tumben lu ajak kita ke rumah"ujar satria pada Gisan.
"kebetulan bokap nyokap ada acara malam."jawab Gisan.
"terus lo mau nemuin siapa gis?" tanya Julian
Ting! ponsel Gisan berdering. pesan dari
...Lory🐺...
glory: bang, gue di roof top nih. cepetan! mana duitnya?
Gisan: sabar! ini gue otw! tunggu bentar!
"gue keluar dulu ya" pamit gisan pada teman-teman nya. dan segera pergi untuk menghampiri glory yang berada di luar gudang.
"si Gisan punya pacar?" tanya Julian pada satria.
"mana gue tau" jawab satria mengedikkan bahunya.
...****************...
"dek" panggil gisan pada glo yang sedang berdiri memandang langit dari atas roof top itu.
"ih lo ngagetin deh bang, mana uangnya" glory sambil menengadahkan tangannya di hadapan gisan. Gisan merogoh saku celana untuk mengambil dompetnya. mencari uang selembar warna merah.
"lo ngapain pake masker gitu" tanya Gisan pada adiknya yang memakai masker saat menemuinya.
"gue takut ketauan, udah mana ih"
"nih, 100 ribu cukup kan?" Gisan meletakkan uang merah selembar itu langsung ke tangan glo.
"iya, makasih ya.."
"lu tumben ga bawa makan dari rumah"
"males, gue pamit ya. bye. makasih abang ku sayang" glo segera pergi berlari meninggalkan kakaknya
"hati-hati" ucap Gisan sedikit berteriak.
"gis, siapa tuh cewe?" tanya Julian. Julian tidak sendiri, satria juga ikut bersamanya. mereka berdua menghampiri Gisan, karena merasa kepo. sayangnya mereka berdua tidak melihat wajah cwe itu. hanya terlihat punggung wanita itu yang sedang berjalan pergi menjauh. tidak biasanya Gisan mau menemui seorang wanita pikir mereka.
"adik gue" jawab singkat gisan
"lo punya adik cwe?" tanya satria sedikit terkejut
"punya lah"
"bukannya adik lo cowo ya? si Davin itu kan?"tanya julian
"gue punya adik cwe. kakanya si Davin"
"jadi lo punya dua adik? kita udah temenan mau tiga taun ko gue baru tau?" satria benar-benar kepo.
" udah ah kepo bener lu. gue bilangin Vika lu ngincer adiknya Gisan. ke kantin yuk" sahut julian
"jangan lah jul." satria takut pada pacarnya Vika.
"yaudah lo gausah kepo" ujar Julian.
"dia kelas berapa gis? kelasnya dimana?" satria lagi
"SATRIA ADIPTA HARTANTO" tegas Gisan sambil menatap tajam sahabat nya itu. dan satria hanya cengengesan menunjukkan gigi rapi putih nya.
"berisik tau ga lo" timpal Julian sambil merangkul Gisan menariknya untuk pergi berniat meninggalkan satria. tetapi satria mengikuti mereka berdua dibelakang.
"ntar kan kita ke rumah lo, boleh dong gue ketemu adik cwe lo itu?"bawel satria lagi. Gisan menghentikan langkah nya dan menatap tajam satria yang ada di belakangnya. "gue lempar lo sat, ke sekolah vika"
"jahat lu"
...***...
Tiba di kantin, glory menghampiri sahabatnya. karena jam pelajaran kosong, mereka dibebaskan melakukan aktivitas apapun. biasanya glory lebih memilih ke perpustakaan jika ada jam kosong. kali ini glory ikut sahabatnya untuk makan di kantin.
"Hai guys" sapa glory sambil duduk di samping Sarah.
"eh glo ko tumben ke kantin?" tanya Alma merasa aneh
"iya manusia buku ini tumben ke kantin" ejek Sarah dan seketika terdengar suara tawa dari ketiga sahabat glo itu.
"lo semua jahat banget, gue lapar gak bawa makan dari rumah" jawab glo.
"udah pesan makan?" tanya Poppy.
"belum, ini mau" glo sambil bangkit dari duduk untuk memesan makanan. tiba-tiba ada 5 orang yang menghampiri nya.
"heh! lo glory kan?" tanya Kalila dengan nada sedikit meninggi. saat ini, mereka menjadi pusat perhatian semua orang di kantin gara-gara suara Kalila yang memancing perhatian. ya, yang menghampiri glo adalah Kalila dkk. glo segera melirik Sarah dan memberi pertanyaan lewat kode bibir "siapa dia"
"Kalila, Kaka kelas" balasan Sarah dengan kode bibir juga tanpa mengeluarkan suara. dan glory hanya ber oh ria.
"iyaa, saya glory. ada apa ya kak?"tanya glo berusaha sopan walaupun cara Kalila sebelumnya jauh dari kata sopan.
"lo gausah so polos deh! maksud lo apaan deketin cowo gue?! murahan tau ga lo!" bentak Kalila membuat glo sedikit terkejut.
"maksud kaka apa yah?" tanya glo dengan menatap Kalila aneh.
"nih buktinya!" Kalila memberikan bukti foto dari hp nya. foto itu menggambarkan kejadian tadi pagi, saat Dev dengan dirinya yang terjatuh di kursi depan kelasnya. ya ampun, kejadian begini siapa yang fotoin -batin glo.
"tampilan cupu kaya lu, Dev mana mau!" Kalila
lagi dengan penuh amarahnya sedikit mendorong glory.
"sorry kak, tapi itu emang ga sengaja. Dev jatuh saat anak-anak kelas 10 mau ke.." sebelum glo melanjutkan penjelasannya, Kalila menyiram glo dengan minuman es teh yang ada di meja milik sarah. dan glo hanya mematung merasakan kembali minuman dingin di badannya.
"gausah banyak alasan lo! dasar cewe murah! gatel banget lo! awas aja lo masih deketin Dev! gue serius! kalo lo ga denger ucapan gue ini. habis lo sama gue!" maki Kalila sambil menunjuk-nunjuk glo.
glo saat ini hanya bisa memejamkan matanya merasakan perasaan marah, sakit hati, kecewa, malu bercampur aduk. bagaimana tidak, dia merasa tidak melakukan hal yang dituduhkan, tapi tiba-tiba kakak kelas nya ini menuduh dan melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan. sambil mengepalkan kedua tangannya ingin rasanya membalas apa yang dilakukan Kalila padanya. namun, tiba-tiba Sarah bangkit dan segera memeluknya dari belakang dan berbisik "jangan emosi glo. emosi lo gabisa di kalahin orang biasa. gue mohon" bisik Sarah berusaha menenangkan.
glo menarik nafas dalam berusaha menenangkan diri agar tak terlalu mengikuti emosi. merasakan glo sudah sedikit demi sedikit tenang, sarah segera melonggarkan pelukannya. tetapi glo berusaha melepaskan pelukan Sarah dan segera berlari pergi menjauhi kerumunan siswa yang menyaksikan nya saat ini. semua orang benar-benar menatap glo hingga glo menghilang dari pandangan mereka. Alma dan Poppy yang sedari tadi diam ingin mengejar glo, tapi dicegah oleh Sarah "kasih dia waktu" kata Sarah sambil menarik kedua sahabatnya itu pergi dari kantin. sedangkan Kalila masih berdiri disana menatap sinis ke arah sahabat glo. Kalila sangat benci pada wanita yang merebut Dev darinya. Kalila di tarik oleh salah satu sahabat nya Susi. Susi menenangkan Kalila, mengajaknya duduk. dan Kalila tiba-tiba menangis di bahu Susi.
sky boy (Candra, Julian, satria, Bimo, dan Rizal) baru tiba di kantin. melihat keramaian di kantin, membuat mereka penasaran. biasanya saat skyboy datang, keramaian pasti diciptakan mereka. tapi, hari ini terasa berbeda. pasti ada sesuatu. Candra segera bertanya pada salah satu siswa yang ada disana
"ada apa ini, ko rame?" tanya Candra pada salah satu siswa lelaki.
"ada yang ribut cand. Kalila sama anak cupu" jawab siswa itu.
"Kalila lagi?"tanya Candra. siswa itu mengangguk
"oh. thanks" Candra.
Gisan dan Dev berbarengan menyusul Candra dan lainnya ke kantin setelah sebelumnya mengurus keperluan osis. baru sampai, mereka juga bingung dengan keramaian yang terjadi.
"ada apa can?" tanya Dev
"pacar lo buat keributan lagi" jawab candra malas.
"sama siapa?" kepo Gisan
"katanya sama anak cupu" jawab satria lagi
mendengar itu, Dev segera berlari menembus keramaian untuk menemui Kalila.
"kal, lo ngapain lagi sih?" tanya Dev pada Kalila yang baru saja dia temui di tengah kerumunan siswa. Kalila masih duduk bersandar pada bahu Susi sambil menangis.
"bubar lu semua!" teriak Dev dengan tatapan tajamnya pada semua siswa yang masih menyaksikan Kalila dkk nya.
"sayang, gimana aku ga marah. kamu selingkuh in aku kan?!" tanya Kalila sambil terisak menangis. Dev menatap aneh kalila. "maksudnya?" tanya Dev lagi. Kalila menunjukkan foto yang sebelumnya menjadi topik pertengkaran dengan glo pada Dev.
"lo dapet dari mana?" tanya Dev
"kamu ga perlu tau aku dapet darimana. ini beneran kan??" tanya Kalila masih penuh amarah.
"gue ga sengaja jatuh. itu aja." jawab singkat dev.
"ko kamu masih bisa santai sih?! kamu anggap hubungan kita ini apa?" teriak Kalila masih diliputi emosi.
"lo apa in cewe tadi?" tanya dingin Dev bukannya memberi kejelasan, Dev malah memperdulikan orang lain. rasanya Dev cape menjelaskan semua pada pacarnya ini.
"lagi begini, kamu masih nanya kondisi dia?" tanya Kalila sambil tersenyum kecil menyamarkan amarahnya.
"lo ga cape apa? setiap lo buat keributan topik nya selalu sama. karena kecemburuan gak jelas lo itu. dan yang harus beresin ini semua siapa?! gue!" bentak Dev yang merasa muak dengan tingkah Kalila. tanpa pikir panjang Dev pergi begitu saja meninggalkan Kalila.
"Dev!" teriak Kalila
"lo sabar ya kal" ucap Vivi menenangkan Kalila dengan memeluknya.
"gue gamau Dev pergi" ujar Kalila ditengah tangisnya.
"sabar, kan nanti juga kalo Dev udah tenang.. balik ke lo" ucap Siska sambil memeluk Kalila.
teman-teman Kalila memang tidak pernah ikut campur masalah pribadi Kalila. ini bukan kali pertama Kalila melakukan penindasan dengan alasan kecemburuan. sudah banyak korbannya. dan Dev mengancam teman-teman kalila agar tidak pernah membantu Kalila dalam melakukan hal itu.
Dev terburu- buru mencari keberadaan teman-temannya yang ternyata sedang duduk menunggu makanan pesanan mereka datang sambil menggoda siswi yang mengerubungi mereka. Dev hampiri mereka, dan mengatakan "sorry" dan respon teman-teman nya hanya mengangguk seperti sudah terbiasa dengan hal itu. dev melihat jaket Gisan yang sebelumnya Gisan simpan di atas meja. Dev menarik jaket itu dan pergi sambil berujar "gue pinjem dulu bro"
Dev pergi berlari meninggalkan para sahabatnya.
"kasian ya si Dev" ujar satria. di angguki semuanya.
para sahabatnya itu sudah tau kemana Dev pergi. pastinya untuk memastikan keadaan orang yang dilabrak kalila. dan itu juga sudah menjadi hal biasa saat Kalila menindas seseorang. yang bertanggung jawab atas perbuatannya pastilah dev. Dev sudah yakin pasti bajunya gadis itu basah. karena terdapat bekas minuman yang tumpah kemana-mana di kantin.
...***...
glory berlari dengan rambut dan bajunya yang basah. mencari tempat aman untuk melampiaskan emosi yang saat ini menguasai dirinya. halaman belakang sekolah menjadi pilihan nya saat ini untuk menenangkan diri. glory melepaskan kaca matanya, membenarkan ikatan rambut yang sedikit melorot. dan...
"aaaaaahhhhhhh" teriak glory sambil memukul keras tembok. untungnya suasana disana sepi
Bughh
Bughh
glo benar-benar marah. dia bersandar pada tembok. dadanya naik turun emosinya kini menguasai dirinya.
"sial banget gue! padahal selama ini gue berusaha menghindari masalah! tampilan kaya gini masih bisa dianggap salah." cerocos glory sambil meneruskan aksi menyakiti diri dengan memukul tembok hingga jarinya penuh luka. setelah merasa lega, glo terduduk sambil memeluk lututnya dan menangis sejadi-jadinya. tak jauh dari posisi glo saat ini, ada seseorang yang memperhatikannya. "Gila tuh cewe, bisa-bisanya dia nyakitin diri separah itu" monolog Dev yang sedang bersembunyi dibalik tembok lain setelah menemukan keberadaan glo. Dev berlari sebentar ke ruang UKS mencari obat-obatan yang diperlukan dan menghampiri glory sambil menenteng jaket di tangannya.
"ekhem. lo mau nangis sampe kapan" tanya Dev sambil berjongkok menatap glo itu datar. suara Dev yang tiba-tiba membuat glo terkejut. glory yang sedari tadi menunduk, menutup matanya karena terlalu lelah menangis, segera menatap sosok di hadapannya.
"lo ngapain disini?!" tanya sinis glo mengusap kasar pipinyw yang sudah basah karena air mata.
"gue mau tanggung jawab" ucap Dev sambil memperhatikan tangan glo yang sedari tadi berlumuran darah. darah itu bercecer dimana-mana hingga ke pipinya.
"gausah! urusin aja tuh pacar lo. nanti dia salah paham. gue kena lagi." jawab glory masih sinis.
"lo bisa luka in tangan lo. tapi kenapa lo gabisa luka in pacar gue?" tanya Dev sambil menatap glo dan menaikkan alisnya. Dev merasa ada yang berbeda kala melihat glo yang tidak memakai kacamata nya. terlihat cantik natural.
"gue takut pacar lo mati." jawab asal glory sambil memalingkan wajahnya menghindari kontak mata dengan Dev
"gue gak nyangka lo tampil cupu, buat nutupin jiwa pembunuh lo?"tanya Dev sedikit bercanda. dan glo tidak merespon nya. Dev segera menyiapkan obat yang diperlukan untuk mengobati luka tangan glo.
"sini tangan lo, gue bersihin dulu" ujar Dev
"gausah! gue bilang!" jawab sinis glo.
tidak ingin berdebat, Dev menarik paksa tangan glory yang terluka. "awww.." ringis glo saat Dev berhasil memegang tangan glo.
dengan cepat dev segera membersihkan luka pada tangan glo dan membalutnya dengan perban. glo tidak menolak hal itu karena mungkin seharusnya tangannya segera diobati. glo sedikit meringis merasa perih ditengah Dev mengobati luka nya.
"luka di bibir lo belum sembuh?" tanya Dev dengan matanya yang memperhatikan seluruh wajah glo. sejak Dev membalut lukanya dengan perban, glo melamun dan merasa terkejut dengan pertanyaan Dev yang tiba-tiba membahas luka di bibirnya.
"gapapa, bibir gue luka juga masih seksi" jawab asal glo sambil memalingkan wajahnya ke arah lain agar Dev tidak terus menatap nya
"terserah lo" respon Dev sambil membereskan obat-obatan yang tadi dia pakai.
"oh ya, nih pake jaket. ini bukan jaket gue, tapi lo pake aja buat tutupin pakaian dalem lo yang keliatan" ucap Dev sambil menyerahkan jaket milik gisan yang sebelumnya Dev pinjam paksa.
glo terkejut dengan ucapan Dev dan dengan cepat menyilang kan tangan menutupi dadanya. "ahh.. mesum! jangan macem-macem lo" teriak glo menatap tajam dev
"pake atau gue macem-macem?" ancam Dev
"ih, Ketos mesum lu!" bentak glo sambil mengambil kasar jaket dari tangan Dev dan memakai nya dari depan untuk menutupi bagian baju yang basah.
ini jaket kaya gue kenal, jangan-jangan si Ketos ini temenan sama bang Gisan. ah.. gue baru inget, Abang gue sama dia memang anggota osis. bau jaket ini juga, gue yakin ini milik bang Gisan sih -batin glory
"glory... glory.." teriak seseorang memanggil nama Glory yang ternyata Sarah sambil membawa jaket warna pink miliknya. Sarah pergi mencari glo seorang diri. Sarah berlari mencari glo dan tak sengaja saat berjalan di daerah halaman belakang sekolah, Sarah melihat Dev dan glory. Sarah segera berlari menghampiri mereka.
"glo, lo gapapa?" tanya Sarah dengan wajah khawatir nya ikut berjongkok memperhatikan semua tubuh glo.
"gue gapapa, itu jaket punya lo?" ujar glory saat melihat Sarah meletakkan jaket pada pahanya.
"iya, tapi lo udah pake jaket tuh"
"sini in" glo merebut paksa jaket Sarah.
glo memakainya dan melepas jaket yang sebelumnya Dev berikan. Sarah hanya bisa bengong merasa bingung dengan situasi ini.
"nih, balikin ke yang punya. thanks!" ujar glory pada Dev sambil menyerahkan jaket dan bangkit dari duduknya. mengusap wajahnya dan memasang kembali kaca matanya. Dev dan Sarah ikut bangkit.
"thanks juga udah ngobatin luka gue" ujar glo lagi.
"hmm. gue duluan" pamit Dev dan segera berlalu pergi meninggalkan Sarah dan glo.
"lo ada hubungan apa sama Ketos itu glo?" tanya Sarah saat Dev sudah pergi menjauh
" gaada, dia cuman mau tanggung jawab sama perbuatan pacarnya doang" jawab glory.
"yuk balik kelas" glo lagi.
"lo ngelukain apalagi hari ini?" tanya Sarah sebelum mereka berjalan pergi.
"tangan" jawab singkat glo sambil cengengesan menunjukkan tangan kanannya yang sudah terbalut dengan perban.
"mampus lo gabisa nulis! besok ada ulangan" ejek Sarah.
"hah? serius lo?" jawab glo yang terkejut mendengar penuturan Sarah.
"tapi bohong. yuk cepetan ke kelas. gue udah beliin lo makanan. lagian bayi-bayi gue ntar nyariin kalo kelamaan" ujar Sarah.
"ih, rese lu." ujar glo sambil menyiku perut Sarah pelan.
"ih sakit!" teriak Sarah
"bodo amat" jawab glo sambil berlari menghindari Sarah.
"awas ya glo!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments