Perlakuan dan perhatian Gerry kepada Lita, membuat Lita semakin hari semakin jatuh cinta kepadanya, sampai dirinya tidak peduli lagi dengan berkata yang ada di luar sana.
Karena Gerry selalu meyakinkan dirinya, dan percaya kepada Gerry, jangan mendengar berita yang ada di luar sana.
Malam ini seperti biasa, Gerry akan singgah di apartemennya untuk makan malam bersama, karena tidak bisa makan berdua di luar terlalu berbahaya.
“Kita makan ini saja ya, soalnya aku belum belanja semoga kamu suka,” ucap Lita sambil menuangkan sup kebawah mangkok untuk Gerry.
“Aku sudah mengatakan, apapun yang kamu masak, aku pasti menghabisinya,” jawab Gerry menatap Lita.
Lita langsung tersenyum malu, karena mendapatkan tatapan romantis dari Gerry. “jangan menatapku begitu,” lanjut Lita.
Gerry hanya tertawa melihat kekasihnya yang sedikit malu-malu karena tatapannya. “ok ayo kita makan, aku sudah sangat lapar,” lanjut Gerry.
Mereka makan dengan lahap, setelah selesai makan, Lita langsung membersikan meja makan dan lanjut cuci piring kotor, sedangkan Gerry langsung menuju balkon untuk menikmati sebatang rokok.
“Emangnya harus ya, habis makan langsung mengisap rokok?” tanya Lita dan langsung duduk di samping Gerry.
“Karena dia separuh nafasku,” jawab Gerry menggoda Lita.
Lita hanya meliriknya dan langsung membuang muka ketempat lain, karena kesal dengan jawaban Gerry.
“Ya udah. kamu pacaran saja dengan rokok,” lanjut Lita bersungut-sungut.
“Bercanda sayang, gitu aja ngambek, nanti cantiknya hilang loh kalau kamu ngambek terus,” goda Gerry sambil memeluk Lita dari samping.
Lita kembali luluh dan tersenyum mendengar gombalan kekasihnya, walaupun di kantor Gerry sangat dingin dan cuek, namun di rumah sangat terbalik, dia begitu perhatian kepada Lita, itu membuat Lita tidak rela di tinggalkan oleh Gerry.
Gerry menatap jam yang melingkar di tangannya, dia langsung berpamitan untuk pulang, “sudah larut malam, aku pulang dulu,” ucap Gerry dan langsung mengecup kening Lita.
“Ia namun hati-hati di jalan,” ucap Lita tersenyum bahagia karena mendapatkan kecupan romantis dari Gerry.
Lita langsung menutup pintu, setelah Gerry meninggalkan apartemennya, dan langsung masuk ke kamar untuk memberikan diri, sebelumnya beristirahat.
Sedangkan di kediaman tuan Sanjaya, nyonya Rita lagi asik mengobrol dengan Evelin lewat sambungan telepon.
“Tante.. aku heran aja dengan sikap Gerry, yang selalu cuek denganku, bahkan jarang mengangkat telepon ku,” ucap Evelin mengadu kepada nyonya Rita.
“Kamu yang sabar ya sayang, kamu sudah tau sifat Gerry bagai mana, pelan-pelan saja nanti juga dia akan menerima kamu, yang penting kamu tidak putus asa,” jawab nyonya Rita kepada Evelin.
Mereka berdua mengobrol panjang lebar, membahas tentang acara pertunangan Gerry dan Evelin nantinya, nyonya Rita begitu antusias saat membahas hal itu, dia begitu bahagia karena mendapatkan calon anak menantu yang cantik dan juga perhatian kepada orang tua.
Sifat Evelin yang lemah lembut membuat nyonya Rita dan tuan Sanjaya menjodohkannya dengan Gerry, karena menurut mereka hanya Evelin yang cocok mendampingi Gerry.
“Mengobrol dengan siapa sih ma, kok lama banget?” tanya tuan Sanjaya kepada istrinya.
“Oh itu tadi, mama mengobrol dengan Evelin, katanya Gerry sangat cuek kepadanya,” jawab nyonya Rita.
Tuan Sanjaya hanya menarik nafas panjangnya. “papa juga tidak tau dengan isi pikiran anak itu, Evelin wanita yang shalat sempurna untuknya, namun dia selalu saja cuek kepada Evelin,” ucap tuan Sanjaya.
“Mungkin Gerry belum siap dengan perjodohan ini, tapi mama yakin lambat laun pasti Gerry menerima Evelin nantinya, apa lagi dia tidak mungkin mempermalukan keluarga kita,” jawab nyonya Rita kepada suaminya.
Tuan Sanjaya hanya mengangguk paham dengan apa yang di sampaikan istrinya, walaupun pertunangan Gerry dan Evelin masih lama, namun kedua keluarga mereka sudah sangat antusias atas rencana pertunangan mereka.
Namun berbeda dengan Gerry, dia malah asik dengan kekasihnya, wanita yang betul-betul ia cintai, wanita yang berhasil memporak-porandakan hatinya saat baru pertama kali bertemu dengannya.
Gerry tidak peduli dengan rencana pertunangannya dengan Evelin, dia juga tidak takut kehilangan harta dari orang tuanya karena tidak menuruti kemauan mereka.
Toh semua resikonya Gerry sudah pikirkan dengan matang, dan dia juga sudah mempersiapkan semua kemungkinan yang akan terjadi nantinya, dan semuanya sudah di urus oleh pengacaranya, dan dia juga sudah siap kehilangan marga Sanjaya di nama belakangnya.
Evelin yang berusaha menghubungi Gerry namun nomor Gerry malah tidak aktif, membuat dirinya sedikit emosi dan membanting handphone kebawah lantai.
“Kamu boleh menghindar dari aku sekarang tapi lihat saja nanti, kamu pasti jatuh cinta padaku,” batin Evelin menatap handphonenya yang layar nya masih menyalah di bawah lantai.
Gerry memang sengaja menonaktifkan handphonenya, karena dirinya tidak ingin di ganggu oleh Evelin, apalagi dirinya sangat lelah seharian menghadapi pekerjaan yang menumpuk.
Setelah membersihkan diri, Gerry langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, tidak menunggu lama akhirnya dia tertidur.
****
Pagi ini tidak seperti biasanya Lita bangun penuh semangat, pagi ini dia tidak enak badan, kepalanya terasa berat sampai bangun dari tempat tidur saja dia tidak sanggup.
“Aduh aku kenapa sih, kok kepalaku sangat sakit dan terasa berat,” gumam Lita.
Dia memaksakan diri untuk bangun, dan mengambil handphonenya yang terletak di atas nakas, dia ingin mengirim pesan kepada mbak Dea kalau dirinya tidak masuk kantor karena tidak enak badan.
Setelah mengirim pesan kepada mbak Dea, Lita kembali membaringkan tubuhnya di kasur, dia berharap dengan lanjut beristirahat sakit kepalanya bisa berkurang.
Di kantor Dea di temani Agnes untuk mengikuti meeting, Gerry mencari-cari Lita dalam hati, karena biasanya Lita yang akan ikut meeting namun kali ini dirinya tidak hadir.
“Maaf Pak, kali ini Lita nggak ikut meeting karena dia sedang sakit, makanya digantikan oleh Agnes,” ucap Dea kepada Aiden.
Gerry yang mendengar obrolan Dea dan Aiden langsung cemas, karena kekasihnya ternyata sakit. dia mengirim pesan kepada Lita namum pesannya tidak di baca oleh Lita, menambah kekhawatiran dalam diri Gerry. namun dia tidak mungkin meninggalkan meeting.
Gerry begitu tidak fokus mengikuti meeting, pikirannya hanya kepada Lita, sampai Aiden yang berapa kali bertanya kepadanya, namun tidak ada respon darinya.
“Pak...” ucap Aiden meninggikan suaranya.
“Eh... ia ada apa?” tanya Gerry sedikit kaget.
“Bagai mana dengan pendapat bapak, apa kita akan mengikuti pemeran ini atau bagai mana, karena menurut dari bagian pemasaran ini sangat bagus untuk memperkenalkan produk baru kita,” ucap Aiden kepada Gerry.
“Kalau soal itu, terserah dari bagian pemasaran saja,” jawab Gerry asal.
Aiden sedikit heran dengan tingkah atasannya, karena tidak seperti biasanya dia begitu, dengan terpaksa Aiden menutup meeting, dan nanti akan mengadakan meeting ulang bersama dengan bagian pemasaran.
Setelah semua peserta meeting meninggalkan ruangan, Aiden langsung menghampiri bosnya.
“Kamu ada masalah? kok meeting tadi kamu tidak fokus,” tanya Aiden kepada Gerry.
“Aku hanya sedikit merasakan pusing, masalah pameran bisa kamu bicarakan ulang dengan Dea dan tim-nya, aku akan pulang karena kepalaku sangat sakit,” ucap Gerry berbohong kepada Aiden.
Aiden hanya menganggukkan kepalanya setuju, Gerry langsung kembali ke ruangannya mengambil tas dan langsung pulang.
“Aku titip perusahaan ke kamu, kalau ada meeting tolong kamu wakili atau tunda saja dulu,” ucap Gerry sebelum meninggalkan meja kerja Aiden.
Setelah berpamitan Gerry langsung menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar, dan di depan lobby mobilnya sudah menunggu, karena sebelum turun dia sudah menghubungi security untuk mengambil mobilnya di parkiran khusus.
Kali ini Gerry langsung menuju apartemen Lita, karena dari tadi dirinya menghubungi Lita namun tidak ada jawaban darinya, membuat Gerry semakin panik.
****
Hai kak... jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, lewat like, komentar, love dan juga votenya, kalau bisa bunga mawarnya juga ya 😘 terimakasih🙏
BERSAMBUNG💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nona_Ariesta
hahaha rokoknya separuh nafasnya Gerry
2022-02-28
0