Suami beneran

Matahari kini sudah mulai muncul. waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi di negeri Jiran. pengantin baru yang semalam baru sah menjadi suami istri, masih betah di atas kasurnya. dev dengan nyaman memeluk tubuh glo. tak lama ponsel milik Dev berbunyi nyaring mengusik tidur tenang glo sedangkan pemilik ponsel masih nyaman dengan tidurnya. "berisik banget sih" omel glo yang merasa terganggu dengan suara ponsel itu. ia berusaha membuka mata. saat membuka mata, dia terkejut ada seseorang disampingnya bahkan memeluk pinggangnya.

"Aaaaaaa" teriak glo sambil buru-buru bangkit dan duduk bersandar pada head board (sandaran kasur). mendengar glo berteriak langsung membuat Dev terkejut sekaligus terbangun. "apa sih glo, masih pagi udah teriak-teriak" omel Dev dengan suara serak khas bangun tidur nya sambil ikut bersandar pada head board dan mengucek matanya agar dapat melihat jelas.

"sejak kapan lo tidur disini!?" tanya glo dengan sedikit berteriak sambil membenarkan kemeja yang dia pakai.

"bentar, hp gue bunyi"ujar Dev sambil meraba nakas di sampingnya untuk mencari ponsel. saat dilihat, ternyata ada panggilan dari ayahnya. Dev menjawab terlebih dahulu panggilan itu

...📞ayah...

"halo yah?"

"halo Dev. akhirnya kamu angkat juga telepon ayah. jangan bilang kamu baru bangun?"

"iya aku baru bangun. ada apa memang yah?"

"ko ada apa? kamu lupa sama janjimu?"

"santai yah, ini masih terlalu pagi"

"santai apa maksud mu. masih pagi bagaimana sih Dev ini udah jam 8 "

"jam 8 apa sih yah, ini masih jam..." saat tak sengaja melirik kearah jam, ternyata benar kata ayahnya jam sudah menunjukkan pukul 8. dev kira ini masih jam 6 lebih.

"ayah.. nanti Dev kabarin lagi ya, Dev siap-siap dulu. bye" lanjut Dev panik segera mematikan panggilan suara secara sepihak dan menghubungi seseorang lagi untuk menyiapkan pakaiannya sambil melompat dari tempat tidur lari terburu-buru menuju kamar mandi. melihat tingkah Dev, membuat glo bingung ingin bertanya tapi rasanya kurang tepat. tak lama, terdengar bel berbunyi. glo segera bangkit untuk membuka pintu. saat akan berjalan, tiba-tiba Dev hanya memunculkan kepalanya dari pintu kamar mandi. "glo, itu orang suruhan gue buat nganterin baju. lo tolong ambil" titah Dev "hmmm iya" jawab glo.

"eh satu lagi"teriak Dev

"apalagi" kesal glo

"lo pake hodie gue. Daleman lo keliatan"

mendengar ucapan Dev membuat glo terpaku. dan langsung memperhatikan dirinya. "dev!!!!" teriak glory segera lari mencari jaket Dev di walk in closet.

"suruh siapa pake baju putih daleman merah. ya jelas keliatan lah. mana itunya gede. untung gue baik. kemarin kalau ga inget pesan bunda udah gue makan tuh orang. gue kan cowok normal" gumam Dev dikamar mandi sambil menggosok giginya. bagaimanapun juga Dev pria normal. siapa yang tidak tergoda melihat wanita memakai baju tipis bahkan tidur bersama dalam satu ranjang dengannya lebih parah lagi gadis itu sesekali balas memeluknya.

setelah memakai hodie dev yang kebesaran di tubuhnya, glo segera berlari kecil ke arah pintu kamar untuk mengambil baju yang dipesan Dev. namun, tangannya tiba-tiba dicekal oleh Dev yang sudah keluar dari kamar mandi untuk mencari pakaian dalam di walk in closet dengan memakai bathrobe membuat glo terperanjat kaget.

"Dev lo ngagetin gue. kenapa sih"

"pake celana!" titah Dev.

