Yuan Yi menarik kerah Yiyang marah memangnya untuk siapa Lau Luo menerima pukulan itu hanya demi segelintir makanan dan dengan sengaja mengiring penjaga Kekaisaran Yin untuk menjauhinya!
"Kau! bangsawan sialan mengatakan kami menghinamu sebagai pengemis padahal itu makanan terbaik yang bisa kami dapatkan!"
Mo Yiyang melepaskan cengkraman Yuan Yi kemudian membenarkan pakaiannya, menepuk-nepuk kerahnya pelan seperti kotor terkena debu dan mengeryitkan keningnya.
Dia berkata dingin pada Yuan Yi. "Sudah ku bilang berulang kali, untuk tidak menyentuh ku." Dia juga melemparkan makanan itu pada Yuan Yi dan berjalan pergi. "Jika kau ingin, kau boleh memakannya."
Yuan Yi semakin mengumpati Mo Yiyang yang sangat br*ngsek! Orang yang benar-benar angkuh dan sombong hanya karena kaya!
"Hei kau!" Teriak Yuan Yi.
Yuan Yi menengok ke belakang saat tangannya di tahan Chuxi, Chuxi menggeleng pelan. "Biarkan saja memang orangnya menyebalkan seperti itu."
Chuxi kemudian menyusul Mo Yiyang, dan tersenyum mengejek.
"Huh, kau terlihat kesal?" Tanyanya saat Chuxi berjalan di dekat Mo Yiyang saat mereka berada agak jauh dari gubuk jerami.
Mo Yiyang semakin kesal bahkan setelah melihat wajah Chuxi, dia mengangkat sedikit bibir ke atas dan berkata sinis. "Bagian mana kamu melihat aku kesal?"
Chuxi hanya tertawa kaku sambil menggaruk bagian belakang kepalanya, dia hanya bisa melanjutkan untuk menyapanya dan terus berbicara, dan mengoceh di sebelahnya.
Kemudian dia mulai curhat..
"Aku sangat menyayangi Luo-didi, bahkan jika ada yang berani menghinanya aku pasti memukul mereka. Kemarahan ku langsung memuncak dan tanpa pikir panjang aku akan memberi balasan berkali lipat untuk yang berani menyakitinya." Chuxi melirik ke arahnya.
"Dan melihat wajahmu yang sialan, aku ingin memukulmu, memadatkan wajahmu menjadi gepeng dan melumurinya dengan pantat panci biar tambah jelek saja sekalian." Chuxi menghela nafas.
"Tapi aku tidak melakukannya, juga tidak memukul mu."
"Itu karena Luo-didi, dia menganggap mu sebagai temannya. Aku tidak bisa melakukan apapun pada mu karena kau salah satu dari temannya, jika aku membuat masalah atau dia akan memarahiku."
Chuxi memberi roti kering itu pada Mo Yiyang. "Dia menerima pukulan untuk memberimu makan ini, makanan ini jauh dari kata sangat layak bagi kami. Dia biasanya makan dengan makanan yang lebih buruk dan berjamur.. kamu bukan pengemis, tapi kami semua adalah pengemis di sini."
"...."
Lau Luo yang hanya tersisa seonggok tulang putih karena kurus seperti busung lapar menahan pukulan untuk di berikan padanya, tapi Mo Yiyang malah mencibirnya, jika dia tidak tahu caranya berterimakasih maka hatinya lebih keras dari segelondongan batu.
Mo Yiyang berkata dengan Chuxi dengan perasaan bersalah. "Cara itu terlalu berlebihan untuk mendapatkan makanan, apa kalian bisa mencarinya selain dari pegunungan sampah? Maksud ku untuk menghindari pukulan para penjaga.."
"Tidak yang namanya berlebihan asal dia bisa mendapatkan makanan, di lingkungan primitif kami harus mengigit untuk makan, mencuri untuk makan dan berjuang di tumpukan sampah untuk mencari makanan." Chuxi berkata rendah, dia kemudian berjalan di sebelahnya. "Yah, baguslah kalau kau sudah sadar."
Setelah merenung sejenak, Mo Yiyang lalu mencari Lau Luo. Dia kembali ke gubuk jerami tapi tidak menemukannya di sana, tidak di sangka Lau Luo tidur di dahan pohon seperti malam terakhir kali.
Dia kemudian memanjat ke dahan yang lebih rendah, melihat bocah itu tidak ada pergerakan sepertinya Lau Luo sudah tertidur lelap membuatnya berani untuk mengatakan terimakasihnya, setidaknya berterimakasih karena makanannya layak untuk makan.. saat ini.
Memakannya mungkin perutnya tidak akan keracunan.
Dia membuka bingkisan itu dan memakannya dan kebetulan roti itu adalah cemilan kesukaannya saaidi dalam kekaisaran.
Lau Luo melamun cukup lama, entah sejak kapan matanya terpejam dan anehnya dia mendengar suara berisik di sekitarnya seperti bunyi seseorang mengunyah makanan, bahkan wangi rotinya sampai di penciuman Lau Luo, tanpa dia sadari perutnya mulai bergemuruh keras seperti gergaji yang di mainkan.
Lau Luo membuka matanya, dia bergerak terkejut melihat Mo Yiyang di depan matanya sampai membuat dia kehilangan keseimbangan. Tangan Lau Luo terulur ke udara untuk mencari pegangan dan dia melihat wajah panik orang lain.
Dia terjatuh dengan suara berat, tapi dia tidak terlalu merasakan sakit. Dia membuka matanya melihat wajah Mo Yiyang hanya beberapa cun darinya yang meringis kesakitan.
Mo Yiyang merasa kebas di punggungnya karena membentur tanah keras, tapi dia menghela nafas lega bisa menangkap Lau Luo tepat waktu, karena dia selalu berpikir tulang kurus Lau Luo bisa patah jika jatuh sedikit saja.
Tulang kurus seperti pohon millow yang bisa remuk kapan saja.
"Syukurlah aku menangkapmu."
Lau Luo, "...."
Ini pertamakalinya dia terjatuh. Tapi kenapa rasanya sudah dua kali, Lau Luo terkejut dengan dirinya sendiri, dia berusaha cepat berdiri tapi tidak bisa.
"Tanganmu.." Katanya.
Mo Yiyang merasa bertanya. "Apa?"
Lau Luo menjawab cepat. "Tangan mu melingkari punggung ku, aku tidak bisa berdiri!"
Mo Yiyang melepaskan tangannya.
Lau Luo mengambil makanan yang jatuh dan memakan bagian yang kotor, karena dia tiba-tiba merasakan cacing perutnya mulai mendemo. Makanan yang belum berjamur memang lebih enak, dia mengunyah dengan cara nikmat dan giginya tidak sakit seperti sebelumnya seperti dia mengigit roti sekeras kayu.
Mo Yiyang membersihkan pakaiannya yang berdebu lalu duduk di sebelah Lau Luo yang bersandar ke pohon dan bersiul ringan dengan mulutnya.
Lau Luo melihat ke arahnya dan memakan lahap makan yang dia dapatkan.
"Xiaoyi, karena kau tidak ingin mengatakan margamu, aku memanggilmu Xiao."
Mo Yiyang tidak bisa merasa bangga seperti Lau Luo memperlakukannya lebih kecil, karena dia bahkan lebih tampan dan lebih tinggi sekarang!
"Sial, aku lebih tinggi dari mu kenapa kau memanggilku Xiao?" Tanya Mo Yiyang pada bocah itu.
Lau Lou hanya tersenyum dan berkata. "Bukankah kita teman? Tidak ada salahnya jika aku memanggilmu Xiaoyi yang lebih kecil."
"...."
"Itu konyol." kata Mo Yiyang, dia berpikir sejenak. "Aku akan memanggil mu Ahyi karena kelak kau hanya seonggok orang tua."
"Ahyi? tidak, itu tidak cocok karena terlalu jelek."
Mo Yiyang mendengus kesal. "Kau memanggilku sesuka hatimu, kenapa kau tidak boleh aku memanggil mu sesuai keinginan ku?"
"...."
"Panggilan itu terlalu jelek, dan benar-benar jelek, karena sangat jelek sampai-sampai rasanya tidak enak di dengar. Yi sebenarnya nama kelahiran ku, namaku Luo yang lebih tampan."
"...."
Mo Yiyang bertanya cepat. "Bagaimana jika aku memanggilmu Luo-didi?"
Lau Luo buru-buru menolaknya kerena merasa tidak suka. "Panggil aku Abang Luo!"
Mo Yiyang, "...."
Kemudian dia bertanya. "Kenapa..?"
Lau Luo berkata percaya diri. "Kenapa apanya? Tentu saja saat dewasa tinggiku akan melebihi mu! Aku akan menjadi Abang Luo yang tampan, yang baik hati, yang kuat dan yang akan melindungi orang yang hanya berbuat baik padaku!"
"Jika neraka jatuh dan langit runtuh aku akan menyalamatkan satu orang!!!"
"Pastinya aku akan menyelamatkan Ah-Jiu ge yang segalanya!!!"
Shu Zi Jiu yang tidak bisa mendengarnya tiba-tiba bersin di dalam gubuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
👍👍😅👍👍👍👍👍👍👍
2023-09-11
0
topmarkotop
yup
2022-04-29
2
NALA
🌟🌟🌟🌟
2022-03-27
5