Lita dan Emil langsung masuk ke dalam lift, namun mereka berpisah di lantai lima, setibanya di ruangan lita langsung di sambut bahagia oleh Agnes.
“Kamu udah sehat, maafkan aku tidak sempat Menjenguk mu,” ucap Agnes sambil memeluk Lita.
“Tidak apa-apa, sekarang aku sudah kembali kerja, kemarin cuma sakit kepala saja,” jawab Lita.
Mereka berdua langsung duduk sambil mengobrol, karena rekan mereka yang lain belum juga tiba, tiba-tiba handphone Lita berdering, ternyata ada pesan yang masuk.
“Kenapa kamu sudah masuk kerja, aku sudah bilang jangan dulu masuk kerja sampai kamu betul-betul sehat,” Isi pesan Gerry kepada Lita.
Lita hanya menarik nafas panjangnya, dia langsung membalas pesan dari Gerry. “Maafkan aku, tapi aku sudah sehat, dan aku juga suntuk di rumah, makanya lebih baik aku masuk kerja saja,” pesan terkirim.
“Kamu udah sehat Lita?” tanya mbak Dea yang juga baru tiba.
“Sudah mbak, kemarin cuma sakit Kepala aja,” jawab Lita dengan ramah.
Suasana kantor yang sudah mulai ramai, rekan kerja Lita juga sudah pada datang, semuanya merasa bahagia menyambut Lita yang kini kembali lagi masuk kantor.
“Akhirnya kamu masuk kerja lagi, aku baru ingin menjenguk setelah pulang kerja, ternyata kau sudah masuk,” ucap Robert dengan nada gombalnya.
Lita hanya tersenyum mendengar ucapan Robert, “terimakasih Robert sudah mengkhawatirkan aku, tapi aku baik-baik saja, kemarin hanya sakit kepala biasa,” jawab Lita.
“Jangan di dengan Lita, kamu tau kan maksud Robert apa?” sambung Anton tertawa.
“Kamu ma, tidak bisa mendukung aku sedikit saja, namanya juga usaha,” jawab Robert.
Mereka hanya tertawa mendengar jawaban Robert, memang dari awal Lita bergabung dengan Sanjaya grup, Robert selalu cari perhatian kepadanya, namun Lita hanya menanggapinya dengan santai, dan hanya menganggap Robert itu sahabat sekalian rekan kerjanya, tidak lebih dari itu.
Di ruang CEO, Aiden mendatangi Gerry. “Semalam Evelin menghubungi ku, katanya dia sedikit susah menghubungi bos,” ucap Aiden.
Tidak ada jawaban dari Gerry, dia sedikit malas membahas tentang Evelin, apa lagi tadi pagi dirinya sempat emosi karena melihat Lita sudah masuk kerja, padahal dia sudah melarangnya sampai Lita betul-betul sehat.
“Tidak usah di angkat kalau dia menghubungi mu lagi,” ucap Gerry tiba-tiba.
“Baiklah bos,” jawab Aiden. dan langsung memberikan hasil meeting kemarin kepada Gerry.
“Kalau begitu saya permisi dulu bos,” ucap Aiden pamit.
Gerry hanya menganggukkan kepalanya, bertanda setuju, setelah Aiden meninggalkan ruangannya, Gerry kembali fokus pada pekerjaannya, dia juga tidak membalas lagi pesan Lita, karena memang dirinya masih marah sama Lita.
Pekerjaan yang begitu menyita waktu, sehingga Gerry sampai hampir lupa makan siang, untuk saja masih ada Aiden yang mengingatkan dirinya makan siang.
“Bos. sudah waktunya makan siang, apa bos tidak lapar?” tanya Aiden.
“Oh maaf. aku sampai lupa jam makan siang, kita makan di kantin saja, soalnya aku banyak kerjaan,” ucap Gerry dan langsung berdiri dari duduknya.
Mereka berdua langsung menuju kantin untuk makan siang, sesampainya di kantin Aiden langsung mencari meja yang kosong dan kebetulan berdampingan dengan meja yang di tempati oleh Lita dan kawan-kawan.
Namun Gerry seperti biasa, dengan ekspresi dingin cuek, membuat Lita sedikit kecewa, karena Gerry tidak meliriknya sekali pun, malah Gerry bersikap seolah-olah tidak mengenal dirinya.
Sehabis makan, Gerry langsung kembali ke ruangannya di susul oleh Aiden. melihat Gerry yang langsung pergi meninggalkan kantin membuat Lita semakin terluka, air matanya sudah mau jatuh begitu saja, namun dia berusaha untuk menahannya karena masih di kantor.
Setibanya di ruangan Lita tidak begitu bersemangat untuk kerja, pikirannya hanya tertuju kepada Gerry. dia juga sudah mengirim pesan ke pada Gerry namun tidak di balas oleh Gerry, jangan kan di balas, di baca aja tidak, membuat Lita semakin sakit hati.
Lita sebenarnya tidak tau titik kesalahannya di mana, karena dia merasa baik-baik saja, apa lah karena tidak menuruti kemauan Gerry, tapi dirinya sudah sehat, tidak mungkin di rumah terus baru pekerjaannya menumpuk.
Lita menarik nafas panjangnya, dia berusaha memfokuskan diri pada pekerjaannya, karena dirinya tida ingin menggabungkan perasaan pribadi dan juga pekerjaannya.
“Kamu kenapa, kok dari tadi aku perhatikan kayaknya kamu kurang semangat,” bisik Agnes kepadanya.
“Tidak kok. aku tidak apa-apa,” jawab Lita tersenyum kepada Agnes.
Di dalam ruangannya Gerry menatap ponselnya, dia melihat ada pesan Lita masuk, namun dia malas untuk membukanya, “ini pelajaran buat kamu, karena kamu tidak mau mendengar aku, sudah di bilang jangan dulu masuk kerja, malah keras kepala,” batin Gerry menatap handphonenya.
Gerry tidak melakukan apapun, dirinya hanya duduk termenung di meja kerjanya, ada rasa bersalah mendiami Lita namun dia juga marah karena Lita tidak mau menurutinya.
“Bos...lima belas menit lagi bapak ada meeting dengan klien dari Malaysia,” ucap Aiden masuk ke dalam ruangan Gerry.
“Kau mengagetkan ku saja, apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu,” ucap Gerry kepada Aiden.
“Maaf bos. kalau bos kaget, tapi aku sudah mengetuknya, cuma bos saja yang tidak dengar ketukan ku,” jawab Aiden tidak mau kalah.
Gerry langsung meminta Aiden menyiapkan materi meeting, karena dia tidak ingin kerja samanya dengan pengusaha dari Malaysia ini gagal.
Aiden langsung pamit keluar, dan segera melakukan apa yang di minta oleh Gerry.
💞💞
Jangan lupa tinggalkan like dan juga komentar nya ya kak, terimakasih🙏
BERSAMBUNG💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments