya.
Mo Yiyang menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, kau yang menyelamatkan ku dan aku berhutang dua sekarang, kau sudah menyelamatkan ku dua kali."
Lau Luo masih tidak percaya, tapi dia berkata dengan bangga. "Sudah menjadi seorang yang hebat untuk menjaga mereka yang lemah!"
"...."
Dia hanya tersenyum kecil, bukan senyuman bangga yang sebenarnya, melainkan senyuman tanpa implikasi apapun. Lau Luo tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, karena menurutnya semua luka-luka nyata yang mereka dapatkan adalah bukti yang jelas..
Bahwa dia sekali lagi sangat lemah.
Tidak bisa untuk bertahan dengan tegap, apalagi untuk melindungi dan membalaskan kebaikan siapapun.
Apa benar jika dia kuat, dia bisa membalaskan semua kebaikan Shu Zi Jiu padanya dan sekaligus satu kebaikan yang telah merawatnya.
Setelah beberapa saat, indra penciumannya membuatnya tertegun karena setelah belajar qi semua indra yang ada padanya lebih tajam dari biasanya, seperti dia bisa mendengar derapan samar menuju ke arah mereka.
Lau Luo mengangkat telunjuknya ke mulutnya, seolah memberi peringatan pada orang di sebelahnya untuk tidak membuka suara.
Suara samar itu semakin jelas terdengar, di dengar dari langkahnya itu bukan suara yang di timbulkan manusia, tapi sekawanan binatang penghuni hutan ini.
Mata Lau Luo menyapu ke arah sekitarnya, dia melihat dinding-dinding lembab di dalam gua dan melihat ke arah posisi mereka terjatuh.
Jurang Chi? Tidak salah lagi, suara-suara itu pasti berasal dari belasan binatang Chi.
Mi Yiyang ingin berkata kasar waktu Lau Luo menariknya untuk bersembunyi, tapi perkataan itu terdengar sangat serius, jadi dia membiarkannya.
Lau Luo melemparkan pakaian ke wajahnya. "Ssst! Diamlah dan pakai pakaian mu dengan benar atau kau masuk angin."
"...."
Dia masih belum menyadari saat Lau Luo telah menggendongnya di punggung.
Saat rambut hitam berantakan Lau Luo menyentuh wajahnya dengan aroma apek, langsung membuatnya mengeryitkan kening dan hampir merasa mual. "Kemana kau akan membawa ku?"
Dia kemudian mendapat jawaban dengan suara pelan. "Kemanapun, di sini sudah tidak aman, ada sekumpulan binatang Chi yang datang akan menyerbu kita."
Meskipun luka Lau Luo tergolong ringan, tapi tingginya hanya setengah kepala dari Mo Yiyang tentu membuat bocah itu kesulitan berjalan dengan beban di atasnya.
Dia sebenarnya merasa sangat tidak enak. "Aku akan berjalan sendiri, kau turunkan aku."
Kaki Lau Luo menjadi gemetar setiap langkah yang di lakukannya, serta hembusan nafas kasar itu seperti terpenggal kelelahan dan buktinya juga adalah keringat yang mengenang di pelupuk kening Lau Luo.
Apa dia terlalu berat?
Mo Yiyang mengusap keringat yang mengucur di kening Lau Luo dan berkata. "Jangan memaksakan dirimu, cepat turunkan aku, karena aku seberat Pegunungan Kunlun dan semua tanahnya dan kau seperti semut yang mengangkat gunung itu."
Lau Luo, "...."
Setelah beberapa saat. "Tidak, kau terluka. Apa kau bisa berjalan?"
Mo Yiyang, "...."
Dia terluka di punggung, bukan di kaki oke?! Meskipun begitu, karena sangat lelah dia tetap memilih untuk di gendong.
Suara yang di dengar Lau Luo semakin dekat, dan sampai akhirnya menyusul mereka. Lau Luo bisa melihat jelas makhluk terbang itu adalah jenis kumbang Chi. Meski bentuk mereka tidak sebesar kelelawar yang mereka temui terakhir kali, tapi beberapa kumbang Chi tidak bisa di anggap remeh.
Dia menurunkan pelan Mo Yiyang dan dengan hati-hati ke tempat yang aman dan menyusul sekawanan kumbang Chi dengan tangan kosong, dia langsung melompat ke ranting pohon dan berhenti di ketinggihan yang strategis karena dia ingin mencoba beberapa serangan dengan mengunakan tenaga dalam yang di katakan sebagai qi.
Mo Yiyang melihat Lau Luo sedikit lega dan merasa tidak perlu khawatir karena dari loncatan Lau Luo yang sedikit berantakan sepertinya orang itu bertarung dengan kesadaran, jika di bandingkan dengan lompatan seringan kapas saat mata hitam legam yang linglung seperti kekosongan terakhir kali.
Dari kejauhan Mo Yiyang hanya bisa memperhatikan pertarungan Lau Luo, bocah itu melompat dari pohon ke pohon untuk memperpendek jaraknya dengan kumbang Chi dan setelah ada di jangkauannya, dia tanpa peduli mematahkan sayapnya.
Meskipun tidak seganas para kelelawar, belasan kumbang Chi tetap akan menyulitkan Lau Luo.
