BAB 9 Mengubah Takdir

Dara tidak menyangka akan menginjakkan kakinya di Negara gingseng itu. Apalagi itu adalah pengalaman pertama bagi Dara pergi keluar negeri. Sesampainya di pelataran hotel, Dara melompat dan menari kegirangan tanpa peduli sekelilingnya. Dara juga tidak melewatkan waktunya untuk bermain salju. Salju pertama yang ia sentuh di Negara Korea.

“Bos, pilihanmu sungguh unik.” Kata Reza.

“Sudah, jangan banyak bicara.” Ketus Sean.

“Dara, ayo masuk! Kita disini bukan untuk liburan.” Ketus Kevin. Menyadari hal itu, Dara menghentikan kesenangan sesaatnya itu. Dara benar-benar merasa lepas sekali berada disana, melupakan semua permasalahan yang menimpanya selama ini.

Keesokan harinya Sean membawa Dara menuju rumah sakit untuk konsultasi dengan dokter. Tak lupa Dara menunjukkan fotonya sebelum luka bakar itu membekas dan menghitam di kulitnya. Dokter tersenyum melihat foto Dara saat wajahnya belum terkena luka bakar.

“Anda sangat cantik Nona. Sepertinya luka bakar anda ini cukup parah. Sampai membuat jaringan kulit dalam anda rusak. Kalau dari awal penanganannya cepat dan tepat, seharusnya tidak akan separah ini. Untung saja tidak mengenai jaringat rambut anda juga. Tapi jaringat kulit mata anda juga seperti ini, menjadi sipit sebelah.” Kata Dokter itu sambil menempelkan sebuah alat kewajah Dara.

“Iya dokter. Semua itu terhalang oleh biaya.”

“Tapi tenang Nona, anda akan kembali cantik seperti seorang Dewi yang turun dari langit. Tuan Sean sudah mengaturnya untuk anda. Kami akan melakukan yang terbaik untuk anda.” Ucap Dokter.

Dan hari itu Dara menjalani operasi wajahnya. Sean dan Reza tampak cemas. Tentu saja operasi itu memakan waktu yang sangat lama.

        Hari pun berganti, Dara kini sudah dipindahkan dikamar rawat inap tinggal menunggu waktu untuk Dara sadar. Sean dan Reza sangat lega saat melihat Dara akhirnya sadar. Namun wajah Dara masih terbalut kasa.

“Syukurlah Nona Dara, akhirnya anda sadar juga.” Ucap Reza.

“Apakah sakit? Kamu baik-baik saja kan?” tanya Sean. Dara hanya mengangguk karena semuanya terasa ketat.

“Sebaiknya kamu jangan banyak bicara dulu. Fokuskan untuk kesembuhan luka bekas operasimu.” Kata Sean. Tak lama kemudian Dokter Kim datang untuk memeriksa Dara.

“Dokter, bagaimana operasinya? Aapakah akan memakan waktu lama untuk penyembuhannya?” tanya Sean dengan selalu tergagap.

“Pada dasarnya kami tidak melakukan opearasi perombakan total, Tuan. Ini hanya operasi revisi bekas luka. Jadi penyembuhannya juga pasti akan lebih cepat juga, berbeda dengan operasi perombakan wajah total. Kondisi tubuh Nona Dara pun sudah sangat stabil. Dua minggu lagi kita bisa melepas perban di wajahnya. Saya juga akan meresepkan obat yang bagus untuk penyembuhan kulit paska operasi.” Jelas Dokter.

“Lakukan apapun yang terbaik dokter.” Sahut Reza.

“Baiklah kalau begitu saya permisi. Dan pastikan jangan sampai terkena air ya Nona, apalagi air mata. Sebisa mungkin anda harus selalu bahagia, jangan sampai menangis.” Ucap Dokter berkelakar.

“Iya Dokter, terima kasih.” Kata Sean.

“Tuan, bagaimana dengan kuliah ku?” tanya Dara dengan pelan karena sudah pasti saat ini ia kesulitan untuk bicara dengan jelas.

“Kenapa masih memikirkan kuliah juga? Aku sudah meminta cuti.” Kata Sean.

“Cuti? Aku tidak mau cuti. Aku ingi tetap kuliah. Apalagi sebentar lagi aku lulus.”

“Oke baiklah, nanti kamu bisa daring.”

Akhirnya selama tiga minggu di hotel, Dara menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengirim tugas kepada dosennya. Dara tidak ingin ketinggalan pelajaran. Selama tiga minggu itu juga, Sean memanggil seorang psikiater untuk membantu Dara supaya Dara lebih percaya diri dan berani. Padahal sebenarnya Sean sendiri butuh seoran psikiater untuk mengobati penyakitnya, social anxiety disorder. Selama konseling, Dara mengungkapkan dan menceritakan apa yang selama ini ia alami. Setidaknya konseling itu, membuat Dara merasa lebih lega dan membuat Dara lebih memiliki keberanian. Setidaknya saat bertemu Jessica, Dara harus mengangkat kepalanya, sambil menatap mata Jessica, bukan lagi menunduk takut melihat tatapan sinis Jessica.

        Bukan hanya bimbingan konseling, Sean juga mendatangkan guru kepribadian langsung untuk mengajari Dara. Mulai dari cara jalan yang benar dan anggun, terutama berjalan saat mengenakan high heels. Selain itu Dara juga diajarkan bagaimana cara duduk bahkan cara makan yang benar dan tata karma saat di meja makan. Dara sama sekali tidak pernah mengeluh, ia justru sangat semangat menjalani bimbingan konseling dan kepribadian lansgung yang didatangkan Sean dari luar negeri. Dara bahkan sangat berterima kasih pada Sean karena berkat Sean, ia banyak mendapatkan ilmu baru yang sebelumnya penuh Dara dapatkan sama sekali.

        Sampai akhirnya waktu tiga minggu itupun berlalu. Dara harus kembali ke rumah sakit untuk melepas perban diwajahnya. Dara sangat gugup sekali, begitu pula dengan Sean dan Reza. Mereka sangat penasaran dengan hasil operasi revisi wajah Dara. Dan saat perlahan perban dibuka, Sean dan Reza tertegun melihat perubahan wajah Dara. Dara pun terharu melihat perubahan wajahnya di hadapan cermin, matanya bahkan berkca-kaca. Dara menyentuh wajahnya sendiri, seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

“Dokter, ini sungguh aku?”

“Iya Nona, itu sungguh anda. Tanpa operasi plastic pun anda sudah sangat cantik.”

“Terima kasih Dokter.”

“Sama-sama Nona Dara.”

“WOW! Nona Dara, anda sangat cantik sekali. Sepertinya Tuhan sengaja menyembunyikan kecantikan anda selama ini. Coba saja tidak ada luka itu, sudah pasti banyak pria yang mengantre.” Gurau Reza.

“Semua ini juga berkat Tuan Sean dan juga anda. Terima kasih ya Tuan Sean-Tuan Reza.”

“Sama-sama Nona.”

“Bagaimana menurut anda Tuan Sean?” tanya Dara.

“Perfect.” Singkat Sean.

“Apa Nona tidak tahu? Lihat saja mata bos tidak lepas memandangi anda sejak tadi,” sahut Reza.

“Jaga sikapmu Reza!” ketus Sean. Reza hanya nyengir saja setiap kali bosnya tersinggung dengan gurauannya.

Dan setelah kondisi Dara semakin membaik, Sean mengajak Dara mengunjungi dokter mata. Supaya Dara terbebas dari kaca mata tebalnya. Lagi-lagi kedua pria itu dibuat terpukai oleh kecantikan Dara. Setelah menyelesaikan urusan mata Dara, Sean mengajak Dara menuju salon ternama di Korea. Disana Sean meminta supaya rambut ikal Dara dibuat lurus, serta serangkaian treatment lainnya.

Sementara Dara sibuk disalon, Sean dan Reza sekaligus meeting bersama beberapa klien disana. Sean memerintahkan beberapa bodyguard untuk menemani Dara disana selama ia tidak ada disana.

Tepat jam 7 malam, Dara selesai melakukan serangkaian treatment. Bahkan kecantikan Dara menjadi pusat perhatian disana.

“Nona, Tuan Sean sudah memesan tempat untuk makan malam.”

“Lalu dimana Tuan Sean?”

“Tuan Sean sedang meeting bersama klien tapi setelah meeting beliau akan segera menyusul ke restoran.”

“Baiklah, kalau begitu kita kerestoran sekarang.”

“Baik Nona.”

 

Sesampainya direstoran, Dara segera menuju tempat yang sudah dipesan oleh Sean. Bahkan semua makanan sudah tersaji diatas meja. Tak lama kemudian Sean datang. Melihat Dara hari itu, sempat membuat Sean pangling.

“Aku pikir tadi bukan dirimu.” Ucap Sean.

“Aku sendiri tidak percaya bahwa ini diriku, Tuan.” Ucap Dara.

“Apa kamu senang?”

“Tentu saja. Entah kenapa rasanya semua beban yang selama ini aku pikul lepas begitu saja. Aku lebih percaya diri dan berani. Terima kasih ya Tuan, terima kasih untuk semuanya.”

“Sama-sama Dara. Yang perlu kamu ingat, kerjakan tugasmu dengan baik.”

“Tentu aku akan melakukan yang terbaik. Aku juga sangat senang karena saat Ayah melihat perubahanku, Ayah tidak hentinya mengucap sykur dan menangis. Ayah juga titip salam pada Tuan. Ayah juga mengucapkan terima kasih karena sudah membuat putrinya ini benar-benar menjadi seorang putri.”

“Katakan pada Ayahmu kalau aku menerima ucapan terima kasihnya. Oh ya, besok kamu juga harus latihan bela diri.”

“Apa? Bela diri?”

“Iya. Apa kamu keberatan?”

“Tentu saja tidak.”

“Itu semua untuk melindungi dirimu. Jadi saat ada yang mau merundungmu dan menyiksamu, kamu bisa membalas dan menyerang mereka. Dan itu juga untuk melindungi dirimu saat ada orang yang mempunyai niat jahat kepadamu.” Jelas Sean.

“Baik Tuan.”

“Setelah kembali ke Indonesia, kamu harus menjadi Dara yang baru.”

“Iya Tuan.”

 

BERSAMBUNG…. Bagaimanakah reaksi para perundung itu saat Dara kembali???

Terpopuler

Comments

Upi Upi

Upi Upi

keren aq suka ceritanya😍

2022-09-11

0

muthia

muthia

suka banget👍👍

2022-04-02

1

Tutun Imam

Tutun Imam

semngat dara

2022-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!