Mo Yiyang masih mengamatinya dari kejauhan melihat putra mahkota seorang pria banci. Dia mengertakkan semua gigi-giginya wajahnya hijau dan putih, dia benar-benar kehilangan muka sekarang!
Sial.
Putra mahkotanya menatap bocah perampok, perkataannya begitu nyaring seperti seorang wanita lacur. "Apa yang kau bawa?"
Bulu kuduk bocah perampok itu berdiri, dia mengigil ngeri. Sial! Dia pria banci dengan wajah menyeramkan! Bocah perampok memutar matanya ke arah Yuan Yi.
"Aku tidak tahu, ini bukan milikku! Tapi milik mereka!" Sambil menunjuk Shu Zi Jiu, Yuan Yi dan Lau Luo.
"Kau mengakui itu sebagai milikmu sedetik yang lalu." Kata Shu Zi Jiu.
Lau Luo melirik tempat MoYiyang, kemudian dia menghela nafas setelah mengetahui orangitu masih bersembunyi di sana. Akan menjadi masalah jika putra mahkota melihat wajah alami Mo Yiyang yang lebih cantik dari wajah putra mahkota, karena putra mahkota selalu memuja penampilannya sebagai yang nomor satu, yang tidak akan tertandingi oleh kecantikan apapun.
Mo Yiyang merajut alisnya ketika melihat pria banci mengaku sebagai dia, sampai tidak sengaja bola matanya terpaku saat menatap sepasang mata hitam milik Lau Luo. Keduanya diam sesat, sampai salah satunya mengedipkan sebelah mata kirinya.
"...."
Benar-benar, menggelikan.
Lau Luo bisa tenang sekarang setelah memberi kode pada Mo Yiyang agar tidak keluar dari persembunyiannya. Mata Lau Luo kemudian menyapu putra mahkota di depannya dan memandang jijik riasan merah terang di wajah yang seputih tepung terigu. Sangat mencolok dan menyilaukan mata.
Shu Zi Jiu tersenyum ringan melihat bocah perampok dan puluhan bocah lainya sudah berlari pergi, semua bocah tahu jika berurusan dengan putra mahkota tidak akan berakhir baik.
Lau Luo ingin cepat-cepat menggenggam tangan Shu Zi Jiu dan Yuan Yi untuk lari dengan cepat dari pada harus berurusan dengan putra mahkota, namun saat dia melihat mata Mo Yiyang dengan titik tinta kecil itu membuatnya berubah pikiran.
Terlebih lagi dia sudah bertekad untuk mencarikan makanan segar untuknya.
"Kalian bertiga tidak pergi?" Tanya putra mahkota.
Merah terang riasan itu semakin bertambah mencolok mata, dan suara melengking pria banci itu juga menusuk telinga Mo Yiyang dari kejauhan.
Banci itu mencibir. "Aishhh, kenapa semuanya mengais di sini? Memang cocok untuk kehidupan kumuh kalian."
Bersamaan ucapan itu terlihat pria tinggi yang di lupakan Shu Zi Jiu, itu adalah penjaga Kekaisaran. Jika putra mahkota di sini penjaga Kekaisaran akan mengawalnya, itu hal yang di ketahui semua orang.
Saat melihat penjaga kekar itu membuat Yuan Yi menelan ludah sendiri, dan berkata pelan nanar. "Jiu ge, Luo didi.. Bagaimana ini?"
Bagaimana apanya! Tentu saja mereka harus kabur!
"Aku ingin kita lari, tapi bagaimana dengan nasib orang yang aku pungut? Dia memiliki wajah yang cantik, putra mahkota akan marah melihat wajahnya."
Bocah cantik? Yuan Yi langsung mengetahui itu bocah bangsawan yang berkulit putih, itu pasti Mo Yiyang siapa lagi yang di maksud Lau Lou selain bocah sialan itu yang tidak lebih dari seonggok masalah?
"Jika Luo-didi tidak pergi, maka aku juga." kata Shu Zi jiu dengan lembut, alisnya juga menurun lembut.
"Apa? Ah Jiu-ge ingin menemani ku di pukuli?" Tanyanya
Lau Luo tidak bisa melihat Shu Zi Jiu kena pukul bahkan satu kali pun! Wajahnya tiba-tiba berubah melirik tempat persembunyian Mo Yiyang dan berlari setelah mengambil alih tangan Shu Zi Jiu.
Persetan dengan orang lain selain Ah Jiu-ge nya! Dia tidak peduli!
"Kalau begitu kita lari bersama." Tangan Lau Luo langsung menarik pergelangan tangan Shu Zi Jiu, dan Yuan Yi juga berlari tepat di belakang mereka.
Siapa tadi yang bilang secara percaya diri tidak akan kabur? Yuan Yi melambaikan tangannya ke belakang, ke arah Mo Yiyang.
Seolah mengatakan, "Kau hanya seonggok kotoran yang perlu di tinggalkan! Dasar wajah pembuat masalah!"
Mo Yiyang, "...."
Mata Mo Yiyang menatapnya diam. Apa dia baru saja di tinggalkan pergi dan tidak sedang, di kambing tumbalkan kan?
Para penjaga, "...."
Pria banci itu mengamuk. "Apa yang kalian lakukan!? Cepat tangkap mereka! Sialan!"
Para penjaga mengangguk menggelap, dari pada menangkap tiga bocah itu lebih baik sekarang membungkam mulut melengking atau pendengaran mereka akan rusak dan berdarah-darah.
"Baik."
Shu Zi Jiu, Yuan Yi dan Lau Luo berlari dengan pengejaran dua penjaga Kekaisaran Yin. Seharusnya Mo Yiyang mengetahui jika Lau Luo sengaja mengiring para penjaga untuk menjauh agar dia tidak salah paham untuk mengorbankannya agar mereka bisa kabur.
Dia sudah memberikan kodenya, kedipan ringan.
"Berhenti kalian bocah sialan!" Tiga bocah itu berlari gesit sampai para penjaga kesulitan untuk mengejar mereka.
Shu Zi Jiu melirik ke Yuan Yi dan Lau Luo. "Kita bertiga berpencar dan mengalihkan perhatian mereka."
Yuan Yi dan Lau Luo mengangguk kemudian berpencar ke kanan dan kiri. Para penjaga itu mengejar Shu Zi Jiu dan Lau Luo.
Yuan Yi melihat ke belakang yang anehnya tidak ada orang yang mengejarnya. Itu lebih baik untuk Yuan Yi, dia bisa bersembunyi dan melemparkan benda busuk untuk menganggu para penjaga yang mengejar Shu Zi Jiu ataupun Lau Luo.
Seorang penjaga yang mengejar Shu Zijiu menoleh kebingungan, setelah tidak melihatnya. "Bocah kecil itu larinya cepat sekali."
Dia melihat pakaian yang di kenakan salah satu bocah itu, dari postur tubuh bagian belakang itu pasti bocah berusia sepuluh tahun Shu Zi jiu. Penjaga itu menangkapnya puas, itu bukan tubuh manusia yang dia pegang melainkan boneka jerami yang membuat penjaga gerbang marah.
Di balik gunungan sampah Shu Zi Jiu terkekeh saat bersembunyi. "Orang dewasa yang bodoh."
"Kau harus lebih cepat, atau kau tidak bisa menangkap ku!" Lau Luo tersenyum memamerkan gigi miliknya saat melihat ke belakang, penjaga kekaisaran yang mengejarnya langsung melonjak marah.
"Awas kau bocah!"
Lau Luo semakin mempercepat larinya melihat penjaga itu yang semakin marah. Dia tiba-tiba diam terpaku dengan bungkusan yang menarik matanya, dia mengambilnya. "Ah, aku mendapatkannya!"
Dia senang dan buru-buru mengambil roti kering yang masih terbungkus rapi. Makanan yang paling bersih yang dia dapatkan selama ini, akhirnya dia bisa memberikan makanan yang layak untuk bocah cantik itu, agar perutnya tidak keracunan, setidaknya tidak akan mati karena keracunan.
Tapi tiba-tiba tangan kuat dan keras mencengkram pundak Lau Luo dari belakangnya. Dia menoleh hati-hati dengan sepasang mata berwarna hitamnya, seperi almond.
"Kau mau kabur kemana lagi bocah?"
Lau Lou menelan ludah sendiri dan buru-buru menyembunyikan roti kering di dalam pakaiannya.
Tangan kuat mencengkram lehernya sampai membuat Lau Luo kehilangan nafas. Dia di angkat tinggi sampai dia bisa merasakan kakinya tidak lagi menyentuh tanah. Tapi, saat ini dia masih bisa menghela lega bahwa orang yang di tangkap adalah dirinya. Bukan Ah Jiu-ge, Shu Zi Jiu.
Dia langsung merasakan nyeri di pipi sebelah kanannya. Darah segar sudah mengalir di bibirnya, dia meringis kesakitan dan melotot ke wajah penjaga. Pukulan demi pukulan Lau Luo rasakan sampai akhirnya dia terbanting di antara gundukan sampah. Tapi dia tetap mendekap kuat roti kering di dalam pakaiannya agar tidak hancur.
Para penjaga Kekaisaran Yin itu masih terus memukuli tubuh kurusnya, sampai sebuah suara familiar menghentikannya.
"Berhenti!"
Terdengar suara bocah kecil yang dikenalnya, tapi bukan suara bukan Shu Zi Jiu ataupun Yuan Yi. Lau Luo menatapnya dengan sepasang mata hitam penasaran.
"Aku bilang berhenti!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Keren.... walau kumuh tapi cerdik
2023-09-11
0
topmarkotop
hmm
2022-04-29
2
NALA
🌟🌟🌟🌟🌟🌟
2022-03-26
6