Sedikit Kesal

“Ger... besok antar aku ya ke bandara,” ucap Evelin kepada Gerry.

“Ia nak, kamu harus mengantar Evelin ke bandara, karena dia calon tunangan kamu,” lanjut mama Rita.

Gerry hanya mengangguk saja, dia malas membantahnya, karena tidak akan bisa membantah kemauan Rita mamanya, apa lagi kalau sudah menyangkut Evelin. pasti mau tidak mau harus mau.

Akhirnya makan malam mereka selesai, saat akan meninggalkan restoran, tiba-tiba mereka di sembuh oleh parah wartawan.

“Bagai mana mbak Evelin dan mas Gerry, kapan pertunangannya?” ~ wartawan.

“Tunggu saja ya, setelah kontrak aku selesai, kami akan segera bertunangan,” jawab Evelin, namun Gerry hanya diam tanpa menjawab apapun.

Setelah memberikan keterangan Evelin dan Gerry langsung meninggalkan wartawan dan segera menuju mobil masing-masing.

Gerry langsung naik ke mobil karena kedua orang tuanya sudah menunggunya di mobil, dan langsung melakukan mobilnya kembali ke rumah orang tuanya.

“Malam ini kau menginap di rumah saja, agar kau tidak terlambat mengantar nak Evelin ke bandara besok,” ucap tuan Sanjaya kepada Gerry.

“Ide yang bagus pa, mama juga sependapat dengan papa,” sambung Rita istrinya.

Lagi-lagi Gerry hanya diam, dan mengikuti kemauan orang tuanya, dirinya bagaikan robot yang di atur sesuka hati, orang tuanya tidak pernah mempertanyakan pendapat Gerry, apakah dirinya setuju atau tidak.

Lita yang baru selesai makan malam, menyempatkan diri untuk menghubungi tantenya di kampung.

“Halo sayang... bagai mana kabarmu di sana?” tanya Sri tante dari Lita.

“Kabar baik ma..., ma sekarang aku udah kerja, udah dia hari,” jawab Lita semangat, Lita memang memanggil tantenya dengan panggilan mama.

“Wa... selamat ya sayang, semoga betah di tempat kerjanya, mama ikut senang kalau kau sudah dapat kerjaan,” lanjut tante Sri.

Lita menceritakan kepada tantenya, kalau dia di kantor di kelilingi orang-orang baik, walaupun baru berapa hari bekerja namun dirinya sudah mempunyai sahabat baik, Sri yang mendengar cerita keponakannya ikut bahagia, karena dia tau bagai mana perjuangan keponakannya hingga bisa bekerja di perusahaan yang memang ia impikan selama ini.

Setelah puas mengobrol dengan tantenya, Lita akhirnya pamit untuk menutup sambungan teleponnya, karena besok dirinya akan ke kantor.

“Ma... aku tutup dulu ya, soalnya ini sudah larut malam, mama istirahat agar tidak sakit, dan ingat selalu jaga kesehatan,” ucap Lita kepada tante Sri.

“Ia sayang, kau juga hati-hati di sana ya sayang, ingat kau juga harus jaga kesehatan di sana ya, mama jauh dari kamu nak,” jawab Sri memberi nasehat kepada keponakannya.

“Ia ma... aku tutup dulu ya, dada ma,” ucap Lita dan langsung menutup sambungan telepon dengan tantenya.

Setelah selesai berbicara dengan tantenya, Lita langsung menyimpan handphonenya di atas nakas, dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi, kegiatan rutin Lita sebelum tidur malam.

*****

Jam lima pagi, Lita sudah bangun, setelah minum segelas air putih, Lita langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Pagi ini Lita sarapan roti dan susu hangat, karena masih banyak waktu, makanya dia masih sempat sarapan. dan juga tidak terlalu terburu-buru ke kantor.

Lita selalu bersemangat karena di kantor dia akan bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang begitu baik kepadanya, karena kalau sudah pulang kantor, di kost Lita hanya sendirian. itu terkadang membuat Lita kesepian, namun dia selalu memutar film agar tidak terlalu sunyi.

Seperti biasa dirinya berangkat ke kantor mengendarai sepeda motor kesayangannya, kendaraan yang selalu mengantarkan Lita kemana-mana.

“Sayang, bukanya itu karyawan kamu yang sok cantik itu,” ucap Evelin kepada Gerry, saat mobil Gerry berhenti di samping motor Lita.

Gerry langsung melirik ke arah yang di tunjuk Evelin, tanpa dia sadari seutas senyum terpencar di bibir Gerry.

“Dia bagian apa di kantor namun sayang, aku nggak suka karena menurut aku dia itu sok cantik, padahal lebih cantikan aku dari dia,” lanjut Evelin sedikit sombong.

“Aku tidak tau dia bagian apa, dan aku harap kau tidak terlalu merendahkan orang, aku tau kau memang cantik tapi tidak sesuai dengan sikapmu,” jawab Gerry kesal kepada Evelin karena selalu menyombongkan diri.

Evelin langsung menatap Gerry marah, dia tidak Terima dengan jawaban Gerry, yang menurutnya Gerry lebih membela orang lain dari pada dirinya.

“Apa kau menyukainya?” tanya Evelin kesal.

“Aku tidak mengatakan kalau aku menyukainya, hanya aku katakan jangan terlalu merendahkan orang, apa ada yang salah dengan ucapanku?” tanya Gerry kepada Evelin.

Evelin langsung membuang muka ke arah kaca mobil, dia tidak suka dengan sikap Gerry yang seolah-olah membela wanita itu dari pada dirinya yang notabene akan menjadi istrinya kelak.

Dalam perjalanan menuju bandara, Gerry dan Evelin tidak saling mengobrol, karena Evelin masih ngambek, sedangkan Gerry cuek, tidak ada niat untuk membujuk Evelin agar tidak marah lagi.

Setibanya di bandara, Gerry langsung turun dari mobil dan mengangkat koper Evelin dari dalam bagasi mobilnya.

Karena masih marah, Evelin langsung mengambil kopernya dan langsung masuk ke dalam ruang tunggu, tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Gerry. begitu juga dengan Gerry dia langsung melakukan mobilnya ke kantor, apa lagi pagi ini dirinya akan menghadiri meeting dengan koleganya dari luar negeri.

Sesampainya di kantor, seperti biasa Lita langsung menuju ruangannya, namun saat dirinya mau masuk ke dalam lift, dia bertemu dengan pak Salam di depan lift.

“Selamat pagi Lita cantik” sapa pak Salam kepada Lita.

“Selamat pagi juga pak,” jawab Lita.

“Ayo masuk,” ajak pak Salam kepada Lita saat pintu lift terbuka.

Lita tidak langsung masuk, dirinya masih saja berdiri, karena dia takut masuk lift karena hanya ada pak Salam di dalam.

“Bapak duluan saja, saya masih tunggu teman,” jawab Lita sedikit berbohong.

Padahal Lita hanya takut, karena pak Salam selalu bermain mata padanya, dan dia juga sudah dengar dari karyawan lainnya, kalau pak Salam orangnya sedikit genit.

Setelah pintu lift tertutup, Lita langsung bernafas lega, akhirnya pak Salam naik duluan.

“Lita... ngapain kau berdiri di situ?” tanya Anton yang baru juga datang.

“Untung ada kamu, tadi aku mau masuk ke dalam lift tapi tidak ada orang lain, hanya ada pak Salam makanya aku takut dan berbohong padanya kalau aku menunggu teman,” jawab Lita dan langsung masuk ke dalam lift bersama dengan Anton.

Mendengar cerita Lita, Anton hanya tertawa, membuat Lita sedikit kesal. “Emangnya ada yang lucu?” tanya Lita kesal.

“Ia... berarti pak Salam menyukaimu, dan ingin menjadikanmu sebagai istri ke duanya,” jawab Anton membuat Lita semakin kesal.

“Tau ah,” jawab Lita dan langsung meninggalkan Anton sendirian, melihat sahabatnya ngambek Anton hanya tertawa dan mengikuti Lita dari belakang.

****

AYO DI LIKE, KOMEN, DAN JANGAN LUPA LOVE DAN VOTENYA JUGA YA KAK.

***********BERSAMBUNG************

Terpopuler

Comments

Nona_Ariesta

Nona_Ariesta

Lanjut kak

2022-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!