Begitu tersadar Lau Luo merasakan kebas dan rasa sakit di seluruh tubuhnya dan kulitnya, dia mengerjap pelan dan membuka matanya, hal pertama kali yang dia lihat adalah dinding-dinding goa yang lembab dan asing.
Dia memandang terheran, dia buru-buru bangkit, memandang ke sekeliling yang benar-benar dia sendiri tidak tahu sekarang mereka berada di mana.
Dia memanggil dan berteriak. "Xiaoyi!" Teriakan itu keras dan langsung menggema ke seluruh goa.
Lau Luo terkejut saat tangan yang sangat putih seperti porselen tiba-tiba menggenggamnya, dia bisa bernafas lega mengetahui tangan itu adalah milik Mo Yiyang yang juga sepertinya menandakan bahwa mereka berdua akhirnya bisa selamat.
Dia sedikit mengeryit dan memindahkan tangan Mo Yiyang mengunakan dengan hati-hati, dan dia bisa merasakan rambut orang itu terlihat lebih halus dan lebih bersih dari rambut lungsut yang seperti karpet membandel.
Saat dia bergerak, tiba-tiba luka di pundaknya terasa nyeri, dia sedikit meringis kesakitan mengetahui telapak tangannya penuh berbagai luka yang dalam, dia memandangnya heran dan bertanya dengan dirinya sendiri karena kapan dia memiliki luka seperti ini yang dia sendiri tidak bisa mengingatnya.
Di tengah-tengah keadaan linglug, lamunannya langsung buyar saat dia mendengar rintihan sakit dari bocah di sebelahnya. Dia juga di buat khawatir melihat wajah putih itu semakin mendekati warna putih seperti seorang mayat dan bibir itu tidak memiliki warna segar sama sekali, tapi sangat pucat lebih mengkhawatirkan dari selembar kertas kosong.
Lau Luo membalikkan tubuhnya untuk membangunkannya, dan begitu itu berbalik seketika darah langsung mengalir dari balik punggung Mo Yiyang seperti sungai merah yang menguyur tanah bersalju, darah seperti bunga plum warna merah yang sangat mencolok yang juga membuat luka-luka sayatan di pinggiran punggung itu sangat mengerikan.
"Xiaoyi..?" Lau Luo berusaha memanggilnya, namun tidak ada tanggapan apapun dari orang itu.
Melihat Mo Yiyang mengalami situasi krisis membuat perasaan Lau Luo seketika naik dan turun, darah seolah-olah terbakar di kepalanya membuat kepalanya pening dan berdenyut. Dia mengepalkan tangannya dengan keras sampai semua kuku tangannya beberapa kali menusuk daging tangannya sendiri dan membuat luka dalam baru di sana.
Lau Luo hanya bisa mencibir dirinya sendiri, siapa lagi yang bisa dia salahkan karena dia terlalu lemah, bahkan untuk melindungi orang asing saja dia tidak bisa, dia merasa seolah-olah dia terlalu lemah dan sangat lemah, lalu.. bagaimana cara dia bisa melindungi Shu Zi Jiu di masa depan jika terus seperti ini?
Dia di dera rasa penyesalan yang berkepanjangan di kepalanya, penyesalan itu harus dia hentikan begitu mengingat luka Mo Yiyang lebih penting bagaimanapun di situasi sekarang, dan dia harus merawatnya terlebih dahulu.
Mo Yiyang ingin sekali mengumpat saat Lau Luo membuka pakaian di punggungnya secara paksa, dia beberapa kali menepis tangan Lau Luo untuk menjauhkannya, tapi tenaganya benar-benar lemas untuk menghentikannya sekan dia sudah kehilangan otot-otot di tulangnya.
Dia ingin berkata marah, tapi begitu dia ingin marah dan mengumpat maka yang berhasil keluar dari mulutnya tidak lain adalah kentalan merah yang lengket.
Tentu saja dia berbatuk darah beberapa kali mengetahui kulit putihnya yang seperti porselen antik di pandang tanpa berkedip oleh mata hitam itu.
Dia sekarang nyamar jadi pria oke? Cowok, bocah kurus yang kanibal tolong perhatikan gender mu..
Tanpa perhitungan apa-apa, tiba-tiba tubuhnya di balikkan dan orang itu berkata sangat kesal.
"Kenapa kau agresif? Aku hanya ingin mengoleskan obat! Kau ingin mati karena gejala tetanus punggung?"
Mo Yiyang, "...."
Lukanya terkena ranting dan akar belukar, bukan besi berkarat yang pasti tidak akan terjadi tetanus, hei apa kau berpendidikan?
Lau Luo kemudian melepaskan pakaiannya yang seketika pasti memperlihatkan tubuh kurus yang di penuhi beberapa luka lebam, tulang rawan yang menonjol hampir tanpa daging. Mo Yiyang melihatnya mendelik panik dan dia langsung muntah darah, tapi kali ini darah yang di keluarkan Mo Yiyang sedikit berwarna hitam yang menandakan itu adalah darah penyakit yang sudah dia tahan sebelumnya.
Lau Luo langsung memberikan beberapa totokan untuk pernafasannya, kemudian mengoleskan obat ke area lukanya sendiri karena tenti saja dia juga mengalami banyak luka.
Dia melirik ke wajah Mo Yiyang dan tersenyum, "Jangan menahan darah penyakit di dalam tubuh, Kakek Shang pernah bilang itu tidak baik untuk kesehatan. Jika kau bersikeras untuk tetap menahannya, kau akan kembali dengan sakit yang lebih serius dan kemudian mati saja sekalian, beres."
"....." Mo Yiyang memalingkan wajahnya dan ingin mengumpat, tapi begitu tenggorokannya terasa lebih mendingan dan untuk beberapa kata dia bisa bicara, dia tidak jadi mencibirnya.
"Jangan yang berpikiran aneh-aneh, cinta-cintaan juga. Kita berdua anak kecil di sini, aku membuka pakaian untuk menerapkan obat. Tapi maaf saja di dalam kehidupan ku, yang berharga hanyalah Ah Jiu-ge."
"...." Mo Yiyang terdiam dua kali.
Lau Luo melakukannya dengan sengaja memang untuk menakuti Mo Yiyang, agar bisa mengeluarkan darah hitam yang tertahan di dalam tubuh. Jika darah kotor itu tidak segera di hilangkan, maka akan menjadi masalah yang serius. Jadi Lau Luo harus membuatnya terkejut, terkejut sampai-sampai meludahkan seteguk darah.
Lau Luo menyilang kakinya, dan duduk tenang sambil melihat kedua tangannya. Benar-benar kelakuannya manis seperti bocah berusia empat tahun yang normal namun jika di perhatikan dengan teliti ada yang sedikit aneh di sekitarnya, namun keanehan itu tidak bisa di lihat oleh orang lain bahwa jika ada kabut hitam menguar dari kulitnya, maka energi itu akan lenyap menjadi udara tidak tersisa.
Melihat diamnya Mo Yiyang bertanya padanya. "Apa yang kau lakukan? Mengumpulkan tenaga dalam?"
Lau Luo membuka matanya dan melihat ke arahnya dan bertanya. "Mengumpulkan tenaga dalam? Apa itu?"
Mo Yiyang berkata "Kau tidak tahu tenaga dalam? kau tinggal di dunia kultivasi, semua orang melakukannya."
Lau Luo buru-buru menyanggahnya. "Tidak, aku tinggal di desa kecil, kumuh dan terbelakang. Bukan di dunia kultivasi."
"...."
Berdebat tidak akan menyelesaikan, lebih baik dia mengajari Lau Luo cara melakukannya.
Lebih tepatnya mengajari orang yang berpikiran sempit.
"Kau silangkan kakimu dan letakkan tanganmu di atasnya, rasakan energi alam yang mengelilingi mu, tarik semuanya dan kumpulan ke satu titik dalam tubuh."
Lau Luo tidak tahu lebih jelas, tapi dia hanya mencoba melakukannya dan menyilangkan kakinya seperti yang di arahkan.
Ini terasa aneh, jika Lau Luo belum membentuk dantian. Lalu kekuatan apa yang Lau Luo gunakan untuk mengorok leher kelelawar chi terakhir kali dan lagi Lau Luo melakukannya sepertinya tanpa kesadaran.
/ Dantian : titik fokus qi.
Mo Yiyang tidak ingin melihat Lau Luo kehilangan kesadaran lagi dan bertarung secara liar, jika belajar qi bisa mengendalikannya, dia akan mengajari Lau Luo mulai dari nol dan dengan cara yang ekstra sabar.
Tapi, tanpa di duga, Lau Luo menyerap energi alam dengan sangat sangat mudah. Apalagi tubuhnya yang seperti magnet yang menarik energi itu dengan sendirinya, Lau Luo bisa merasakan sensasi kekuatan mengalir di tubuhnya, tapi beberapa bagian tertentu seperti di tekan dengan berat, seperti asap gelap yang menekan paru-parunya.
Lau Luo menarik nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan. Dia melirik Mo Yiyang, dan bertanya untuk memberikan penilaian. "Apa aku berhasil, melakukannya dengan benar?"
Mo Yiyang sempat terkejut, tapi hal itu segera menghilang karena dia sudah melihat kemampuan aneh Lau Luo sebelumnya dan menemukan ada sesuatu yang aneh seperti..
Energi spiritual yang mengandung qi iblis.
Dia tersenyum kecil karena qi iblis tiadak akan menjadi hal yang baik dalam dunia kultivasi. "Ya, kau berhasil."
Qi iblis hanya akan membuat penderitaan dan kesengsaraan di masa depan, dia tidak mengatakannya apakah sudah menjadi keputusan yang tepat atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
indy
v
2024-01-13
0
indy
xx
2022-07-30
0
topmarkotop
hh
2022-04-29
2