“Bagai mana nak, kalau kau mengajak Evelin makan malam, kasian Evelin baru tiba dari Inggris,” ucap Rita kembali kepada Gerry.
“Maaf ma, aku sangat capek, aku ingin istirahat,” tolak Gerry dengan sopan kepada mamanya.
Rita langsung melirik Evelin dia takut Evelin kecewa atas penolakan Gerry, sedangkan Evelin hanya tersenyum namun dalam hatinya dia sangat kecewa karena penolakan Gerry.
“Lain kali saja tante, kasihan Gerry baru pulang kerja, pasti dia shalat capek seharian bekerja,” ucap Evelin dengan ramah.
“Maaf ya nak, padahal tante berharap kalian bisa makan malam bersama malam ini,” ucap Rita kepada Evelin.
Gerry hanya melihat ke arah yang lain, ingin rasanya dirinya pergi meninggalkan mereka berdua, namun itu tidak mungkin, karena Gerry sangat menghormati mamanya.
******
Pukul Enam pagi, Lita bangun dari tidurnya, dia langsung menuju kamar mandi untuk membersikan diri, karena pagi ini dia tidak ingin telat, karena ini hari pertama dia kerja.
“Hari pertama kerja, semangat,” ucap Lita dan langsung menaiki motor kesayangannya untuk mengantarkan ke kantor.
Hari ini Lita begitu semangat, apa lagi dirinya tidak sendirian namum ada Emil sahabatnya yang baru dia kenal kemarin.
Sesampainya di halaman parkir perusahaan, Lita memarkirkan motornya dan langsung masuk ke dalam perusahaan, di loby Emil sudah menunggunya.
“Selamat pagi beb...,” sapa Lita dengan semangat.
“Pagi juga, tapi tolong volume suara kamu di turunkan sedikit, karena ini kantor,” ucap Emil membuat Lita tertawa.
Dari kejauhan ada sepasang mata memperhatikan mereka berdua, tanpa mereka sadari. lita dan Emil langsung masuk ke dalam lift menuju ruangan mereka masing-masing, kali ini Lita di tempatkan di devisi pemasaran sedangkan Emil menjadi sekertaris HRD.
Sesampainya di ruangan pemasaran, Lita langsung menuju meja yang di tunjukan Dea kepadanya, learn adalah kepala devisi pemasaran.
“Selamat datang Lita selamat bergabung dengan devisi pemasaran dan selamat bekerja,”ucap Dea kepada Lita.
“Terimakasih buk, saya mohon bimbingan ibu dan teman-teman semuanya,” jawab Lita dengan sopan.
Setelah perkenalan, Lita langsung duduk di kursinya.
“Hai... kenalkan aku Agnes,” ucap wanita yang ada di samping meja Lita sambil menyodorkan tangannya.
“Hai juga, aku Lita, senang berkenalan denganmu,” jawab Lita membalas aluran tangan Agnes.
“Kalau ada yang tidak kamu pahami, jangan sungkan bertanya ke aku saja, atau ibu Dea, beliau orangnya baik kok,” jawab Agnes kembali.
Lita hanya tersenyum sambil mengangguk, dalam hatinya dia sangat senang, karena di hari pertamanya kerja dia langsung mendapatkan teman baru lagi.
Kini waktunya untuk istirahat siang tiba, Agnes langsung mengajak Lita untuk makan siang bersama di kantin perusahaan.
“Lita kita makan siang bareng yuk di kantin,” ajak Agnes padanya.
“Boleh, tapi aku mau mengajak sahabat aku juga, boleh kan?” tanya Lita kepada Agnes.
“Tentu saja boleh, dia di devisi mana?” tanya Agnes kembali.
“Dia sekertaris HRD, ini juga hari pertamanya kerja di sini,” jawab Lita.
Agnes langsung setuju, dan menyuruh Lita menghubungi Emil, agar mereka makan siang bersama di kantor, Agnes orangnya sangat ramah dan cepat sekali akrab dengan orang baru.
Tidak menunggu lama akhirnya Emil datang dan bergabung dengan mereka berdua. “ Agnes ini teman aku Emil. dan Emil kenalkan ini Agnes tan devisi aku,” ucap Lita kepada Emil dan Agnes.
Mereka berdua langsung berkenalan dan langsung menuju kantin untuk makan siang bersama.
“Bagai mana menjadi sekertaris pak Luis?” tanya Agnes kepada Emil.
“Pak Luis orang sangat baik dan kocak, dia suka bercanda,” jawab Emil.
Agnes dan Lita hanya tersenyum mendengar jawaban Emil, karena apa yang di katakan Emil benar adanya, Luis orangnya sangat humoris.
“Tapi tidak dengan CEO kita, beliau tidak pernah aku lihat senyum, dia sangat galak, makanya aku paling malas ikut meeting karena dia selalu marah, apa lagi kalau hasil pekerjaan kita tidak sesuai dengan keinginan dia,” ucap Agnes kepada Lita dan Emil.
“Untungnya aku tidak menjadi sekertarisnya,” jawab Emil. dan di balas tawa oleh Lita dan Agnes.
Mereka bertiga menikmati makan siang sambil mengobrol santai, baru pertama kali bertemu namun mereka sudah nyambung sudah seperti mereka sudah lama berteman.
“Kayak lagi seru, aku boleh gabung nggak?” tanya Dea kepada mereka bertiga.
Dengan serempak mereka langsung setuju, Dea langsung bergabung dengan mereka dan menikmati makan siang bersama.
Setelah selesai makan siang, mereka tidak langsung meninggalkan kantin, namun mereka berempat masih nongkrong karena jam istirahat masih lama.
“Apa kalian berdua ini sudah lama bersahabat?” tanya Dea kepada Lita dan Emil.
“Kami baru kenal kemarin saat datang interview,” jawab Lita dan di balas anggukan Emil.
“Tapi kalau dilihat kalian seperti sudah lama saling kenal,” lanjut Dea.
Agnes juga setuju dengan pendapat Dea, Agnes mengira Lita dan Emil memang bersahabat dari dulu dan sama-sama bergabung di Sanjaya grup.
Karena jam istirahat sudah mau berakhir, mereka langsung kembali keruangan mereka masing-masing.
Saat melewati lobby, mereka mendapati Gerry dan Aiden asisten sekaligus sekertaris di sana, mereka langsung menundukkan kepala memberikan hormat kepada Bos besar mereka.
Namun mata Gerry tidak berkedip menatap Lita, itu tidak luput dari pantauan Aiden.
“Kayaknya bos menyukai gadis itu, karena aku tidak pernah melihat bos menatap wanita begitu,” batin Aiden.
Namun bukan hanya Aiden yang melihat Gerry menatap Lita tanpa berkedip, namun Dea juga melihat itu. namun Dea hanya berpura-pura tidak melihatnya karena dia takut di pecat makanya Dea berpura-pura melihat ke lain tempat.
“Apa pak Gerry menyukai Lita, kok aku lihat tatapan matanya sangat berbeda, tapi kalau itu benar aku sangat setuju, karena Lita juga orangnya sangat cantik dan baik, walaupun aku baru mengenalnya hari ini,” batin Dea.
Setelah tiba di ruangan, mereka langsung sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, di dalam ruangan devisi pemasaran bukan hanya ada Dea, Lita dan Agnes, namun masih ada beberapa lagi, namun yang langsung akrab dengan Lita hanya Dea dan Agnes.
“Hei... anak baru tapi sok akrab, loe kasih apa ke ibu Dea sampai dia lengket gitu sama loe?” tanya Lia sedikit sinis kepada Lita.
Lita yang mendapat pertanyaan begitu sedikit bingung, karena dirinya merasa tidak memberikan apa-apa kepada Dea, kepala devisinya.
“Maksudnya kau apa? maaf aku tidak mengerti,” jawab Lita sedikit bingung.
“Alah tidak usah sok begok deh, bayangin saja, loe baru masuk kerja hari ini, tapi loe sok akrab dengan ibu Dea,” jawab Lia sedikit sinis.
Lita hanya diam tidak mengerti dengan ucapan Lia kepadanya, tidak lama Agnes muncul, karena dirinya tadi ke toilet sedangkan ibu Dea lagi mengikuti meeting.
“Apa maksud loe, gue harap loe tidak bikin onar lagi dalam ruangan ini, bilang saja loe iri karena aku dan mbak Dea langsung akrab dengan Lita, makanya jangan sok, agar loe punya teman di kantor ini,” ucap Agnes kepada Lia.
Lia langsung kembali ke mejanya, karena dirinya malas menghadapi Agnes. Lia memang suka menyendiri karena dirinya tidak cocok dengan rekan satu devisi dengannya, hanya Dea saja yang selalu menegur dirinya.
*********
Ceritanya baru menetas, semoga kalian pada suka ya, dan tetap dukung aku lewat like, komentar, love dan juga votenya, terimakasih🙏🙏.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments