BAB 17 Pembully di bully

Reza yang menyamar menjadi tukang bersih-bersih di kampus, melihat semua kejadian itu. Reza juga merekam kejadian itu dengan sebuah pena, yang mana pena itu sudah terpasang kamera kecil. Reza hanya bisa menggeleng kepala melihat kelakukan anak jaman sekarang. Setelah dirasa Dara pulang ke kampus dengan aman, Reza pun segera kembali ke kantor menemui Sean. Reza melaporkan semua kejadian yang menimpa Dara hari itu.

“Reza, bagaimana Dara?” tanya Sean begitu melihat Reza masuk ke dalam ruangannya.

“Ini bos buktinya.” Kata Reza seraya memberikan pena itu pada Sean.

“Mereka menuduh Nona Dara melakukan oplas. Tapi mereka cuci tangan seolah berita itu bukan mereka yang membuatnya.” Jelas Reza. Sean lalu memutar file video itu di layar laptopnya. Sean tersenyum saat Dara berani membantah ketiga perundung itu.

“Dara sekarang lebih berani untuk melawan mereka. Bahkan Dara sudah berani menyerangnya.”

“Iya, seharusnya bos juga seperti itu. Sebenarnya bos ini kenapa sih? Kenapa anti sosial begini?”

“Kamu tidak perlu tahu. Semua orang punya masalahnya sendiri. Buktinya aku juga bisa berteman denganmu kan?”

“Iya itu karena bos seniorku di kampus. Dan saat itu aku menolong bos yang tiba-tiba sesak nafas di tengah kerumunan.”

“Iya dan untuk membalas kebaikanmu, kamu aku angkat menjadi sekretaris sekaligus asistenku. Bukankah kehidupanmu sudah banyak berubah?”

“Hehehehe iya bos. Aku akan setia pad abos sampai kapanpun. Aku tidak tahu kalau dampaknya sampai seperti itu bos. Tapi seharusnya bos harus mencobanya. Nona Dara sudah berani melawan perundungnya, lalu kapan bos bisa melawan manusia diluaran sana? Mereka pasti akan memuji bos jadi seharusnya bos tidak perlu takut.”

“Sudah, jangan banyak bicara. Sebaiknya temani aku makan siang.”

“Oh ya sejak makan siang dirumah Tuan Gunawan, anda belum menghubungi Nona Dara sama sekali bahkan menengoknya dirumah.”

“Papa membuatku marah lagi.”

“Pasti membahas Tuan Vino.”

“Ya begitulah. Yang jelas secepatnya aku akan menikah dengan Dara. Atur secepatnya, aku ingin bulan depan.”

“APA? Secepat itu bos?”

“Pernikahan palsu juga jadi yang sederhana saja. Tidak perlu yang mewah, yang penting Pak Lukman juga sudah memberi restu.”

“Lalu, siapa tamu yang ingin kita undang?”

“Paling juga dirimu dan Ayahnya Dara.”

“Apa Tuan Gunawan tidak akan hadir?”

“Entahlah. Yang jelas aku sudah menunjukkan pilihanku pada mereka.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sore harinya, Dara menepati janjinya pergi kerumah Nicko.

“Halo Nicko!” sapa Dara saat Nicko yang membukakan pintu untuknya.

“Kak Dara!” seru Nicko seraya menghambur ke pelukan Dara.

“Maaf ya kalau Kak Dara baru bisa datang. Oh ya, ini Kakak buat pudding coklat untukmu.”

“Wah, terima kasih ya, Kak. Kakak tahu saja kalau aku menyukai pudding coklat. Ayo kita masuk!” Nicko lalu menggandeng Dara dan mengajaknya masuk keruang tengah.

“Mami! Ada Kak Dara.” Panggi Nicko. Mendengar suara Nicko, Milka yang sedang didapur pun segera mendekat ke ruang tengah.

“Hai Dara, senang sekali akhirnya kamu datang kemari.” Sapa Milka seraya memeluk Dara.

“Maaf ya Nona, saya baru bisa datang kemari.”

“Tidak apa-apa Dara.”

“Mami, Kak Dara membawakanku pudding coklat.”

“Dara, kamu seharusnya tidak usah repot-repot.”

“Tidak apa-apa Nona, itu hanya pudding saja.”

“Terima kasih ya Dara. Nicko sangat suka pudding coklat. Oh ya jangan panggil aku Nona, sebentar lagi kita akan menjadi saudara ipar bukan? Bahkan kamu akan menjadi Kakak iparku.”

“Baiklah, saya panggil Kak Milka saja. Meskipun nanti saya menjadi Kakak ipar tapi saya merasa tidak pantas dipanggil Kakak.”

“Padahal aku ingin kamu memanggilku Kakak saja, supaya kita tetap bisa menjadi teman sebaya dan aku tidak terlalu tua dihadapanmu.” Kata Milka terkekeh.

“Kak Milka ini sangat cantik jadi tidak terlihat kalau usia kita terpaut lumayan.”

“Ah sudahlah, jangan membahas usia, aku jadi malu. Dan jangan terlalu formal bicara denganku, Dara. Santai saja, oke?”

“Baiklah Kak.”

“Oh ya Dara ada tiga teman Nicko lagi yang ingin ikut bimbel sama kamu. Kamu mau kan?”

“Tentu saja aku mau, Kak.”

“Baiklah, nanti aku beritahu orang tua mereka dan aku beri kamu alamat rumahnya ya. Kamu atur saja waktunya.”

“Terima kasih ya, Kak.”

“Sama-sama Dara. Ya sudah silahkan dimulai belajarnya, aku mau ke dapur dulu.”

“Iya Kak.” Dara senang sekali akhirnya mendapat tambahan tiga anak lagi untuk ikut bimbelnya. Yang awalnya Cuma Nicko tapi sekarang dapat tambahan lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam harinya, Dara sedang makan malam bersama Ayahnya.

“Dara, bagaimana kabar Nak Sean? Dia sudah beberapa hari tidak kemari. Kalian tidak sedang bertengkar kan?”

“Tidak Ayah. Mungkin Tuan Sean sedang sibuk.”

“Dia calon suami mu kenapa masih saja memanggilnya Tuan?”

“Sudah terbiasa Yah. Nanti kalau sudah menikah saja manggilnya beda,” kata Dara terkekeh.

“Dasar kamu ini.”

“Oh ya Yah, Dara dapat tambahan tiga murid baru lho.”

“Syukurlah, Ayah senang sekali mendengarnya. Tapi kamu juga harus meminta ijin nak Sean. Walau bagaimanapun dia calon suamimu. Segala sesuatunya harus kamu bicarakan.”

“Iya Ayah, nanti Dara telepon Tuan Sean.”

“Untuk apa Dara harus bilang, Yah. Toh ini semua juga pernikahan palsu.” Gumam Dara dalam hati.

Setelah selesai makan malam, Dara pergi kekamarnya. Ia mengumpulkan semua bukti foto masa kecilnya. Saat sedang sibuk, tiba-tiba ponselnya berdering, satu panggilan masuk dari Sean.

“Halo Tuan, selamat malam.”

“Malam Dara. Bagaimana dengan tiga perundung itu, apa mereka sudah berhenti berulah?”

“Mereka masih berulah dengan membuat berita kalau aku menjalani operasi plastic, Tuan.”

“Baiklah, kirim semua foto masa kecilmu padaku, biar Reza yang mengurus masalahmu besok. Aku pastikan tiga perundung itu yang akan malu.”

“Apa yang akan Tuan lakukan?”

“Kamu tunggu saja berita besok di kampusmu.”

“Baiklah kalau begitu, Tuan. Oh ya, Tuan sudah makan malam?”

“Iya, aku sudah makan.”

“Oh ya Tuan, tentang video itu aku minta maaf karena harus melibatkan Nicko. Karena aku sendiri juga bingung saat itu aku harus berbuat apa. Aku juga tidak mungkin mempublikasikan tentang hubungan kontrak kita.”

“Iya tidak apa. Oh ya, bulan depan aku akan segera menikahimu.”

“Apa? Kenapa cepat sekali, Tuan? Apa tidak bisa diundur?”

“Kamu lupa dengan isi kontrak itu Dara?”

“I-iya Tuan, maaf.”

“Baiklah kalau begitu, istirahatlah. Selamat malam.”

“Iya Tuan, selamat malam.” Panggilan berakhir.

“Bulan depan? Aduh, bagaimana ini? Sebentar lagi aku akan menikah?” gumam Dara yang merasa roda kehidupannya berputar diluar dugaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Begitu sampai dikampus, Jessica dan ketiga temannya di ledek habis-habisan.

“Cieee muka plastik!” sorak mereka semua saat Jessica dan ketiga temannya hendak menuju kelas.

“Woi, apa maksud kalian?” bentak Jessica.

“Hidung elo ternyata palsu ya, Jes. Terus bibir monyong dan dagu runcing Nita yang dulu, sekarang hilang ya. Semuanya terlihat cantik tapi palsu. Apalagi elo Monik, tubuh elo penuh implan. Gila ya, ternyata elo tepos.” Kata salah satu mahasiswa yang menunjukkan broadcast pesan yang menggemparkan kampus pagi itu. Mereka pun tertawa terbahak.

“Iya lho, foto masa kecil kalian berdeda dengan wajah kalian yang sekarang. Bahkan saat SMP tuh kalian masih buruk rupa. Wajah kalian lebih parah daripada Dara. Beda sekali dengan Dara yang memang dari kecil sudah cantik. Kecantikan Dara itu asli, lihat saja mulai dari bentuk mata, bibir, dagu, bibir dan mata masih sama dari dia masih kecil sampai sekarang. Kalau dia operasi sih tidak masalah, toh itu operasi karena wajahnya terluka bertahun-tahun. Malah bagus ada yang berdonasi untuk menolongnya.” Sahut yang lain. Jessica sangat geram melihat isi pesan berantai itu. Lagi-lagi Dara berhasil lolos.

“Dasar kalian ini palsu semua! Huuuuuu!” sorakan ledekan itu membuat ketiganya tidak berkutik. Jessica dan kedua temannya hanya bisa berlalu sambil menahan malu.

Sementara itu, Dara sudah berada di dalam kelas, Nana tertawa melihat isi pesan berantai itu.

“Dara, sumpah aku baru tahu kalau Jessica dan gengnya itu palsu semua. Lagian siapa ya yang bisa mencari bukti seakurat itu.” Kata Nana yang tidak bisa berhenti tertawa.

“Aku juga tidak tahu, Na. Yang jelas aku lega karena aku bisa membuktikan kalau wajahku masih asli.”

“Biar deh kapok si Jessica kena bully. Supaya dia dan teman-temannya bisa merasakan apa yang kita rasakan.”

“Ya semoga saja mereka kapok, Na. Dan mereka berhenti membuat masalah.”

“Terima kasih Tuan Sean sudah membantuku. Anda benar-benar menepati ucapan janji anda sesuai dengan kontrak itu.” Gumam Dara dalam hati.

 

... Bersambung.... Yukkk, like, komen dan vote ya, makasih 🙏😘...

Terpopuler

Comments

Epo Sarifah

Epo Sarifah

baguslah klo sudah ada jalan terangnya

2022-03-16

1

Tutun Imam

Tutun Imam

bagus ko ceritanya ringan ga bertele-tele

2022-03-16

1

Tutun Imam

Tutun Imam

ayo lanjut tetep semangat thor

2022-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!