Jika bukan karena luka yang di alami Mo Yiyang sekarang ini, dia ingin sekali membantu Lau Luo bertarung melawan kumbang Chi bersama dan melindungi di belakang punggungnya, tapi situasinya yang membuatnya terluka parah membuatnya tidak bisa melakukannya.
Lau Luo berdecak kesal karena para kumbang Chi itu bergerak cepat sekali dan terbang sangat lincah. Lau Luo mendarat ke tanah untuk mengambil beberapa krikil, dia ingin mencoba teknik lemparan Chuxi yang bisa menembus batang pohon besar dan ingin mencobanya setidaknya sekali.
Kemudian dia mengambil beberapa krikil dan melemparnya ke arah kumbang, dia langsung mendengus kesal setelah tahu lemparannya begitu lemah dan hanya menyentuh pelan sayap kumbang Chi. Lau Luo mencoba memfokuskan kembali tenaga dalamnya yang dia tahu itu adalah qi, dia menyalurkannya ke kerikil kecil yang dia pegang lalu melemparkannya ke sekawanan kumbang di depannya.
Lemparan itu melesat cepat, seperti peluru kilat dan langsung menembus targetnya. Kumbang yang terkena lemparan Lau Luo seketika terjatuh karena sayapnya telah hancur.
Lau Luo merasa berbinar bukan karena lemparannya, tapi berbinar bangga saat memikirkan Chuxi yang setiap hari melakukannya setiap kali ke batang pohon, jika gadis itu berada di dalam mood yang buruk.
Dan bergilik ngeri untuk pohon yang menjadi objek kekesalan Chuxi, karena pasti lebih kasian pohonnya jika menjadi target lemparan gadis yang bruntal itu.
Setelah belajar qi, dia semakin sensitif terhadap bahaya, seperti memiliki mata di belakang kepalanya, Lau Luo bisa menghindari serangan kumbang Chi yang di arahkan padanya dari belakang.
Dia melumpuhkan beberapa kumbang dengan mudah, Lau Luo bisa menghitung jumlahnya yang turun drastis karena perlawanannya.
Sekumpulan kumbang Chi ternyata tidak terlalu kuat.Tapi mata hitam legam itu melupakan sesuatu, itu seperti orang yang dia lupakan..
Mo Yiyang terkulai lemas dengan sandaran sebatang pohon yang kokoh, beberapa kumbang Chi terbang mengerumuninya.
Matanya menatap nanar dan dia terkejut, dia meringis kelu dengan alisnya yang merajut menjadi satu saat merasakan taring kumbang itu mengigit tubuhnya.
Pandangannya semakin samar karena darahnya yang di hisap para kumbang terlalu banyak, dia tidak bisa memberikan perlawanan atau pertahanan karena tubuhnya terlalu lemas dengan luka yang berat.
Meskipun jika dia dalam kondisi prima dia tidak tega membunuh para binatang itu meski membahayakan nyawanya sendiri. Lagi pula itu hanya darah yang bisa di daur lagi jika meminum suplemen jadi biarkan saja para kumbang itu menghisap darahnya, Mo Yiyang meras tidak keberatan sama sekali.
Dia memejamkan matanya sebentar, untuk hari ini karena terasa cukup melelahkan sampai-sampai dia tidak memiliki tenaga tersisa sekedar untuk membuka matanya saja, jadi dia merasa sangat ngantuk sekali sampai dia tertidur tanpa sadar.
Hanya berselang sebentar, suara yang kencang meledak di dekatnya. Dia buru-buru membuka matanya, matanya dan langsung terkejut ketika melihat kumbang Chi yang tadi menghisap darahnya, sudah hancur menjadi gumpalan daging dan hancur berkeping-keping.
Mo Yiyang melihat khawatir mata hitam legam Lau Luo yang kembali kosong, seperti riak dalam kabut kegelapan.
Qi iblis!
"Apa kau mati?"
Mo Yiyang, "...."
Dia tidak mati! Dia hanya menutup matanya sebentar karena ngantuk!
Setiap kali Lau Luo bertarung tanpa sadar dia akan mengalami berbagai jenis luka, Mo Yiyang tidak suka melihatnya kesakitan dan menderita luka yang baru. Dia tidak ingin melihat Lau Luo kembali kehilangan kesadarannya lagi. Dia mencoba berdiri dan menjangkau Lau Luo, tapi dia benar-benar tidak memiliki tenaga tersisa untuk berdiri lebih lama.
Dia terjatuh dan menabrak tubuh Lau Luo dari depan membuat keduanya tersungkur bersamaan ke tanah dan berguling-guling. Dia berkali-kali telah memanggil nama Lau Luo tapi mata hitam legam itu belum ada tanda-tanda sepertinya untuk segera tersadar.
Mo Yiyang tidak bisa untuk bangkit, jadi dia hanya bisa mengangkat satu tangan untuk menamparnya.
"Siapa yang terlihat seperti orang mati?! Aku sangat lelah sampai-sampai rasanya mau tidur!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
topmarkotop
up
2022-04-29
2
setya hermawan
like
2022-03-17
2
Mi 4a
👍👍👍👍👍
2022-03-03
2