"lo tau kan, di koper gue gaada celana"balas glo

"yaudah pake handuk. tunggu bentar" Dev segera mencari handuk, dililitkan pada pinggang glo. glo yang diperlakukan begitu hanya bisa mengerutkan keningnya.

"lo kenapa sih Dev?" tanya glo bingung dengan tingkah dev.

"mulai sekarang lo gaboleh pake baju yang pendek-pendek keluar. kecuali di kamar. status lo udah bersuami. inget itu."omel Dev.

"mimpi apa gue punya suami galak dan banyak ngatur kaya lo"protes glo

"mimpi basah"

"enak aja" marah glo sambil berjinjit untuk memukul pelan kening Dev yang memang memiliki tinggi badan lebih darinya. sedangkan Dev hanya bisa mengusap keningnya.

"berdosa lo sama suami"

"terserah lo" balas glo sambil berjalan menuju pintu kamar sambil berjalan gemulai.

"heh. jalan lo biasa aja gausah so di seksi-seksi in gitu" protes Dev yang melihat glo sengaja berjalan begitu untuk membuat Dev lebih marah

glo membuka pintu segera.

"permisi non, maaf menganggu ini baju yang dipesan tuan muda" ujar pelayan hotel sambil menyerahkan paper bag berisi baju baru dan glo segera menerimanya "terimakasih ya mas"

"sama-sama non. saya permisi" pamit pelayan hotel.

glo membalas dengan senyuman dan menutup kembali pintu.

"Dev, ini baju lo" teriak glo

"tunggu! gue lagi di kamar mandi" balas Dev teriak. setelah selesai dengan pakaian dalamnya, Dev keluar dari kamar mandi dengan masih menggunakan bathrobe.

"mana glo"

glo menyerahkan paper bag pada Dev. Dev menerimanya dan meraih baju nya dari dalam paper bag kemudian menyerahkan kembali paper bag pada glo.

"di dalem ada baju lo juga"

"Dev, lo mau kemana pagi-pagi begini?" tanya glo sambil menerima paper bag dan duduk bersila di atas ranjang memperhatikan Dev bersiap memakai baju dengan membelakanginya. sesekali glo menutup matanya. karena dev diburu waktu, terpaksa dia memakai baju di depan meja rias yang ada di kamar.

"gue ke meeting room sebentar. ada urusan"

"di hotel ini?"

"hmmm"

"gue ikut" rengek glory tak ingin tinggal sendirian di kamar hotel.

"glo, gue udah telat"

"bodo amat Dev, gue ikut please.. gue gamau sendiri di kamar"

"disana gue ga nyantai glo. gue kerja. katanya lo mau duit. gimana sih"

"yaudah lo gausah kerja. gue punya tabungan kok" gampang glo.

"gila lo. gaada harga dirinya gue sebagai suami."

"gue ikut atau lo ga usah pergi?"ancam glo.

"yaudah cepetan siap-siap" dev menyerah

"gue pake celana yang lo siapin aja. tunggu!"

"lo belum cuci muka glo. sana siap-siap yang bener."

"hmm" glo lari ke kamar mandi sekalian berganti baju disana. "gue udah siap" ujar glo. setelah 5 menit bersiap di kamar mandi, glo keluar nampak penampilannya yang imut menggunakan jeans dan hodie milik Dev. meskipun tanpa make-up, glo terlihat cantik natural.

"tunggu, gue siapin berkas dulu" ujar Dev yang masih sibuk menyiapkan surat-surat penting.

sambil menunggu Dev, glo duduk di kursi sambil memainkan ponselnya. diam-diam glo memperhatikan penampilan Dev. terlihat tampan dengan setelan kantornya.

"Dev lo belum jawab gue loh tadi" ujar glo

"emang lo nanya apa?"

"sejak kapan lo tidur di samping gue?"

"sejak gue ngantuk"

"lo langsung tidur di samping gue gitu?"

"iyalah, terus gue harus tidur dimana?" tanya balik Dev.

"kan bisa di sofa"

"lo tau gak? semalem ada yang merengek minta di peluk" ujar dev

"hah? siapa??"tanya glo

"coba deh lo inget-inget lagi"dev lagi.

glo terdiam. sambil mengingat kembali kejadian semalam. seper sekian detik wajah glo memerah sambil mengusap pelan wajahnya. ya, dia ingat sekarang. 'ko bisa gue ngelakuin itu'batin glo.

Dev menghampiri glo dan diam-diam dev tersenyum melihat tingkah glo.

"gimana? udah inget?"tanya Dev

"apaan? gue gak ngelakuin apa-apa kok" glo nampak kikuk.

"lo lupa? mau gue ingetin?" ujar Dev iseng sambil merentangkan tangannya siap memeluk glo

"GAK USAH!"bentak glo

Dev tertawa. membuat glo sedikit terpana. ini kedua kalinya dia lihat Dev tertawa lepas. pertama, saat malam kemarin asik bercanda dengan keluarga, dan yang kedua saat ini.

"berisik Dev. gue laper pengen makan" glo lagi

"gamau peluk gue aja? biar kenyang"goda Dev.

"Dev!" bentak glo sudah dengan wajah kesal.

"ayo. gue udah siapin berkasnya" ajak Dev menunjukkan berkas yang di bawanya.

...----------------...

mereka berdua terlihat berjalan di lorong hotel menuju meeting room yang terletak di lantai bawah. sebelum menuju meeting room, mereka melewati restoran hotel. glo segera menahan lengan Dev tepat di depan restoran.

"Dev, kita ga sarapan dulu?"tanya glo

"gue udah telat" jawab Dev sambil melihat jam di tangannya.

"gue tunggu di restoran aja deh kalo gitu"usul glo

"kenapa ga ikut gue ke meeting room? gue sebentar kok"

"gue laper. lagian pakaian gue juga ga cocok sama acara lo. nanti gue bikin lo malu lagi."

"tumben waras. yaudah sana. awas jangan macem-macem ya!"pesan Dev.

"iya suami galak ku."

"hmm.. terserah lo. gue pergi dulu" pamit Dev mengusap kepala glo dan sedikit mengarahkan kepala nya glo pada bibirnya untuk dia cium. 'cup' segera Dev berlari menuju meeting room. glo yang diperlakukan begitu untuk kedua kalinya hanya diam kaku sambil mengusap kepala bekas ciuman Dev. "ah. dia kok kaya suami beneran"gumamnya.

...****************...

di hotel yang sama tepatnya di meeting room, perusahaan Aditama sedang mengadakan meeting internal untuk membahas proyek baru sambil memperkenalkan putra keduanya yang kemungkinan akan ikut andil dalam proyek tersebut. meeting sudah dimulai 10 menit lalu membahas sebuah proyek baru. tentu meeting ini dipimpin oleh ayah Ben selaku pemilik perusahaan.

"untuk proyek kali ini, saya mohon kalian usaha lebih keras" ujar ayah Ben dalam meeting, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu

tok tok tok.. ayah Ben menarik nafas panjang.

"masuk" teriak ayah ben. pintu terbuka menampilkan sosok Dev. Dev menghampiri ayahnya. dan berbisik pada ayahnya "sorry, Dev telat"

"mohon maaf semua nya saya terlambat" ujar Dev di depan semua orang yang menatapnya. sekretaris pribadi ayah Ben bangkit berinisiatif menarik kan kursi kosong di samping ayah ben untuk Dev "silahkan tuan muda"ucap sekretaris pribadi ayahnya. terimakasih pak darma" Dev duduk dengan hati-hati. sadar dirinya di perhatikan, Dev berdiri kembali untuk memperkenalkan diri

"maaf semuanya perkenalkan terlebih dahulu nama saya radeva Zaidan Aditama saya..." perkenalan Dev belum selesai, tiba-tiba dipotong oleh ayahnya yang ikut bangkit berdiri.

"semuanya, mohon maaf. ini anak saya yang ke dua. dia ini memang tidak pernah kenal dunia bisnis jadi harap maklum. dia ini baru ada niatan untuk belajar bisnis berbeda dengan kakanya gio. dia juga sedikit sulit memahami sesuatu jadi harap maklum jika nanti kalian sulit membimbing/mengajari anak saya ini" ucap panjang ayah memperkenalkan Dev pada semua bawahannya. dev sedikit sakit hati mendengar ucapan ayahnya, tapi ucapan semacam itu sudah terbiasa Dev dengar dari ayahnya sendiri. ingin rasanya pergi secepatnya dari tempat ini. namun, tak ada pilihan lain. Dev bertahan hingga meeting berakhir.

30 menit kemudian...

"baiklah, dicukupkan meeting kita kali ini. nanti kita lanjut di Indonesia. terimakasih atas waktu dan kerja keras kalian. karena masih ada sisa waktu untuk berada di Malaysia, kalian bisa berjalan-jalan membeli oleh-oleh atau semacamnya untuk anggota keluarga. so, selamat bersenang-senang" tutup ayah Ben. semua orang di sana bangkit dari duduknya menundukkan kepalanya tanda hormat dan bergiliran bersalaman dengan ayah Ben dan Dev. setelah itu mereka bubar bersamaan kecuali ayah Ben, Dev, dan pak darma.

"darma, kamu bisa lebih dulu meninggalkan ruangan ini." ujar ayah Ben pada sekretaris pribadi nya itu. "Baik. tuan dan tuan muda saya pamit. saya juga izin pergi dengan istri saya untuk berjalan-jalan sebentar pak"

"ya,silahkan. jam 12 diusahakan sudah kembali"

"baik tuan. saya permisi" pamit pak darma sambil menunduk untuk memberi hormat dan segera meninggalkan ruangan meeting.

ruangan itu kini tampak sepi hanya menyisakan Dev dengan ayahnya. ayah Ben menatap tajam kearah Dev.

"Dev, kamu bisa tidak lebih serius" ujar ayah ben

"maksud ayah apa?" balas Dev sambil membereskan berkas-berkas dimeja

"kamu tadi disuruh mengemukakan ide dan pendapat mu dan kamu malah bilang tidak tau. kamu serius tidak sih masuk ke perusahaan"

"bukannya ayah lebih tau, kalo aku sulit paham masalah bisnis." sindir Dev masih berpura-pura berkutat membereskan berkas. ayah ben sedikit emosi. "Dev! kamu kenapa sih. ayah mau yang terbaik untuk mu!"bentak ayah ben

Dev tiba-tiba menghentikan kegiatannya dan menatap sang ayah dalam.

"ayah bilang yang terbaik?! apa yang terbaik harus membandingkan anak satu dengan anak lainnya? apa yang terbaik itu harus selalu setuju dengan semua keputusan ayah? apa yang terbaik harus membuat ku tersiksa yah?!" Dev melemah matanya sedikit merah dev segera menundukkan kepala tak ingin menatap sang ayah.

"Dev, ayah khawatir dengan hidupmu. ayah tau yang terbaik untukmu." kekeh ayah Ben.Dev memberanikan menatap ayahnya kembali.

"ayah sama sekali tidak tahu!" balas Dev sedikit membentak

"apa ayah pernah tanya padaku apakah selama ini aku bahagia dengan semua keputusan ayah atas hidupku?! seluruh hidup ku rasanya berantakan yah. tapi selama ini aku tak menyalahkan ayah sedikit pun, aku selalu diam dan berusaha tak marah. sedikit aku menerima mungkin memang aku anak paling bodoh. aku memang ditakdirkan untuk menurut bahkan dalam hal memilih pasangan" ucap panjang Dev. ayah Ben terpaku mendengar tuturan Dev.

"ayah, sekarang aku sudah menjadi seorang suami. apa aku sekarang bisa sedikit bebas dari keputusanmu? apa ayah bisa percaya padaku?" mohon Dev sedikit lirih.

ayah Ben terdiam lama. memalingkan wajahnya pada arah lain. tak ingin menatap Dev.

"aku tau jawabannya tidak. Dev minta maaf. Dev tidak bermaksud menyakiti ayah. tadi Dev tidak sengaja. Dev sayang ayah. Dev pamit untuk susul glo di restoran." pamit Dev pergi terburu-buru meninggalkan ruang meeting sambil membawa berkas kantor ditangannya.

tak sadar, pertengkaran keduanya diperhatikan oleh seseorang dari celah pintu yang tidak tertutup sempurna sepeninggal pak darma.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!