Pesan Dari Nomor Tak Dikenal

Pagi ini Lita kembali masuk kerja, setelah sarapan Lita langsung memesan taksi online karena motornya ada di kantor. setibanya dikantor Lita bertemu dengan sahabatnya Emil.

“Apa kamu sudah baikan? kemarin aku menunggumu di parkiran, tapi Agnes bilang kamu lagi nggak enak badan,” ucap Emil kepada Lita.

“Kemarin aku agak pusing, makanya minta ijin pulang duluan, aku sengaja pulang nggak bawah motor karena aku pusing,”jelas Lita.

Obrolan mereka berdua di dengar oleh Gerry, kebetulan Gerry juga baru tiba di kantornya. Lita dan Emil asik mengobrol sampai mereka berpisah, karena Lita hanya sampai di lantai lima sedangkan Emil terus ke lantai delapan.

Setibanya di ruangannya, Lita langsung di serbu pertanyaan dari Agnes.

“Bagai mana keadaan kamu? apa kamu udah sehat? jangan di paksa dulu masuk kerja kalau masih sakit,” ucap Agnes kepada Lita.

“Nggak mungkin aku masuk kerja kalau masih sakit sayang,” jawab Lita dan lansung mencubit pipi Agnes yang sedikit tembem.

Lita langsung meletakkan tasnya di atas meja, dia mengecek handphonenya karena ada ada pesan yang masuk, ternyata nomor dari orang yang tidak dia kenal.

“Kenapa kamu masuk kerja kalau sakit, kenapa tidak istirahat dulu,” isi pesan tersebut.

Namun Lita tidak peduli dengan pesan tersebut, karena dia tidak tau siapa pengirim pesan itu. dia langsung duduk berhadapan dengan pekerjaan yang sempat tertundah.

“Kenapa tidak di balas” kembali orang itu mengirim pesan kepada Lita.

“Ini siapa? mengganggu orang kerja saja,” balas Lita dan langsung menyimpan handphonenya kedalam tasnya.

Di ruangan CEO, Gerry menatap handphonenya, dia tersenyum membaca balasan Lita, “kamu akan menjadi milikku, bagai manapun caranya,” batin Gerry menatap handphonenya.

Gerry memang langsung jatuh cinta pada Lita saat pertama kalinya bertemu, selain cantik dan sederhana, Lita juga sangat cerdas, terbukti saat pertama kalinya ikut meeting, penyampaian Lita begitu sempurna.

Namun Gerry tau, Lita bukan sosok wanita yang gampang di taklukkan, tapi dia juga yakin kalau Lita sebenarnya terpesona padanya, buktinya pada saat interview Lita menatapnya tanpa berkedip.

Tok... tok... tok.

“Permisi pak, sebentar lagi bapak ada meeting,” ucap Aiden kepada Gerry.

“Tunda saja dulu, aku lagi sedikit pusing, lagi tidak mood mau meeting,” jawab Gerry.

Aiden hanya menarik nafas panjangnya, karena penyakit malas bosnya kambuh lagi, pasti ada masalah lagi kalau Gerry bersifat begini.

“Kamu yang mewakili, aku betul-betul tidak enak badan,” lanjut Gerry.

“Baik Pak, nanti juga ada bagian pemasaran yang ikut, dan di wakili oleh ibu Dea dan Lita,” terang Aiden.

“Kalau begitu aku juga ikut,” jawab Gerry.

Aiden sedikit bingung, katanya tadi lagi nggak enak badan kok sekarang langsung mau ikut meeting juga, “katanya bapak tidak enak badan, kalau sakit tidak usah di paksa pak, nanti kami yang mewakili,” terang Aiden.

“Aku tidak apa-apa, kamu persiapkan saja, dan jangan lupa panggil aku kalau semuanya sudah siap,” ucap Gerry.

Aiden langsung pamit dan keluar dari ruangan Gerry, walaupun dia sedikit bingung dengan sikap bosnya itu. namun dia tidak ingin ambil pusingpusing dan langsung menyiapkan materi meeting.

“Lita... nanti kamu ikut mbak meeting ya, soalnya Anton tidak bisa,” ucap Dea kepada Lita.

“Oh ia tidak apa-apa mbak,” jawab Lita.

Walaupun dalam hati kecil Lita ingin menolak, karena dirinya tidak ingin bertemu dengan Gerry, namun di sini dia harus profesional untuk kerja. karena memang ini cita-citanya dari dulu ingin bergabung di perusahaan Sanjaya grup.

Kini tiba saatnya untuk meeting, Dea dan Lita langsung menuju lantai delapan, di mana ruang meeting berada,

Setibanya di ruang meeting, baru Aiden yang lagi sibuk menyiapkan materi meeting.

“Selamat siang Pak Aiden,” sapa Lita kepada Aiden.

“Siang juga ibu Dea dan mbak Lita,” jawab Aiden.

Tidak lama klien mereka datang di temani oleh Lius, Aiden langsung keluar memanggil bosnya.

“Pak klien kita sudah menunggu di ruang meeting, semuanya sudah di sana, tinggal. menunggu bapak,” ucap Aiden.

Tanpa menjawab Gerry langsung berdiri meninggalkan ruangannya, dia begitu semangat mengikuti meeting kali ini.

“Selamat siang semuanya,” sapa Gerry saat masuk ke dalam ruang meeting.

“Selamat siang Pak,” jawab peserta meeting.

“Apa.semuanya sudah siap? kalau sudah siap, ayok kita mulai saja.” ucap Gerry.

Meeting berjalan begitu baik, hampir satu setengah jam akhirnya meeting selesai juga, sepanjang meeting Gerry selalu mencuri pandang kepada Lita, namun Lita hanya santai walaupun dia sadar bosnya selalu memperhatikan dirinya.

“Lita nanti mau makan siang di mana?” tanya Dea.

“Seperti biasa makan siang di kantin mbak, aku malas keluar mencari makan di luar sana, dan makanan di kantin juga semuanya enak-enak lagi,” jawab Lita tersenyum.

Obrolan mereka di dengar oleh Gerry dan Aiden, karena mereka berada di belakang Dea dan Lita. Gerry langsung tersenyum saat mendengar obrolan mereka.

“Pak ada undangan makan siang dari pak Hendrawan siang ini di restoran xx,” ucap Aiden saat tiba dalam ruangan Gerry.

“Batalkan,” jawab Gerry singkat.

Aiden langsung mengangguk setuju, dan segera pamit keluar dari ruangan Gerry, Aiden langsung melanjutkan pekerjaannya.

***

Jangan lupa di like dan komentarnya ya kak, terimakasih🙏🙏

***********BERSAMBUNG***********

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!