Cemburu

📍 NTR restauran di Hotel Aditama

Hotel Aditama yang berada di Malaysia ini merupakan hotel bintang 5. bangunan yang unik dan lokasi yang strategis menjadi sebuah daya tarik bagi para wisatawan dan para pebisnis untuk sekedar stay cation atau meeting penting di sana. hal unik yang di miliki hotel Aditama salah satunya adalah restorannya. restoran hotel aditama memiliki nama tersendiri yakni NTR restaurant. NTR singkatan dari nature. seperti namanya, restoran ini bernuansa alam dan berganti tema setiap satu Minggu sekali. para pelayan/karyawan hotel juga sering kali menggunakan pakaian sesuai tema alam.

seperti hari ini, restauran mengangkat tema pantai. para pegawai menggunakan kostum khas pantai. di tengah restauran juga ada kolam kecil dan aksesoris pepohonan kelapa membuat kesan pantai nya terasa. restoran ini menyajikan berbagai makanan western, makanan khas Malaysia dan tak lupa memasukan menu kuliner Indonesia kedalamnya.

Tak terasa sudah hampir 25 menit glo ada di sana menikmati sarapannya sambil melihat pemandangan kota di negeri Jiran melalui jendela besar didepannya.

"wah suasana sama makanan nya enak semua. bisa gendut gue kalo gini caranya. gue kenyang banget. betah gue kalo begini mah" gumamnya sendiri sambil bersandar pada kursi dan mengusap-usap perutnya. tiba-tiba ponselnya berdering. glo segera merogoh saku hodie nya untuk mengambil ponsel. saat dilihat ada panggilan suara dari 📞Bunda glo mengerutkan keningnya. "bunda? bunda siapa" gumamnya sambil memperhatikan ponsel itu hingga akhirnya dia menyadari "ya ampun, ini ponsel dev. kayanya ponselnya tertukar pas dikamar. gimana nih, gue angkat gak yah." lama berpikir akhirnya glo mengangkat panggilan itu siapa tau penting.

...📞Bunda...

"Ha.. halo"

"halo? glo. ini kamu?"

"iya Bun, ini glo. hp Dev tertukar dengan milik glo. jadi maaf ya kalo glo yang angkat."

" iya sayang gapapa. tapi, Dev nya kemana sayang?"

"Dev lagi meeting katanya Bun."

"oh begitu. iya sih, bunda baru ingat Dev ada meeting sama gio bareng ayah. kamu dimana sekarang?"

"glo di restoran Bun. sedang sarapan sambil menunggu Dev selesai meeting. ada yang penting ya Bun?"

"ini glo, bunda sama mami mu lagi cari Tania, Davin, Gisan, sama Dani. mereka ko gaada ya di kamarnya. kamu tau ga mereka dimana? bunda khawatir. kemarin malam mereka bersama kamu dan Dev kan?"

"iya bun. kami selesai ngobrol sampai jam 1 malam kemarin. dan setelah itu, mereka pergi ke kamar masing-masing. dan glo sama Dev ga kontek atau liat mereka lagi. mereka bener-bener gaada di kamar masing-masing ya, bun?"

"gaada sayang. bunda dan mami mu khawatir deh"

"bunda sama mami tenang ya. kalian dimana sekarang? udah sarapan?"

"bunda sama mami lagi di lobby hotel sayang. kita sudah sarapan. tadinya kita janjian mau ke mall. tapi mami mu tiba-tiba bilang Davin sama Gisan gaada di kamarnya. bunda juga ikut cek kamar Tania sama Dani, mereka juga gaada nak."

"mereka benar-benar yaa!! bunda sama mami lanjut aja hang out ke mall. biar urusan anak-anak tengil hilang glo sama dev yang cari. nanti glo kabarin kalo udah ketemu."

"tapi bunda sama mami mu gak tenang sayang"

"bunda, dengar glo. kalian bersenang-senang lah. glo janji bakal temuin mereka deh."

"yasudah, kalo ada apa-apa kabarin ya nak"

"siap bun. glo tutup telepon nya ya"

"iya sayang"

glo menutup teleponnya sepihak. meminum sisa jus jeruk yang tersisa dan segera bangkit pergi menyusul Dev terlebih dahulu di ruang meeting. saat akan memasuki lorong ruang meeting, handphone Dev berbunyi kembali "****! berisik banget nih ponsel" tak urung, walaupun mengumpat glo tetap mengambil ponsel itu dari saku depan hodie nya. tanpa dilihat panggilan suara dari siapa, glo langsung mengangkatnya.

"halo, bunda. tenang dulu ya. aku belum nemuin mereka"

"bunda?! halo? lo siapa? ini nomor Dev kan?"

"hah?! ini siapa ya?" tanya glo bingung

"gue Kalila pacar Dev. lo siapa?" glo segera melihat nama yang tertera pada ponsel itu. panggilan dari love ternyata itu panggilan dari pacar Dev. "mampus gue!" batin glo.

"gue... gue sepupunya. gue kira ini telepon dari bundanya. sorry ya."jawab glo lagi berusaha meyakinkan.

"yakin lo sepupunya? kenapa ponsel Dev ada sama lo?"

"handphone kita tertukar. Dev lagi ada urusan jadi hpnya belum sempat di tukar lagi"

"oh.. begitu"

"hmmm"

"gue minta tolong ya, bilangin ke Dev. temuin gue secepatnya. dia udah gaada kabar udah hampir satu Minggu ini. gue khawatir. setiap gue telepon, dia ga pernah angkat. mungkin dia marah sama gue karena masalah kemarin-kemarin. lo bilangin ya. nama lo siapa btw?" saat Kalila bertanya namanya, glo panik. dia berpikir untuk menamai dirinya orang lain.

"nama gue.. Sasa"

"oh salam kenal ya sa, nama gue Kalila. maaf ya merepotkan"

"iya kak. gapapa, kalo gitu Sasa tutup telepon nya."

"iya, terima kasih ya sa"

"sama-sama kak"

glo mematikan panggilan suara itu, dan memasukkan kembali ponsel Dev pada saku depan hodie nya. sebelum kembali berjalan mencari Dev, glo terdiam sebentar. "kenapa perasaan gue kesel ya pas terima telepon dari pacarnya si ketos"gumam nya sendiri. tak mau bergelut dengan pikirannya, akhirnya glo melanjutkan kembali mencari Dev.

glo sedikit bingung dengan banyak nya pintu di lorong meeting room. "dimana tempat meeting Dev ya?" gumamnya sendiri sedikit menebak-nebak. beruntung nya dia, akhirnya ada seorang cleaning servis yang akan melewati dirinya. tanpa menunggu, glo segera menghampiri nya.

"pak, maaf saya mau tanya. tempat meeting Aditama group dimana ya?"

"oh ade nak pergi ke sana?"

"iya pak"

"yang pintu coklat pekat itu. disitu ruangannya." jawab pelayan sambil menunjuk ke arah pintu besar berwarna coklat pekat. glo hanya menganggukkan kepalanya

"mau saya hantarkan?"tanya OB tersebut.

"tidak perlu pak. terima kasih ya pak" glo sambil sedikit menundukkan kepala tanda hormat nya pada lelaki yang sudah cukup berumur namun masih bekerja menjadi Karyawan hotel.

dengan ragu glo berjalan menghampiri pintu itu. setelah sampai tepat di depannya, glo melihat pintu itu terbuka sedikit. dengan ragu, glo menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu, tetapi tertahan saat glo mendengar suara Dev yang sedikit keras. glo tadinya berniat untuk menunggu tanpa kepo. namun, tak sengaja dia mendengar jelas pembicaraan Dev dengan ayahnya. akhirnya berujung glo mengintip dan menguping pembicaraan Dev dan ayah dari celah pintu yang terbuka sedikit. terlihat Dev yang seperti menahan amarah. tak lama, melihat Dev bergerak menuju pintu, glo segera lari bersembunyi di balik tembok penyekat sebelah ruangan tadi. "gue selamat"gumamnya pelan sambil mengusap dada dengan sebelah tangannya mengatur nafas yang sudah ngos-ngosan karena terburu-buru bersembunyi takut sekali ketahuan.

saat Dev sudah mulai tidak terlihat dari pandangan glo, glo mulai berlari kecil menyusul Dev. takut Dev sampai duluan di restoran.

......................

kembali ke restoran hotel, Dev mencari keberadaan glory. "kemana tuh anak" gumamnya pelan. saat akan membalikkan badannya, tiba-tiba ada seorang gadis yang menabraknya kencang. "aw"jerit gadis itu.

"sorry mas saya ga sengaja" sambil menundukkan kepalanya mengusap tangannya yang terbentur jam tangan Dev.

"glo, lo ga bosen nabrak gue?!" tanya Dev sedikit dingin melipat kedua tangannya di dada. "Dev?!" kaget glo. ya, gadis yang menabraknya adalah glo. niat glo berlari dari meeting room menuju restoran agar dia sampai lebih dulu dari Dev, yang terjadi malah dia menabrak Dev.

glo hanya cengengesan dan meminta maaf pada Dev. "darimana lo?" tanya Dev sambil duduk di kursi terdekat dan menyimpan semua berkas yang dia bawa di atas meja.

"itu.. gue dari toilet" jawab glory terdengar sedikit ragu. Dev hanya membalas dengan menganggukkan kepalanya. glo merogoh saku hodie nya mengambil ponsel Dev dan menyerahkan nya pada pemilik asli. "nih, ponsel kita ke tuker. tadi bunda telepon katanya Davin, bang Gisan, Dani sama Tania hilang." Dev mengerutkan keningnya.

"kemana mereka?" tanya Dev menerima ponselnya.

"gatau, dikamar mereka gaada semua kata bunda."

"kak gio ada?"

"katanya ka gio meeting sama lo"

Dev mengerutkan keningnya lagi. "ka gio ga ikut meeting tadi"

"hah?! terus mereka semua kemana?"

"paling di kamar kak gio semua tuh. glo ambilkan gue makanan dong" Dev terlihat lemas tidak semangat melipat kedua tangannya di meja dan menenggelamkan wajahnya di atas tangan yang dilipat.

"kalo mereka gaada di kamar kak gio gimana?" tanya glo

"mereka udah gede glo. bukan anak kecil lagi."

"iya sih"

"glo, minta tolong ambilkan gue makan dong" suruh dev

"kan bisa nyuruh waiters nya dev"

"gamau, gue mau lo yang ambil titik."kekeh Dev

"ah. nyebelin lo. ga bisa liat gue santai" protes glo.

"btw, kenapa tiba-tiba lo lemes begini? ada apa?" lanjut glo mengikuti posisi Dev dengan melipat kedua tangannya di meja. menaruh dagu dilipatan tangannya sambil memandang Dev. berharap Dev cerita, glo sebenarnya tau alasannya. hanya saja lebih baik glo berpura-pura tidak tau apapun.

"gue cuman lagi ga pengen ngapa-ngapain. kayanya asam lambung gue naik karena telat sarapan"balas Dev.

"itu doang?"

"emang gue kenapa?"tanya dev

"ya gatau. kan gue nanya"

"cepet glo, perut gue perih"

akhirnya glo mengalah, Dev sepertinya belum mau bercerita pada dirinya.

"yaudah, lo mau makan apa?"tanya glo yang akhirnya menurut

"buah"

"cuman itu?"

"hmmm"

"makan nasi aja deh ya, repot kalo lo sakit."

"menurut lu gue dapet perut sixpack begini darimana?" tanya Dev sambil membangkitkan tubuhnya duduk bersandar pada kursi.

"jadi lo diet?"

"bukan diet. hidup sehat. pagi gue ga makan berat"

"mulai hari ini gaada tuh hidup sehat. gue ambilin bubur, omelette, sama buah. lo harus makan titik"

"gue gamau glo. lo sengaja ya biar gue ga sehat"

"gue masih waras radeva. pokonya gue maksa! atau gue laporin lo ke ayah sama bunda lo."

"laporin aja. mereka gaakan peduli."

"gue bukan cuman laporin lo yang nyusahin gue. tapi gue juga bakal lapor sama ayah bunda, kalo lo masih berhubungan sama si LOVE" ucap glo sedikit menyindir.

"hah? love siapa?"tanya Dev sedikit aneh.

"pacar lo! siapa lagi? tadi dia telepon. gue ga sengaja angkat. gue kira bunda. katanya, dia minta lo buat cepet temuin dia."

"kok lo angkat sih" Dev sedikit terkejut saat sadar yang di maksud glo dan sedikit marah.

"maaf, gue ga sengaja. tenang aja, gue ngaku sepupu lo kok, ke pacar lo. gue ambil dulu makanan" glo bangkit pergi mengambil makanan untuk Dev. sedangkan Dev segera mengecek ponselnya. banyak pesan dari Kalila menyuruhnya untuk menemui dia secepatnya. "berisik banget ni cewe" omel Dev tak membalas satupun pesan kalila. dia lebih memilih menunggu glo membawa makanan untuknya.

...****************...

📍 Dikamar hotel nomor 200, kamar yang cukup besar dan mewah, terdapat mami lania dan besan barunya bunda Icha. mereka berdua nampak meminum teh bersama di teras balkon sambil mencemaskan anak-anak nya yang hilang.

"lan, bagaimana ini? kok glo gaada kabar terus ya"cemas bunda Icha.

"tenang Cha aku juga panik ini, sebentar lagi juga mungkin Dev sama glo nemuin adik sama Kakak mereka."

"kamu coba telepon glo deh, biar kita tenang"saran bunda.

"sebentar, aku ambil ponsel ku dulu" mami lania masuk ke kamar nya dan mengambil ponsel yang ada di meja nakas dan kembali lagi menghampiri bunda Icha.

"aku telepon glo atau Dev nih Cha?"

"telepon glo aja" mami lania mengangguk lalu mencari nomor telepon anaknya.

"halo? glo?"

"halo, mami lania ya?"

"loh Dev, ini kamu?"

"iya mam, ponsel kita sempet ke tuker. tapi ini Dev udah sama glo. tapi glo nya lagi ambil makanan. ada apa ya mam?

"begini Dev, mami sama bunda mu khawatir sama Davin, Gisan, Tania sama Dani. mereka gaada di kamarnya masing-masing"

"mami sama bunda sudah cek kamar ka gio belum ?"tanya dev

"hah? sebentar mami tanya bunda mu dulu."

"Cha, tadi kamu cek kamar gio ga?" tanya mami lania pada bunda Icha dengan suara pelan. bunda Icha menjawab dengan gelengan kepala. "bukannya gio meeting?" tanya balik bunda Icha.

"Dev, kata bunda mu bukannya ka gio ikut meeting bersama mu?"

"ka gio gak ikut meeting ko mam. kemungkinan besar mereka ngumpul di kamar ka gio. kalian kesana aja. bunda pasti punya kuncinya. nanti Dev sama glo susul kalian setelah selesai sarapan"

"oh begitu ya nak. sekarang mami sama bunda mau cek kamar gio deh. makasih ya Dev. kalian sarapan aja yang tenang jangan buru-buru ya."

"sama-sama mam. hati-hati ya. kalian dimana emang sekarang?"

"ini kita lagi di kamar mami. mami tutup dulu ya sayang. selamat makan"

"iya mam, terima kasih"

"apa katanya?"

"kata Dev, gio ga ikut meeting. kemungkinan besar mereka kumpul di kamar gio."

"ko bisa?"

"yaudah kita langsung ke kamar gio yuk. kamu punya kuncinya kan Cha?"

bunda Icha mengangguk. mereka berdua pergi bersamaan menuju kamar gio.

...***...

"siapa yang telpon?" tanya glo sedikit jutek menghampiri Dev sambil membawa sepiring buah, omelette dan semangkuk bubur untuk Dev. dia simpan tepat di depan Dev dengan sedikit kasar.

"oh, ini mami lania. nanyain anak-anak durhaka" jawab malas Dev.

"oh"

"lo kenapa?"

"gapapa" jawab singkat glo.

"lo masih cemburu soal Kalila ya?" tebak Dev.

"gak!"ketus glo.

"jujur deh glo" goda Dev sambil mengambil buah dengan tangannya.

"terus lo tadi jawab apa?" alih glo.

"jawab apa maksud lo?"

"tadi, mami gue telepon. lo jawab apa aja?"

"oh, gue kasih saran mami sama bunda buat periksa kamar kak gio."

glo mengangguk sambil menyerahkan sendok dan garpu pada Dev. "pake ini"

"abisin makanannya. kalo sakit gue gamau urus"lanjut glo.

"lo berani ga urus gue, gaakan gue kasih nafkah. lagian Daddy gaakan ngasih lo uang lagi" ejek Dev.

"gue bisa minta bang Gisan sama kak gio. tabungan gue juga masih cukup buat kebutuhan gue" balas glory santai.

"berani lo minta mereka, gue usir dari apartemen" Dev mulai berani mengancam.

"tukang ngancem! lagian lo kerja apaan sih Dev? gabung di perusahaan bokap lo aja baru-baru ini."

"nanti juga lo tau. gue abisin makanannya dulu nanti kita langsung susul mami sama bunda"

"hmm" jawab glo sambil memainkan ponselnya yang kembali.

"tapi glo, lo masih cemburu?"goda Dev lagi

"Radeva!" bentak glo

...****************...

"Cha, kamu ketuk dulu pintunya" saran mami lania pada bunda icha

"gausah, kita langsung buka aja. untuk apa ada kunci"

ya, mami lania dan bunda Icha saat ini sudah berada tepat didepan pintu kamar gio.

"kamu ini, anak mu sudah besar loh. mereka pasti punya banyak privasi"

"ini darurat, masa iya kita nunggu lagi. mereka juga pasti masih tidur. bakal lama bukain pintunya"

"iya juga sih. yaudah cepet tempel kuncinya"

akhirnya mami lania setuju untuk membuka pintu kamar gio tanpa izin. bunda Icha mulai menempelkan kunci berupa kartu pada handle pintu. dan pintu terbuka.. mereka berdua masuk berbarengan.

"astaghfirullah...." teriak mami lania dan bunda icha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!