Saat melihatnya Mo Yiyang merasa itu risih, tubuh bocah itu terlalu kotor jika di bandingkan dia yang selalu bersih dan rapi, tentu saja akan mual saat melihat kotoran dan bau busuk yang berkopeng dan tertempel di pakaian Lau Luo.
Aroma pakaian yang di lepaskan tidak bernasib lebih baik dari kondisi orang bernama Lau Luo itu, aromanya mengerikan dan buruk..
Sama seperti kaus kaki kuda yang tidak pernah di cuci selamanya.
Mo Yiyang mengeryitkan alisnya sambil menahan untuk mendesah nafas frustasi.
Semuanya yang terlihat juga kumuh dan berantakan, membuatnya merasa kesal. Dia seperti patung idiot karena tidak tahu kemana dan di mana dia sekarang.Tahu-tahu dia sudah berada di desa kumuh dengan masyarakat yang sangat-sangat sempit dan terlalu berpikiran primitif.
Apa lagi semua bocah di depannya yang berpikiran terbelakang, yang sepertinya hanya menggunakan dengkul mereka untuk berpikir dari pada otak mereka saat mengetahui kenyataan jika tiga orang itu sepertinya tidak pernah mandi ataupun sekedar untuk mencuci baju mereka!
Mo Yiyang mengambil pakaian Lau Luo sambil memijat kepalanya. "Apa kau tidak merasa gatal memakai kain ini? Pakaian mu sangat mengerikan, aku katakan ini terlalu kotor, lebih menjijikkan dari pantat kuda."
Lau Luo merajut alisnya menjadi satu untuk apa dia merasakan gatal? Dia tidak merasakannya karena sudah terbiasa memakai barang kotor yang sama sepanjang waktu, tidak perlu di ganti, karena mencuci dan mengganti itu merepotkan dan sepertinya tidak perlu.
"Tidak gatal."
Sambil menunggu pakaiannya selesai di perbaiki, Lau Luo naik ke meja tidur kayunya untuk tidur karena hari sudah gelap. M Yiyang memandang tubuh kotor itu dengan ekspereksi wajah berubah menjadi hijau dan hitam, seolah takut tertular bau busuk mereka karena dia memang tidak suka semua hal selain dari kata bersih, bahkan ujung jarinya harus tetap bersih.
"Jangan mencoba mendekat ke arahku! Kenapa kau mencoba kesini? Jauh-jauh dariku! Iyuhhh."
Lau Luo tiba-tiba memiliki keinginan untuk mengusir orang di depannya atau menamparnya lagi, tapi dia mengurungkan niatnya karena Mo Yiyang juga sedang terluka di kakinya. Untuk sekali ini dia mengabaikannya, dan dia berkata dengan malas. "Aku mengantuk dan aku ingin tidur di tempatku. Kau yang seharusnya menjauh, terserah kau ingin duduk di mana."
Dia terlentang dan melipat tangannya menjadi bantal. "Terserah padamu aku tidak peduli. Kau juga boleh pergi jika ingin pergi, kenapa kau tetap di sini saat kau tidak ingin tetap tinggal?"
Mo Yiyang hanya meliriknya sebelum mencibir tidak tahan. ''Kalian semuanya orang-orang kurus yang berbau busuk seperti cagak bambu! Aku tidak ingin salah satu dari kalian mendekat ke arahku karena aroma kalian seperti seonggok kotoran!"
Tapi dia tetap di sana, duduk patuh. Meskipun dia ingin sekali pergi, kakinya yang terluka membuatnya tidak rasional. Mencibir dan mengeluh meskipun dia sendiri sudah di bantu.
Sedetik kemudian Lau Luo mendekatkan bibirnya ke telinga Yiyang dan berbisik sangat pelan, dan mengancam dengan kejam. "Sekali lagi kau menghina kami ataupun saudaraku. Aku pasti akan memakan mu suatu hari nanti. Ingat itu baik-baik, akan ku jadikan kau menjadi daging goreng."
Ucapan itu seketika membuat tubuh Mo Yiyang meremang dengan bulu kuduk berdiri tegak. Tidak mungkin, dia sedang jatuh ke desa kanibal! Cepat katakan dia hanya salah dengar!
"Kau!!--
Lau Luo menatapnya marah dan mata hitam tinta itu melebar bulat membuatnya tidak berani berkata lebih lanjut, jika dia salah bicara lagi, maka nasib tubuhnya menjadi makanan bocah-bocah itu menjadi hitungan mata, atau di potong-potong untuk sup kemudian di makan bersama-sama.
Dia di selamatkan untuk menjadi persediaan makanan orang-orang ini! Orang-orang kanibal yang primitif!
Saat memikirkannya saja dia merasa sangat ngeri dan jijik, dia menahan perutnya agar tidak mual.
Lau Luo menatap Shu Zi jiu dan Yuan Yi merasa tidak enak hati karena Mo Yiyang secara langsung menghina mereka, tentu dia tidak akan menganggap ucapan Mo Yiyang terlalu serius jika perkataan itu hanya di arahkan untuk menghinanya saja.
Tapi, dia tidak bisa menterolir orang lain saat mereka menghina orang paling berharga baginya, Ah Jiu-ge nya.
Kali ini Lau Luo berekspresi layu seperti pakaian kusut yang di milikinya. Wajahnya bahkan lebih kusut dari pakaian compang-camping tidak lagi ada ekspresi gembira yang biasanya di lihat Shu Zi jiu pada didi-nya itu.
Shu Zi Jiu lalu mengikuti Lau Luo pergi ke luar gubuk jerami untuk menghiburnya.
Yuan Yi mendengus kesal pada Mo Yiyang. "Perkataan mu sangat keterlaluan. Apa kau tidak bisa berterimakasih untuk niat baik kami? Ah, lupakan saja! Kau bocah bangsawan yang terlalu angkuh! Pakailah tempat tidur kami sendirian, kami tidak akan mendekatimu sialan!"
Yuan Yi melihat kedua saudaranya sudah pergi keluar gubuk, dia kemudian langsung lari menyusul mereka setelah melontarkan kata-katanya yang mencibir.
Lau Luo selalu memukul semua orang yang menghina Shu Zi jiu terlebih lagi saat ada orang yang menghina saudaranya. Hanya mereka yang dia miliki sekarang, dan karena dia tidak ingin jika orang terdekatnya menerima perlakuan buruk karena dia. Perkataan Mo Yiyang tadi hampir ingin membuat Lau Luo memukulnya untuk memberi pelajaran pada bocah berlidah longgar itu.
Tapi ketika dia melihat wajah bak wanita yang lemah dan luka di kaki Mo Yiyang, dia hanya memberi ancaman dan cibiran saja.
Tetapi jika suatu hari lidah Mo Yiyang melewati batas dan menghina para saudaranya lagi. Dia berencana memanggang daging tubuh Mo Yiyang itu untuk menjadi sup. Saat itu tiba, itu bukan lagi menjadi ancaman tapi menjadi akhir untuk bocah cantik itu.
Tunggu dan lihat saja.
Dia lalu bertanya. "Ah Jiu-ge, apa manusia bisa di makan?"
Shu Zi Jiu tiba-tiba tertawa mendengar itu, tersenyum lembut dan berkata lembut. "Tidak bisa. Seberapapun banyak kamu menderita karena kelaparan, jangan memakan daging manusia."
Dia menepuk kepala Lau Luo. "Itu tidak sehat, apalagi darah biru semuanya beracun."
"Kenapa? Aku akan memanggangnya jika dia berani menghina lagi, aku tidak bermain-main. Dan lagi, apa buktinya dia berdarah biru, apa dia bangsawan?" Lau Luo mengendus, mengusap kepalanya dan menatap wajah Shu Zi Jiu yang terlihat lebih lembut saat di bawah cahaya bulan.
Shu Zi Jiu tersenyum hangat melihat tingkah didi-nya yang sangat peduli tapi juga sangat ceroboh. "Dari pakaiannya yang bagus."
Lau Luo tidak begitu peduli dengan orang bangsawan yang dia temukan, dia berbaring di pohon dan memejamkan matanya. "Ah Jiu-ge kamu tidur saja di dalam."
Shu Zi Jiu menggelengkan kepalanya dan dia naik ke dahan pohon kemudian duduk di sana. Dia naik dengan kesulitan karena mengenakan pakaian tebal yang berlapis-lapis. "Tidak, aku akan menemanimu, kita bisa bertukar cerita sambil melihat cahaya bulan sampai mengantuk."
Yuan Yi yang baru mendatangi mereka langsung berteriak. "Kalian berdua, ah!"
Dia juga mulai merangkak ke atas pohon dan berbaring di dahan-dahan besar yang cukup untuk membuatnya duduk dan berbaring. "Aku akan di luar sini bersama kalian, biarkan saja bocah angkuh itu tidur di gubuk sendirian."
Malam lewat, Lau Luo dan Yuan Yi tidur di pohon tertinggi dan Shu Zi jiu di dahan terendah, sekarang tidak ada ruang untuk orang lain masuk di antara ketiganya.
Bocah bangsawan yang wajahnya cantik seperti wanita itu?
Siapa yang peduli?
Tidak ada yang memikirkannya, mereka bertiga kemudian terlelap.
Yiyang menatap gubuk itu menjadi sunyi, gubuk jerami yang langsung kosong meninggalkan dia duduk sendirian di meja kayu keras. Dia berpikir apakah perkataannya terlalu keterlaluan, tapi dia hanya berkata apa adanya dan jujur serta tidak melebihkan apa yang dia lihat.
Selain dia terdampar seperti putri duyung di pemukiman primitif. Tidak ada hal baik apapun yang bisa dia dapatkan selain kesialan yang terus berlanjut.
Dia melihat kain jelek, dia lalu mengambilnya dan segera menjahit baju Lau Luo. Dia mencari jarum dan benang ke segala tempat tetapi tidak bisa menemukannya. Apa yang bisa di cari di dalam gubuk yang tidak memiliki apapun, tidak ada yang bisa dia dapatkan.
Mo Yiyang meremas pakaian lungsut Lau Luo, berkata pada kain itu seolah di depannya adalah bocah itu.
"Kau tidak memiliki benang dan jarum bagaimana caraku memperbaikinya?"
Atau mengerutu kesal. "Kenapa kau marah padaku? Apa aku berkata hal yang salah, aku menghina kalian begitu? Cih, udik sekali hati kalian karena tersinggung masalah sepele."
"Dasar orang kurus dengan hati yang berpikiran sempit dan mudah tersinggung!"
''Aku benar-benar ingin pergi dari sini." Mo Yiyang mendongak untuk melihat cahaya bulan yang menembus loteng gubuk jerami di depannya seperti pedang panjang lurus yang langsung menusuk loteng.
Dia hanya meringkuk merasakan angin dingin malam berhembus ke lubang dinding, angin itu sangat dingin dan membuat badannya menggigil hebat. Mo Yiyang melirik kain milik Lau Luo yang dia lempar ke tanah, saat Lau Luo keluar dengan marah dia hanya mengenakan celana pendek tanpa sehelai kain tambahan yang menghangatkan tubuhnya.
Dan dia tidak akan tega membiarkan bocah kurus yang kedinginan di luar sana yang sudah seperti cagak bambu, dengan pertimbangan berat dia menyisihkan pakaian miliknya kemudian berjalan keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sialan... darah biru kalau dimakan nisa beracun
2023-09-11
0
topmarkotop
go
2022-04-28
1
Fransiskus Luahambowo
☕☕
2022-04-27
1