Taruhan

"san, itu siapa? cantik amat??" tanya candra saat dari arah tangga menampilkan seorang gadis. ternyata yang dilihat nya adalah Glory. glory menghampiri Gisan dengan tampil kasual rambut panjang nya di gerai, celana jeans dan tak lupa Hoodie hitam oversize miliknya dan tanpa kaca matanya. sambil menenteng skateboard kesayangan, glo duduk di samping Gisan tanpa malu diperhatikan teman-teman abang nya. satria, Bimo, dan Rizal ikut terpaku melihat glo.

"ngapain lo semua liatin adik gue begitu" ketus Gisan pada semua teman-teman nya. seketika satria, Bimo, Rizal, dan Candra memalingkan wajahnya.

"pelit amat gis" protes satria.

"lo ngapain sih glo kesini segala" kesal Gisan.

"bang, gue mau pergi yah" rengek glory memohon pada kakaknya. sambil berdoa dalam hati semoga ada izin untuknya pergi keluar malam ini.

"mau kemana lo" memperhatikan penampilan glo dari arah samping.

"ke tempat reza lah"(fyi:Reza teman komunitas skateboard)

"gak boleh! lagian temen lo kenapa kebanyakan cowok sih glo! lo mau ngapain juga main skateboard malem-malem. sama cowo lagi. mau kabur lo?" omel Gisan pada adiknya itu. glo menaikkan sebelah alisnya bertanya pada sang Abang.

"kabur apaan maksud lo bang?"

"kaya di ftv" singkat Gisan. glo langsung mengerti maksud dari kakanya itu. mungkin Gisan takut dirinya akan kabur karena rencana perjodohan. lucu sekali kakanya yang satu ini.

"gila lo bang, hidup lo banyak drama kayanya" ketus glo kali ini.

"san, ini beneran adik lu?" tanya Candra yang sejak tadi mendengar perdebatan kecil glo dan abangnya.

"iya, ini ade cewe gue namanya glory dia satu sekolah sama kita. glo, ini teman-teman abang. ini Candra kelas 11, satria kelas 12, Bimo kelas 11, dan Rizal kelas 11 juga" Gisan memperkenalkan glo pada temannya dan sebaliknya. Candra, satria dan Rizal tampak antusias berlomba menjulurkan tangan pada glo. glo tampak bingung dan segera menerima uluran tangan teman-teman abangnya satu persatu. berbeda dengan Bimo, dia nampak tak seantusias yang lain.

"bang, ternyata lo punya temen ya" ujar glo pada kakanya.

"wait. lo gatau skyboy?" tanya Candra merasa aneh dengan glory ini.

"skyboy? apaan tuh?" polos glo.

"wah! parah! adik lo gapernah pergi sekolah atau gimana sih san?"tanya satria.

"adik gue temennya buku doang. gue aja ga dianggap sama dia di sekolah." jujur Gisan.

"btw, skyboy apaan sih bang?" tanya glo pada abangnya langsung.

"gue sama temen-temen gue sering main bareng. tiba-tiba anak-anak sekolah lain bikinin nama geng. katanya kita geng skyboy"jelas gisan

glo mengangguk sambil tersenyum kecil.

"kenapa lo senyum?"tanya gisan lagi

"gapapa. lucu aja skyboy. tapi sedikit aneh dan alay juga yah."ujar glo sedikit mengandung makian.

"bukan kita yang buat kok" bela Candra.

"kenapa sewot"gerutu glo.

"ko gue ngerasa ga pernah liat lo ya di sekolah" ujar satria kali ini pada glo. cewe secantik glo, tidak mungkin kan kalo tidak jadi incaran satu sekolah. tapi rasanya satria dan yang lain tak pernah melihat glo selama di sekolah.

"gue pendiem" jawab glory.

"lo kelas berapa?" tanya Bimo kali ini.

"gue kelas 11"

"loh, sama dong. ko gue yang seangkatan sama lo, gapernah liat lo sih" heran rizal

"dibilang gue pendiem" ujar glo lagi. mereka hanya mengangguk. glo beralih ke Gisan. memeluk Gisan dari samping telat di hadapan teman-teman nya.

"abang sayang, gue pergi ya, ke tempat reza. masa si Davin nginep di rumah temennya aja boleh, gue engga sih?" bujuk glo lagi pada abangnya. Gisan sedikit memberontak hendak melepaskan diri dari pelukan glo

"glo, lo ga malu apa. diliatin yang lain tau" protes Gisan berusaha melepas pelukan glo tapi glo malah mengeratkan pelukannya sebelum izin keluar dari Gisan dia peroleh.

"gue lepasin kalo lo izinin gue pergi bang"kekeh glo

"gak!! lo cewe. gue tau lo bisa jaga diri. tapi siapa yang bakal menjamin lo gaakan kenapa-kenapa?" khawatir Gisan. dan glory hanya bisa diam tanpa respon apapun melepas pelukannya seketika.

"ga asik banget lo jadi abang" gerutu glo.

"gimana kalo lo ikut kita aja glo?" ide satria

"kalian mau kemana emang?" tanya glo penasaran.

"ke tempat yang liar" jawab candra

"bang, boleh gue ikut lo?" tanya glo ragu pada abangnya

"ah, gausah! ngapain, ngerepotin" jawab Gisan ketus.

"bang please, gue pengen keluar hari ini. lo jahat ga izinin adiknya ikut"bujuk glo kali ini menampilkan wajah cemberutnya sambil bersandar pada bahu abangnya agar mengizinkannya ikut. mendengar glo yang sedikit manja pada Gisan, tak lepas dari perhatian Rizal, satria dan Candra yang sedikit terpesona. "ngapain lo pada, ngeliatin adik gue!" bentak Gisan pada teman-teman nya. mereka segera sadar akan teriakan dan tatapan tajam Gisan. "dikit doang san" jawab satria.

"ayolah bang" ujar glo masih dengan manja mode on pada abangnya

"kalo abang masih ga izinin. aku bakal bilang ke mom and dad kalo abang bakal pergi dugem ninggalin aku di rumah sendiri." ancam glo

"gila lo! yaudah, lo ikut. asal jangan jauh-jauh dari gue"

akhirnya Gisan luluh. ancaman glo selalu tak pernah main-main. dia tau sifat glo yang keras tak mau ditolak saat memiliki permintaan padanya. dan selalu berbuat apapun agar keinginannya dipenuhi.

Tak lama, terdengar suara motor masuk ke halaman rumah Gisan

"Yeay!!! kita ngapain hari ini guys" seketika glo menampakkan wajah cerianya pada teman-teman kakanya. dan sedikit mendapatkan tatapan aneh dari mereka. "sorry gue terlalu semangat, hehe" glo yang terlihat kikuk

datanglah seseorang dari arah pintu.

"hai guys." sapa Julian. semua orang menatapnya.

"sorry gue langsung masuk, kata penjaga rumah lo, gue di suruh masuk aja" ujar Julian pada gisan

"santai Jul, duduk dulu. kalo mau minum ambil sendiri tuh" jawab Gisan menunjuk meja yang sudah tersedia makanan dan minuman. Julian duduk di samping bimo sambil membuka satu kaleng minuman soda.

"kemana aja lu Jul" tanya candra

"ah paling dia debat dulu sama si kania" jawab asal satria.

"satria udah kaya emak cewek gue" ujar Julian disambut tawa oleh yang lain.

"eh dia siapa? "tanya Julian menunjuk glo di sebrang kursinya.

"adiknya Gisan"jawab satria. Julian hanya mengangguk. "boleh kenalan?" tanya Julian pada glo.

tak lama terdengar lagi suara motor masuk ke halaman rumah.

"nah itu si tamvan dateng" ujar satria. terdengar lagi langkah kaki seseorang menghampiri mereka.

"guys, sorry telat. tadi gue ada urusan" ujar Dev sambil membenarkan rambut yang sedikit berantakan akibat helm.

"Halah, paling lo bujuk adik lo dulu kan" tebak bimo

"santai Dev, duduk dulu. kalo mau minum ambil aja dimeja" ujar gisan sambil mengarahkan wajahnya ke meja yang penuh dengan minuman kaleng dan cemilan. Dev yang masih berdiri, mengambil minuman soda di meja dan membukanya.

"oh iya gue lupa mau kenalan sama adiknya Gisan. nama lo siapa?" tanya Julian pada glo sambil menjulurkan tangan ingin berkenalan. "gue Julian" dan glo menyambut nya

"glory ka"

mendengar nama glo, Dev langsung memperhatikan gadis yang duduk di dekat Gisan. entah kenapa dia sudah langsung mengenali glo walaupun tampilan nya saat ini sudah berbeda.

"lo glory tarissa. adiknya Gisan?" tanya Dev pada glo dan mendapat tatapan aneh dari yang lain.

glo hanya menundukkan kepalanya 'sial. kenapa ada dia? dan kenapa dia cepet ngenalin gue ya' batin glo.

"lo kenal adik gue Dev?" tanya Gisan yang sama anehnya dengan yang lain.

"dia partner olimpiade gue" jawab singkat Dev sambil duduk di kursi yang masih kosong di samping Rizal dan meminum minuman soda yang sebelumnya dia buka. Dev memperhatikan tangan glo yang masih di perban. dia kepikiran apakah glo meminum obat yang di belinya atau tidak.

"what?" kaget Gisan.

"ko lo ga bilang ikut olimpiade glo?" tanya Gisan pada glo yang sejak tadi diam.

"lo kan udah tau sekarang" jawab singkat glo.

"lupain semuanya! kita mau ngapain hari ini?" tanya glo mengalihkan pertanyaan gisan tentang olimpiade.

"kita? dia ikut?" tanya dev pada Gisan.

"bokap nyokap gue lagi gaada di rumah. adik cowo gue lagi nginep di rumah temennya. jadi gue ajak dia. lagian itu ide nya si satria." jawab Gisan

"btw, glo. tangan lo kenapa?" tanya julian melihat tangan glo sebelah kanan di perban dan tangan kirinya sedikit lecet-lecet.

"tangan gue nabrak tembok kak" jawab glo didengar Dev yang hanya diam tak berbicara apapun.

"tapi gapapa?" tanya satria

"gapapa. aman"

"yaudah kita berangkat sekarang yuk. gue dapet info kalo si Hendra nantang semua orang tapi gaada yang respon terus katanya dia ngamuk-ngamuk " ujar Candra.

"bentar, terus siapa yang bakal maju kali ini?" tanya Bimo si pendiam.

"gue" ujar dev "sekaligus gue kasih tau sama kalian, ini terakhir kali gue lakuin beginian." Dev lagi.

"kenapa?"kompak yang lain.

"bokap gue bawel" jawab Dev menutupi soal perjodohan nya. Dev memang sangat tertutup tentang keluarga nya. kecuali adik perempuannya. setiap bercerita keluarga, yang selalu dia ceritakan hanya adik perempuannya.

...****************...

mereka semua siap pergi dengan motor masing-masing. Gisan yang biasanya sendiri, kini harus membonceng adiknya yang tetap nekat untuk ikut. di tengah perjalanan, motor sport hitam milik Gisan berhenti tiba-tiba. dan semua teman-temannya ikut berhenti.

"ada apa bang, ko berenti" tanya glo dari belakang.

"turun glo, kayanya motor gue ngambek nih" ujar gisan. glo turun dari motor. diantara semuanya yang ikut berhenti, hanya Dev yang turun menghampiri Gisan.

"ada apa san?" tanya Dev

"si johan ngambek" jawab Gisan. Johan yang Gisan maksud adalah motor nya.

"yaudah lo taro motor lo disini. gue anter lo ambil motor di rumah atas" saran Dev

"gue bareng Candra aja ambil motor. lo kan harus cepet kesana." ide Gisan

"yaudah kalo begitu" ujar Dev sambil mulai berjalan kembali ke motor

"eh Dev, gue titip adik gue!" teriak kecil gisan

"hah?" kaget dev membalikkan badannya menatap gisan

"diantara yang lain, gue cuman percaya sama lo" ujar gisan

"ko harus dia? kan ada yang lain bang" protes glo

"udah, pergi sama dev sana. bahkan gue lebih percaya sama Dev daripada lo" sarkas gisan

"jahat lo bang"ketus glo.

"Candra! anter gue ambil motor di rumah atas" teriak Gisan pada Candra.

"lo ikut ga?" tanya Dev pada glo yang terlihat bingung. dengan terpaksa glo mengikuti Dev menuju motornya.

"hati-hati Dev! gue titip adik gue ya!" teriak Gisan. Dev hanya mengangguk sebagai jawaban

"Dev, gue duluan ke lokasi sama yang lain ya. mau cek kondisi" ujar satria "oke" jawab Dev

glo sedari tadi masih ragu untuk menaiki motor Dev. "cepetan naik, lelet amat lo"protes dev

"hmm berisik ih" jawab glo sambil berusaha menaiki motor dengan berpegang pada bahu Dev.

"cewe lo ga masalah?" tanya glo ragu pada Dev

"lo peduli banget sama cewe gue, cemburu?" tanya balik Dev. glo hanya memukul pelan punggung Dev. "jalan" ujar glo pada Dev yang sudah dengan posisi nyaman di atas motor Dev layaknya seorang penumpang pada tukang ojek

"heh, gue bukan tukang ojek" protes Dev tapi tetap menuruti glo untuk menjalankan motornya.

...****************...

di rumah keluarga Aditama, tampak Tania sedang kegirangan karena bisa dengan puas menikmati kamar Dev sekaligus melihat lukisan kakanya. tak hanya itu, bahkan dia di izinkan melukis di kanvas yang sudah Dev sediakan sebelumnya.

"wah jarang-jarang kak Dev bolehin aku ke ruang kecilnya ini"gumam Tania. ya. Dev suka melukis sejak kecil. karena hobi nya ini, Dev membuat ruang kecil di kamar nya khusus melukis dan menyimpan sebagian lukisannya disana.

"wah banyak lukisan baru kayanya" gumam Tania.

Tania memperhatikan semua lukisan yang dipajang di ruang itu satu persatu. ada lukisan hewan, bunga, pemandangan, dan di tengah asiknya Tania menyentuh satu persatu lukisan, Tania terpaku dengan satu lukisan yang di tutup kain. "lukisan apa itu, kok ditutup sih" Karena penasaran, Tania membuka seluruh lukisan itu. dan ternyata lukisan itu masih berupa sketsa anak perempuan dan seorang ibu. entah kenapa, Tania nampak tak asing dengan sosok ibu pada lukisan itu. tapi, lukisan anak perempuan itu membuat Tania nampak asing. Dev sejak dulu selalu bilang pada Tania bahwa dia tak pernah melukis manusia. 'siapa dia. kenapa kak Dev gambar anak cewe sama ibu ini' monolog Tania.

...****************...

beberapa menit perjalanan, akhirnya Dev dan glo sudah sampai di salah satu jalan besar. seharusnya sepi, tetapi terlihat ramai, banyak pemuda seumurnya bergerombol menuju jalan itu. terdengar juga sorak orang-orang.

"turun! lo nyaman di bonceng gue?" ujar Dev pada glo yang terlihat bengong memperhatikan sekeliling lokasi itu.

"ini tempat apaan?" tanya glo sambil berusaha turun dari motor Dev.

"balapan liar" glo terkejut menatap aneh pada pria di depannya yang masih betah duduk di motor.

"hah? serius? lo Ketos ikutan beginian?"

"emang kenapa? Ketos juga manusia" jawab Dev dingin. dia mulai turun dari motor. mengambil topi hitam dan masker dalam tas nya dan memakainya. "lo pake begituan buat nutupin identitas lo ya?" tebak glo

"pinter lo. yuk kesana" ajak dev pada glo

"tunggu! yang lain pada kemana?" tanya glo sambil memperhatikan sekitar.

"udah pada mencar" jawab Dev dan tanpa pikir panjang langsung menggenggam tangan glory dengan tujuan agar tak hilang dari jangkauannya. glory yang tiba-tiba tangannya di genggam, refleks berusaha melepaskan gandengan itu.

"heh lo jangan salah paham. gue takut lo ilang. kalo lo ilang gue harus bilang apa sama abang lo?" tanya Dev saat glo menolak di gandeng oleh nya.

"gue kaget! lo Tiba-tiba banget" sanggah glo sambil berinisiatif menautkan tangannya dengan tangan Dev tanpa diminta. "kemana kita?" tanya glo tanpa wajah berdosa. kali ini Dev yang kaget. "bisa-bisanya ni cewe bales dendam ga pake jeda" batin Dev.

"Zidan!" teriak seseorang. Dev yang merasa namanya terpanggil langsung menoleh ke arah teriakan itu tanpa melepas tautan tangannya dengan glo. ternyata dia Hendra. Hendra adalah raja balapan liar 5 tahun lalu, sebelum akhirnya Dev, Gisan, Candra, Bimo dan satria menggantikan posisi Hendra. Hendra memiliki gengsi tinggi dan sedikit angkuh. tidak pernah mau menerima kekalahan. dan dia tidak pernah bosan menantang dev dkk sampai dia mendapatkan kemenangan nya kembali. Hendra dan semua pendukungnya menghampiri Dev. "ko dia nyamperin kita sih Dev? bukannya tadi dia panggil nama Zidan yah? " tanya glo polos. "nama gue radeva Zidan. lo lupa?!" jawab Dev. "oh, begitu" ujar glo.

"tapi pas disini, jangan panggil nama radeva atau Dev. panggil gue Zidan." kata Dev sambil menarik glo untuk memposisikan glo sedikit berada di belakang punggungnya. glo mendekatkan wajahnya ke telinga Dev "ada apa sih? mereka mau ngajak ribut lo ya?" bisik glo sudah kelewat kepo. Dev tidak menjawab.

"heh Zidan. masih berani lo datang kemari?" tanya Hendra dengan gaya angkuhnya

"kenapa gue harus takut ?" tanya Dev pada Hendra.

"itu pacar lo? cakep juga" ujar Hendra saat melihat gadis berada di balik punggung Dev. "boleh kali gue kenalan sama dia" ujar hendra lagi sambil berusaha untuk menyentuh wajah glo. dan Dev berusaha menarik glo menghindari sentuhan Hendra "jaga mulut dan tangan Lo!" gertak dev sambil menatap tajam Hendra.

"oke, gimana kalo kita ngelakuin satu putaran? kalo gue menang, cewe lo harus nemenin gue." ujar Hendra. mendengar ucapan Hendra, membuat glo emosi. dengan sekali hentakan glo melepaskan tautan tangannya dengan Dev dan menghampiri Hendra penuh emosi. Dev tak sempat menarik glo kembali. hingga..

BUGHH!!! satu pukulan keras glory berikan untuk Hendra. membuat Hendra sedikit tak seimbang dan hampir terjatuh. namun, ditahan oleh temannya Andre. "Woy cewe gila! berani lo mukul Hendra!" teriak Andre. melihat glo yang mendapat tatapan tajam dari pendukung Hendra, Dev segera menarik kembali glo dan memposisikan glo sedikit dibelakang punggung nya. "lo gila?" bisik Dev pada glo. "siapa suruh dia jadiin gue taruhan. yang gila dia"emosi glo sambil menunjuk hendra. Dev menatap lekat ke arah glo.

"lo percaya kan sama gue?" tanya dev. glo membalas tatapan Dev dengan tatapan menyelidik.

"maksud lo?"

"menarik juga tuh cewe" ujar Hendra ditengah kesakitan nya menahan bekas pukulan glo.

"Hendra! gue terima tantangan lo." teriak Dev pada Hendra. membuat Hendra tersenyum licik. sedangkan glo terkejut dengan pernyataan Dev. "lo gila jadiin gue taruhan?" tanya glo sedikit kesal pada Dev

"lo tenang, gue pasti menang" pede Dev

"apa jaminannya? gila lo. kalo lo kalah, gue yang jadi korbannya" emosi glo kali ini tertuju pada Dev.

"ya lo doain pacar lo ini biar menang" jawab Dev seperti tanpa beban. membuat glo terpaku. "pacar bohongan lo" sambung Dev.

"oke, kalo gue menang sesuai kesepakatan awal, cewe lo harus nemenin gue dan jadi pacar gue." teriak Hendra

"kalo gue menang?" tanya Dev

"motor sport terbaru milik gue, bakal jadi milik lo" lantang Hendra.

"DEAL" sahut Dev.

"dan motor itu harus jadi milik gue. enak aja lo setelah jadiin gue taruhan malah lo sendiri yang dapet hadiahnya" bisik glo pada dev

"dari mana peraturan itu?" protes Dev

"dari gue!" bentak glo.

setelah mereka selesai membicarakan kesepakatan, mereka bubar untuk segera bersiap memulai balapan liar. Gisan dan Candra baru saja sampai di lokasi langsung berlari menghampiri Dev dan glo, yang sebelumnya dikerubungi oleh orang-orang pendukung Hendra.

"ada apa ini dev?" panik Gisan

"dia jadiin gue taruhan bang" adu glo pada abangnya.

"sorry san, dia liat gue bawa glo. dan si glo juga nonjok si hendra" jelas Dev

"glo nonjok Hendra?" tanya Candra tak percaya.

"glo serius?" tanya gisan

glo hanya mengangguk sambil cengengesan.

"abisnya si Hendra itu kurang ajar bang dia jadiin gue taruhan. sama aja nih kaya temen lo" glo bela diri sambil menyindir Dev.

"tapi si hendra sebelumnya memang nantang gue san" dev ikut menjelaskan.

"emang dia selalu iri sama kehidupan lo bro!yaudh gapapa, kita siap-siap aja. gue yakin lo pasti menang" ucap Gisan. jauh dari ekspektasi glo yang akan melihat abangnya memarahi Dev karena menjadikan adiknya sebagai taruhan, tapi Gisan malah mendukung dev.

"bang, lo dukung dia?" tanya glo sedikit heran.

"emang nya kenapa?" tanya Gisan

"lo tega, gue dijadiin taruhan sama dia?" glo sambil menunjuk Dev.

"heh. lo juga udah nonjok si hendra. lo ikut salah. sekalipun lo dibawa sama si Hendra, gue tau lo pasti berubah jadi psikopat. bahkan bisa matiin tuh manusia." ujar gisan. sontak Candra dan dev menahan tawa. dan glo hanya memasang wajah kesalnya.

"ada apa nih?" tanya satria yang baru muncul di tengah mereka, bersama Bimo dan Rizal.

"dari mana kalian, baru muncul?" tanya dev pada mereka bertiga.

"tadi kita keliling cek lokasi" jawab bimo

"aman?" tanya Gisan "aman" jawab Bimo lagi

"kali ini siapa yang main?" tanya Rizal. Gisan menjelaskan kepada mereka tentang balapan kali ini, mengenai Dev yang akan maju dan glo yang menjadi taruhannya. mereka semua tertawa, menertawakan glo yang sudah memasang wajah memelas.

"tega banget kalian!" kesal glo sambil melipat kedua tangannya di dada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!