BAB 14 Fitnah

''Bagaimana bos acara makan malam semalam? Apa sukses?'' tanya Reza.

''Ya, tentu saja. Sesuai dengan keinginanku. Dara pintar sekali berakting.''

''Syukurlah, aku senang sekali mendengarnya.''

''Oh ya sudah ada perkembangan kasus mengenai Ayah Dara dulu? Dan juga dalang yang membully Dara beberapa waktu lalu?''

''Kalau untuk perkembangan kasus Ayah Dara, aku masih menyelidikinya bos karena itu termasuk kasus lama. Kalau untuk pembully, aku sudah menemukannya. Dan dalang semua itu adalah Jessica Marleena, dia adalah putri dari Tuan Yuda yang mana Tuan Yuda ini donatur utama di universitas anda, Tuan. Jessica mempunyai teman yang bernama Nita dan Monik. Mereka bertiga sudah lama sekali membully Dara karena dulu Dara dan mereka bertiga satu SMA. Bukan hanya Dara yang di bully tapi juga ada yang lain juga. Sepertinya dia menggunakan kekuasaan nama orang tuanya untuk melakukan itu. Bukankah dulu kita juga pernah bekerja sama dengan Tuan Yuda?''

''Daftar semua yang terlibat, masukkan mereka ke penjara. Untuk tiga gadis itu, biarkan saja dulu. Kita perlu menggertak mereka. Aku tidak peduli sekalipun dia donatur utama, tanpa donatur utama itupun, kampus itu tetap berdiri. Pasti mereka melakukan itu untuk mendapat penghargaan dan haus kehormatan. Dan segera selidiki tentang kasus Pak Lukman karena kita sudah berjanji dengan Dara. Aku juga harus berjaga-jaga jika Papa tahu tentang latar belakang Dara ini.''

''Siap laksanakan, Tuan!" Jawab Reza dengan penuh semangat.

Nyonya Sonia dan Tuan Gunawan sedang duduk bersantai di teras rumah. Mereka sedang membicarakan Dara.

''Bagaimana menurut Papa soal Dara?''

''Menurut Papa, dia cantik, sopan dan berattitude. Dia juga hangat. Tampak dari cara dia melayani Sean dan dari sikap Nicko kepadanya. Hanya anak kecil yang hatinya masih bersih, yang bisa menilai ketulusan seseorang Mah.''

''Mama juga menyukainya, Pah. Dia bisa menempatkan diri. Apalagi dijaman sekarang banyak sekali anak muda yang sopan santunnya kurang bahkan cara bicaranya kurang tertata. Pasti orang tuanya mendidiknya dengan sangat bagus, Pah. Meskipun berasal dari keluarga sederhana tapi cara dia bersikap itu elegan. Jadi Papa tidak keberatan dengan latar belakang keluarga Dara?''

''Tentu saja tidak, Mah. Mama juga tahu, Vino saja yatim piatu yang kita angkat dari panti asuhan. Buktinya Papa juga yang merestui hubungannya dengan Milka. Dan sekarang mereka juga hidup bahagia. Vino juga bisa menjaga dan mencintai Milka dengan tulus. Papa hanya ingin anak-anak Papa mendapatkan pasangan yang tepat, Mah. Jujur saja yang membuat Papa bingung, bagaimana Sean bisa dengan mudah mendapatkan wanita?''

''Pah, namanya cinta itu tidak ada yang tahu. Siapa tahu nanti Dara yang bisa merubah Sean kan?''

''Ya, semoga saja Mah.''

''Pah, Mama boleh tidak mengundang Dara ke rumah. Mama juga ingin tahu apa Dara bisa mengurus dapur?''

''Kalau melihat dari latar belakangnya, sudah pasti dia sangat mandiri Mah. Tapi ya terserah Mama saja.''

''Papa tidak ingin, menguji calon menantu Papa?''

''Idemu boleh juga, Mah. Aku ingin tahu apa dia tulus atau memang ada sesuatu? Silahkan Mama yang mengurusnya.''

''Baiklah Pah kalau begitu.''

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

''Dara sekarang benar-benar berani dan kurang ajar. Gue muak .'' Marah Jessica.

''Jujur aja ya sampai detik ini gue masih ngrasa aneh sama Dara. Dia dapat uang darimana bisa melakukan perawatan seperti itu dan memakai pakaian branded.'' Kata Nita.

''Atau jangan-jangan dia menjual diri? Memang dia mau kerja apa? Memang dia punya uang segitu banyaknya untuk melakukan semua itu? Dia pasti menjual diri terus uangnya dia pakai buat perawatan. Dipikir secara logika saja itu tidak masuk akal.'' Kata Monika.

''Bisa jadi sih. Sebaiknya kita mata-matai Dara. Dia pasti menyembunyikan sesuatu. Dalam dua bulan tidak mungkin dia bisa mendapatkan uang untuk semua perawatannya.'' Kata Jessica.

''Terus apa yang akan kita lakukan Jes?'' tanya Monik.

''Kita ya cari tahu lah, Mon. Dia sudah mengancam kita dengan bukti rekaman itu. Jadi kita harus pakai cara lain untuk membalaskan dendam kita.'' Ucap Jessica dengan penuh kebencian.

Jam kuliah selesai, saat Dara hendak menuju tempat parkir, tiba-tiba ponselnya berdering, ada nama Sean dilayar ponselnya.

''Halo Tuan, ada apa?''

''Dara, Mama meneleponku. Dia ingin kamu dan aku datang ke rumah untuk makan siang. Lebih tepatnya Mama ingin menguji kemampuanmu di dapur.''

''Harus seperti itu juga, Tuan? Apa kemarin belum cukup ya?''

''Ya, memang harus begitu supaya akting kita meyakinkan. Sekarang kamu dimana?''

''Aku masih di kampus, Tuan. Baru juga keluar kelas.''

''Sebentar lagi aku akan menjemputmu.''

''Lalu bagaimana dengan motorku?''

''Biarkan saja disana. Motor jelek begitu siapa yang mau mencuri.''

''Biarpun jelek itu ada historynya Tuan. Tapi kira-kira lama atau sebentar Tuan? Dan kenapa mendadak sekali? Apa aku harus mengganti pakaianku juga?''

''Sudah jangan banyak tanya. Sepuluh menit lagi aku sampai.''

''Baiklah kalau begitu, aku akan menunggu Tuan dan melakukan yang terbaik.'' Ucap Dara. Sean mengakhiri panggilannya. Dara kemudian segera menuju ke halaman depan untuk menunggu Sean.

Ternyata ada yang menguping pembicaraan antara Dara dan Sean, siapa lagi kalau bukan Nita dan Monik. Jessica memerintah Nita dan Monik untuk mengawasi gerak-gerik Dara.

''Tuh kan benar dugaan gue. Dia pasti menjual diri sama Om-Om atau pria hidung belang.'' Kata Monik.

''Wah, gila sih si Dara. Tampang lugu dan sok polos bisa berbuat seperti itu juga ya. Percakapan dia barusan bisa kita jadikan bukti.'' Ucap Nita.

''Iya tapi harus akurat buktinya. Vidio dan foto harus lengkap, Nit. Sekarang kita ikuti Dara, siapa yang membantu Dara selama ini.'' Ucap Monik.

''Oke, kita ikuti dia.'' Nita dan Monik kemudian mengikuti kemana Dara pergi. Sepuluh menit kemudian, Sean akhirnya sampai di depan kampus Dara. Nita dan Monik terkejut saat melihat sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Dara. Mereka tentu saja segera mengabadikan momen itu. Dara lalu masuk ke dalam mobil Sean dan Sean segera melajukan mobilnya.

''Tuh kan benar dugaan gue, dia pasti menjual diri. Dia kasuk ke dalam mobil mewah itu, Nit.''

''Ya sudah kita ikuti dia.'' Ucap Nita. Disaat yang bersamaan, kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Nita dan Monik lalu naik taksi untuk mengikuti kemana mobil itu berjalan.

''Oh ya tuan, dimana Tuan Reza?'' tanya Dara.

''Reza? Untuk apa kamu menanyakannya?''

''Karena biasanya Tuan bayangan itu selalu bersama anda.''

''Aku sedang memerintahnya untuk mengusut permasalahan yang menimpa Ayahmu, Dara.''

''Terima kasih ya, Tuan. Tuan sudah memenuhi semua janji-jani Tuan.''

''Tentu saja aku akan memenuhinya. Bagaimana dengan orang-orang yang merundungmu?''

''Namanya Jessica, Tuan. Dia bukan hanya mengangguku tapi juga mengganggu yang lain. Setidaknya tadi aku berhasil membantu temanku dari sikap arogansi Jessica. Aku sendiri tidak tahu, kenapa dia bersikap seperti itu. Dia dan kedua temannya memiliki wajah yang cantik, lahir di keluarga yang serba ada tapi mereka masih senang sekali mengusik orang lain. Masalah kecil pun mereka besarian seolah mereka paling berkuasa. Aku sendiri juga kesal pada pemilik kampus, surat yang aku kirim juga belum direspon. Kotak surat pengaduan juga belum ada.'' Cerita Dara pada Sean tanpa Dara tahu siapa Sean sebenarnya.

''Memangnya apa yang mereka lakukan?''

''Aku ada rekamannya Tuan. Aku menggunakan rekaman ini untuk mengancam mereka, supaya mereka berhenti menganggu orang lain.'' Dara lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan rekaman vidio itu pada Sean.

''Hanya alasan sepele, mereka sampai berbuat sejahat itu, Tuan. Bukankah itu tindak kriminal? Kalau sampai pihak kampus tutup mata dan telinga, itu sangat keterlaluan.'' Kesal Dara.

''Kamu tenang saja Dara, pasti lambat laun mereka akan mendapat akibatnya. Kamu kirimkan vidio itu padaku, siapa tahu aku bisa membantumu.''

''Baiklah Tuan.'' Ucap Dara seraya mengirim vidio itu pada Sean.

''Memang keterlaluan mereka. Belum cukup apa mereka menindas Dara. Tapi saat ini aku harus fokus pada akting ku ini dan juga kasus Ayah Dara. Nanti aku pasti akan memberikan mereka pelajaran.'' Gumam Sean dalam hati.

Nita dan Monik semakin terkejut saat melihat mobil yang Dara tumpangi masuk disebuah rumah yang sangat mewah. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

''FIX! Dara menjual diri jadi dia bisa mendapatkan itu semua. Dugaan gue sama sekali nggak meleset.'' Ucap Monik yang begitu puas mendapatkan bukti itu.

''Tapi siapa ya orang yang mau menyewa Dara. Secara dia kan dulu itik buruk rupa, kok mau gitu.'' Kata Nita.

''Mungkin dia simpanan sugar daddy, Nit. Ya, apalagi dengan kondisi ekonomi Dara yang memang miskin jadi dia pasti pingin lah sekali-kali bergaya. Makanya sekaranh dia jadi sok dan berani sama kita. Kan aneh.'' Ucap Monik

''Kita mau disini saja atau sudah cukup?'' tanya Nita.

''Kalau kita mau nungguin orang kayak gitu, ya ogahlah. Bukti rekaman percakapan dan foto sudah cukup. Masa iya kita nungguin orang yang sedang asyik menjajakan diri, NAJIS!" Ucap Monik dengan sinisnya.

''Berarti, besok eksekusi langsung nih.''

''Kita ke rumah Jessica dulu buat ngasih bukti ini, Nit.''

''Oh ya gue denger Dara juga pindah rumah ke rumah yang lebih bagus. Pasti itu rumah juga hasil jual diri.'' Ucap Nita.

''Ya udah sekarang kita foto tuh rumah lama Dara dan cari tahu rumah barunya, supaya bukti semakin akurat.'' Kata Monik.

''Oke, ide bagus.''

Bersambung... Apakah Dara kali ini bisa membantah fitnah yang di lakukan oleh Jessica dan kedua temannya????

Terpopuler

Comments

Rahma

Rahma

memang tukang julid 😠😠😠😠
moga aja the geng Jessica kecebur got saat nguntit dara

2022-08-28

0

Tutun Imam

Tutun Imam

semangat dara

2022-03-15

1

Siti Alfiati

Siti Alfiati

bagus

2022-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!