Hari semakin sore, Lita juga semakin membaik, kepalanya tidak pusing lagi, namun Gerry belum tega meninggalkan kekasihnya sendirian. karena dia takut nanti Lita kenapa-kenapa tidak ada yang lihat.
“Kamu boleh pulang, aku baik-baik saja, kepalaku juga sudah tidak pusing,” ucap Lita menyakinkan Gerry.
Gerry menatap Lita, “apa kamu yakin? tanya Gerry kembali.
Lita langsung menganggukkan kepalanya yakin, karena dia juga kasian melihat Gerry yang seharian tidak istirahat menjaga dirinya.
“Ok kalau itu permintaan kamu, aku pulang ya, tapi kalau ada apa-apa segera hubungi aku,” ucap Gerry menatap Lita.
Lita kembali tersenyum, dia yakin kalau dirinya sudah sembuh, setelah makan malam bersama, Gerry langsung pamit pulang.
“Besok kamu tidak usah masuk kantor dulu, tunggu sampai kamu betul-betul sehat,” ucap Gerry dan langsung mendaratkan kecupannya pada kening Lita.
“Ia... kamu hati-hati di jalan,” jawab Lita.
Gerry langsung meninggalkan apartemen Lita, sedangkan Lita langsung menutup pintu setelah Gerry sudah tidak terlihat lagi.
Sedangkan Evelin yang merasa sangat di cuekin oleh Gerry, memilih menghubungi Aiden, asisten sekaligus sekertaris Gerry.
Awalnya Aiden malas menjawab panggilan Evelin, namun panggilan itu membuat nya sedikit terganggu, dengan terpaksa dia mengangkatnya.
“Halo... ada apa?” tanya Aiden langsung.
“Apa kau tidak punya sopan santun? aku ini calon tunangan bos mu, jadi kau harus menghormati aku juga,” ucap Evelin panjang lebar.
Aiden langsung malas dan menjauhkan handphone dari telinganya sebentar dan lanjut bertanya kepada Evelin.
“Ada apa kau menghubungiku? kalau tidak penting tutup saja teleponnya,” tanya Aiden.
“Aku mau tanya soal Gerry, karena tiap hari kau bersamanya, apa dia memiliki kekasih lain selain aku?” tanya Evelin.
“Aku tidak dua puluh empat jam bersamanya, aku hanya bersamanya saat di kantor, dan tidak mungkin dia mempunyai kekasih, karena kalian akan segera bertunangan,” jawab Aiden judes.
Entah kenapa dari dulu dia juga tidak terlalu suka dengan Evelin, mungkin karena Evelin orangnya sombong dan suka pamer kekayaan orang tuanya.
Evelin tidak senang mendengar jawaban Aiden, seandainya bukan karena ingin mencari tau tentang Gerry, dia tidak sudi menghubungi Aiden.
“Kalau tidak ada lagi yang ingin kau tanyakan, lebih baik aku tutup teleponnya,” lanjut Aiden.
“Ingat ya, akan ku pastikan kau berlutut di hadapanku nanti, saat aku sudah menjadi nyonya Gerry Sanjaya, karena aku akan meminta Gerry memecat mu, ” ancam Evelin. namun Aiden tidak peduli dan langsung menutup sambungan teleponnya.
Evelin langsung membanting handphonenya, “ dasar sombong, baru saja jadi asisten sudah belagu,” ucap Evelin marah.
Sedangkan Aiden langsung menyimpan handphonenya di atas nakas dan langsung membaringkan tubuhnya, karena dia merasa sangat lelah, seharian mengurus perusahaan.
Aiden yang orangnya sangat pendiam jarang berbicara, lebih di takuti karyawan dari pada Gerry, karena Gerry masih sering menyapa karyawannya. namun tidak dengan Aiden, dia sangat pelit mengeluarkan suaranya.
Berbeda dengan Luis, orangnya sangat ramah dan mudah bergaul, dia juga sangat dekat dengan karyawan Sanjaya grup.
Aiden memang belum mempunyai kekasih, berbeda dengan Gerry dan Luis, mereka berdua sudah mempunyai pasangan masing-masing, namun bukannya Aiden tidak menyukai wanita, namun karena dia tidak berani berterus terang kepada wanita yang dia sukai, karena dirinya sudah trauma di tolak wanita berapa kali.
Karena sebelum menjadi asisten Gerry, kehidupan Aiden sangat susah, untung dirinya mendapatkan beasiswa makanya dia bisa menempuh pendidikan di bangku kuliah, Gerry memilihnya menjadi asisten pribadinya karena kepintaran yang di miliki Aiden.
***
Keesokan paginya, Lita sudah bangun dan membuat sarapan, pagi ini dia akan kembali masuk kerja, walaupun Gerry masih melarangnya, namun di rumah dia merasa suntuk, apa lagi dirinya sudah sehat.
Sehabis membuat sarapan, lita langsung kembali masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan bersiap-siap ke kantor.
Dia sengaja tidak memberitahukan Gerry, kalau dirinya akan masuk kantor, karena Gerry pasti melarangnya dulu, sampai dia betul yakin kalau kekasihnya itu sehat.
“Beginilah rasanya menjadi wanita kesayangan bos, tapi sekalian wanita rahasianya,” ucap Lita menatap dirinya lewat cermin besar yang ada di dalam kamarnya.
Setelah selesai bersiap-siap, Lita langsung menuju maja makan untuk sarapan, kali ini dia sarapan nasi goreng dan juga susu hangat, tiap pagi Lita pasti minum susu coklat hangat.
Setelah selesai sarapan, Lita langsung mengambil tas dan juga kunci motornya, dan segera menuju parkiran motor, sebenarnya Gerry ingin memberikan mobil kepadanya, namun Lita menolaknya, dia tidak ingin teman-teman kantornya curiga, apa lagi dari awal masuk kerja, Lita sudah menggunakan sepeda motor.
Lita langsung meninggalkan halaman parkir apartemen, karena dirinya takut telat, walaupun apartemen dengan tempat ia kerja tidak terlalu jauh, hanya di tempuh sekitar dua puluh menit kalau tidak macet. namun terkadang macet makanya dia lebih memilih berangkat lebih awal.
Setibanya di kantor, Lita langsung masuk ke dalam lobby, dia juga bertemu dengan sahabatnya yaitu Emil.
“Aku dengar dari Anton, kamu lagi sakit?” tanya Emil kepada Lita.
“Ia tapi aku sudah sehat kok, kemarin cuma sakit kepala saja, sampai tidak sanggup bangun,” jawab Lita.
Mereka berdua asik mengobrol menuju lift, namun lift untuk karyawan masih penuh, dengan terpaksa mereka berdua berdiri ikut antri.
“Kemarin aku sangat sibuk, makanya tidak sempat menghubungi kamu,” lanjut Emil kepada Lita.
“Tidak apa-apa kok,” jawabnya sambil tersenyum.
Dari kejauhan ada sepasang mata memperhatikan Lita, namun tidak di sadari oleh Lita.
****
Jangan lupa tinggalkan jejaknya, lewat like dan komentarnya ya kak, terimakasih🙏 😘
BERSAMBUNG💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nona_Ariesta
Aiden cuek banget ya
2022-03-01
0