BAB 3 Di Culik!

Sesampainya di kampus, Dara merasa bingung karena suasana kampus sangat ramai tidak seperti hari biasanya. Bahkan ada karpet merah yang di gelar di depan pintu masuk gedung. Dara lalu memberanikan diri untuk bertanya pada salah satu mahasiswa yang tampak berhamburan itu.

“Eh maaf, ada apa ya?”

“Hari ini putra pemilik kampus akan datang. Jadi semuanya sedang sibuk.”

“Oh begitu, terima kasih.” Kata Dara. Dan mahasiswa itupun berlalu.

Sementara itu Jessica di dalam kelasnya sedang sibuk berdandan. Jessica penasaran sekali dengan putra pemilik kampus ini.

“Dia pasti sangat tampan bukan? Aku harus mempersiapkan diri secantik mungkin. Yang aku dengar, dia masih single lho. Bukankah ini kesempatan bagiku untuk menggaetnya?”

“Jessica, tapi dia disini kan hanya untuk memberikan pengarahan tentang program baru di kampus serta penambahan fasilitas dan sarana prasarana di kampus. Dia kesini kan untuk menggantikan posisi Ayahnya.” Sambung Nita.

“Ya apapun itu, gue harus dandan semaksimal mungkin. Masa iya dia tidak mau melirikku sama sekali.” Kata Jessica dengan rasa percaya diri yang begitu tinggi.

“Dan berita yang gue dengar, dia akan mengajak beberapa mahasiswa berprestasi untuk tatap muka dan berdiskusi dengannya. Membahas program baru untuk menyambut tahun ajaran baru. Secara kita sebentar lagi mau lulus.” Timpal Monik.

“Yah kalau untuk urusan prestasi kayaknya gue mundur deh tapi kalau urusan siapa yang tercantik, sudah pasti gue yang kepilih.”

Dan seketika mood Jessica berubah saat melihat Dara melintasi kelasnya.

“Hei, anak maling!” Jessica memanggil Dara dengan nama itu. Dara tetap berjalan dan mengabaikan panggilan Jessica.

“Wah, dia sudah berani melawanku rupanya,” kesal Jessica. Jessica kemudian beranjak dari duduknya hendak mengganggu Dara namun ternyata Dara sedang berbicara dengan Pak Burhan.

“Dara, sebaiknya kamu bersiap ya?”

“Bersiap untuk apa ya, Pak?”

“Jadi pemilik kampus ini akan datang kemari untuk menyampaikan program baru untuk kampus ini. Namun kali ini ada yang berbeda karena beliau meminta bertemu dengan mahasiswa yang berprestasi di kampus ini. Beliau ingin mengajak berdialog secara langsung dengan para mahasiswa. Ini kesempatan bagus untuk kamu, Dara. Apalagi ini kesempatan yang datang empat tahun sekali. Tidak semua orang punya kesempatan berbincang langsung dengan beliau. Kamu mau kan?”

“Saya bersedia, Pak. Terima kasih ya Pak, telah memberikan kesempatan ini pada saya.”

“Iya sama-sama Dara. Nanti setelah acara pertama selesai, kamu langsung menuju ruang pertemuan ya.”

“Baik, Pak. Sekali lagi terima kasih untuk kesempatannya.”

“Iya, sama-sama Dara.” Pak Burhan kemudian berlalu meninggalkan Dara. Dara sangat bahagia mendapat kesempatan emas ini. Setidaknya disana nanti, dia bisa mengutarakan pendapatnya tentang perundungan. Bukan hanya utnuk dirinya tapi juga untuk orang lain.

Jessica yang mendengar obrolan itu merasa sangat geram pada Dara. Jessica dengan bibir manyunnya kembali kedalam kelas. Monik dan Nita menatap aneh Jessica yang wajahnya berubah kusut itu.

“Ada apa Jes? Kok lecek gitu?” tanya Nita.

“Gue kesel banget.”

“Kesel kenapa sih? Bukannya udah puas ngerjain si Dara itu.” Sambung Monik.

“Puas apanya? Yang ada gue kesel karena si anak maling itu dapat kesempatan dialog tatap muka sama anak pemilik kampus ini.”

“WHAT?” seru Monik dan Nita bersamaan.

“Tapi gue nggak heran karena si Dara emang pinter,” sahut Nita.

“Elo kok belain dia sih? Seharusnya yang pantas itu Jessica.” Bela Monik.

“Ya bukannya gitu, Mon. Secara dia kan emang gitu kenyatannya. Tapi emangnya elo dengar darimana sih, Jes?” tanta Nita.

“Gue barusan denger Pak Burhan ngobrol sama dia. Gue heran deh, kenapa anak maling masih juga dikasih tempat. Apa dia nggak malu-maluin apa dengan mukanya itu? Bikin rusuh kampus saja.” Kesal Jessica.

“Mungkin belum banyak yang tahu masa lalu dia kali, Jes. Kayaknya yang tahu juga kita-kita ini. Apalagi kita satu SMA sama dia. Tapi ya sudahlah, elo masih punya banyak kesempatan. Bokap elo kan juga orang punya kuasa, elo kan bisa bantu bokap elo buat nyari tahu siapa putra dari pemilik kampus ini.” Sambung Nita.

“Iya juga ya, Nit. Ah ide elo bikin gue sedikit lega.”

“Ya iyalah Jessica. Untuk apa elo minder sama si buruk rupa itu. Elo itu sempurna. Masa hanya diskusi begitu saja elo udah ciut. Elo bisa lebih dari sekedar diskusi Jes. Siapa tahu dia bisa jadi pacar elo, iya kan? Jai tenang saja lah. Masa iya sama Dara elo ketar-ketir.” Lanjut Nita.

“Iya juga ya, bego amat gue.”

“Ya udah mending touch up lagi supaya makin kece. Jessica si primadona kampus.” Sambung Monik.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

 

Acara sambutan pun di aula di mulai. Belum juga naik podium, Sean sudah merasakan tubuhnya gemetar. Keringat dingin sudah mengucur di keningnya. Dengan ragu-ragu Sean berjalan menaiki podium. Sean kemudian mengeluarkan sebuah secarik kertas dari saku jasnya. Mencoba berbicara didepan umum tanpa teks, tidak pernah membuat Sean berhasil. Padahal isi teks itu dirinya sendiri yang membuatnya.

Berkali-kali Sean menghela nafas berusaha tenang. Setidaknya masker hitam itu sedikit mengurangi rasa takutnya ketika berhadapan di depan banyak orang. Sorot kamera wartawan mengarah pada Sean. Mereka sangat penasaran dengan wajah Sean. Karena selama ini wajahnya selalu tertutup oleh masker. Karena selama ini Reza lah yang menjadi juru bicara untuk Sean.

Sean mulai berbicara dengan terbata. Para petinggi kampus saling melempar pandangan, merasa heran dengan suara gugup Sean yang terdengar begitu jelas di dalam mikrofon. Mereka heran, bagaimana mungkin seorang pewaris bisa gugup berbicara di hadapan publik. Meskipun isi pidato Sean itu sangatlah bagus.

Berdiri sepuluh menit dipodium, seperti berdiri berabad-abad bagi Sean. Selepas memberikan sambutan dan pidatonya, Sean bergegas menuju toilet. Didalam toilet, Sean melepas maskernya. Nafasnya terengah dan wajahnya tampak pucat. Ia kemudian membassuhkan air ke wajahnya.

“Bos! Bos baik-baik saja?” tanya Reza saat dirinya sampai di toilet. Reza melihat wajah pucat pasi tuannya.

“Iya, aku tidak apa-apa. Tapi ini sangat menyiksaku.”

“Bos tadi jauh lebih baik dari sebelumnya.”

“Lalu apa di aula itu timbul kegaduhan?”

“Tenang Bos, aku sudah mengurus mereka.”

“Sebaiknya batalkan acara tatap muka dengan  mahasiswa pilihan itu. Sebagai gantinya, suruh mereka untuk menuliskan aspirasi mereka dalam bentuk surat. Nanti aku akan membalas surat mereka dengan mengirimkan video. Aku ingin segra pulang.”

“Ba-baik bos.” Reza mengerti kondisi Sean saat ini yang begitu tertekan.

“Oh ya satu lagi, bawa gadis itu hari ini juga di hadapanku.”

“Apa tidak ada pilihan lain bos?”

“Sepertinya hanya dia yang mau. Kamu tahu kan semua wanita ilfill denganku. Dia pasti sangat mudah untuk dimanfaatkan. Apalgi dengan imbalan yang akan kita berikan.”

“Lalu, apa yang harus aku lakukan bos?”

“Culik dia!”

“Apa? Menculiknya?” Mata Reza membulat. Ia tidak menyangka kalau bosnya itu ternyata bisa sekejam itu.

“Iya. Culik dia! Tapi jangan sampai menyakitinya. Tidak ada waktu lagi.”

“Ba-baiklah bos. Siap laksanakan!”

 -

Sementara itu Dara harus menelan rasa kecewa karena acara tatap muka dibatalkan karena putra pemilik kampus tidak enak badan. Namun Dara sedikit lega karena diberi kesempatan untuk menuliskan surat.

Jam kuliah selesai, Dara bergegas untuk pulang. Namun ia mendapati motornya tidak ada tempat parkir.

“Dimana motorku?” gumam Dara. Dara menelusuri di setiap sudut tempat parkir namun tidak menemukannya. Tiba-tiba ponsel Dara bergetar, satu pesan masuk dari nomor tak di kenal.

Pergi ke halaman belakang dekat gudang! Isi pesan itu. Dara sekuat tenaga berlari menuju halaman belakang dekat gudang. Dara tidak percaya ada segerombolan orang yang menyiram motornya dengan minyak tanah.

“Hentikan!” teriakan Dara membuat merka menoleh kearah Dara. Namun keempat pria itu hanya tersenyum mengejek kearah Dara. Dan tiba-tiba saja ada gerombolan lagi yang datang. Mereka mengepung Dara lalu melemparkan tepung, telur dan air ke tubuh Dara. Bahkan motor Dara itu sudah di lalap api. Dara hanya bisa menangis dan menunduk, menerima perbuatan jahat mereka. Dara tidak bisa melawan mereka.

“Dasar anak maling! Seharusnya kamu pergi dari kampus ini.” Begitulah teriakan mereka yang menghakimi Dara dengan kejamnya. Sampai akhirnya ada suara seseorang yang membuyarkan kerumunan itu. Seorang pria yang memakai pakaian serba hitam. Dara hanya bisa melihat sorot mata pria itu karena wajah pria itu tertutup oleh masker. Dan mendadak Dara pun hilang kesadaran.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tiga jam sudah Dara tidak sadarkan diri. Namun perlahan, ia mulai tersadar. Kepalanya terasa berat sekali. Dara kemudian bangun dan menyadari ia tidak berada di tempat yang seharusnya. Dara berada disebuah kamar mewah.

“Dimana ini?” gumam Dara. Dara melihat tubuhnya yang masih kotor dan sangat bau.

Pintu kamar terbuka. Munculah dua sosok pria dihadapan Dara. Pria pertama lengkap dengan pakaian hitam. Wajahnya juga terturup masker hitam, sementara kepalanya tertutup oleh kapucong jaket. Sorot mata itu menatap tajam kearah Dara.

“Sorot mata itu?” gumam Dara dalam hati. Sedangkan pria yang satunya memiliki penampilan yang lumayan dengan setelan jas.

“Si-siapa kalian?” tanya Dara teragap.

“Ap-apa kalian komplotan dari mereka yang membakar motorku?” tanya Dara lagi. Namun kedua pria itu hanya diam tak bergeming.

“Se-sebenarnya apa yang kalian inginkan dariku? Kenapa kalian suka sekali merundungku? Apakah aku tidak pantas berada di kampus itu? Apa hanya anak orang kaya yang berhak kuliah disana?” Dara menumpahkan semua kekesalannya. Air matanya mengalir begitu saja. Tubuh Dara bergetar.

“Tenang Nona! Kami tidak akan menyakitimu.” Ucap pria berjas itu.

“Duduklah disofa. Kita bicara.” Perintah pria berjas itu. Sebenarnya dua pria itu adalah Sean dan Reza. Dara dengan gemetar beranjak dari tempat tidur lalu menuju ke sofa. Sean kemudian duduk di sofa berhadapan dengan Dara. Sementara Reza berdiri disamping Sean.

“Ak-aku tidak mau basa-basi lagi.” Kata Sean dengan tergagap. Dara mengernyitkan alisnya, melihat sosok pria seram dihadapannya namun bicaranya tergagap.

“Sebenarnya siapa kalian? Apa yang kalian inginkan dariku? Aku ini miskin dan jelek. Jadi tidak ada keuntungan yang bisa kalian ambil dariku.” Ucap Dara dengan suara bergetar.

Sean menghela. “Jadilah istriku! Aku akan membayarmu berapapun kamu mau.” Ucapnya dengan sekali tarikan nafas. Setelah itu Sean menjadi terengah-engah. Mata Dara membulat mendengar ucapan Sean. Seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal tiba-tiba memintanya untuk menjadikannya istri.

“APA? ISTRI?” Ucap Dara dengan rasa tidak percaya. Kini giliran Reza untuk mengambil alih obrolan selanjutnya.

“Nona Adara Ayunda. Kami tahu semua tentang hidup anda. Puncak perundungan itu terjadi saat Ayah anda dituduh mencuri. Anda mempunyai luka bakar diseparuh wajah anda dan itu yang menyebabkan anda dipandang sebelah mata. Status sosial anda pun tak luput dari perundungan. Apalagi sejak masuk sekolah dasar sampai univeristas, anda selalu mendapatkan beasiswa karena anda memang pintar dan cerdas. Wow! Itu adalah prestasi yang sangat membanggakan. Namun sayang sekali tidak ada yang melihat itu. Jadi inti dari ucapan Tuan saya tadi adalah, menikahlah dengannya. Maka hidup anda akan terjamin. Anda akan mendapatkan uang berapapun yang anda mau, fasilitas rumah dan kendaraan, biaya hidup yang terjamin serta kami akan membawa anda ke Korea untuk melakukan operasi bekas luka bakar anda. Kami juga akan melindungi anda. Jadi tidak akan ada lagi yang berani merundung anda. Dan satu hal yang terpenting, kami akan membantu membersihkan nama Ayah anda, sekaligus kami akan mencari pelaku yang sebenarnya. Sudah saatnya anda mengubah takdir hidup anda dengan menjadi istri bayaran Tuan Sean.” Jelas Reza panjang lebar. Reza kemudian mengeluarkan sebuah dokumen yang berisi apa saja yang akan Dara dapat dari perjanjian itu. Dara hanya terdiam dan mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Reza.

“Pikirkan baik-baik Nona. Pernikahan itu tidak selamanya dan ada masanya. Anda juga tidak akan dirugikan secara fisik. Jika perjanjian itu berakhir, apa yang sudah kami berikan akan menjadi milik anda seutuhnya. Jangan mencoba kabur karena kami bisa menemukan anda dimanapun anda berada. Kami akan menunggu kabar anda besok, ini kartu nama saya. Sebaiknya anda mandi dan bersih-bersih dulu karena aromanya sudah sangat menyengat. Kami juga sudah menyiapkan baju untuk anda. Motor anda pun sudah kami selamatkan namun masih berada didalam bengkel.” Sambung Reza. Dara benar-benar terkejut dengan apa yang dialaminya saat ini. Kehidupannya seperti mendadak berputar 180 derajat. Tidak pernah terbesit dalam benaknya dengan ini semua.

“Kalau begitu kami permisi. Ada anak buah Tuan Sean di bawah yang akan mengantar anda pulang.” Lanjut Reza. Sean dan Reza kemudian beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan apartemennya.

“Haruskah aku menerima tawaran ini? Ini saatnya untuk mengubah nasib hidupku. Demi Ayah! Aku tidak masalah jika luka bakar ku tidak hilang asalkan nama Ayah bersih. Mungkin ini lah saatnya aku mengubah takdirku.” Gumam Dara sambil membaca isi dokumen itu.

Bersambung.... Maaf ya ceritanya aku rombak 😁🙏

Terpopuler

Comments

Ricca Saragih

Ricca Saragih

semangat dara.. dan semangat juga buat authornya. numpang baca ya thor

2022-03-27

2

Epo Sarifah

Epo Sarifah

lanjut,kehidupan dara pasti berubah, Terima tawaran tuan sean dara

2022-02-26

2

Amie

Amie

lanjut

2022-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!