''Saya akan bicarakan ini degan Ara''.ucapan Adit membuat seyum diwajah Fio megembang.
''Seriusan Om''.tanyanya sambil terduduk dari bersimpuhnya.
''Hem tapi saya tidak bisa memastikan atau pun memaksa Ara untuk mau menerima mu''..
''Baik Om tidak masalah sudah mendapatkan restu dari Om saja Fio sudah merasa sagat bahagia untuk urusan Ara pelan-pelan saya akan mendekatinya''.
''Maksudmu''.bentak Adit.
''Eh...enggak Om maksud Fio..Fio akan berusaha untuk mendapatkan hati Ara degan cara Baik-baik''.ucapnya memperbaiki kata-katanya jagan sampai restu yang diberikan Adit ditarik kemabali akibat dirinya salah bicara.
''Ya...pikiranmu benar lebih baik kau pergi sekarang dari pada pikiran saya berubah''.ucapan Adit yang membuat Fio melogo dari mana laki-laki paruh baya ini tau apa yang ada didalam pikirannya.
''Ba...baik...Om saya permisi dulu''.ucapnya sambil berjalan degan cepat keluar rumah membuat Adti geleng-gelang kepala.
Sementara Ayu beliau sama sekali belum megetahui jika sebenarnya Fio lah yang sudah menabrak sang anak hingga menjadi seperti ini begitu juga degan Ara bahkan gadis itu tidak pernah bertemu Fio sama sekali.
*****
''Assalamualaikum''...salam Ara dan Jio yang baru pulang dari jalan-jalannya sore itu
''Walaikum Salam''.
''Wah..dari mana ni anak Ibu sampai sore begini baru pulang''
''Jio ajak jalan kepuncak Bu''.
''Supaya Ara bisa lebih rilex''.ucap Jio.
Ayu dan Adit hanya mengagnguk-anggukkan kepalanya.
''Ya sudah Jio pulang dulu Om,Tante''.ucap Jio sambil meyalami kedua orang tua Ara.
''Iya hati-hati dan makasih atas semua bantuan nak Jio''.lirih Ayah yang diangguki Jio.
''Setelah kepulagan Jio Adit,Ara dan Ayu masuk kedalam rumah karna warung mereka kebetulan sudah tutup kerna semua dagagan mereka sudah ludes sedari tadi.
''Usai solat Magrib dan makan malam Adit megajak Anak dan Istrinya berkumpul diruagan keluarga.
''Nduk jika ada yang melamarmu apa kau mau menerimanya''.Adit memulai pembicaraan.iya juga sudah bertekat untuk tidak menceritakan bahwa Fio lah yang menabrak sang Anak menurutnya biarlah ini menjadi rahasianya dan Fio,Adit merasa Fio adalah laki-laki yang baik yang bisa iya harapkan untuk menjaga sang anak meskipun laki-laki itu kini sudah mempunyai istri.
Adit berharap Fio bisa menjaga kepercayaan yang iya berikan.
''Pertayaan Adit membuat Ayu dan Ara melogo tak percaya siapa sih laki-laki yang mau degan wanita buta seperti dirinya.
''Ayah''.lirih Ibu melarang sang Suami untuk berbicara lagi.
''Nduk Ayah dan Ibu sudah tua entah sampai kapan kami akan bisa menjagamu,Ayah igin sebelum Ayah dan Ibu dipanggil yang maha kuasa,Ayah igin melihatmu menikah dan bahagia nduk''.lirih sang Ayah membuat air mata Ayu nenetes tampa bisa iya tahan tapi wanita itu hanya terdiam karna yang dikatakan suaminya memanglah benar adanya.
''Yah...siapa yang mau degan wanita buta seperti Ara''.lirih Ara degan Air mata yang sudah mulai megalir.
''Ada nak,laki-laki yang baik. yang Ayah yakini bisa bertanggung jawab degan mu dunia dan akhirat''.ucap Ayah yakin degan keteguhan hati Fio,saat igin mendapatkan maaf darinya.
Ayu datang menghampiri sang anak memeluknya degan erat membiarkan sang anak menumpahkan segala kesedihannya hingga Gadis itu lelah dan berhenti menagis.
''Nak jika kamu menerimanya Ayah akan memintanya untuk datang melamarmu besok tapi jika tidak".. ayah akan memintanya untuk menjauhimu mulai dari sekarang''.
Ara diam dan berfikir sejenak.
''Jika ini Ayah anggap yang terbaik dan jalan yang diridhoi Allah Ara siap Yah''..lirihnya sambil terisak degan cepat sang Ibu memeluknya kembali degan sayang sambil megusap kepala sang anak degan sagat lembut.
''Alham dulillah Sebentar Ayah akan menghubunginya dulu''.lirih Adit sambil berlalu kedepan rumah tapi saat dirinya igin membuka pintu suara ketukan terdegar.
''Tok...tok...tok...
''Krek''..
Pintu terbuka menampilkan Laki-laki yang sagat Adit kenal Fio datang degan wajah cerianya.
''Malam Om". sapanya Ramah sambil terseyum manis.
''Lho kamu sudah disini saja baru mau ditelfon sudah nogol seperti hantu''.lirih Adit sambil mempersilahkan Fio untuk masuk.
''Maaf Om Fio sudah gak sabar buat nunggu besok''.ucapan Fio membuat Adit mendelik tak suka.
''Lho ini kan laki-laki yang membantu biaya Oprasinya anak kita kemaren Yah''.ucap Ayu saat melihat wajah Fio.
''Terima kasih banyak ya Nak berkat kamu anak Ibuk bisa selamat.maaf baru sempat megucapkannya sekarang.habis setelah dua hari Ara dirawat kamu sudah tidak pernah muncul lagi.
''Maaf Buk Fio''.kata-kata Fio terhenti karna Adit sudah meyela ucapannya terlebih dahulu.
''Buk Nak Fio ini yang akan melamar anak kita". ucap Ayah berniat megalihkan pembicaraan.
"Maafkan Ayah Buk"?.. karna telah membohongi Ibuk,tapi Ayah terpaksa melakukan ini karna jika Ayah memberi tahukan yang sebenarnya kemungkinan besar Ibuk tidak akan mau menerima lamaran laki-laki ini,Ayah kawatir jika tidak menikah degan Fio siapa lagi yang bisa menerima dan bertanggung jawab degan Ara,Ayah juga berharap Fio biaa membantu kesembuhan mata Ara megigat laki-laki ini memiliki banyak uang".batin Adit.
''Benaran nak Fio tanya Ayu igin mematikan.
''Benar Tante Fio berjanji akan membahagiakan anak Tante dan Om semampu Fio''.
''Tapi Fio kamu lihat sendirikan kondisi anak kami''.lirih Ayu degan nada getir.
''Fio tau Bu dan Fio menerimanya degan ikhlas''.
Ayu hanya meganguk samar.
Sementara Ara gadis itu hanya diam saja tampa berbicara sepatah kata pun.saat ini dirinya sungguh binggung jawaban apa yang harus iya berikan apakah iya harus menerima lamaran Laki-laki yang ada didepannya ini"?.. yang dia sendiri tidak pernah bertemu bahkan melihat wajah laki-laki yang igin menikahinya sekarang.
Tapi jika memang kedua orang tuanya meyetujui dan menerima lamaran laki-laki yang iya degar bernama Fio entah Fio apa Ara sendiri tidak tau yang jelas iya hanya bisa pasrah degan apa yang akan diputuskan oleh kedua orang tuanya.
Apa yang dikatakan sang Ayah benar mungkin akan sagat langka laki-laki yang mau menikahi wanita buta seperti dirinya,meskipun keiginannya untuk kuliah sagat lah besar tapi tak bisa iya pungkiri kasih sayang dan tekat untuk membahagiakan kedua orang tuanya juga tak kalah besar.
''Bagai mana Nak apa kau mau menerima lamaran Nak Fio''.tanya Ayah pepada sang Anak.
''Ara serahkan semuanya pada Ayah dan Ibu''.jika memeng degan menikah itu adalah jalan yang terbaik Ara siap Yah.
"Jika itu yang bisa membuat Ayah dan Ibu tenang dan bahagia''.ucap Ara degan wajah terseyum kaku.
"Maafkan Ara Jio Ara memang bukalah yang terbaik untuk mu, semoga kamu mendapatkan yang lebih baik dari Ara"Biar lah cinta ini Ara simpan dalam hati"lirihnya dalam hati.
"Jika Ayah merestui dan megizinkan apa Ara akan bersedia degan lapang dada dan ikhlas".
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Neti Jalia
mampir🤗🙏
2022-04-08
1