“Kalau belum ada bukti yang akurat, kalian tidak bisa menuduh Pak Lukman sembarangan. Karena itu sama saja dengan fitnah.” Tegas Reza.
“Fitnah apanya? Ini semua barang bukti sudah ada disini. Apalagi yang mau di buktikan? Lagi pula kalian berdua ini siapa? Mana mungkin gadis buruk rupa anak seorang napi mempunyai calon suami seperti ini.” Ucap Pak Heru dengan sinis.
“Jangan-jangan kalian korban mereka juga ya?” sahut Bu Murni.
“Saya harap kalian bubar. Berikan waktu bagi kami untuk membuktikannya. Kalau memang semua ini terbukti fitnah, kalian yang akan saya jebloskan kepenjara.” Kata Reza.
“Baiklah, kami akan menunggu bukti-bukti itu. Kami tunggu sampai nanti malam.” Ucap Pak Rt. Akhirnya semua warga pergi meninggalkan rumah Dara.
“Maaf, sebenarnya Tuan-Tuan ini siapa?” tanya Pak Lukman dengan tatapan bingung.
“Pak, saya Reza, asisten Tuan Sean. Tuan Sean ini adalah seorang pengusaha yang berniat menikahi putri anda, Nona Dara.”
“Dara, kenapa pakaianmu basah?” tanya Sean.
“Tidak apa-apa. Sebaiknya aku ganti baju dulu.”
“Dara buatkan teh untuk tuan-tuan ini ya.”
“Iya Ayah.” Ucap Dara seraya berlalu.
“Sebelumnya maaf, selama ini Dara tidak pernah dekat seorang pria apalagi untuk pacaran. Anda juga tahu bagaimana wajah Dara bahkan keluarga kami yang miskin ini. Apalagi saya ini juga manta narapidana.”
Selama Pak Lukman bicara, pandangan Sean mengedar melihat kondisi rumah Dara yang menurutnya tidak layak huni. Namun mata Sean tertuju pada foto Dara saat masih kecil dan saat Dara mengenakan seragam SD.
“Bos, ngomong dong.” Kata Reza sambil menyenggol Sean yang duduk di sampingnya. Sean lalu membuka masker wajahnya. Pak Lukman pun terpukau dengan ketampanan Sean.
“Mmmm maaf Pak. Ada yang ingin aku tanyakan, apa itu Dara?” tanya Sean sambil menunjuk foto Dara di dinding.
“Iya. Itu sebelum Dara mengalami kecelakaan luka bakar.”
“Wah, Nona Dara cantik ya bos ternyata.” Bisik Reza.
“Suda aku bilang kan? Luka itu bisa disembuhkan.” Kata Sean.
“Oh begitu. Sebaiknya anda dan Dara segera berkemas.” Ucap Sean.
“Berkemas, memang kenapa Tuan?”
“Aku akan memberikan kalian rumah yang lebih layak daripada ini. Apalagi sebentar lagi Dara akan menjadi istriku.”
“Tuan tidak ada hak untuk mengatur kehidupan kami,” sahut Dara tiba-tiba sembari membawa sebuah nampan berisi dua cangkir teh.
“Nona Dara, percayalah pada Tuan Sean. Kami bukan orang jahat. Tuan Sean akan melindungi Nona dan Ayah Nona dari apapun.” Sahut Reza.
“Jujur saja, saya masih bingung dengan semua ini. Tiba-tiba Tuan-Tuan ini muncul dan salah satu dari kalian mengaku ingin menikahi Dara. Apa sebelumnya kalian sudah saling mengenal?” sahut Pak Lukman.
“Kami memang belum saling mengenal. Aku hanya sering memperhatikan Dara.” Aku, Sean.
“Iya, apalagi dengan kehidupan di kampus Nona Dara yang sepertinya tidak menyenangkan." Sahut Reza. Dara melirik kearah Reza, ia khawatir kalau Reza menceritakan semua yang ia alami selama ini selama sekolah. Karena selama ini Dara selalu menyembunyikan penderitaannya kepada Ayahnya.
“Dara, apa yang terjadi? Apa kamu selama sekolah dan kuliah di kucilkan?” tanya Pak Lukman.
“Ti-tidak Ayah. Dara baik-baik saja. Semua teman Dara baik kok.” Jawab Dara tergagap.
“Lalu apa maksud Tuan Reza ini?”
“Tidak apa-apa, Ayah. Mmmm sebenarnya Dara dan Tuan Sean saling mengenal sekilas saja. Tapi Dara tidak tahu juga, kenapa Tuan Sean ini memiliki niat untuk menikahi Dara. Padahal diluar sana banyak wanita yang sangat cantik. Tentu saja Dara merasa aneh.” Dara terpaksa berbohong karena ia tidak ingin Reza san Sean menceritakan apa yang Dara alami selama ini. Sedangkan Sean dan Reza sudah tahu kalau Dara menyembunyikan penderitannya itu dari Ayahnya.
“Apa Tuan Sean serius dengan Dara? Tuan tahu kan kondisi Dara seperti apa?”
“Tuan Sean serius, Pak. Tenang saja, Tuan Sean pasti akan membuat Nona Dara bahagia. Tuan Sean akan memberikan rumah, mobil, kehidupan yang layak bahkan akan membantu Nona Dara kembali cantik seperti semula.” Jelas Reza dengan begitu meyakinkan.
“Maaf Tuan, semua ini bukanlah masalah uang tapi semua ini tentang ketulusan. Kami tidak senang-senang bergelimang harta jika tidak ada ketulusan di dalamnya.”
Reza menghela, memang apa yang di ucapkan Pak Lukman itu sangat benar tapi ini semua sudah tertulis dalam kontrak.
“Tentu saja Pak. Soal itu, anda jangan ragu lagi. Seorang Tuan Sean yang tampan rupawan ini, sudah memutuskan untuk memilih Nona Daras sebagai seorang istri, sudah pasti Tuan Sean sangat serius. Anda bisa membuktikannya nanti setelah mereka menikah.” Jelas Reza.
Pak Lukman kemudian mengarahkan pandangannya pada Dara. “Bagaimana nak?”
“Sekarang aku harus menjawab apa? Kalau aku menolak, mereka pasti akan membeberkan semuanya pada Ayah kalau selama ini aku di bully. Apa aku harus menerimanya? Meskipun itu adalah pernikahan palsu tapi aku akui Tuan Sean berani untuk mengadap Ayah.” Gumam Dara dalam hati. Dara lalu melihat kearah Sean dan Reza yang menatapnya dengan penuh intimidasi.
“Pikirkan baik-baik Dara. Tuan Sean sangat tulus. Setelah ini semuanya akan berubah lebih baik dan juga pikirkan juga tentang Ayah anda. Tentu saja semua Ayah menginginkan putri satu-satunya berada ditangan yang tepat.” Imbuh Reza sebagai juru bicara Sean yang begitu meyakinkan.
Dara mengambil nafas dalam-dalam, ia menatap kulit Ayahnya yang mulai berkeriput. Melihat tatapan mata Ayahnya yang begitu tulus. Selama ini mereka terlalu banyak menderita. Apalagi fitnah keji yang didapat oleh Ayahnya. Menjalani hukuman tanpa melakukan kesalahan. Seandainya Dara memiliki uang, tentu saja ia bia membayar pengacara untuk membela Ayahnya. Namun saat itu ia tidak bisa melakukan apa-apa karena semua itu kalah dengan uang dan kekuasaan. Sementara dirinya hanyalah rakyat jelata.
“Saatnya berubah Dara! Mungkin dengan cara ini, kamu akan bahagia bersama Ayah. Meskipun pernikahan itu adalah pernikahan palsu.” Gumam Dara dalam hati.
“Baiklah, aku bersedia.” Jawab Dara dengan mantap. Sean dan Reza saling menatap lega.
“Terima kasih Nona Dara karena telah menerima pinangan Tuan Sean. Dan sebaiknya sekarang anda dan Pak Lukman berkemas. Tuan Sean sudah menyiapkan rumah baru untuk kalian. Anggap saja ini sebagai bentuk keseriusan Tuan Sean. Tolong jangan tolak.”
“Lalu bagaimana dengan warga?” tanya Dara.
“Anda tenang saja Nona. Kami sedang mencari tahu siapa yang tega memfitnah Pak Lukman. Kami pastikan anda pergi dari sini dengan nama yang bersih.” Jelas Reza.
“Kami sudah menyiapkan orang-orang serta mobil box untuk kalian berkemas dan pindah sembari menunggu pembuktian nanti.” Ucap Reza. Dan hari itu juga Sean memerintahkan anak buahnya untuk membantu Dara berkemas. Bahkan dirumah baru yang sudah disiapkan oleh Sean, sudah ada beberapa pelayan yang siap menaymbut kedatangan mereka bahkan siap membantu Dara dan Ayahnya berbenah.
Akhirnya malam yang di tunggu tiba. Saat banyak orang, Sean kembali memakai maskernya. Seperti biasa, Reza selalu menjadi juru bicaranya. Pak Rt dan para korban sudah berkumpul di rumah kecil Dara.
“Bagaimana Tuan? Apa sudah ada bukti akurat?” tanya Pak Rt pada Sean.
“Sudah.” Singkat Sean. Sean melempar pandangannya pada Reza, memberi kode supaya Reza bicara. Reza kemudian mengelurakan ponselnya dan memutar rekaman pembicaraan Pak Heru dan orang suruhannya. Mereka semua tidak menyangka bahwa Pak Heru yang melakukan semua itu pada Pak Lukman. Bahkan tega memfitnah Pak Lukman yang mencuri rokok di toko Ibu Marni. Dara yang sedari tegang, selalu menggenggam tangan Ayahnya, berharap Sean benar-benar menemukan bukti yang bisa membebaskan Ayahnya dari fitnah keji itu. Dara dan Pak Lukman merasa sangat lega karena ternyata semua itu fhanyalah fitnah. Tapi yang membuat Pak Lukman bingung, kenapa Pak Heru tega melakukan itu padanya. Kini semua warga berbalik menyudutkan Pak Heru.
“Tenang-tenang, semuanya!” kata Pak Rt yang berusaha menenangkan amarah warganya.
“Pak Heru, apa motif anda melakukan ini pada Pak Lukman? Bukanlah kalian ini berteman baik dan dulu sering sekali mengajak Pak Lukman untuk bergabung dengan proyek anda?” tanya Pak Rt.
Pak Heru hanya bisa terdiam dan tangannya gemetar.
“Biar saya yang menjelaskan, Pak.” Sahut Reza.
“Jadi sebenarnya Pak Heru merasa iri kepada Pak Lukman. Karena Pak Lukman dipercaya oleh Pak Lurah untuk menjadi mandor serta mendesain rumah baru Pak Lurah. Saat mendengar itu, Pak Heru marah dan kecewa karena bagaimana bisa seorang napi bisa dipekerjakan kembali? Sedangkan Pak Lurah tahu kalau Pak Heru juga bisa melakukannya. Tapi Pak Lurah tetap saja memilih Pak Lukman karena tahu kinerja Pak Lukman sangat bagus. Dan Pak Lukman selalu sungguh-sungguh dalam bekerja dan tidak pernah mengurangi bahan. Intinya Pak Lurah ingin memberikan kesempatan dan kepercayaan kembali pada Pak Lukman. Namun Pak Heru yang merasa iri jadi Pak Heru berusaha memfitnah kembali Pak Lukman, supaya tidak ada yang mau memakai jasa Pak Lukman kembali. Bukankah begoitu kronologisnya Pak Heru?” jelas Reza panjang lebar.
“Ya Allah Pak Heru, hanya karena itu saja anda tega memfitnah saya? Bahkan saat itu saya juga cerita pada anda dan ingin mengajak anda ikut dalam pekerjaan yang diberikan oleh Pak Lurah. Bahkan saya sudah mengusulkan nama anda pada Pada Lurah. Ya Allah Pak, tega sekali anda melakukan ini pada saya.” Kata Pak Lukman dengan perasaan penuh kecewa.
“Jadi, apa perlu kita seret Pak Heru ke polisi?” tanya Reza dengan suara meninggi.
“Jangan-jangan! Jangan bawa saya ke polisi. Maafkan saya, Tuan! Saya mengaku salah. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong maafkan saya.” Pak Heru meohon sambil mengatupkan kedua tangannya.
“Min-minta ma-maaflah pad-pada Ppp-Pak Luk-Luk-Lukman.” Sahut Sean dengan tergagap. Pak Heru lalu memeluk kaki Pak Lukman dan meminta maaf dengan penuh penyesalan.
“Maafkan saya Pak Lukman. Maafkan saya.” Tangis penyesalan Pak Heru. Pak Lukman lalu membantu Pak Heru untuk beridir.
“Saya sudah maafkan. Bangunlah Pak.” Kata Pak Lukman yang begitu berjiwa besar.
“Jadi, dengarkan kalian semua. Jangan ada yang berani menyentuh keluarga Pak Lukman lagi. Kalian sudah bisa lihat kan? Tidak sampai 24 jam kami sudah menemukan siapa pelakukanya. Kalian sudah menjadi tetangga Pak Lukman selama bertahun-tahun, kenapa kalian tidak pernah percaya kepadanya? Sungguh miris sekali ya. Kalian mudah sekali terprovokasi. Terima kasih Pak Rt karena hanya anda yang bisa berpikir jernih.” Jelas Reza menutup kasus fitnah Pak Lukman. Reza berasa seperti seorang pengacra yang handal. Sean mengacungkan jempolnya pada Reza. Dan malam itu semua masalah selesai dan berakhir damai. Semua warga meminta maaf dan mengucapkan salam perpisahan pada Pak Lukman dan juga Dara. Karena malam itu juga Dara dan Pak Lukman pindah ke rumah baru mereka.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Rahma
ganteng ganteng gagap thooooor,,,,kamu buat fikiran ku merosot 😪😪😪
2022-08-28
0
Tutun Imam
bagus nih ga betele tele
2022-03-07
3
Irsa Arini
lanjut thor
2022-03-04
0