Istighfar, Nurul!

Sekembali Nurul dari kejadian yang Icha sebut-sebut penculikan itu, Nurul lebih sering terlihat termenung sendiri.  Nurul memang seorang gadis yang tidak banyak bicara, tapi di sela-sela waktunya itu pasti ada yang selalu dilakukannya.  Entah itu membaca, merapikan barang, menyimak seseorang berbicara dan sebagainya.

Perjalanan menuju hotel bukan perjalanan yang panjang, tapi Icha menghabiskan waktunya untuk memejamkan mata.  Bukankah sebenarnya tadi yang begitu mengantuk adalah Nurul?  Sekembali Nurul seakan Nurul baru saja dirasuki hantu yang tidak mengijinkan matanya terpejam.  Ia memandang ke luar jendela selama mobil bergerak mengantarnya.

Malam yang gelap tapi lampu-lampu di jalanan menghiasinya. Tidak seperti kejadian tadi, di mana hanya ada remang sinar bulan yang setidaknya membuat Nurul bisa melihat seraut wajah yang menyenangkan baginya. Nurul pun jadi punya kesempatan untuk dipandangi dengan cara yang ia suka.

Pohon-pohon kota berjajar rapi dengan jarak yang beraturan dan bentuk yang hampir seragam. Tidak seperti tempat tadi, begitu menyeramkan, pohon rimbun dengan jarak tak beraturan. Di sela-selanya dipenuhi belukar. Tapi, bukan justru menjadi tempat yang Nurul dan Tommy hindari. Justru menjadi tempat yang cukup nyaman untuk menghabiskan waktu berdua.

Seandainya mereka berdua ada di sana lebih lama lagi. Seandainya seseorang tidak menelepon Tommy. Seandainya hantu-hantu hutan terus menahan mereka terjebak di dalam sana, di hutan, atau tersesat tak bisa keluar dan hanya berputar-putar di dalamnya saja. Hal-hal yang Nurul takuti, Nurul benci, tapi jauh di dalam hatinya itu mungkin yang Nurul inginkan.

"Astaghfirullahal adziim," Nurul mengerjapkan mata lalu mengalihkannya ke pemandangan putri tidur yang ada di sisinya. Ia bagai seorang bayi, tenang sekali. Begitu pulas, tanpa suara dengkuran. Melihat wajah polos yang sering kali menyebalkan itu, Nurul tak menyisakan setan bertengger sedikit pun di antara mereka berdua. Tidak ada iri, dengki, dan memang Nurul bukan tipe gadis yang membiarkan pikiran buruk atau su'uzon menguasai dirinya. Nurul begitu menyayangi Icha, sebagaimana ia menganggap Icha sebagai adiknya sendiri.

*

Perjalanan memang tidak terlalu jauh, tidak terlalu lama. Mereka berjalan di dalam kota. Kalaupun ada hambatan itu hanya lampu rambu lalu lintas yang menjeda mereka. Keramaian yang minim selain aktivitas malam. Keheningan meneduhkan, hanya ada suara-suara laju kendaraan di jalanan. Tidak ada riuh siang orang-orang, pabrik, peluit petugas, atau musik-musik dangdut para pekerja jalanan.

Sesekali Nurul melihat ada warung-warung yang masih buka, pedagang makanan dengan lampu-lampu patromak dengan tikar di atas rumput, atau kursi-kursi plastik berkaki-kaki rendah. Kalau jendela mobil itu dibuka, Nurul pasti bisa mencium aroma dari kepulan asap para pengipas arang. Mereka mambakar jagung, ada juga uap-uap kacang rebus. Melewati kota di malam hari sebegitu menyenangkan rupanya. Tidak seperti biasa, pada jam seperti ini Nurul dan teman-temannya seharusnya sudah ada di dalam asrama.

Kebebasan terkadang memang menggiurkan. Apakah Nurul menginginkan kebebasan? Tidak. Nurul hanya belum terbiasa. Kenyamanan baginya selalu ketika berada di kamarnya, atau kebun-kebun obat miliknya. Tanpa lampu warna-warni yang berkelip di malam hari. Tanpa aroma obrolan-obrolan santai orang-orang di malam hari, atau tawa-tawa lepas mereka yang memecah malam.

Suatu saat mungkin Nurul akan keluar dari zona nyamannya, tapi belun sekarang. Sekarang Nurul hanya ingin nyaman di tempatnya. Ia takut di luar kata orang begitu berbahaya untuk anak perempuan.

*

Nurul dan Icha pun sampai di hotel.  Icha begitu malas membersihkan diri, ia langsung menghempaskan tubuhnya begitu saja ke ranjang yang super empuk, lembut dan harum itu.  Bahkan kerudung dan kaos kakinya belum sempat dibukanya.

Sementara Nurul, ia akan membersihkan dirinya dengan air hangat.  Bathup pun disiapkan.  Sambil menunggunya terisi, Nurul melepas pakaiannya dan bercermin di kamar mandi.  Ia memperhatikan wajahnya, hampir-hampir ia jatuh cinta kepada bagian-bagian yang ada di wajahnya sendiri.  Sebuah minat yang tak biasa.  Semua ini tidak lain karena apa yang telah terjadi padanya tadi.

Nurul memandangi matanya sendiri, mata itu yang ditatap lelaki asing yang begitu menarik hatinya tadi.  Di bayangan dalam pupil matanya di depan cermin, ia melihat wajah pemuda tampan itu sedang menatapnya.  Lalu pandangan Nurul beralih ke hidungnya.  Ujung lancipnya tadi menyentuh ujung lancip pemuda itu.  Mereka saling berbagi hembusan.  Nurul masih ingat betul udara hangat yang terhirup ke dalam rongga hidungnya.

Pandangan Nurul lalu menurun, menuju pada bibirnya yang ranum.  Bagian ini adalah bagian yang paling sensual dari semua yang ada di cermin ini.  Bagian ini yang tadi membuat pemuda tadi mabuk.  Tidak, bukan pemuda itu, melainkan Nurul yang mabuk.  Semua hafalannya mendadak hilang, semua etika begitu kabur.  Sampai kapanpun mungkin Nurul tidak bisa melupakannya.

“Astaghfirullahal adziim,” ucap Nurul mengerjap.  Ia lalu memalingkan pandangannya dari cermin.  Ia sangat ingin melupakan hal yang sangat berdosa ini.  Ia beralih ke bathup.  Nurul mencelupkan kakinya disusul dengan tubuhnya.  Ia membaringkan dirinya.  Menumpu kepala dan lehernya di ujung bathup yang mencekung itu.  Nurul pun memejamkan matanya.

Hari ini begitu panjang.  Terutama malam hari ini.  Ada ketimpangan yang mengganjal pikirannya, ada juga kenikmatan yang coba ia tepiskan namun semakin membuatnya mabuk kepayang.  Dalam matanya yang terpejam, ia membelai bibirnya sendiri dengan jemarinya yang mungil lalu bergerak ke leher hingga ke belakang telinganya.

Tidak ia temukan sensasi yang sama, sebab itu adalah tangannya sendiri.  Berharap itu adalah tangan pemuda tadi.  Maka, Nurul hanya bisa bergulat dengan khayalannya yang tak nyata.  Oh, tidak!  Setan berdatangan mengerumuni dirinya.  Istighfar tadi ternyata tidak berpengaruh apa-apa, tidak menghindarinya dari pikiran liar semacam ini.  Pikiran yang belum pernah menguasainya secara jorok.

Kehangatan air yang menenggelamkan tubuhnya tanpa balutan apapun itu membuat aliran darah Nurul mendidih.  Sebenarnya bukan karena air di bathup itu, melainkan khayalannya yang liar.  Seolah riak-riak kecil yang membelai sekujur tubuh Nurul dengan hangat bukanlah riak-riak air, melainkan tangan-tangan pemuda tadi.  Siapa nama pemuda tadi?  Tommy, tentu saja Tommy.  Diam-diam Nurul memanggil nama itu dengan setengah berbisik sambil memejamkan matanya dan memainkan lidahnya sendiri di permukaan bibirnya.

Gairah semakin tak tertahankan, lalu yang kemudian terjadi adalah ...

Terpopuler

Comments

Chika£Hiats

Chika£Hiats

ikut traveling😁

2022-03-22

2

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

siap..otw ke karya sekretaris & Mr. arogant..

2022-03-17

0

wwevideos collector

wwevideos collector

weleh weleh

2022-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Thabib Cantik Anak Pesantren
2 First Kiss di Hutan
3 ***Pengumuman Pembaca
4 Ternyata Bukan Kuntilanak
5 Mengantarkan Kembali Nurul ke Kampus
6 Bertemu Maria
7 Lantai Dansa
8 Pembuktian Maria
9 Saat Semua ini Bermula
10 Kedukaan Nurul
11 Nurul Mengajari Icha sampai Icha Kesal
12 Icha Ingin Mendaftar dalam Tahfidz Qur'an
13 Rencana Licik Tuan Sudarsono
14 Keberangkatan Ke Jember
15 Berjalannya Acara Tahfidz Qur'an
16 Akhirnya Kerepotan Itu Selesai Juga
17 Istighfar, Nurul!
18 Ada Apa dengan Icha?
19 Kedatangan Tuan Sudarsono
20 Sebenarnya Dimana Icha?
21 Ternyata Icha tidak Sakit
22 *** Pengumuman Pembaca
23 Ancaman Tuan Sudarsono
24 Cinderella Tidak Jadi Tidur
25 Transformasi Nurul
26 Segeralah Bangun dari Mimpi Indahmu!
27 Ukhti-Ukhti Ga Boleh Ikutan
28 Transformasi Total Nurul
29 Duduk di Sisi Pembalap Genit
30 Hampir Ternodai Pembalap Genit
31 *** Pengumuman Pembaca
32 Bertemu dengan Tommy
33 Pasca Pertemuan Tommy dan Maria
34 Lelaki berhati Batu
35 Mencampakkan Lelaki Berhati Batu
36 Dibohongi Brian
37 Kecemburuan Tommy
38 Pasca Percekcokan Brian dan Tommy
39 Bantuan Rudi Mempertemukan Tommy dan Nurul
40 Bercinta di Galeri (1)
41 Bercinta di Galeri (2)
42 Bercinta di Galeri (3)
43 Rahasia Nurul terhadap Tommy
44 *** Cast Nurul dan Tommy
45 Berada di antara Tiga Cowok
46 Lari Nurul! Lari!
47 Membuat Brian Melayang
48 Seperti Ibu Kandung
49 Bertemu Teman Rudi
50 Di Teater bersama Tommy (1)
51 Di Teater bersama Tommy (2)
52 Rencana Tante Lupita
53 Insiden Kecil di Bazar
54 Rencana Tante Lupita dan Rudi
55 Acara di Villa Rudi
56 Brian Menyentuh Nurul?
57 Brian akan Menikahi Nurul?
58 Rencana Tommy
59 Desakan Tommy (revised)
60 Bercerita dengan Tante Lupita (revised)
61 Rencana Gila Nurul (revised)
62 Rayuan Nurul (revised)
63 Ya Ampun, Nurul Masih Perawan! (revised)
64 Bagaimana Kalau Nurul Hamil? (revised)
65 Sebuah Perjalanan (revised)
66 Dibawa Lari Tommy (revised)
67 Kepala Tommy Benjol (revised)
68 Selesai Berduel (revised)
69 Tentang Keluarga Tommy (revised)
70 Nurul Mengutarakan Cinta (revised)
71 Tommy Merayu Nurul (revised)
72 Ternyata Tommy Membawa Nurul Pulang (revised)
73 Tommy Marah (revised)
74 Masih Cekcok Sampai Tujuan (revised)
75 Sebuah Titik Terang (revised)
76 Mencari Tahu yang Sebenarnya (revised)
77 Pertemuan Tommy dan Tante Lupita (revised)
78 Keterangan Mata-mata Tommy (revised)
79 Tommy Mencintai Nurul (revised)
80 Tuan Sudarsono versus Tommy (revised)
81 Perihal Bunuh Diri (revised)
82 Solusi Dari Tommy (revised)
83 Apakah Tidak Ada Pernikahan (revised)
84 Tommy Menyucikan Diri
85 Pria Peminta-minta di dalam Masjid
86 Tommy Belajar Shalat
87 Transformasi Tommy
88 Konsultasi dengan Dokter Sunat
89 Prosesi Sunat Tommy
90 Tommy Mondok di Pesantren Nurul?
91 Nurul Menunggu Kedatangan Tommy
92 Bersatunya Nurul dan Tommy (Tamat)
93 *** Pengumuman Pembaca
94 Beberapa Tahun Kemudian (Bab Bonus)
95 Kehidupan Tuan Sudarsono (Bab Bonus)
96 Tentang Rudi (Bab Bonus)
97 Ramalan Adik Tiri Tommy (Bab Bonus)
98 Tommy Mengajak Nurul Bernostalgia (Bab Bonus)
99 Dokter Mengatakan ... (Bab Bonus)
100 Tommy Menahan Napasnya (Bab Bonus)
101 Melakukannya di Mobil (Bab Bonus)
102 Bercinta di Dalam Mobil (1) (Bab Bonus)
103 Bercinta di Dalam Mobil (2) (Bab Bonus)
104 *** Pengumuman Pembaca
105 *** Novel Baru Flo
106 *** Nasib Sial 30 Hari Mencari Jodoh
107 *** Level 5!
108 Jilid 2, Chapter 1
109 Jilid 2, Chapter 2
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Thabib Cantik Anak Pesantren
2
First Kiss di Hutan
3
***Pengumuman Pembaca
4
Ternyata Bukan Kuntilanak
5
Mengantarkan Kembali Nurul ke Kampus
6
Bertemu Maria
7
Lantai Dansa
8
Pembuktian Maria
9
Saat Semua ini Bermula
10
Kedukaan Nurul
11
Nurul Mengajari Icha sampai Icha Kesal
12
Icha Ingin Mendaftar dalam Tahfidz Qur'an
13
Rencana Licik Tuan Sudarsono
14
Keberangkatan Ke Jember
15
Berjalannya Acara Tahfidz Qur'an
16
Akhirnya Kerepotan Itu Selesai Juga
17
Istighfar, Nurul!
18
Ada Apa dengan Icha?
19
Kedatangan Tuan Sudarsono
20
Sebenarnya Dimana Icha?
21
Ternyata Icha tidak Sakit
22
*** Pengumuman Pembaca
23
Ancaman Tuan Sudarsono
24
Cinderella Tidak Jadi Tidur
25
Transformasi Nurul
26
Segeralah Bangun dari Mimpi Indahmu!
27
Ukhti-Ukhti Ga Boleh Ikutan
28
Transformasi Total Nurul
29
Duduk di Sisi Pembalap Genit
30
Hampir Ternodai Pembalap Genit
31
*** Pengumuman Pembaca
32
Bertemu dengan Tommy
33
Pasca Pertemuan Tommy dan Maria
34
Lelaki berhati Batu
35
Mencampakkan Lelaki Berhati Batu
36
Dibohongi Brian
37
Kecemburuan Tommy
38
Pasca Percekcokan Brian dan Tommy
39
Bantuan Rudi Mempertemukan Tommy dan Nurul
40
Bercinta di Galeri (1)
41
Bercinta di Galeri (2)
42
Bercinta di Galeri (3)
43
Rahasia Nurul terhadap Tommy
44
*** Cast Nurul dan Tommy
45
Berada di antara Tiga Cowok
46
Lari Nurul! Lari!
47
Membuat Brian Melayang
48
Seperti Ibu Kandung
49
Bertemu Teman Rudi
50
Di Teater bersama Tommy (1)
51
Di Teater bersama Tommy (2)
52
Rencana Tante Lupita
53
Insiden Kecil di Bazar
54
Rencana Tante Lupita dan Rudi
55
Acara di Villa Rudi
56
Brian Menyentuh Nurul?
57
Brian akan Menikahi Nurul?
58
Rencana Tommy
59
Desakan Tommy (revised)
60
Bercerita dengan Tante Lupita (revised)
61
Rencana Gila Nurul (revised)
62
Rayuan Nurul (revised)
63
Ya Ampun, Nurul Masih Perawan! (revised)
64
Bagaimana Kalau Nurul Hamil? (revised)
65
Sebuah Perjalanan (revised)
66
Dibawa Lari Tommy (revised)
67
Kepala Tommy Benjol (revised)
68
Selesai Berduel (revised)
69
Tentang Keluarga Tommy (revised)
70
Nurul Mengutarakan Cinta (revised)
71
Tommy Merayu Nurul (revised)
72
Ternyata Tommy Membawa Nurul Pulang (revised)
73
Tommy Marah (revised)
74
Masih Cekcok Sampai Tujuan (revised)
75
Sebuah Titik Terang (revised)
76
Mencari Tahu yang Sebenarnya (revised)
77
Pertemuan Tommy dan Tante Lupita (revised)
78
Keterangan Mata-mata Tommy (revised)
79
Tommy Mencintai Nurul (revised)
80
Tuan Sudarsono versus Tommy (revised)
81
Perihal Bunuh Diri (revised)
82
Solusi Dari Tommy (revised)
83
Apakah Tidak Ada Pernikahan (revised)
84
Tommy Menyucikan Diri
85
Pria Peminta-minta di dalam Masjid
86
Tommy Belajar Shalat
87
Transformasi Tommy
88
Konsultasi dengan Dokter Sunat
89
Prosesi Sunat Tommy
90
Tommy Mondok di Pesantren Nurul?
91
Nurul Menunggu Kedatangan Tommy
92
Bersatunya Nurul dan Tommy (Tamat)
93
*** Pengumuman Pembaca
94
Beberapa Tahun Kemudian (Bab Bonus)
95
Kehidupan Tuan Sudarsono (Bab Bonus)
96
Tentang Rudi (Bab Bonus)
97
Ramalan Adik Tiri Tommy (Bab Bonus)
98
Tommy Mengajak Nurul Bernostalgia (Bab Bonus)
99
Dokter Mengatakan ... (Bab Bonus)
100
Tommy Menahan Napasnya (Bab Bonus)
101
Melakukannya di Mobil (Bab Bonus)
102
Bercinta di Dalam Mobil (1) (Bab Bonus)
103
Bercinta di Dalam Mobil (2) (Bab Bonus)
104
*** Pengumuman Pembaca
105
*** Novel Baru Flo
106
*** Nasib Sial 30 Hari Mencari Jodoh
107
*** Level 5!
108
Jilid 2, Chapter 1
109
Jilid 2, Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!