Mo Yiyang terbangun pelan saat merasakan terik matahari menyilaukan matanya, lewat lubang loteng di atas gubuk jerami.
Dia menutupi silauan dengan jari-jari rampingnya, mengatur posisinya untuk tidur lagi karena matahari hangat menandakan masih terlalu pagi untuk dia bangun.
Tapi begitu dia ingin kembali tidur, dia mendengus tubuhnya sendiri karena mengeluarkan bau tidak sedap dan juga terasa lengket di seluruh tubuhnya yang membuatnya merasa mengkhawatirkan karena sudah dua hari dia tidak mandi yang pasti membuatnya terlihat kotor, dengan aroma keringat dan bau Dadan yang menusuk. Dia lalu melihat tiga orang lainya yang masih terlelap pulas, Mo Yiyang tidak pernah melihat salah satu dari tiga bocah itu mandi.
Yang mengherankanya, mereka semua tidak pernah mandi selama seumur hidup mereka!
Jangan sampai pikiran dia benar, bahwa tiga bocah itu tidak pernah mandi selama berminggu-minggu dan mungkin selamanya.
Mo Yiyang bergerak pelan agar tidak membangunkan orang yang tidur di sebelahnya, jadi dia bergerak hati-hati di meja kayu yang keras, yang sepertinya juga mudah patah.
Setelah keluar dari meja kayu, dia berniat mencari sungai terdekat untuk mandi dan sekalian menghilangkan bau tidak sedap di tubuhnya, Mo Yiyang mengucir rambut hitam panjangnya dan berjalan pergi dengan mengendap-endap agar tidak menimbulkan suara yang berisik.
Saat sampai di luar, dia bingung dengan pepohonan di hutan ini, semuanya menjulang tinggi dan terlihat sangat mirip. Jika dia berjalan pergi sendirian, apa dia bisa kembali dan tidak tersesat karena dia tidak faham semua rutenya? Jadi dia akhirnya memiliki ide mematahkan ranting pohon di setiap jarak tiga meter, jika dia ingin kembali Mo Yiyang hanya perlu mengikuti tanda yang sudah di buat olehnya.
Lumayan membutuhkan waktu yang lama bagi dia menemukan sungai jernih untuk mandi, saat dia ingin menceburkan diri ke sungai, Mo Yiyang mendengar suara sayap yang mengepak terbang secara liar mendekat ke arahnya.
Dia segera menengok ke arah suara, itu seperti sekelompok hewan liar yang terbang menujunya dengan bergerombol. Cakar mereka tajam, seperti kelelawar dengan ukuran hampir setinggi pria dewasa dengan rentetan taring dan gigi yang runcing.
Mata mereka merah menyala saat menatapnya sebagai mangsa. Darah di kepala Mo Yiyang seketika terasa seperti menjolak ke atas dan berputar, melihat betapa ganasnya para kelelawar itu berulang kali pikirannya memaki untuk segera berlari. Tapi dia masih seorang bocah berusia tujuh tahun, kakinya berubah lemas tidak bertenaga saat sepasang mata hitam itu menatap bahaya di depannya.
Mo Yiyang menghembuskan nafasnya secara kasar dan berlari sekuat tenaga yang dia bisa, entah kekuatan apa yang mendorong dia berlari tanpa peduli dengan banyaknya daun belukar menggores tajam kulitnya sampai berdarah, dia terus berlari tanpa berani melihat ke belakang.
Mo Yiyang mencari semak-semak yang rindang untuk menghindari gerakan terbang para kelelawar yang mengejarnya.
Dia terus berlari dan menghindar, dia harus mencari tempat untuk bersembunyi.
*
Shu Zi jiu terbangun dan memulai rutinitas paginya seperti biasa yaitu menyirami kebun sayuran kecilnya di sebelah gubuk jerami, dia sudah melihat Chuxi berdiri di sana sambil menyiram sayurannya dengan senandung ceria.
Dia berjalan mendekat dan bertanya. "Apa yang kau nyanyikan Chu-meimei?"
/Meimei : adik perempuan.
"Nyanyian lagu penghibur." Jawab Chuxi.
Chuxi berhenti bernyanyi, tentu saja suara Chuxi memang benar-benar bagus dan menyenangkan di dengar telinga. "Aku bernyanyi agar sayuran ini cepat tumbuh, agar bisa cantik seperti ku juga."
Shu Zi jiu tertawa lembut, " Sayuran tidak akan tumbuh hanya dengan ucapan."
"Aku juga memberi mereka air." Kata Chuxi, pipinya semakin terlihat tembam karena cemberut lalu memberikan air kendi itu pada Shu Zi Jiu. "Yasudah, Jiu-ge saja yang menyiraminya. Lalu aku akan melihat bagaimana caramu membuat semua sayuran ini cepat tumbuh."
Shu Zi jiu hanya bisa melanjutkan pekerjaan Chuxi dan semakin tertawa renyah dan dia menutupi mulutnya menggunakan tangan kiri untuk menyembunyikan senyuman kecilnya.
Chuxi bersenandung senang saat berjalan ke gubuk jerami, dia ingin mengejutkan siapa saja yang masih tidur pulas di dalam. Berbagai niat sudah Chuxi rancang di kepalanya, dia tersenyum seperti kelinci kecil saat melihat Lau Luo dan Yuan Yi yang masih tidur.
Dia bisa mengejutkan mereka.
Chuxi berjalan mengendap-endap, melihat ke sana kemari tapi sepertinya ada bocah baru yang belum dia lihat.
Dia berteriak keras, bahkan petir lebih baik dari suara Chuxi. "Penculikan!!!!"
Yuan Yi terbangun panik, suara yang tajam itu seperti menusuk telinganya.
"Siapa! Siapa yang di culik?!"
Chuxi berekspresi takut dan panik, kemudian berubah menjadi wajah yang ceria.
"Yiyang yang konyol tanpa di untung itu." Kata Chuxi lalu memasang ekspresi seperti mengatakan 'tapi aku bo'ong' menarik satu matanya dan menjulurkan lidah.
"Oh.." Yuan Yi berkata linglung.
Fu*k! Dia seorang Yuan Yi tidak peduli dengan bocah bangsawan itu, alangkah baiknya jika bocah itu memang benar di culik, dia masih merasa kesal karena kejadian kemarin. Jadi Yuan Yi kembali bergelasur dan meneruskan tidurnya.
Chuxi. "...."
Baiklah, kebohongannya tidak seseru yang di harapkan Chuxi. Dia kemudian mencari bocah baru itu untuk di ajak bercanda, tapi setelah dia melihat di dalam gubuk jerami tidak ada kehadiran Mo Yiyang di sana, kemudian dia berjalan ke luar dan berkata pada Shu Zi Jiu.
"Jiu-ge, kau melihat Yiyang di luar?" Tanya Chuxi.
Shu Zi jiu menjawab bertanya. "Bukankah dia ada di dalam, di samping Luo-didi?"
"Tidak ada." Kata Chuxi, mungkin dia belum mencarinya dengan benar. "Aku tanya pada Luo didi saja aku akan kembali ke dalam."
Chuxi kembali namun sudah tidak melihat Lau Luo tertidur di meja kayunya yang biasanya. "Kemana Luo-didi pergi?"
*
Lau Luo bangun mengerjap pelan, dia tidak menemukan orang yang kemarin tidur di sebelahnya. Apa lagi perkataan kakak perempuan Chuxi jika Mo Yiyang di culik membuatnya khawatir setengah kepayang, jadi dia buru-buru pergi mencari Mo Yiyang tanpa mengatakan pada siapapun.
Jika benar bahwa Mo Yiyang di culik, ini adalah masalah yang besar karena dia orang yang memungutnya..
Jadi Lau Luo mencarinya dengan panik, dia melihat ragu ke hutan yang luas ini, kemana dia harus mencari orang itu?
Mata legam Lau Luo tidak sengaja melihat patahan ranting pohon, dari bentuknya ranting itu sengaja di patahkan. Apalagi jarak tiga meter ke depan dia menemukan bentuk ranting yang sama, dia berlari mengikuti ke arahnya.
Setelah beberapa saat, tidak ada lagi ranting dengan patahkan yang sama. Lau Luo semakin gelisah karena tidak menemukan tanda-tanda siapapun di sana.
Dia berteriak cemas. "Xiaoyi!"
Kemudian mencari secara gusar tapi tetap tidak menemukan Mo Yiyang di manapun.
"Xiaoyi Xiaoyi dimana kamu?" Dia kembali berteriak beberapa kali tapi tetap tidak ada sahutan apapun, Lau Luo semakin cemas dan dia mulai mencari ke segala arah.
Saat mencari dan sampai di sebuah kedalaman, dia tiba-tiba bisa mendengar suara kecil.
Suara kelelawar mencicit mulai dia dengar, kelelawar itu berukuran kecil dan terjebak di rambatan daun rindang, mata legam Lau Luo melihat ke arah tempat lain. Beberapa pepohonan hancur di sana dengan kerusakan yang parah, itu terlihat seperti beberapa kelelawar raksasa di hutan ini yang telah menghancurkannya.
Lau Luo berlari panik ke arahnya, puluhan daun tajam menggores wajahnya. Perasaan perih ada di sana, tapi itu tidak berarti saat nyawa Mo Yiyang bisa saja dalam bahaya.
"Jangan bilang.." Jika dugaan Lau Luo benar, kelelawar itu yang telah mengejar Mo Yiyang dan memakannya!
Dia terus-menerus berlari dan mencari..
Pada akhirnya tidak butuh waktu lama bagi Lau Luo menemukan segerombolan kelelawar yang mencoba merusak semak-semak di pepohonan belukar.
Lau Luo bisa melihat celah sedikit di dalamnya, ketika mata legamnya menangkap Mo Yiyang dengan ekspresi takut.
Dia berkata cemas. "Xiaoyi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
sudah tau hutan kenapa Mo pergi swndiri
2023-09-11
0
topmarkotop
jos
2022-04-29
2
NALA
🌟🌟🌟🌟
2022-03-27
5