Hari sudah mulai sore. setelah berkutat dengan setumpuk pekerjaan di kantor, tepat pukul 15.00 daddy Wira memutuskan untuk pulang ke rumah. rasanya seharian di kantor membuatnya lelah. ia ingin segera pulang untuk bertemu anak-anak dan istri tercintanya sebagai salah satu charger semangat nya. Daddy Wira membawa mobilnya sendiri. dia sudah terbiasa dengan itu. setelah 30 menit menempuh perjalanan dari kantor ke rumah tanpa kendala macet, akhirnya Daddy Wira sampai tepat di depan rumahnya. Daddy Wira segera membuka pintu mobil dibantu mang Mamat.
"sudah pulang tuan?"
"sudah mang"
"biar saya bantu tuan" ujar mang Mamat sambil menggerakkan tangannya untuk mengambil alih tas kerja Daddy.
"tidak usah mang. biar saya saja. mamang bantu saya buat simpan mobil di garasi saja ya" ujar Daddy memberikan kunci mobil pada mang Mamat
"baik tuan"
"kalo begitu saya masuk dulu ya mang"
"iya tuan, silahkan"
Daddy Wira segera masuk ke rumah karena rasa lelah yang dirasanya.
"mom, Daddy pulang nih" teriak pak Wira sambil membuka pintu rumah. sudah jelas kebiasaan anak-anak nya berteriak adalah dari daddy nya.
"lah ini lampu rumah gelap banget, rusak kali ya. rumah juga sepi banget" gumamnya sendiri. namun tiba-tiba lampu menyala dan..
"SURPRISE..........."
Daddy Wira terperanjat melihat pemandangan dihadapannya. terlihat mami lania yang membawa kue ultah yang ia buat sendiri dengan lilin yang dinyalakan dan semua anak-anak nya membawa balon dan terompet tak lupa memakai topi ulang tahun sebagai aksesoris. mereka semua kompak menyanyikan lagu happy birthday
"happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday happy birthday happy birthday Daddy..."
Daddy Wira tersenyum bahagia. melihat mereka ternyata ingat dengan ulang tahun nya.
"wah, kalian inget ulang tahun Daddy" haru Daddy Wira sambil berjalan menghampiri mereka.
"happy birthday Daddy" Teriak kompak anak-anak nya.
"terima kasih anak-anak ku sayang" jawab Daddy yang terharu melihat kekompakan anak dan istrinya. segera Daddy melepas jas kantor nya. menyimpannya di kursi bersamaan dengan tas kantornya.
"tiup dulu dad lilin nya" titah istrinya.
"sini biar Daddy bantu pegang kue nya sayang" ujar Daddy yang merasa kasihan melihat istri nya memegang kue ulang tahun sebesar itu sendiri.
"gak usah dad, biar aku yang pegang. Daddy tiup nih lilinnya" mami lania mendekatkan kue pada sang suami untuk segera di tiup lilinnya
"make a wish dulu dad" saran glo
Daddy wira mengangguk dan segera menutup mata sejenak. mengucapkan segala harapan baik dalam hatinya. "selesai. tiup lilinnya bareng-bareng yuk" ajak Daddy pada semuanya.
mereka semua membantu meniup lilin. setelah selesai, Gisan Davin dan glory sibuk dengan meniup terompet sambil melompat dengan lincah tak lupa berteriak happy birthday. Daddy wira merasa dirinya paling bahagia hari ini. merayakan hari istimewa dengan orang-orang spesial. memiliki istri cantik dan sabar serta anak-anak yang hebat. apa yang kurang dari hidupnya saat ini?! tanyanya dalam hati.
"happy birthday sayang, semoga di umur mu yang bertambah ini selalu diberi kesehatan, kemudahan dalam segala hal, dan semoga kita sampai seterusnya bersama" ucap mami lania pada suaminya yang saat ini berada di hadapannya.
"aamiin, terima kasih sayang, semoga doamu selalu Allah kabul. terimakasih sudah menemaniku selama ini. memberikan banyak kebahagiaan, memberikan anak-anak yang hebat dan sedikit bandel ini" ucap balasan Daddy pada istrinya dan mendapat tatapan tajam dari anak-anak nya. Daddy Wira tersenyum memunculkan gigi nya.
"Daddy bercanda"
Daddy wira beralih merentangkan tangannya ke arah mami lania tanda ingin memeluk sang istri. mami lania paham akan keinginan suaminya, segera menyimpan kue ulang tahun di atas meja dan memeluk suami nya erat.
"thank sayang" bisik Daddy pada istrinya yang saat ini sedang dia peluk.
"hmm, sama-sama. terimakasih juga sudah bertahan bersama ku selama ini"
"sebagai hadiahnya, aku mau jatah boleh?" bisik Daddy lagi membuat dirinya mendapat cubitan keras dari sang istri
"sakit sayang" teriak Daddy masih dalam pelukan istrinya.
"bisa ga, gausah bahas itu dulu. ada anak-anak, kalo mereka denger bahaya. bisa ngambek mereka kalo sampe denger begini. marah mereka juga lebih serem dari marah kamu mas" balas bisikan istrinya
"dad, mam.. ko malah asik berdua sih. mana bisik-bisik segala lagi." protes Davin merasa terabaikan dengan sikap romantis orang tua nya. mendengar protes dari si bungsu, segera mami lania dan Daddy Wira melepaskan pelukan nya. tangan Daddy wira berpindah merangkul pinggang sang istri..
"mami mau kasih hadiah buat daddy. biar aman, kalian balik badan dulu" saran Daddy. mami lania menatap tajam ke arah sang suami.
"hadiah apa?" tanya mami lania.
"udah, cepetan. Gisan cepet bawa balik badan adik-adik mu" titah Daddy pada anak sulungnya. Gisan seolah mengerti jika kedua orang tua nya mau melakukan sesuatu. tak jarang Gisan juga selalu memergoki mereka makanya dia hapal sekali.
"kenapa kita harus balik badan?" protes Davin lagi.
"glo, vin. balik badan sini" Gisan menarik kedua adiknya untuk bersama berbalik. glo hanya diam dan Davin? dia memberontak. sifat Davin ini mungkin diwariskan dari daddy nya
"bang aku gamau, pengen liat hadiah apa yang mami kasih ke Daddy."kekeh Davin.
"bisa diem gak?!" bentak Gisan. Gisan berada di tengah-tengah Davin dan glory mengapit mereka dengan Kedua tangannya sambil berusaha menutup mata mereka.
"cepetan dad" saran Gisan
Daddy mengarahkan istrinya untuk saling berhadapan. menatap penuh cinta ke arah wanita yang sudah menemaninya dari nol.
"mam, nanti jatah ya" bisik Daddy lagi tepat di telinga istrinya. lagi-lagi mami lania hanya membalas dengan cubitan pelan di pinggang suaminya.
"sakit sayang"ringis Daddy.
"dad. kalo lama mending ke kamar aja"teriak Gisan yang tak kuat menahan Davin yang masih saja berusaha untuk melepaskan diri agar dia bisa melihat apa yang dilakukan kedua orang tua nya.
"emang Daddy mau ngelakuin apa sih?!"protes Davin.
"sabar-sabar" Daddy menangkup kedua pipi istrinya dan mulai mengecup kening, kedua pipi, dagu, hidung dan tak lupa pada inti nya yakni bibir sang istri dengan singkat. mami lania tak menolak. "terima kasih sekali lagi sayang"bisik lembut Daddy. mami lania hanya mengangguk sambil tersenyum manis
"dad, cepetan.. badan abang bau. sampe kapan ini" protes Davin. akhirnya tawa mereka pecah
saling mengatai satu sama lain.
"sudah-sudah, sini kalian peluk Daddy" Daddy wira merentangkan tangannya ke arah anak-anak nya. tanpa menunggu lama, mereka segera menghambur ke pelukannya.
"akhirnya terlepas dari tangan bang Gisan yang bau" ledek Davin. Gisan menatap tajam adiknya
"bisa-bisanya ya lo"
"udah jangan bertengkar" lerai Daddy.
"happy birthday dad, bahagia selalu" ujar glo sambil memeluk dari sisi kanan Daddy dan berjinjit berusaha mencium pipi Daddy Wira. dan Daddy Wira segera menyamakan tinggi nya dengan glo agar glo lebih mudah menciumnya.
Cup
glory tersenyum saat berhasil mencium daddy nya itu.
"terima kasih nak"
"sama-sama dad"
"glo, tanganmu kenapa sayang?" tanya Daddy khawatir saat sadar tangan glo yang berada di dada nya di perban.
"ini gapapa dad. glo tadi latihan boxing. terus luka" bohong glo
"sejak kapan kamu balik boxing?" tanya daddy
"tadi glo diajak teman dad" bohong glo lagi.
"kamu jangan berusaha bohongi Daddy ya sayang"
"tidak dad. tangan glo gapapa. cuman lecet dikit. tapi udah diobatin kok dibantu mami. bentar lagi juga kering lukanya. glo masih simpan salep yang dulu."
"beneran sayang? tidak perlu ke rumah sakit?"
"tidak Daddy.. glo gapapa" ujar glo menenangkan Daddy sambil menyandarkan kepalanya di dada Daddy Wira. Daddy Wira membalas dengan mengelus punggung glo sambil sesekali mencium puncak rambutnya.
"kalo ada apa-apa, kamu harus cerita sama Daddy ya sayang. "
"siap dad".
"sekarang giliran davin dong.. happy birthday Daddy semoga uang Daddy makin banyak ya, biar bisa beliin Davin pesawat" kata Davin si bungsu yang banyak mau sambil memeluk dari arah depan melingkarkan tangannya pada perut Daddy.
"uang aja otak mu" protes glo.
Daddy tersenyum mendengar penuturan si bungsu.
"aamiin nak. semoga Daddy bisa bawa kalian liburan naik pesawat pribadi ya"
"aamiin" teriak kompak mereka bertiga membuat Daddy dan mami lania tertawa keras.
"dasar kalian ini"
"happy birthday Daddy, semoga sehat selalu" ujar gisan memeluk Daddy Wira dari sisi kiri sambil melingkarkan tangannya pada bahu Daddy.
"aamiin nak"
mereka tidak pernah merasa malu saling mengungkapkan dan saling berpelukan seperti ini. mami lania selalu mengajarkan mereka untuk tidak gengsi dan malu mengungkapkan sesuatu di lingkungan keluarga karena hal tersebut merupakan sebuah ungkapan rasa kasih sayang paling sederhana. hal ini harus selalu diterapkan terkhusus di keluarganya.
"Daddy mau bicara keinginan Daddy sama kalian satu-satu boleh tidak?" tanya Daddy.
"boleh dad" kompak mereka sambil mengangguk. akhirnya mereka melepaskan pelukannya.
"pertama, untuk Abang. sini bang" ujar Daddy pada anak sulungnya. menatap lekat sambil memegang kuat bahu anaknya.
"bang, terima kasih sudah hadir. memberikan kebahagiaan dan pembelajaran kepada kami terkhusus Daddy. Daddy tidak menyangka bisa membesar anak laki-laki yang hebat ini. Daddy minta maaf tidak mampu menjadi sempurna untukmu. Daddy berharap kehidupan mu akan lebih baik dari Daddy. Daddy percaya kamu bisa. terimakasih juga sudah bantu daddy menjaga adik-adik mu"
Daddy menarik tubuh Gisan untuk dipeluknya. Gisan membalas pelukan Daddy
"dad, terima kasih juga sudah jadi ayah terbaik dan maaf kadang abang suka bikin Daddy kecewa"
"ko malah peluk-pelukan lagi, cepet dong aku laper nih" protes Davin. glory yang tadinya terharu mendengar ungkapan keduanya, sontak langsung menjitak pelan kepala adiknya itu.
"awww sakit kak. kebiasaan deh jitak-jitak mulu" keluh davin
"kamu bisa diem dulu gak sih vin" kesal glo. Gisan dan Daddy segera melepaskan pelukannya satu sama lain. dan tertawa melihat galaknya glo pada adiknya Davin.
"sudah glo, maaf ya dek"lerai daddy
"Kaka tuh dad" adu davin masih mengusap kepalanya yang di jitak glo.
"sini adik selanjutnya" kata Daddy.
"ko glo dilewati sih dad" protes glory
"buat Kaka istimewa, nanti belakangan" ujar Daddy. glo hanya mengangguk sambil tersenyum membayangkan betapa istimewanya dia.
Davin menghampiri daddy nya. bukannya berdiri diam menghadap sang ayah, dia malah langsung memeluk daddy nya tanpa diminta. pelukan itu dibalas langsung oleh daddy nya. mengusap pelan punggung anaknya dan sesekali mengusap rambutnya.
"dek, kamu tau? Daddy beruntung punya kamu. kamu itu bayi istimewa. lahir sebelum waktunya (prematur) tetapi bisa tumbuh sehat begini. Daddy bangga dengan semua pencapaian mu. maaf, Daddy belum bisa menjadi ayah yang sempurna. tapi percayalah Daddy akan berusaha menjadi orang tua yang lebih baik lagi. walaupun kamu sebagai adik, tetap harus jaga ka glo dan mami ya.. Daddy percaya padamu. terima kasih nak sudah hadir"
"dad, maafin dav ya. sering buat Daddy kesal, sering buat Daddy marah. makasih Daddy selalu kasih apapun yang dav mau" ungkap Davin.
"sama-sama nak"
Daddy sesekali mencium rambut Davin.
"dad, udah lepas.. pengap nih" ujar Davin yang sedari tadi masih dipeluk Daddy. mendengar protes Davin, Daddy segera melepaskan pelukannya sambil terkekeh geli
"dad, giliran glo kan?" tanya glo sambil menunjuk dirinya. Daddy mengangguk
"kita duduk aja yuk glo. Daddy cape dari tadi berdiri" ajak Daddy. glo hanya mengangguk mendengar ajakan sang ayah dan memposisikan diri untuk duduk di samping sang ayah. semuanya ikut duduk di ruang tamu yang cukup besar itu. mami lania ikut duduk di samping glo. Daddy mulai memegang sebelah tangan glo.
"glo, Daddy bersyukur memilikimu. satu-satunya putri Daddy yang paling cantik dan pintar. walaupun hari-hari mu sempat tidak mudah nak, Daddy percaya kamu pasti bisa melaluinya. Daddy ingin bersamamu dalam semua situasi. Daddy ingin sekali menjagamu 24 jam dan selamanya. tapi Daddy tak bisa memastikan akan berumur panjang. maafkan Daddy, tak bisa menjadi sosok super Hero sungguhan di hidupmu "ungkap Daddy pada glo
"dad, melihat Daddy bahagia bersama mami dan kami semua sampai saat ini dan nanti adalah hal paling bahagia juga untuk glo."balas glory
"glo, Daddy mau minta bantu sesuatu boleh?" tanya Daddy.
"bantu apa dad? selagi glo bisa, glo akan lakukan"meyakinkan Daddy Wira.
"kalo Daddy minta kamu bantu daddy menuaikan janji perjodohan. bagaimana?"
"PERJODOHAN?!" teriak Gisan, Davin dan glo bersamaan. Daddy hanya mengangguk.
"Daddy jangan becanda, glo kan masih kecil" ujar glo sambil tertawa kecil
"Daddy ga becanda glo, maafin Daddy"lemah Daddy sambil menundukkan kepalanya
"glo, mami minta maaf sama kamu. mami dan Daddy ga bermaksud untuk menjodohkan mu. tapi Daddy, mami dan sahabat mami itu sudah sepakat sejak lama untuk menjodohkan salah satu anak kami. akhir-akhir ini mereka meminta untuk mempercepat perjodohannya." jelas mami lania
"ya terus kenapa harus glo? kan ada bang gisan. bang gisan pasti sedih,glo nikah duluan. iya kan bang?" sedikit tidak menerima perjodohan ini.
"glo, anak yang mau dijodohkan usianya sama denganmu. lagi pula anak perempuan mereka cuman satu. dan masih SMP" ujar daddy
"ya kan bisa anak SMP itu di jodohkan sama Davin. Davin juga SMP" protes glo lagi
"kenapa gue kak" Davin tak terima.
"glo, begini saja. kamu pikirkan dulu semuanya. kamu bisa menolak perjodohan ini asal kamu bilang langsung ke sahabat mami dan Daddy. bagaimana?"tawar mami yang tidak tega harus melihat anak perempuan satu-satunya menjadi korban keegoisan para orang tua
"besok kita sudah atur pertemuan keluarga. kamu harus sudah punya jawabannya glo. Gisan dan Davin juga harus ikut ya" ujar daddy
"dad, glo mau tanya boleh?"
"boleh sayang"
"daddy bahagia gak kalo glo terima perjodohan ini?"
"of course. Daddy akan bahagia. nanti ada seseorang yang bisa menemani kamu selamanya. Daddy tidak akan khawatir saat kamu berduaan sama cowo, bahkan melakukan hal-hal diluar batas sekalipun. glo, walaupun kamu bisa menjaga dirimu sendiri, Daddy tetap merasakan khawatir. kamu anak gadis Daddy satu-satunya."jawab daddy mantap membuat glo tak bisa berucap apapun lagi.
"glo, mami sarankan lupakan masa lalu. mami tau itu tidak mudah. setidaknya kamu harus melanjutkan hidupmu kan?"tambah mami
"ya sudah, glo akan berusaha memikirkannya" jawab glo
"glo, caiyo!!!" kata semangat dari abangnya
"kak, fighting" kata semangat dari adiknya
"apaan sih" jawab jutek glo. sebelum terjadi kericuhan lagi, Daddy mengajak mereka untuk makan.
"yasudah, kita makan yuk. Daddy udah laper ini"
"ayoooook.." teriak davin
"oh iya, kado buat Daddy Gisan taro di kamar Daddy dulu yah" ujar gisan sambil berusaha membawa kado yang mereka persiapkan untuk disimpan di kamar daddy nya
"iya, terima kasih bang"
"sama-sama dad"
"dad. mami siapkan alat makan dulu ya" ujar mami lania sambil mengangkat birthday cake yang berada di meja untuk dibawa ke ruang makan.
"iya sayang" jawab Daddy.
"dav bantu mami ya" tawar Davin.
"ayo"
glo masih terduduk lesu. wajahnya seakan tak bisa berbohong kalau dia sedih sekaligus bingung. Daddy seakan peka akan raut wajah glo. Daddy merangkul bahu glo
"glo. Daddy tak memaksa. Daddy hanya mencoba mencari segala hal yang terbaik untuk mu"
"glo hanya bingung dad. memang bisa anak sekolah menikah? nanti sekolahnya bagaimana?"
"nak, itu bisa diatur. ya asal kamu ga hamil dulu semua aman."
"Daddy ko malah bahas hamil. aku kan tanya sekolah"kesal glo.
"glo, kamu sudah mulai dewasa dan pasti kamu paham soal itu. Daddy hanya bisa menyarankan kamu untuk tidak cepat hamil nanti setelah menikah. biar sekolah mu aman. kalaupun harus hamil ya kamu masih bisa homeschooling kan sayang"
"Daddy gak asik" balas glo dengan kesal sambil pergi menyusul yang lain ke ruang makan.
...----------------...
di keluarga Aditama, tampak seperti biasanya sunyi dan sepi. tepat pukul tujuh malam, seperti biasa jadwal makan malam bersama yang hanya di hadiri Dev, Tania, bunda Icha dan Dani. ayah Benny akhir-akhir ini memang sedang mempersiapkan meeting penting untuk esok hari. jadi memutuskan untuk lembur sedangkan si sulung, berada di rumah karena terlalu sibuk dengan tugas kuliah.
"bun, tania boleh ikut ka Dev pergi ga?" tanya si bungsu memecah keheningan.
"jangan dong nak, ini udah malam. ga baik untuk anak gadis. lagian ka Dev mau ketemu temen-temen nya. masa ade ikut sih" jawab bunda.
"tapi ade bosen di rumah" curhatnya
"nanti ade tidur di kamar Kaka aja, kamu boleh melukis sesukamu. tapi jangan ikut Kaka pergi yah, gimana?" tawar Dev
"beneran kak?" tanya Tania dengan mata yang berbinar
"iyaaa"
"emang Kaka mau kemana?" tanya Dani
"mau ke rumah temen. ada perlu" jawab Dev
"yakin? bukan balapan? kalo Dani ikut, boleh gak?" tanya Dani
"gak" jawab singkat Dev
"pelit" ketus Dani.
...****************...
di rumah glory, pukul 8.30 malam sudah mulai ramai dengan percakapan anak muda di lantai bawah. tanda teman-teman Gisan untuk pertama kalinya datang ke rumah. ya, sebelumnya Gisan tak pernah membawa teman-teman nya untuk sekedar berkunjung ke rumahnya dengan alasan berbahaya banyak harta berharga. namun, untuk kali ini dia memutuskan membawa teman-teman nya main ke rumah.
sudah ada Candra, satria, Bimo, dan Rizal sedang duduk santai menikmati minuman soda yang disediakan gisan untuk menjamu teman-teman nya
"san, orang-orang di rumah lo pada kemana?" tanya Candra yang sedari tadi mencicipi semua cemilan yang disediakan gisan untuk teman-teman nya
"ortu gue lagi candle light dinner ngerayain ultah bokap. ade-ade gue pada di kamarnya. mbak di rumah lagi libur." Jawab Gisan.
"ortu lo ultah bang?" tanya Rizal
"iya" jawab singkat gisan
"katanya lo punya adik cewe, mana?" tanya satria.
"ada di kamarnya lah" ketus Gisan
"lagian mana nih foto keluarga lo, sepi amat ni ruang tamu. gaada dekorasi sama sekali gitu" ujar candra.
"terserah nyokap gue lah"ujar gisan "btw, Dev sama Julian mana?" tanya Gisan
"biasa, kalo Dev dia paling susah dapet izin dari nyokap sama adiknya. nah, kalo si Julian biasa ribut dulu sama pacar nya"jawab Bimo
asik berbincang, terdengar langkah kaki turun dari arah tangga yang semakin jelas menghampiri mereka.
"san, itu siapa? cantik amat??" tanya candra saat dari arah tangga menampilkan seorang gadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments