sorak-sorak riuh tengah malam terdengar di jalan besar yang sepi dari pengendara umum. tatkala balap liar yang sebelumnya disepakati oleh Dev dan hendra, akan segera di mulai. masing-masing mereka mempersiapkan diri. sedangkan motor yang akan mereka gunakan, sebelumnya sudah di persiapkan oleh pendukung dari masing-masing pihak.
"Dev, lo udah siap?" tanya gisan. Dev hanya mengangguk. "tolong pegang tas gue" pinta Dev pada glo, sambil menyerahkan tas miliknya. "awas lo ya, kalo kalah gue remukin tulang rusuk lo semuanya" ancam glo. sambil mengambil sedikit kasar tas Dev dari tangan lelaki itu.
"heh, kalo tulang rusuk gue remuk semua, jodoh gue tercipta dari tulang apaan?" balas Dev
"tulang ayam!" ketus glo. pendukung Hendra dan Dev sudah mulai berkumpul di arena balap tak lupa teriakan semangat mendominasi arena balap, Dev sudah memiliki banyak penggemar. membuat dirinya juga terkenal pembalap paling tampan dan memiliki skill balap terbaik.
tak sengaja glo memperhatikan detail kedua motor yang akan di gunakan balapan.
"bang, ko gue ngerasa ada yang aneh sama motor itu" bisik glo pada abangnya sambil menunjuk motor warna merah milik Dev. Gisan refleks memperhatikan motor Dev. "apanya yang aneh?" tanya Gisan pada adiknya.
"coba lo periksa bagian rem. gue punya firasat dengan rem nya"ujar glo lagi.
Gisan segera lari menghampiri Candra dan satria. mereka di sebrang sana sedang asik menggoda cewek-cewek cantik. ya, Candra dan rizal memang paling bisa di andalkan dalam membenarkan/modif motor sport "dra, sat. kalian udah periksa motor yang bakal di pake Dev?" tanya Gisan
"tadi udah sih" jawab Candra.
"coba periksa lagi, kata adik gue ada yang aneh" titah Gisan
"PENGUMUMAN! 5MENIT LAGI, PERTANDINGAN BALAP LIAR ANTARA ZAIDAN VS HENDRA AKAN SEGERA DIMULAI! HARAP SEMUANYA UNTUK SEGERA BERSIAP DI ARENA BALAP!" teriak pengumuman dari seorang wanita yang bertugas menilai pertandingan kali ini.
mendengar pengumuman itu, Candra dan Rizal saling pandang dan panik. mereka berlari memeriksa kembali motor yang akan digunakan Dev. dan benar saja, rem motor sport Dev sudah tidak berfungsi dengan baik.
"anj**! siapa yang ngelakuin hal kotor begini!" marah Rizal.
"sabar zal, kita harus tenang. kita bisa kan perbaiki ini?" ujar candra menenangkan Rizal.
"ga bisa cand, ini waktunya mepet banget. cuman motor ini yang kecepatannya paling tinggi. Anji** kesel gue" emosi Rizal. melihat Rizal yang nampak marah, semua menghampiri nya.
"zal, ada apa? tanya Julian.
"ada yang sabotase motor nya dev" jawab Candra.
"udah gue duga" kata glo..
"ko lo tau?" tanya Julian pada glo
"gue sering liat balapan liar juga. cepet ngapalin susunan mesin" jawab asal glo. mereka semua khawatir, ini bukan saat nya mencurigai seseorang.
"san, lo tadi bawa motor yang mana?" tanya Dev pada Gisan.
"yang biru" jawab Gisan.
"dra, motor yang biru udah pernah lo otak-atik kan?" tanya Dev pada Candra.
"iya" jawab singkat Candra.
"yaudah bawa sini motornya, gue pake yang itu" jawab Dev. "waktunya udah mepet, gue usahain menang" ujar Dev lagi meyakinkan teman-teman nya.
"lo yakin Dev?"tanya bimo
"ya, gue yakin bisa."jawab Dev.
Gisan berlari segera mengambil motor yang sebelumnya dia bawa bersama Candra, untuk memasuki arena balap. setelah 5 menit berlalu, mereka semua sudah bersiap. ketegangan sudah mulai terasa. Dev maupun hendra sudah siap dengan posisinya masing-masing.
"bang, gue khawatir" ujar glo memeluk tangan sang kakak.
"lo berdoa aja, semoga lo ga diinginkan si Hendra" jawab Gisan. dan mendapatkan cubitan keras dari glo. "sakit glo" teriak Gisan. "lagian lo ngomong ga diatur dulu" kesal glo.
suara motor sport yang di gas oleh keduanya sudah mulai terdengar.
"lo siap kalah?" tanya angkuh Hendra pada Dev yang berada di sampingnya tentu dengan motor sport yang tak kalah keren dari Hendra.
"sekalipun gue kalah, gaakan gue biarin lo sentuh cewe gue" jawab Dev sambil menatap tajam pada Hendra. yang ditatap hanya tersenyum angkuh. percakapan keduanya tidak terdengar oleh yang lain. sebab jarak mereka semua berada sedikit jauh dari posisi Dev dan hendra saat ini.
wanita bernama Anita sebagai pemandu, memegang bendera putih. berdiri tepat di depan Hendra dan dev.
"BAIK, PERTANDINGAN KALI INI AKAN SEGERA KITA MULAI. ZAIDAN, SIAP?" teriak Anita pada dev. Dev hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban dirinya siap.
"HENDRA SUDAH SIAP?" tanya Andre pada Hendra. "siap" teriak Hendra bersemangat.
"BAIK, KITA HITUNG MUNDUR. 10, 9, 8, 7, 6, 5,.."
semua terlihat fokus melihat balapan kali ini.
"bang, gue takut" bisik glo pada abangnya lagi.
"tutup aja mata lo" saran Gisan pada adiknya. dan glo menuruti saran konyol kakanya, menutup matanya menggunakan tas ransel milik Dev yang ia pegang.
"4,3,2,....satu..." bendera yang di pegang Anita mulai dijatuhkan, tanda balapan dimulai. Dev dan hendra saling mengadu kecepatan motor sport masing-masing. saling menyusul satu sama lain. sorak pendukung keduanya terdengar sangat riuh. dan akhirnya..... pertandingan pun telah berakhir, setelah salah satu dari mereka mencapai garis finish lebih dulu.
...****************...
"kak lo lagi ngapain?" tanya Surya pada kakanya yang tampak melamun di balkon kamarnya.
"lagi ngitung udara. ngapain lo ke kamar gue" jawab Sarah sedikit ketus.
"lo mau bunuh diri?" tanya asal Surya.
"gue masih waras" jawab singkat Sarah
"lo ngapain sih diem disini ga guna banget . lo liatin rumah kak glo mulu lagi"
"gue perhatiin rumah mereka sepi"
"om Wira sama Tante lania lagi pergi. si Davin gue liat di status sosial media nya dia lagi nginep di rumah temen nya. kalo kak glo sama bang Gisan, gue liat tadi mereka keluar pergi sama temen-temen nya bang Gisan."
"temen bang Gisan?"
"iya, mungkin bang Gisan gamau ninggalin kak glo sendiri. jadi dia ikut bang Gisan." simpulan Surya.
"oh" jawab singkat Sarah.
"kak. lo ga bosen di kamar ini? kita tukeran kamar yuk. gue bosen disana pemandangannya rumah mas Ridwan. si duren alias duda keren"
"gak. gue gak minat" jawab Sarah.
"kenapa?"
"ya males lah" jawab Sarah lagi sambil pergi berlalu meninggalkan Surya.
"paling dia disini cuman mau liatin bang Gisan tiap hari"gumam pelan surya
...****************...
"DAN, BALAPAN KALI INI DI MENANGKAN OLEH...... ZAIDAN!" Teriak wanita yang bertugas mengumumkan kemenangan. teriakan kemenangan pendukung Dev memenuhi arena balap.
"gimana? masih mau nantang?" tanya Dev pada Hendra sedikit sombong. Hendra terlihat kesal dengan kekalahannya. "kita liat di pertandingan selanjutnya" jawab kesal Hendra. "lo ga lupa kan soal motor?" tanya sinis dev
"Andre, urus dia" teriak Hendra sambil menunjuk dev dan dia pergi berlalu meninggalkan arena balap.
"nih, kunci motor nya" ujar Andre sambil melempar kunci motor sport pada Dev. dan Dev segera menangkapnya. "thanks" ucap Dev sambil tersenyum penuh kemenangan pada Andre dan segera pergi menghampiri teman-teman nya yang sudah menunggu di pinggir arena balap.
Dev di sambut teriakan oleh fans nya. kali ini yang dia tuju adalah sahabatnya yang sudah terlihat merentangkan tangannya untuk menyambut Dev dengan pelukan. dan Dev malah membalas mereka dengan tepukan pada tangan masing-masing mereka. "gue masih normal" ujar Dev. yang tidak membalas rentangan tangan mereka.
"sial. dia pikir kita ga normal" kesal Rizal.
"lagian. lo duluan yang merentangkan tangan begitu" komen Candra
"ya ngapain juga lo semua ngikutin gue" protes Rizal.
"kita mah refleks" bela Julian.
"congrats bro!" ujar gisan menepuk pundak Dev. "thanks" jawab Dev sambil mengangguk. pandangan Dev kali ini tak lepas dari glo yang berada di sebelah Gisan sejak tadi.
"dia nutup mata dari tadi?" tanya Dev pada Gisan sambil menatap aneh glory yang masih menutup wajahnya dengan tas Dev dan berusaha menutupi telinga dengan sebelah tangannya yang terlihat jelas masih ditutupi perban dan sebelah lagi dia tutup dengan bahu yang dia angkat .
"gue baru nyadar kalo dia bego" ujar Gisan
"adik lu ege!" cerca satria.
"heh, kalo bego dia gaakan ikut olimpiade juga kali" ujar Candra
"bener juga" jawab Gisan.
"bro! kita liat motornya yuk!" ajak Candra pada yang lain. Dev memberikan kunci motor itu pada Candra "kalian liat duluan. gue urus manusia aneh ini dulu." ujar Dev pada sahabatnya. mereka semua meninggalkan Dev berdua dengan glo.
"gue titip adik gue" ujar gisan yang ingin ikut dengan yang lain untuk melihat motor. Dev mengangguk. pandangannya tak lepas dari glo. Dev masih betah menatap glo yang masih bertahan dengan posisi nya. dengan iseng, Dev menarik tas nya dari tangan glo. "heh, lo maling ya" teriak glory panik sambil mempertahankan tas Dev untuk dia pegang. "kalo gue jadi maling, gue bakal jadi maling paling ganteng kali" ujar Dev.
mendengar suara yang tidak asing, segera glory membuka matanya yang sedari tadi tertutup. "lo ko disini?" kaget glo.
"terus gue harus dimana?" tanya Dev. glo melihat sekeliling nya sudah lumayan sepi, dia yakin pertandingan sudah selesai.
"lo kalah atau menang?" tanya glo dengan ragu dan takut.
"gue kalah" jawab Dev dengan memasang wajah datar.
"serius lo?" teriak glo kaget dengan spontan menutup mulut dengan kedua tangannya.
"lo sekarang jadi pacar Hendra" ujar Dev.
"yaudah gapapa, ntar gue tonjok dia tiap hari. yang lain pada kemana?" pasrah glo.
"lo beneran mau jadi pacar dia?" tanya Dev
"ya katanya lo kalah"pasrah glo
"jauh-jauh dari gue" datar dev.
"maksud lo?"tanya glo bingung.
"kalo lo mau jadi pacar Hendra, sana pergi. gue mau pake motor baru" ujar Dev sambil berlalu meninggalkan glo dengan pikirannya.
"Dev! lo ngerjain gue ya! awas lo!" teriak glo mengejar Dev.
Dev dan glo yang menyusul yang lain untuk melihat motor. mereka nampak terpukau dengan motor yang kini sudah beralih kepemilikan.
"motor gue cakep banget" ujar glo tiba-tiba.
"heh, motor lo apaan?" protes Dev yang ada di samping glo.
"perjanjiannya motor ini buat gue!" ujar glo.
"gaada! gabisa gitu!" sanggah dev
"heh, lo udah gampang jadiin gue taruhan. motor ini udah jadi hak milik gue" glo tak mau kalah.
"yang menang in balapannya kan gue" Dev lagi.
"udah, kalian kaya tom and Jelly deh" lerai Gisan.
"Jerry bang!" benar glo
"keputusan sudah bulat. motor ini jadi milik kita! kita simpan di rumah atas aja" ujar Julian sebagai keputusan final. dan sebagai anggota tertua di skyboy.
"rumah atas tuh apaan?" tanya glo bingung tak tau menahu.
"basecamp kita"jawab satria. "nanti glo bisa main ke sana. ya kan guys?" lanjut satria lagi. di angguki oleh semuanya kecuali Dev. "gak!" tolak Dev. "berani lo ga izinin gue pergi kesana, gue banting pacar lo!" ancam glo.
"lagian gue aneh sama lo, di sekolah lu cupu banget. ko diluar model beginian. kemana kaca mata lo?" cerca dev.
"CUPU?!" kaget yang lain sedikit berteriak kecuali Gisan dan Dev.
glo hanya bisa memasang wajah kikuknya saat semuanya beralih fokus memandangnya. sebenernya, sedari tadi saat di rumah gisan, Dev sedikit terpukau saat melihat tampilan glo yang berbeda ini. seperti menampilkan diri glo yang sebenarnya. berbeda saat disekolah, seperti tidak bebas dan menahan sesuatu.
"ya emang kenapa? abang gue aja nerima gue apa adanya" ujar glo sambil bersandar manja pada kakanya.
"lo berat glo! lo ga nyadar apa, badan lo makin melar" protes Gisan. mereka semua menertawakan glo yang sudah memasang wajah kesal nya.
...****************...
matahari sudah mulai menyapa bumi kembali. waktu terus berjalan maju. beruntung, Hari ini adalah hari minggu. hari yang sedikit luang bagi semua kalangan. tepat pukul 8 pagi, glo masih betah di tempat tidurnya. memeluk guling kesayangan. tak lama ada seseorang yang masuk kamarnya.
"glory, bangun. ini udah siang loh!" ujar mami lania sedikit berteriak sambil menggeser penuh gorden jendela agar cahaya Matahari masuk sepenuhnya pada kamar yang dihuni oleh anak gadisnya.
"5 menit lagi mam" ujar glory dengan suara serak khas bangun tidur.
"gaada 5 menit lagi. kalo kamu ga mau bangun, mami rusak semua mobil remote control kamu. SEMUANYA!" ancam mami. mendengar ancaman mami, glo segera bangkit dari tempat tidur dan lari ke kamar mandi. belajar dari masa lalu, mami lania selalu serius dengan ancamannya.
"harus di ancam, baru bangun tuh anak"omel mami.
"glo, mami sama daddy tunggu kamu di ruang keluarga" teriak mami lania dari balik pintu kamar mandi yang berada di kamar glo.
"iya mam" sahut glory dari dalam kamar mandi
setelah menghabiskan waktu 20 menit di kamar mandi, glo sudah siap dengan baju santainya seperti biasa baju kaos oversize dan hotpants di tambah bando warna putih pada kepala nya.
glo segera turun menuju ruang keluarga untuk memenuhi panggilan orang tua nya.
terlihat ruang keluarga sudah ramai dengan canda tawa orang tua nya dan Davin sambil menonton tv. Gisan? seperti biasa, setiap Minggu dia pergi gym bersama teman-teman nya.
"morning all" sapa glory sambil ikut duduk di samping mami lania.
"morning" jawab serentak kedua orang tua nya
"anak gadis ko baru bangun sih glo" sindir Daddy.
"anak gadis juga butuh tidur cukup kali dad" jawab glo
"kamu darimana kemarin? kata Davin kamu pergi sama abang" tanya mami. glo tersentak maminya bertanya tentang semalam, tapi dia belum menyiapkan jawaban. "pergi sama temen-temennya abang" jawab glory berusaha tenang. "ya kemana kak?" tanya Davin penasaran.
"kepo banget anak kecil. lagian kan lo nginep dav di rumah temen lo. emang kaka gaboleh ikut Abang?" ujar glo.
"boleh. tapi kenapa ngajakin nya lo doang? gue engga?" ujar Davin mengandung keirian.
"lo kurang beruntung " balas glo.
"sudah. kalian ini selalu berantem. glo, jangan lupa. malam ini kita ada janji ketemu sama sahabat mami Daddy" ujar Daddy. glo tersentak lebih kaget, mengingat kembali momen Daddy meminta permintaan ulang tahunnya berupa perjodohan.
"iya glo ga lupa" jawab glo seketika mood nya sedikit rusak. mami lania seakan paham dengan perubahan wajah glo yang sedikit tidak baik, langsung mengusap tangan anak gadisnya untuk sekedar menyalurkan ketenangan
"tanganmu bagaimana glo?" tanya mami memperhatikan luka tangan glo
"sudah mengering mi" jawab glo.
"yasudah, sarapan dulu sana" titah mami pada glo. glo mengangguk dan segera bangkit menuju ruang makan. sarapan nasi goreng, makanan pagi favorit nya.
setelah selesai sarapan, glo kembali masuk kamar. memeriksa handphone yang kemarin dia abaikan. ternyata banyak pesan masuk dari sahabat-sahabatnya yang menanyakan kegiatan malam Minggu nya. glo membalas pesan itu satu persatu. setelah selesai membalas semua pesan, glo merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil meletakkan hp di atas nakas. saat ingin mengambil buku novel di laci bawah kasur, hp nya berdering. tanda telepon masuk. segera dia melihat kembali ponselnya, tertera yang menelpon adalah nomor yang tidak diketahui. tanpa pikir panjang, karena takutnya panggilan itu penting. glo segera menerima panggilan tersebut.
...+62838********...
"halo"sapa glo di balik telepon seluler
"halo, ini gue"
"siapa?"
"Radeva"
"radeva mana?"tanya glo dengan menyebalkan
"Zaidan"
"Zaidan mana?"
"glo, gue gaakan izinin lo ya ke rumah atas" ancam Dev
"oh, dev? ada apa? gue sibuk"
"gue disuruh Bu Rina buat tanya ke lo tentang jadwal kelas tambahan buat persiapan olimpiade" jelas Dev
"gue cuman bisa Senin sama Rabu. sisanya gue gabisa"
"gue Rabu gabisa, bisanya selasa"
"gue yang gabisa"
"lo ngalah bisa kali? gue bakal sibuk kedepannya karena harus ngurus persiapan ulang tahun sekolah."
"karena gue lagi baik hati, terserah lo deh" pasrah glo.
"yaudh fix Senin Selasa."
"hmmm. udah kan? gue tutup ya?"
"hmm"
Tut Tut tut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments