par11

''Dek ayo duduk''.ucapan Fio seketika membuat laki-laki muda itu tersadar dari lamunannya.

''Eh iya Kak''.jawab Jio sambil tergagap.

''Oh iya gomong-gomong ini siapanya''.tanya tetangga wanita paruh baya yang memiliki badan agak subur kepada Fio.saat laki-laki muda tampan itu duduk tepat disebelah sang Kakak.

''Adik saya Bu''.jawab Fio ramah sambil terseyum.

''Apakah akad nikahnya sudah bisa kita laksanakan''.seketika obrolan mereka terhenti saat mendegar perkataan bapak Penghulu yang akan menuntun mereka melakukan ijap kobul.

''Sudah Pak". jawab Adit dan Fio mantap.

Seketika itu juga suasana menjadi hening.

Tapi berbeda degan Jio sedari tadi laki-laki itu duduk degan posisi gelisah.igin rasanya iya berlari pergi jauh dari tempat itu,tapi dirinya masih memiliki akal sehat megigat sang Kakak adalah satu-satunya saudara yang iya punya. bahkan Fio selalu melakukan yang terbaik untuk dirinya. iya rasa tak ada salahnya jika dirinya berkorban sedikit saja untuk sang Kakak .kerna selama ini Kakaknya lah yang selalu ada dan selalu melakukan apa saja untuk hidupnya dan juga kebahagiaannya.

''Bagai mana para saksi''.

''Sah''..

''Sah''...

Kata-kata itu bagaikan hantaman paku yang menusuk tepat dijantungnya hingga membuat laki-laki muda itu sulit untuk mencerna apa yang terjadi.

Matanya menoleh saat semua orang menoleh kearah yang sama.

Ara wanita itu berjalan dituntun oleh Sang Ibu dan sahabatnya Mily.

Gadis yang sagat cantik manis dan bertutur kata lembut.sungguh saat ini hati Jio benar-benar hancur bahkan air matanya sedari tadi sudah menetes tampa bisa iya tahan.

Ara duduk tepat disebelah Fio dituntun oleh Sang Ibu dan juga sahabatnya.

Fio laki-laki itu sedari tadi terus saja menatap wajah istri kecilnya tampa berkedip bahkan iya tidak meyadari jika sang Adik kini sedang menagis.

Ara meraih sebuah buku untuk iya tanda tagani tagannya dituntun oleh sang suami.

Wanita itu sedari tadi sudah gemetaran dan gugup saat tagannya disentuh oleh seseorang dan iya yakin itu adalah tagan suamimya.

''Lho yang sabar ya''.bisik Mily tepat ditelinga Jio saat gadis itu duduk disebelahnya.

''Ayo kita bicara diluar''.ajak Mily kepada Jio sambil menuntun laki-laki itu untuk keluar.

''Aarrggg''....

Pekik Jio saat mereka telah sampai ditaman yang tak jauh dari rumah Ara.

Taman yang selalu menjadi tempat gadis itu mencurahkan segala keluh dan kesedihannya.

''Hiks...hiks...kenpa Kakak gue harus menikahi Ara''..

''Aarrggg''..pekiknya sambil mencengkram kursi yang iya duduki.

''Kakak apa maksudnya''.tanya Mily heran karna dirinya benar-benar tidak megetahui jika Jio adalah adik dari pegusaha sukses yang sekarang sudah menjadi suami sahabatnya itu.

''Iya dia Kakak gue''.Mily kaget saat mendegar penjelasan Jio

''Miris baget ya kisah cinta Gue''.berbicara sambil terseyum miris.

''Lho yang sabar ya mungkin Ara bukanlah jodoh lo''.

''Lo harus ikhlas degan apa yang sudah ditakdirkan allah''.ucap Mily memberikan nasehat.

Jio hanya diam saja iya masih sedih dan sagat terpukul degan semua ini.

''Ayo kembali lagi kesana Kakak lho akan curiga jika lho tidak ada disana''.

''Iya''.jawab Jio degan suara seraknya sambil menghapus sisa-sisa air mata yang ada diwajahnya.kemudian melengkah menuju rumah Ara.

Saat Jio dan Mily masuk semua tamu undagan sudah berjejer rapi untuk memberikan selamat atas pernikahan Fio dan Ara mereka sagat meng herankan kenapa ada laki-laki setampan ini mau menikah degan gadis buta seperti Ara.

Bisik-bisik kaum ibu-ibu terdegar jelas ditelinga Ara membuat air mata gadis itu megenang dipelupuk matanya.

"Ya Allah apakah ini adalah jalan yang terbaik yang engkau ridhoi"lirih batinnya bertanya tentang apa yang sedang berlangsung.

"Selamat ya Ra".ucapan selamat dari seseorang membuat lamunannya terhenti.seketika itu juga jantung gadis itu rasanya berhenti berdetak.

"Ji...Jio...lirihnya gemetar menahan tagis.

Degan cepat Jio menarik tubuh Ara kedalam pelukannya.hinga akhirnya tagis Ara pecah didada bidang laki-laki yang sebenarnya juga iya cintai.tapi iya tak punya keberanian untuk megakuinya karna megigat perekonomian keluarganya,yang membuat dirinya tidak punya waktu untuk bermain-main.

"Lho jagan sedih lagi"..mulai sekarang akan ada yang menjaga lho setiap saat,jika suami lho ini meyekiti lho kasi tau sama gue,

"Biar gue yang akan memberikan dia nanti pelajaran".ucapan Jio dan kesedihan Ara saat mendegar suara Jio membuat Fio bertanya-tanya apa hubugan sang adik degan wanita yang iya nikahi dan sepertinya mereka sudah saling megenal kenapa Fio tidak tau itu sama sekali,pertayaan-pertayaan itu berputar-putar dikepala Fio saat meyaksikan semua yang ada didepan matanya sekarang ini.

"Selamat ya Kak".kata selamat yang diucapkan sang Adik membuat Fio akhirnya tersadar dari lamunanya.

"Makasih Dek".ucap Fio sambil memeluk sang adik satu-satunya itu.

Kata Adik yang dilontarkan oleh Fio membuat Ara bertanya-tanya ada hubugan apa antara Jio degan suaminya itu.

Setelah semua acara selesai kini semua tamu undagan sudah pulang kerumah masing-masing. begitu juga degan Jio laki-laki itu memutuskan untuk pulang terlebih dahulu degan alasan iya ada urusan mendadak.

"Masuk lah kekamar jika Nak Fio igin beristirahat, kamu pasti lelahkan"tanya Ayu Ibu mertua Fio yang diangguki Fio karna benar dirinya sudah sagat lelah bagun-subuh dan tadi iya harus berdiri degan sagat lama rasanya kakinya sagat lelah dan keram.

"Ya sudah sana masuk disana kamar Ara"Tunjuk Ayu pada sebuah kamar yang tak jauh dari tempat yang Fio duduki degan perlahan laki-laki itu melangkah masuk.

"Kerek"..

Pintu kamar terbuka terlihat Ara berusaha bersusah payah untuk membukakan kancing kebaya yang istrinya itu kenakan. perlahan tapi pasti Fio berjalan manghapiri sang Istri dan meraih kancing kebaya dan menurunkan Resretingnya degan perlahan,seketika tubuh Ara menegang dan bergetar saat merasakan tagan seseorang meyentuh punggungnya.

*****

Seketika inti tubuh Fio menegang saat meyaksikan punggung putih bersih milik istrinya. tubuh yang sagat indah igin rasanya Fio menerkam gadis yang sudah menjadi istrinya itu sekarang juga,tapi iya tahan megigat gadis ini masih sagat kaku.

"S...siapa''..pertayaan bodoh itu akhirnya keluar juga dari mulut Ara.

"Aku suami mu sayang"bulu kuduk Ara meremang saat merasakan hembusan nafas yang amat dekat diceruk lehernya.

"Maaf Mas A...Ara...belum terbiasa"..

Tbc.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!