Saat makan siang tiba, semua penghuni kantin di gemparkan oleh kedatangan CEO mereka, bagai mana tidak, ini pertama kalinya seorang Gerry Sanjaya datang makan siang di kantin, biasanya dia makan siang di restoran mewah, namun tidak hari ini, dia memilih makan siang di kantin perusahaan.
“Apa bapak yakin mau makan siang di sini?” tanya Aiden dengan sedikit ragu.
“Ia... emangnya kenapa? tanya Gerry kembali kepada Aiden.
“Tidak apa-apa sih pak, tapi heran saja, selama aku menjadi sekertaris bapak, baru kali ini bapak makan di kantin,” jawab Aiden.
Gerry langsung duduk di meja kosong yang berdekatan dengan Lita dan gengnya. dia sengaja makan siang di kantin karena dia mendengar obrolan Lita dan Dea kalau mereka suka makan siang di kantin.
“Apa aku tidak salah lihat, apa betul itu pak Gerry?” tanya salah satu karyawan kepada rekannya yang lain.
“Mungkin pak Gerry bosan makan di restoran mewah,” jawab yang lainnya.
Dan banyak lagi bisik-bisik dari para karyawannya, namun Gerry dan Aiden pura-pura tuli, karena apa yang di katakan mereka betul adanya.
Luis mulai curi dengan gelagat Gerry, apa lagi tadi pagi dia sempat meminta nomor handphone Lita padanya. Luis yakin kalau Gerry menyukai Lita.
“Tumben bos makan di kantin?” tanya Luis yang datang bergabung dengan mereka.
“Emangnya kenapa? kok pertanyaan kalian sama semua,” tanya Gerry sambil menikmati makan siangnya.
Luis hanya tertawa mendengar jawaban bos sekalian sahabatnya itu, dia tau kalau Gerry makan di sini karena ada Lita.
Setelah makan siang, Lita dan yang lainnya langsung meninggalkan kantin, begitu juga dengan Gerry, dia langsung kembali ke ruangannya.
Berjalannya waktu, Gerry tidak mau putus asah untuk mendapatkan Lita, berbagai carapun ia lakukan, asalkan Lita menjadi miliknya.
Akhirnya sore ini Gerry memutuskan untuk mengikuti Lita saat pulang dari kantor secara diam-diam, “aku tidak akan menyerah sayang, sampai kaau menjadi milikku,” batin Gerry.
Tanpa di sadari oleh Lita bahwa ada seseorang yang mengikuti dirinya, saat tiba di rumah kostnya, seperti biasa Lita langsung memarkirkan motor dan langsung masuk ke dalam rumah.
“Ternyata kamu tinggal di sini?” ucap Gerry dalam hati, menunggu berapa saat akhirnya Gerry turun dari mobilnya dan langsung menghampiri rumah Lita.
Tok... tok.. tok.
Terdengar suara ketukan pintu, Lita sedikit heran siapa yang bertamu ke rumahnya, Lita langsung menghampiri pintu dan mengeceknya siapa yang datang.
“Pak Gerry? kok bapak bisa di sini?” tanya Lita sedikit kaget karena Gerry tiba-tiba di depan pintunya.
“Apa aku tidak di persilakan masuk dulu?” tanya Gerry kembali kepada Lita.
Lita langsung mempersilahkan Gerry masuk ke dalam rumahnya, “maaf Pak di sini tidak ada sofa, hanya kursi plastik saja,” ucap Lita kepada Gerry.
Gerry langsung duduk di kursi, dia melihat sekeliling ruangan tersebut, “apa kamu nyaman tinggal di sini?” tanya Gerry kepada Lita.
“Sangat nyaman pak, karena aku sudah lama tinggal di sini, mulai aku datang dari kampung aku sudah tinggal di sini sampai sekarang,” jawab Lita.
“Oh bapak mau minum apa, kopi atau teh,” tanya Lita kembali kepada Gerry.
Gerry langsung tersenyum, “kopi saja,” jawab Gerry.
Lita langsung menuju dapur membuat kopi, walaupun Lita sedikit sungkan karena tiba-tiba saja bosnya datang berkunjung ke rumahnya.
“Silakan di minum pak,” ucap Lita sambil meletakkan cangkir yang berisi kopi di atas meja.
Gerry langsung menyeruput kopi yang ada di depannya, “ternyata kamu pintar juga buat kopi,” puji Gerry kepada Lita.
“Terimakasih pak,”
suasana sedikit canggung karena Lita juga hanya menjawab seadanya, apa lagi otaknya masih di penuhi pertanyaan, karena kehadiran Gerry yang secara tiba-tiba di rumahnya.
“Bapak tau alamat rumah aku dari mana?” tanya Lita memberanikan diri bertanya kepada Gerry.
“Oh kalau masalah itu gampang, aku mengikuti kamu tadi dari kantor,” jawab Gerry santai.
Lita langsung menatap Gerry dengan heran, dia tidak habis pikir kalau Gerry senekat itu, rela mengikutinya dari kantor demi mendapatkan alamat rumahnya.
“Semua ini ku lakukan demi membuktikan kepadamu kalau aku betul-betul tulus mencintaimu, dan tidak ada wanita lain di dalam hatiku kecuali kamu,” ucap Gerry meyakinkan Lita.
“Bapak jangan bercanda, aku tidak ingin di hujat orang satu negara bahkan sampai di negara lain, aku tidak ingin di sebut merebut kekasih orang, dan apa lagi bapak sudah mau bertunangan dengan calonnya bapak, yang sepada dengan bapak,” jelas Lita panjang lebar.
Tidak munafik Lita juga menyukai Gerry, siapa sih yang tidak suka dengan laki-laki seperti dia, di luar sana banyak perempuan yang tergila-gila padanya, namun Lita sadar kalau Gerry sudah ada yang punya, orang yang sederajat dengan Gerry.
“Aku ingin kita jalani saja dulu, pelan-pelan aku akan meyakinkan kedua orang tuaku kalau kamu wanita yang pantas mendampingi aku,” lanjut Gerry.
Lita tidak menjawab, dia hanya diam mendengar penjelasan Gerry, selama ini juga Gerry melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan cintanya, namun Lita selalu menghindar dari Gerry.
“Aku akan membuktikan ke kamu, walaupun kamu harus sabar menunggunya,” lanjut Gerry kepada Lita.
“Ok kita jalani saja dulu, dan sesuai dengan permintaan kamu, kalau hubungan ini kita rahasiakan,” jawab Lita kepada Gerry.
Sebenarnya Lita tidak ingin menerima cinta Gerry, namun dirinya sudah capek di kejar-kejar terus oleh Gerry, sampai mengikutinya ke rumah di mana ia tinggal.
Dengan senang hati Gerry langsung setuju, dan berdiri memeluk Lita, karena akhirnya Lita mau menerimanya.
“Terimakasih aku akan membuktikan semua omongan aku kepadamu,” ucap Gerry bahagia.
Hubungan Lita dan Gerry terpaksa di rahasiakan, sesuai dengan permintaan Gerry dari awak, kalau hubungan mereka harus di rahasia sampai waktu yang tepat.
***
Jangan lupa tinggalkan jejaknya, lewat like dan komentar ya kak, terimakasih 🙏🙏
*******Bersambung***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments