Shu Zi Jiu berdehem ringan melihat dua orang itu tidak bisa akur satu sama lain padahal mereka sudah cukup mengenal selama beberapa hari.
Lau Luo sedikit berkeringat di pelipisnya, dia menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal dan menyapanya. "Ah Jiu-ge?"
Mo Yiyang berinisiatif berdiri membiarkan Shu Zi Jiu duduk di tempatnya, Shu Zi Jiu berkata pada Lau Luo saat melihat kinerja Mo Yiyang yang berantakan. "Kamu akan cepat sembuh Luo-didi, apa lagi seseorang yang mengoleskan obatnya menggunakan sepenuh hati dan sangat rapi."
"....." Mo Yiyang memutar matanya ke tempat lain.
"....." Lau Luo tidak percaya, karena dia merasakan setiap gerakan tangan orang itu lukanya naik sakitnya menjadi dua kali lipat.
Di ujung bibir Lau Luo masih ada memar biru yang belum terkena obat sama sekali, Shu Zi Jiu berkata lembut pada Mo Yiyang. "Berikan padaku obatnya."
Mo Yiyang memberikan obatnya, saat Shu Zi jiu mengoleskan obat pada Lau Luo dia sudah pergi keluar gubuk untuk mencari udara segar, karena entah kenapa jatuh ke lingkungan primitif membuat sel di darahnya bisa menjadi sinting.
Dia harus cepat keluar dari sana sebelum menjadi orang dengan pola pikir yang miskin seperti mereka.
Saat Mo Yiyang berjalan ke luar gubuk jerami, dia melihat gadis kecil dengan muka yang manis yaitu gadis bernama Chuxi, yang sedang duduk sambil menatap kesal ke arah langit. Chuxi mengambil batu krikil dan melemparkan ke sebatang pohon, lemparan itu seperti panah yang melesat dan langsung menancap ke kulit pohon.
Dia melihat itu hanya bisa berdecak ngeri, karena Chuxi sangat di hormati puluhan bocah kumuh sepertinya bukan tanpa alasan, karena Chuxi seorang gadis kecil cantik yang sangat kuat dalam artian lainnya.. ganas.
"Kau teman baru Luo-didi?" Chuxi merasakan orang berdiri tidak jauh darinya, dia menoleh dan berkata padanya.
"...." Dia tidak yakin. "Sepertinya begitu."
Chuxi menepuk tempat di sebelahnya. "Duduklah ke sini, jagan berdiri terus dan membuat kakimu yang seperti tongkat kayu itu tiba-tiba kram."
"...."
Mo Yiyang kemudian duduk tapi masih mengambil jarak dari Chuxi, Chuxi meliriknya dan membuat senyum kaku.
Mata Chuxi menyapu orang di sebelahnya sejenak dengan matanya yang jernih. Dia mengangguk pelan dan menggeleng saat melihat wajah putih Mo Yiyang, sangat putih dan lebih segar, apalagi tahi lalat di bawah mata membuat daya tertarikan tersendiri.
Dia mendesah nafas. "Kau seorang pria, tapi aku sebagai wanita merasa iri dengan wajahmu huh?!" Setelah beberapa saat, dia melanjutkan. "Ini mustahal dan mustahil!"
Setelah kedengkian di hatinya membara dia bertanya. ''Kau umur berapa?"
"Tujuh tahun." Mo Yiyang menjawabnya dengan acuh tak acuh.
"Kita memiliki umur yang sama." Mata Chuxi kembali melihat ke hamparan langit dan di atas tanah berumput. "Kau pasti berasal dari luar desa ini. Apakah di luar desa kumuh ini ada bangunan yang indah, pakaian bagus dan makanan yang lezat? Semua itu memang ada, aku juga berasal dari sana."
Untuk sesaat Chuxi diam menimbulkan keheningan sejenak dan hanya angin di sekitar mereka yang tertiup pelan membuat Mo Yiyang terpaksa membuka suara. "Aku bisa membawakan beberapa barang dari sana, jika kau bisa pergi dan kembali ke sini."
Chuxi tersenyum sedikit. "Terimakasih, tapi itu tidak perlu dan kau berasal dari mana?"
"Terlalu banyak bertanya, tidak perlu aku menjawab semuanya." Maksudnya marga dia dari mana? Dia tidak perlu mengatakannya.
"Kau harus jawab, ini sebagai bentuk intograsi ku untuk orang-orang di sekitar Luo-didi." Kata Chuxi meninggikan suaranya. "Bagaimana jika kau sebenarnya adalah pembunuh bayaran atau orang jelek yang di seludupkan secara ilegal?"
"...."
Mo Yiyang duduk melingkupkan kedua kakinya saat mencerna perkataan Chuxi yang seperti mengiris kulit sensitifnya.
Chuxi bukan hanya gadis yang memiliki paras rupawan yang cantik dan kuat, setelah berbicara beberapa perkataan, dia bisa menangkap bahwa Chuxi adalah sosok gadis yang baik. Sangat wajar jika bocah Lau Luo itu bisa menyukainya, jika Lau Luo tidak mempunyai perasaan untuk Chuxi pasti Lau Luo memiliki selera yang aneh atau seleranya sangat rendahan.
"Baik aku yang jelek, kamu yang cantik."
Chuxi seketika menoleh, kepercayaan dirinya tiba-tiba meluap drastis. "Apa kau baru saja menyatakan perasaanmu padaku?"
"....." Mo Yiyang seperti tersangkut ludahnya sendiri, dia berbatuk pelan.
Darimana kau mengartikannya seperti itu, dia hanya memujinya!
"Ah, tidak perlu di pusingkan.. aku hanya bercanda."
Mereka lagi hanyut mengobrol tapi tiba-tiba mereka di buat menoleh saat mendengar suara keras seseorang menubruk-
Lau Luo menyentuh bingkisan di balik pakaiannya dan berkata, "Kalian luar biasa."
Mereka cukup mudah akrab satu sama lain, tapi jika di depannya orang itu akan berkata sinis dan menggeram seperti gerangan.
Lau Luo meringis sakit karena luka memarnya terbentur keras oleh Yuan Yi di belakangnya yang berjalan tanpa melihat ke depan.
Yuan Yi menatap Lau Luo yang jatuh ke tanah, tangannya segera terulur untuk membantu Lau Lou berdiri. "Kenapa kau menghalangi jalan, apa kau melamun karena baru saja melihat setan?"
Lau Luo menangkap tangan Yuan Yi dengan keringat di pelipisnya sambil dia meraba-raba semua pakaiannya, tapi rotinya sudah menghilang.
Chuxi dan Mo Yiyang menoleh melihat Lau Luo yang jatuh, tidak jauh dari mereka dia melihat bingkisan roti kering.
Mo Yiyang melihat ke arah Lau Luo kemudian melirik ke Chuxi. "Seseorang menjatuhkannya?"
Chuxi berkata. "Itu milik Luo didi."
"Benar, tapi kau boleh memakannya jika kau ingin." Lau Luo sambil mengusap keringat di hidungnya. Setidaknya dia sudah berusaha mendapatkan makanan, untuk bertanggung jawab sampai orang itu sembuh dia harus memberikan makanan juga.
Jika kau ingin, kau boleh memakannya. Itu terdengar seperti Lau Luo memberinya barang seolah-olah dia adalah pengemis.
Mo Yiyang menghardikan matanya, menarik satu ujung alisnya.Kau melihat dari sebelah matamu mana yang mengira dia pengemis makanan?
Dia belum pernah mengalami hinaan seperti ini, dia meremas bingkisan itu sampai terdengar beberapa suara roti kering yang patah.
"Tidak butuh." Mo Yiyang meremukkannya dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di pahami siapapun.
Dia memutar mata hitamnya ke arah Lau Luo dan berkata datar. "Roti ini sudah kotor dan hancur, kau ingin aku memakannya sampai sakit perut? Kau ingin meracuniku? Apa aku terlihat seperti pengemis?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
lanjut tor
2023-09-11
0
topmarkotop
go
2022-04-29
2
NALA
🌟🌟🌟🌟
2022-03-27
3