hari terasa lebih cepat berganti. Dev yang sejak 4 hari lalu berada di Malaysia, merasa bosan karena di kurung di dalam kamar hotel oleh ayahnya. tidak diperbolehkan melakukan aktivitas apapun termasuk sekedar jalan-jalan mencari angin segar diluar.
"gue udah mirip princess. dikurung begini" keluh dev setelah sebelumnya menelepon glo untuk membicarakan tempat tinggal. Dev merebahkan tubuhnya di atas kasur. tiba-tiba drrrt.. Poselnya bergetar tanda ada pesan. Dev langsung meraih ponsel nya lagi yang ada di nakas. tertera notifikasi pesan dari Gisan sahabat sekaligus calon Kaka ipar nya.
gisan: bro. lo dikamar? ga bosen? sana samperin calon istri lo. dia ada dikamar 205 depan kamar lo. dia juga lagi bosen.
"ide bagus" ujarnya. Dev sama sekali tak berniat membalas pesan itu dan segera bangkit menuju kamar sang bunda dan ayahnya. ya, walaupun satu hotel tapi Dev dan glo tidak saling bertemu.
bunda membukakan pintu setelah Dev menekan bel kamar hotelnya.
"Dev, kenapa?" tanya bunda yang bingung melihat anaknya tiba-tiba ke kamar.
"ayah mana bun?"
"lagi keluar, urusan kerjaan. ada apa nak?"
"Dev mau minta kunci kamar glo dong bunda"
"buat apa?! kamu jangan macem-macem ya Dev."
"ih bunda pikirannya. Dev mau samperin glo buat diskusi tentang tempat tinggal kita nanti"kilah Dev padahal sebelumnya dia sudah bahas itu di telepon.
"kamu kan bisa tekan bel atau ketok pintunya. kenapa harus minta kunci."
"tadi udah aku coba. dia ga buka pintu bun. Dev takut dia bunuh diri atau kabur gitu." bohong Dev bunda Icha merasa khawatir. tanpa pikir panjang langsung memberikan kunci kamar glo pada Dev.
"yaudah nih. jangan kamu apa-apa in calon mantu bunda" pesan bunda. Dev tau betul, bunda Icha memiliki kebiasaan setiap memesan kamar hotel, dia selalu memegang kunci kamar semua tamu yang dikenalnya. bertujuan untuk mempermudah akses jika terjadi sesuatu hal.
"iyaa bun, makasih ya.. Dev pergi" pamit Dev pada ibundanya.
Dev langsung pergi ke kamar glo. tanpa menekan bel, atau mengetuk pintu. Dev langsung menempelkan kunci berbentuk kartu pada handle pintu berjenis key card door lock dan pintu kamar otomatis terbuka. Dev masuk tanpa izin tak lupa menutup pintu kamarnya lagi. dan melihat sekeliling kamar yang kosong. "kemana dia" batin Dev. saat melihat pintu kamar menuju balkon terbuka, Dev menebak bahwa glo sedang berada di sana. benar saja tebakan Dev. glo sedang berdiri menghadap pintu merentangkan tangan dan menutup matanya.
"lo mau nyambut gue pake pelukan?" ujar dev
"suara itu?" batin glory masih dengan menutup matanya. "mungkin gue lagi kesel sama dia sampe menghayal gini" batin glory lagi. masih bertahan dengan posisinya
"nunggu gue peluk lo ya?"
glo membuka matanya perlahan karena penasaran dan..
terlihat Dev sedang bersandar pada pintu balkon sambil melipat kedua tangannya.
"lo?!" "ngapain lo di kamar gue!" marah glo.
glo dengan sigap menutup dadanya dengan tangannya yang disilang
"gue bosen dikamar" ujar Dev sambil menghampiri glo dan berdiri di samping nya.
"ko bisa masuk?. perasaan tadi pintu kamarnya udah nutup rapat sama bang Gisan."
"gue pake jurus biar bisa masuk"
"cih, jurus orang dalam aja bangga"
"hmm"
"jangan macem-macem lo yaa"
"ngapain. ntar juga ngerasain malam per.." sebelum melanjutkan ucapannya, glo mencubit keras Dev.
"awwwww.."teriak Dev
"sekali lagi lo bahas begituan gue lempar lo" ancam glo.
"galak lu"
"gak ngaca banget jadi orang"
"gue galak ke orang yang hobi masuk sekolah TELAT"sindir Dev
"gue baru sekali telat" ralat glo
"eh gue baru inget tangan lo udah gapapa? gue liat pas lamaran tangan lo masih pake plaster. orang tua lo tau tentang luka tangan lo?"
"baru nanya sekarang lo?"
"kan gue bilang baru inget"
"gue punya obat khusus. orang tua gue udah biasa liat luka-luka di badan gue"
"ko biasa?"
"kepo banget lo"
"nanti pulang ke indo, kita langsung tinggal di apartemen" ujar Dev mengalihkan.
"bentar, lo kerja apa? nikah muda begini bisa biayain hidup gue?" mendengar glo yang seperti meremehkan nya, Dev segera bangkit menuju posisi menghadap glory memegang bahunya sambil mendekatkan wajah. glory berontak memukul- mukul dada dev. tetapi tenaga nya ternyata tak lebih besar dari Dev. Dev malah mengarahkan tangan glo untuk memegang pinggang nya.
"lo mau ngapain? jangan macem-macem lo" ujar glo saat Dev mendekatkan diri padanya dan glo sedikit menahan dengan mendorong perut Dev agar tidak menempel padanya.
"lo nyadar ga tadi lo meremehkan gue?"
"meremehkan apaan, gue cuman nanya. wajar dong kalo gue nanya. ntar gimana kalo gue kekurangan duit" ucap asal glo.
Dev semakin mendekatkan wajahnya pada glo seperti akan menci**nya tiba-tiba..
"glo, Daddy dan mami jenguk ka..." teriak Daddy terputus.
"glory! radeva!" teriak Daddy lagi.
...*flashback*...
sebelumnya, daddy dan mami lania baru saja sampai di Malaysia. karena akan menggelar pernikahan glo, Daddy harus mengurus semua pekerjaannya lebih awal agar saat acara pernikahan sudah tidak terlalu sibuk lagi dengan setumpuk pekerjaan. setelah penerbangan Jakarta ke Malaysia sekitar 2jam akhirnya Daddy, mami dan Davin sampai di hotel tempat pernikahan glo akan di gelar.
"dav, karena Daddy lupa booking kamar hotel buat kamu, kamu ke kamar abang dulu ya" ujar Daddy pada anak bungsu yang baru bisa ikut penerbangan bersama dirinya dan istri karena setumpuk kesibukan di sekolahnya. apalagi Davin ini menjabat sebagai ketua osis.
"tega banget Daddy. Davin ikut Daddy dulu aja deh" balas Davin
"jangan dong boy, nanti Daddy ga bebas" ujar Daddy lagi.
"ga bebas apa dad?" tanya polos davin. mami lania langsung menatap tajam suaminya
"Davin sama abang dulu ya nak. mami udah pesan kamar buat kamu, kata resepsionis kamar nya lagi diberesin. takutnya kamu nunggu lama, jadi kamu ke kamar abang mu dulu aja ya. Daddy sama mami takut sibuk buat persiapan acara besok sama om Ben dan Tante icha" jelas mami.
"iya iya, nanti Davin ke kamar abang" pasrah Davin.
"kalo begitu mami dan Daddy ke kamar duluan. kamu telp aja abang mu untuk jemput kamu di lobby" pamit mami lania.
"siap mam"
"bye baby boy" pamit Daddy.
"hmm"
Daddy dan mami lania pergi ke kamar hotel yang sudah di pesan khusus mereka.
"Dad, ko ngomong nya gitu sih di depan Davin. ga baik tau" omel mami sambil membereskan baju dirinya dan suaminya ke dalam lemari yang tersedia.
"ngomong apa sih sayang, aku tadi bilang takut ga bebas kesana-kemari maksud nya. sesuai dengan yang kamu jelaskan tadi kan" kilah Daddy. yang sedang duduk di kursi sambil memperhatikan istrinya.
"jangan berkilah gitu deh" kesal mami dan Daddy hanya senyum-senyum sendiri.
"sayang, kamu lupa sama janji mu? pas ulang tahun ku kamu janji mau kasih yang spesial malah alasannya kecapean lah, ketiduran, banyak pikiran, lupa, dll. malah gajadi terus sampe sekarang. nyesel aku ngajak kamu candle light dinner"gerutu Daddy pada istrinya.
"dad, bukannya begitu. Daddy tuh suka lupa diri. males mami tuh" keluh mami lania. karena sudah selesai merapihkan pakaian, mami lania bangkit dan menghampiri suaminya yang sedang duduk di kursi.
"mam, jangan gitu dong. namanya juga laki-laki."ujar Daddy.
"dad, gimana perasaan glo ya sekarang. dia pasti cemas deh, sebentar lagi jadi seorang istri."
"wajar mam, mami juga dulu begitu kan"
"kita samperin glory yuk. mami kangen dia"
"ada bayarannya ya mam"
"Daddy pamrih banget deh"
"yaudah, Daddy mau tidur aja"
"ih Daddy, ko ngeselin. yaudah ayok anter mami. nanti dikasih jatah"
"DEAL! yuk sayang"
"jatah makan kan dad?"
"mam! jangan bikin emosi"
"iyaaaa ... ayok dad"
mereka berdua berjalan menuju kamar yang dihuni glo dengan saling menggenggam tangan. "dad, emang Daddy tau kamar glo?" tanya mami. "tadi resepsionis ngasih banyak kunci ke Daddy. katanya ini kamar tamu yang bersangkutan sama kita. coba mami tanya abang kamar glo nomor berapa" ujar Daddy sambil menunjukkan banyak kunci pada istrinya.
"yaudah mami tanya abang dulu" ucap mami lania sambil memegang ponsel untuk mengirim pesan pada anak sulung nya.
"dad, kata gisan kamar glo nomor 205. depan kamar dia."
"yaudah ayok kita samperin. kita kasih surprise ke dia"
mereka berdua melanjutkan jalanannya menuju kamar glo.
"dad, ini kamar 205. yuk langsung dibuka aja. kita kasih surprise untuk glo" titah mami. Daddy menempelkan kunci pada handle pintu dan terbuka otomatis.
mereka langsung masuk tanpa izin. memperhatikan sekeliling kamar. "mam, ko kamarnya kosong. glo nya mana" ujar Daddy.
"paling di balkon. tuh pintu balkon kebuka. Daddy kesana duluan. mami mau beresin cemilan glo yang berantakan." titah mami. Daddy mengangguk sambil berjalan ke arah balkon dengan pelan tanpa menimbulkan suara. saat mendekati balkon, Daddy berniat mengejutkan glo.
"glo, Daddy dan mami jenguk ka..." ucap Daddy. namun, terputus saat melihat glo dan Dev berdua dengan jarak yang dekat. niat ingin memberi surprise, malah dia yang diberi surprise.
"glory! radeva!" teriak Daddy lagi.
...---...
glo dan Dev terkejut mendengar teriakan memanggil nama mereka. mereka langsung tersadar sambil saling menjauh. lebih tepatnya glo mendorong keras Dev.
"dad, ko ngagetin sih" ujar glo dengan wajah panik dan tegang. Dev sedikit meringis karena di dorong keras oleh glo hingga mengenai pagar balkon.
mami yang mendengar teriakan di balkon langsung bangkit dan menghampiri suaminya sedikit berlari.
"ada apa dad, ko teriak-teriak sih" ujar mami
"ini mam, mereka udah begituan" jawab Daddy memasang wajah panik, marah dan kecewa menunjuk jarinya ke arah glo dan Dev.
"enggak mam" sanggah glo.
"om, jangan salah paham. tadi itu Dev cuman.."ujar Dev terputus..
"kalian ngapain! kan sahnya besok. jangan-jangan kalian semalam sudah...." tebak mami ikut panik dan marah
"gak ko Tante. Dev masuk kamar glo juga baru tadi. buat obrolin tempat tinggal kita nanti" sanggah Dev.
"apa perlu, bicarakan tempat tinggal sambil ciuman?" tuduh Daddy. mami membulatkan matanya.
"dad, kita ga ciuman" sanggah glo. dan Dev hanya mengusap wajah nya kasar.
"kalian, ciuman di balkon?" tanya mami tidak percaya.
"saya berani sumpah Tante. kita sama sekali gak ciuman atau melakukan hal lebih" sanggah Dev lagi.
"kalian perlu dinikahin malam ini juga. takutnya makin dosa. Daddy telepon Benny dulu" saran Daddy sambil mencari ponsel untuk menghubungi orang tua Dev.
"dad,mam.. demi apapun glo ga ngapa-ngapain sama Dev" sanggah glo lagi sambil sedikit menahan tangis. melihat glo yang terlihat ingin menangis, tiba-tiba hati dev tergerak mengusap punggung glo untuk menenangkan. tapi glo menepis tangan Dev sambil menatap tajam dev. "gara-gara lo" tuduh glo. "sorry" bisik Dev.
"ko bisa Daddy gue masuk? tadi lo nutup pintunya bener ga sih" tanya glo dengan kesal. "bunda gue kayanya kasih semua kunci. bisa-bisanya kita kepergok. padahal ga ngapa-ngapain. rugi gue." jawab Dev dan glo memukul pelan tangan Dev. bingung rasanya ingin menangis keras.
Daddy menelpon ayah Ben.
"halo, Ben"
"..."
"ini anak kita kepergok satu kamar sedang ..."
"..."
"iya, sebaik nya kita nikahkan dulu malam ini"
"..."
"soal resepsi tetap dilaksanakan besok. yang penting akad dulu saja. bagaimana?"
"...."
"oke"
begitulah kira-kira percakapan Daddy dengan ayah Ben Via telp.
"kalian siap-siap. akad nya akan dilaksanakan malam ini" ujar Daddy setelah menutup telepon nya.
"dad, harus berapa kali glo bilang, kalo glo dan Dev ga ngelakuin hal apapun. tolong dad percaya sama aku" ujar glo sambil menahan tangis dan memegang tangan Daddy memohon.
"om, tolong percaya. kami tidak melakukan apapun, tadi hanya salah paham" ujar Dev lagi.
"Daddy gabisa dengar lagi alasan kalian. setelah melihat pemandangan tadi. apa kamu pikir Daddy ga marah? Daddy bukan sekedar marah tapi kecewa juga pada kalian. keputusan Daddy sudah bulat. menikah nanti malam atau besok juga sama saja " ucap Daddy sambil melengos pergi begitu saja meninggalkan mereka bertiga.
"glo, mami percaya padamu. tapi kamu tau sendiri Daddy keras kepala. maaf mami gak bisa bantu kalian. benar apa kata Daddy menikah hari ini atau besok sama saja kan. kalian persiapkan diri. mami susul Daddy dulu ya" pamit mami dan pergi menyusul suaminya. tinggal Dev dan glo berdua di dalam kamar. glo sedikit melemas dia lambat laun mendudukkan diri di lantai. dan Dev hanya bisa mengusap wajahnya sedikit kasar.
"gue minta maaf glo" ujar dev dengan suara pelan dan berusaha berjongkok menghadap glo ingin menenangkan. Dev menatap mata gadis itu dan berusaha mengambil tangan glo untuk dia pegang. tapi ditepis kasar oleh glo
"udah gaada artinya. gue mau lo keluar dari kamar gue sekarang." jawab glo sambil membuang muka.
"tapi gue beneran minta maaf gue tau gue salah" sesal Dev
"lo nunggu gue teriak sambil mukulin tembok?" ancam glo kali ini dia menatap tajam dev. Dev yang ditatap tajam dan tak ingin ucapan glo terjadi, dia akhirnya mengalah dan memilih bangkit untuk pergi
"oke gue keluar. gue minta maaf ya". setelah mendengar pintu tertutup, glo menangis sejadi-jadinya. memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya diantara lutut.
"padahal buat besok menikah aja gue gak siap. apalagi malam ini. Tuhan.. ko ga adil sih. gue mau ketemu Gerald, please" ditengah tangisnya.
...***...
setelah meninggalkan kamar hotel glo, Daddy dan mami menuju kamar mereka. diperjalanan menuju kamar mereka, Daddy senyum-senyum sendiri.
"dad, ko senyum-senyum terus. anak nya bentar lagi mau nikah loh. jangan gila dulu" ujar mami. yang merasa aneh dengan gelagat suaminya.
"mami nih, Daddy seneng aja anak gadis ku bentar lagi sold out. tau gak mam, sebenarnya mereka tadi ga ciuman. cuman saling tatapan mata tapi Deket banget. kaya begini nih." ujar Daddy sambil memperagakan posisi Dev dan glo tadi.
"jadi tadi Daddy hanya fitnah?"
"hehe.. habisnya, mereka harus nya ga ketemu sebelum menikah. ini malah ketemu. sekalian aja kita nikahin malam ini" jelas Daddy.
"jahat banget deh Daddy" protes mami.
tak jauh dari jarak mereka berdiri, ada seseorang yang memperhatikan.
"gue dikerjain calon mertua gue sendiri"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments