Nyonya Rita begitu bahagia saat mendengar Evelin mempercepat kepulangannya, dia langsung menghubungi Gerry.
“Ada apa ma? aku lagi di kantor ini?” ucap Gerry kepada mamanya.
“Aduh kau selalu saja begitu kalau mama hubungi, mama ada kabar gembira ini?” jawab nyonya Rita.
Geri hanya menarik nafas panjangnya, karena pasti mamanya menghubungi dirinya tidak jauh-jauh dari Evelin.
“Karena aku tau pasti mama mengubungi aku, memberitahu kalau Evelin sudah mau pulang,” lanjut Gerry langsung.
Nyonya Rita hanya tertawa mendengar jawaban anaknya, dia senang ternyata Gerry juga sudah mengetahuinya.
“Baguslah nak. kalau kamu sudah mengetahuinya, jadi kamu harus mengosongkan jadwal meeting kamu dan jemput dia di bandara,” lanjut nyonya Rita memperingati Gerry.
“Aku tidak ada sempat ma... jadwal aku terlalu padat, dia bisa di jemput sama orang tuanya atau sopirnya,” tolak Gerry kepada mamanya.
“Tidak Gerry... dia itu calon kamu, jadi kami yang harus menjemput dia,” bentak nyonya Rita.
Gerry hanya diam, karena dirinya tidak ingin berdebat dengan mamanya, apa lagi di sedang berada di kantor.
“Nanti aku lihat ma, kalau tidak ada lagi yang mama ingin sampaikan, aku tutup dulu teleponnya,” ucap Gerry dan langsung menutup sambungan telepon dengan mamanya.
Nyonya Rita sangat kesal dengan sikap Gerry, membuat tuan Sanjaya sedikit heran. “Kau kenapa lagi ma, tidak capek mengomel terus?” tanya tuan Sanjaya kepada istrinya.
“Aku heran dengan sikap anakmu itu_ _
“Makanya mama tidak usah ribut, papa yakin dia akan menjemput Evelin nanti di bandara,” jawab tuan Sanjaya.
Tidak ada lagi jawaban dari nyonya Rita, dia langsung masuk ke dapur untuk melihat parah bibi yang lagi menyiapkan makan siang.
Kali ini Lita dan timnya makan siang di luar, karena di traktir oleh mbak Dea, sebab hari ini mbak Dea berulang tahun, makanya dia mengajak timnya makan bersama di luar.
Sebelum meninggalkan kantor, Lita mengirim pesan kepada Gerry, kalau dirinya makan siang di luar bersama tim mereka.
“Sayang... hari ini aku makan siang di luar, karena mbak Dea yang mengajak kami semua bagian pemasaran, sebab mbak Dea lagi ulang tahu,” isi pesan Lita kepada Gerry.
“Ia tidak apa-apa sayang, kamu hati-hati jangan macam-macam,” balas Gerry.
Setelah membalas pesannya kepada Lita, Gerry langsung menuju kantin untuk makan siang bersama dengan Aiden dan Luis.
“Tumben cewek-cewek cantik yang biasa ribut di kantin pada tidak ada?” ucap Luis bertanya kepada Gerry dan Aiden.
“Itu bukan urusanku,” jawab Aiden santai.
“Makanya kau tidak punya kekasih karena kau terlalu cuek pada wanita, apa matamu buta, coba kau lihat dengan seksama Lita itu wanita sangat sempurna, dia sangat cantik, apa kau tidak tertarik padanya?” tanya Luis kepada Aiden.
Mendengar ucapan Luis, Gerry sangat marah namun hanya dalam hati, karena dia tidak mau orang-orang tau tentang hubungannya dengan Lita.
Sedangkan Aiden hanya diam saja, dia tidak menjawab apapun, namun dia tidak bisa bohongi dirinya kalau Lita memang cantik, tetapi dirinya tidak mempunyai keberanian untuk mendekati Lita.
“Aku tau kau menyukai Lita, tapi kau tidak berani mendekatinya,” lanjut Lius tanpa filter.
Sedangkan Gerry hanya mengumpat dalam hati, karena tanpa merasa bersalah, Luis malah menjodohkan Lita dengan Aiden.
“Ayo makan, jangan hanya cerita, pekerjaan masih menunggu untuk di kerjakan,” ucap Gerry.
“Oh ia betul, apa lagi bos akan melaksanakan acara besar-besaran, makanya pekerjaan harus beres semua,” lanjut Luis.
Gerry ingin sekali menyumbat mulut Luis dengan cabe tapi apalah daya, dia takut hubungannya dengan Lita terbongkar.
Setelah selesai makan, Gerry langsung berdiri dan segera menuju ruangannya kembali, dan langsung di susul oleh Aiden dengan Luis.
Di lobby dirinya bertemu dengan rombongan Lita yang baru juga tiba di kantor, namun seperti biasa, Gerry lewat begitu saja, hanya Luis yang menegur mereka.
Seandainya hubungan mereka tidak di rahasiakan, pasti Lita akan berlari dan langsung pamer kepada karyawan Sanjaya grup kalau CEO mereka adalah. kekasihnya.
Namun apalah dayanya semua sudah di atur oleh Gerry, walaupun awalnya Lita menolak cinta Gerry, namun lamban laun hatinya lulu juga dan menerima semua aturan yang Gerry berikan.
Lita dan lainnya langsung kembali pada ruangan mereka dan melanjutkan pekerjaan yang masih tertunda.
“Aku sempat membaca berita online, tunangan pak CEO kita akan segera kembali, jadi apa kah pak Gerry akan segera bertunangan?” tanya Agnes kepada Lita dan lainnya.
“Bisa jadi, dan apa kita akan di undang saat acara pertunangan mereka nanti?” tanya Dea dengan nada penasarannya.
Mereka semua semangat membahas tentang acara pertunangan COE mereka, namun tidak dengan Lita, hatinya sangat tersayat mendengan rekan kerjanya mendukung pertunangan Gerry dan Evelin.
Lita hanya diam lemas di meja kerjanya, dia memfokuskan dirinya pada pekerjaan yang ada di depannya.
“Kamu kenapa, kok keringat dingin begitu?” tanya Robert kepada Lita.
“Aku tidak kenapa-kenapa kok,” jawab Lita berusaha tersenyum.
Tidak lama mereka semua kembali fokus dengan pekerjaan masing-masing, tidak ada lagi yang membahas pertunangan Gerry dan Evelin.
Jam pulang kerja akhirnya tiba, Lita dan lainnya pada bersiap-siap ingin kembali pulang ke rumah masing-masing. begitu juga dengan Lita, namun kali ini dia akan singgah di swalayan untuk membeli isi kulkasnya yang sudah kosong.
Setibanya di lobby Lita mendapati Emil sedang menunggu Anton. “Kamu belum pulang Mil?” tanya Lita.
“Aku masih menunggu Anton, kami mau jalan sama-sama,” jawab Emil.
Lita dan Emil akhirnya duduk mengobrol di sofa yang ada di lobby. tiba-tiba ada pesan masuk di handphone Lita.
“Jangan dulu pulang, tunggu aku agar kita pulang sama-sama, kamu kan mau singgah belanja kan? biar kita belanja sama-sama,” isi pesan Gerry kepada Lita.
Lita sedikit kaget namun dia berusaha tidak memperlihatkannya kepada Emil.
“Tapi nanti ada yang lihat?” tanya Lita kembali pada Gerry.
Lita senang akhirnya bisa pulang dan jalan bersama Gerry, namun dia juga cemas nanti ada yang melihat mereka.
“Tidak usah takut, tidak ada yang akan mengenal kita,” balas Gerry kembali.
Membaca pesan Gerry, Lita langsung tersenyum dan membalas dengan setuju, dan Gerry langsung menyuruh Lita ke parkiran khusus untuknya agar tidak ada yang melihatnya.
Tidak lama Emil akhirnya pamit karena Anton sudah ada, “ Lita kami jalan duluan ya,” pamit Emil kepada Lita.
“Ok aku juga sudah mau jalan, hati-hati ya di jalan,” balas Lita.
Anton dan Emil hanya mengangguk dan segera. meninggalkan lobby perusahaan, sedangkan Lita langsung menuju parkiran khusus di mana mobil Gerry terparkir. setibanya di parkiran ternyata sudah ada Gerry menunggunya.
“Maaf telah membuat mu menunggu,” ucap Lita sedikit bersalah.
“Tidak apa-apa, aku juga baru tiba, ayo naik sebelum ada yang melihat kita nanti,” ucap Gerry.
Mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan halaman parkir perusahaan.
“Apa aku tidak salah lihat, pak Gerry pulang bersama Lita? ada hubungan apa mereka?” tanya seseorang dalam hatinya, karena dia tidak sengaja melihat Gerry dan Lita naik mobil Gerry.
💞💞
Jangan lupa dukungannya lewat like dan komentarnya ya kak, terimakasih🙏🙏
BERSAMBUNG💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nona_Ariesta
mulutnya Luis memang tidak ada filternya
2022-03-04
0