Pulang kerja, Lita langsung kembali ke apartemennya, padahal rencananya sepulang kerja dia akan singgah di swalayan untuk berbelanja keperluan dapur, karena kulkasnya sudah kosong.
Namun kali ini Lita sudah tidak mood lagi untuk berbelanja, dia ingin cepat-cepat pulang untuk menenangkan pikirannya.
Sesampainya di apartemen, Lita langsung membersihkan diri, agar pikirannya kembali tenang, setelah selesai mandi, kini lita sudah berpakaian santai, dia keluar dari kamar untuk membuat susu hangat minuman favoritnya.
Betapa kagetnya Lita karena melihat ada Gerry duduk di ruang tamu tamu.
“Dari tadi kamu di sini?” tanya Lita kaget.
“Ia... aku langsung masuk, karena aku tau kamu lagi mandi,” jawab Gerry.
Lita langsung duduk di depan Gerry dan langsung mempertanyakan sikap Gerry yang cuek kepadanya.
“Aku marah sama kamu, karena kamu tidak mau dengar aku, udah di bilang jangan dulu masuk kerja tapi kamu malah kapala batu,” ucap Gerry kepada Lita.
“Tapi kenapa kamu tidak jujur, aku tidak bisa kamu cuekin begitu,” ucap Lita menangis.
Gerry langsung berdiri dan memeluk Lita, dia juga tidak tega mendiami kekasihnya. “Udah jangan nangis lagi, aku minta maaf, aku salah,” lanjut Gerry memeluk Lita sambil mengusap kepalanya dengan lembut.
Lita meluapkan semua sakit hatinya kepada Gerry, seharian dia stres karena di cuekin Gerry, pesannya tidak di balas namun hanya di baca saja.
Setelah puas melampiaskan sakit hatinya, kini Lita sudah mulai tenang, dan langsung berdiri membuat susu dan kopi untuk Gerry.
“Terimakasih sayangku, kamu memang sangat mengerti, kalau aku belum minum kopi,” goda Gerry kepada Lita.
“Udah minum, tidak usah tinggal gombal,” ucap Lita dan langsung kembali ke dapur, sesampainya di dapur Lita bingung mau masak apa, karena sudah tidak ada stok makanan di dalam kulkas.
Lita kembali ke dapen untuk menghampiri Gerry. “malam ini kita order makanan saja ya, soalnya di kulkas sudah tidak ada stok makanan,” ucap Lita kepada Gerry.
Gerry langsung setuju dan segera mengambil handphonenya untuk mengorder makanan, kali ini Gerry memesan ayam bakar, sedangkan Lita ayam geprek pedas, karena memang Lita suka pedas.
Sedangkan di Inggris sana, Evelin ingin mempercepat kepulangannya karena dirinya tidak tenang dengan sikap dingin Gerry padanya.
“Apa kau yakin ingin mempercepat kepulangan ke Jakarta?” tanya Rico manajer Evelin.
“Aku yakin, aku tidak mau Gerry berpaling ke wanita lain, apa lagi sekarang ini Gerry sudah jarang mengangkat teleponku,” jawab Evelin.
Rico hanya geleng kepala melihat Evelin yang keras kepala, dia hanya ingin menang sendiri, tidak bisa mendengarkan masukan orang lain.
“Terserah kau saja, tapi ingat aku tidak akan ikut denganmu ke Jakarta, karena aku ingin menangani model-model pendatang baru di sini,” lanjut Rico.
Rico yang sangat tau sifat Evelin bagai mana, laki-laki bertulang lunak ini sudah bersama Evelin mulai Evelin baru merintis kariernya sebagai model.
“Aku tidak butuh bantuan mu, aku bisa mengatasinya sendiri,” ucap Evelin dan langsung meninggalkan Rico begitu saja.
Rico tidak marah, dia hanya tersenyum melihat sikap Evelin yang begitu sombong. “Kita lihat saja nanti nona, apa betul kau bisa mengatasinya sendiri, atau kau malah menangis sambil memohon padaku,” ucap Rico dengan gaya centilnya.
Di dalam ruang ganti Evelin lagi mengobrol dengan nyonya Rita, dia mengadu kepada nyonya Rita dengan sikap dingin Gerry.
“Aku takut tante, kalau Gerry mempunyai kekasih lain, soalnya dia begitu cuek padaku,” aduh Evelin
“Tenang saja sayang, dia tidak akan mengecewakan kita, tidak mungkin dia mau mempermalukan tante dan om,” jawab nyonya Rita menenangkan Evelin.
Rico yang mendengar obrolan Evelin dan nyonya Rita, hanya memutar matanya tidak suka, karena menurutnya Evelin terlalu berlebihan.
"Masih mau mengobrol atau mau pemotretan? di luar sana fotografer sudah sudah menunggu kamu?” ucap Rico kepada Evelin.
Evelin langsung menatap Rico tidak suka, dia segera berdiri dan langsung menuju tempat pemotretan.
“Tante nanti aku sambung lagi ya, aku mau pemotretan dulu,” ucap Evelin pamit kepada nyonya Rita.
Setelah memutuskan sambungan telepon dengan nyonya Rita, Evelin langsung mulai pemotretan, karena dia ingin semua kerjaannya cepat selesai dan kembali ke jakarta.
***
Sedangkan Lita dan Gerry sudah selesai makan malam, namun kali ini Gerry tidak langsung pulang seperti biasanya, kali ini dia masih ingin menghabiskan waktu bersama kekasihnya, apa lagi seharian dia sudah membuat Lita sakit hati.
“Kami belum pulang yang?” tanya Lita ikut duduk di sampingnya.
“Jadi aku di usir ni? tanya Gerry kembali.
“Bukan begitu yang, biasanya kamu habis makan, merokok sebenarnya dan langsung pamit pulang,” jawab Lita sedikit tidak enak hati kepada Gerry.
Gerry tertawa keras, karena melihat ekspresi Lita yang menurutnya begitu menggemaskan.
****
Jangan lupa di like dan komentar ya kak, terimakasih 🙏🙏
BERSAMBUNG 💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments