BAB 13 Inner Beauty

“Rasanya aneh kamu bisa dekat dengan wanita secepat ini, Sean. Apalagi dengan yakin kalau kamu memperkenalkannya sebagai calon istri.” Kata Tuan Gunawan dengan tatapan tidak percaya.

“Papa ini bagaimana sih? Sean sudah membawa calon istri yang cantik begini, Papa masih meragukannya juga. Lihatlah Pah, mereka serasi sekali." Ucap Nyonya Sonia.

“Kita lihat saja nanti, Mah.” Kata Tuan Gunawan. Suasana antara Sean dan Papanya menjadi sangat tegang.

“Sudah-sudah, ayo kita keruang makan. Kita ngobrol sambil makan ya. Mama juga mengundang adik mu kemari.” Kata Nyonya Sonia dengan antusias. Nyonya Sonia lalu mengajak Sean dan Dara menuju ruang makan. Dara pun merasakan ketegangan.

“Apakah seperti ini kehidupan orang kaya? Rasanya tidak ada kehangatan dikeluarga ini. Sean juga tampak kaku dengan orang tuanya. Ternyata tidak semua kehidupan orang seperti mereka bahagia.” Gumam Dara dalam hati.

Mereka berempat sudah duduk di meja makan. Tampaknya bayangan makan malam yang hangat dan saling bercengkrama jauh dari ekspetasi Dara. Namun Dara tetap berusaha tenang.

“Dara, apa pekerjaan orang tuamu?” tanya Tuan Gunawan.

“Pah, bukan waktu yang tepat untuk menanyakan itu.” Sahut Sean.

“Kenapa? Papa hanya ingin mengenal jauh siapa calon istrimu.” Ucap Tuan Gunawan. Dara menatap Sean sambil mengangguk, menandakan bahwa Dara sudah siap dengan pertanyaan seperti itu.

“Om-Tante, Ayah saya hanyalah seorang buruh bangunan. Beliau dulu bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek. Namun cita-cita itu terhalang oleh biaya karena kami memang berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Saya hanya tinggal bersama dengan Ayah saya dirumah yang sederhana karena Ibu saya sudah meninggal. Namun kami sangat bahagia meskipun hidup dalam kesederhanaan. Saya sendiri masih berstatus sebagai mahasiswi semester akhir di Universal Education University fakultas manajemen bisnis. Saya beruntung sekali bisa menjadi salah satu mahasiswi disana namun tentu saja itu karena beasiswa yang saya dapat. Untuk menambah uang saku, saya juga membuka jasa les privat. Itulah tentang kehidupan saya dan Ayah saya yang mungkin sangat jauh dari ekspetasi Om dan Tante.” Ucap Dara dengan santai dan tetap tenang.

“Lalu bagaimana kamu bisa mengenal putraku? Sampai akhirnya mau untuk menikah?” tanya Tuan Gunawan dengan tatapan penuh selidik dan itu sangat membuat Sean khawatir. Sean khawatir jika Dara sampai keceplosan.

“Jujur saja Om, saya sendiri tidak tahu bagaimana Sean tiba-tiba memilih saya dalam hidupnya. Apalagi dia sampai ingin mengajak saya menikah. Melihat latar belakang keluarga saya yang hanya dari kalangan bawah bahkan tidak mempunyai keturunan darah biru. Jujur saja sampai detik ini saya tidak tahu latar belakang Sean seperti apa dan bagaimana. Bahkan pertemuan kami terbilang singkat. Tapi bagi saya, mencintai itu tidak butuh alasan Om. Saya mencintai Sean apa adanya tanpa melihat status sosialnya.” Jelas Dara. Nyonya Sonia pun tampak khawatir jika suaminya itu marah-marah. Aapalagi suasana menjadi sangat tegang. Namun Nyonya Sonia sangat senang mendengar jawaban Dara yang lugas dan apa adanya.

Mendengar semua ucapan Dara, Tuan Gunawan tersenyum. “Aku menyukai gaya bicaramu yang tegas Dara.”

Sean menghela, ia merasa lega mendengar jawaban Papanya.

“Pah, apa kita bisa memulai makannya?” tanya Nyonya Sonia.

“Iya Mah.” Singkat Tuan Gunawan.

“Ayo Dara, silahkan. Tidak perlu sungkan-sungkan.”

“Iya Tante, terima kasih.” Ucap Dara.

“Sayang, kamu mau yang mana?” tanya Dara dengan lembut pada Sean.

“Aku mau ayam goreng, tumis pakcoy dan udang.” Ucap Sean. Dara berakting se-natural mungkin sementara wajah Sean masih menunjukan ketegangan. Dara kemudian menuangkan nasi kedalam piring Sean dan juga lauk yang diinginkan Sean. Dara melayani Sean, seperti ia melayani Ayahnya supaya akting perhatiannya tampak natural. Nyonya Sonia tampak senang karena sepertinya Dara begitu perhatian pada Sean. Tuan Gunawan pun berpikiran demikian meskipun hatinya tetap ada saja yang mengganjal, mengingat Sean memiliki social anxiety.

“Opa-Oma!” suara anak kecil memecah ketegangan itu.

“Nicko, jagoan Opa!” wajah Tuan Gunawan pun sektika berubah hangat kala melihat cucunya. Nicko berlari dan melompat kepangkuan kakeknya. Disusul kemudian Vino dan Milka. Dara sangat terkejut melihat Milka dan Nicko ada disana.

“Nona Milka!” seru Dara. Milka lalu menoleh kearah Dara. Milka bingung dan pangling melihat Dara.

“Saya Dara, Nona.”

“Dara? Ya ampun, maaf. Aku pangling. Kamu cantik sekali, Dara.”

"Lho, kalian sudah saling kenal?” tanya Sean.

“Kakak, Dara ini yang mengajar les privat Nicko. Sudah jelas aku mengenalnya. Cuma Dara yang bisa membuat Nicko yang nakal dan keras kepala ini nurut. Kakak tahu kan betapa pusingnya aku selalu beganti guru privat untuk Nicko.”

“Benarkah itu Nicko?” tanya Tuan Gunawan pada cucunya.

“Iya Opa. Aku suka Kak Dara. Dia baik dan cantik.” Nicko kemudian turun dari pangkuan Opanya. Ia lalu menghampiri Dara.

“Kak Dara kemana saja? Kata Mami Kak Dara sedang berobat ya? Aku kangen sama Kak Dara.” Kata Nicko sambil bergelayut manja di lengan Dara.

“Iya Dara. Dia tidak mau digantikan siapapun selain kamu. Jadi selama dua bulan kita off, no les privat.” Ungkap Vino.

“Maaf ya Tuan-Nona, saya tidak tahu kalau sampai hal itu terjadi.” Kata Dara.

“Maafkan Kak Dara ya Nicko. Kalau kamu mau, besok Kakak ke rumah kamu ya.”

“Benar ya? Janji ya?” Nicko menyodorkan jari kelingkingnya pada Dara, Dara lalu menautkan jari kelingkingnya pada Nicko.

“Iya Nicko, Kak Dara janji.”

“Kak Dara hari ini cantik sekali. Aku sampai tidak mengenali Kakak. Aku semakin menyukai Kak Dara.” Ucap Nicko yang tiba-tiba mengecup pipi Dara.

“Nicko, beraninya kamu mencium calon istri Om ya.” Kata Sean seraya menarik Nicko ke pangkuannya.

“Wait-wait! Coba ulangi lagi ucapan Kakak tadi.” Sahut Milka.

“Calon istri, Milka.” Tegas Sean.

“Milka-Vino, Papa dan Mama mengundang kalian kemari karena Kakakmu ingin memperkenalkan calon istrinya pada kita semua.” Kata Tuan Gunawan.

“Memangnya kamu tidak tahu Dara kalau Milka ini adiknya Sean?” tanya Nyonya Sonia.

“Maaf Tante, saya memang tidak tahu. Kedekatan kami hanya sebatas orang tua dan pengajar saja. Dan saat itupun saya juga belum mengenal Sean.”

“Oh ya kata Nicko tadi, kamu berobat. Apakah kamu sedang sakit?” tanya Nyonya Sonia.

“Tidak Tante. Jadi sebelumnya saya punya luka bakar akibat kecelakaan beberapa tahun lalu jadi maksudnya mengobati luka diwajah dan itu membutuhkan beberapa kali perawatan, jadi saya untuk sementara tidak bisa mengajar Nicko.''

“Tapi menurutku Kak Dara mau seperti apa, bagiku tetap cantik. Karena cantik itu, yang paling penting adalah kecantikan dari dalam.” Sahut Nicko.

“Wah, kamu pintar sekali Nicko. Om juga mencintai Kak Dara apa adanya, terutama hatinya.” Sahut Sean.

“Oh ternyata dunia sempit sekali ya. Aku tidak menyangka Kakak menjatuhkan pilihan Kakak pada Dara. Tapi aku setuju saja sih.” Kata Milka. Sean dan Dara merasa lega karena makan malam itu berjalan lancar. Namun Sean tahu, setelah ini Papanya pasti akan mencari tahu siapa Dara. Tetapi justru Tuan Gunawan senang dengan sikap Dara yang lembut dan hangat namun tegas. Yang justru ia anggap bisa merubah sikap Sean.

Setelah acara makan malam selesai, Sean dan Dara berpamitan. Sean pun segera mengantar Dara pulang.

“Terima kasih Dara, kamu sudah membuat acara makan malam ini mencair. Aku baru tahu kalau ternyata kamu guru les privat Nicko.” Kata Sean sambil tetap fokus menyetir.

“Sama-sama Tuan. Bahkan aku baru tahu kalau Nona Milka adalah adik kandung Tuan Sean.”

“Ternyata kamu jago akting juga.”

“Jujur saja Tuan, konseling dengan psikolog kemarin sangat membantuku. Aku jadi lebih berani dan percaya diri. Aku sekarang juga berani melawan mereka yang selama ini merundungku.”

“Syukurlah, aku senang mendengarnya.”

“Ini semua berkat Tuan. Terima kasih ya Tuan, sudah membantuku sampai sejauh ini.”

“Sama-sama.”

 

...****************...

“Hei, dandanan elo itu kayak ondel-ondel. Mau coba nyaingin gue ya?” kata Jessica.

“Iya nih, norak banget bikin sakit mata. Cara berpakaian elo itu kampungan kayak penyanyi dangdut.” Timpal Monik.

“Elo sengaja kan tadi nabrak Jessica pas dia pakai eyelinier? Karena elo iri sama dia kan?” sambung Nita.

“Ya ampun, aku benar-benar tidak sengaja. Aku kesandung tadi sampai menabrak Jessica. Aku juga sudah minta maaf. Soal cara dandanku, aku memang suka yang seperti ini. Kalian kali yang norak. Ini harajuku style.” Bantah Nana.

“Harajuku apanya? Kampungan banget sih. Girls! Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan?” kata Jesscia.

“Yes, of course!” jawab Nita dan Monik kompak. Monik lalu mengambil tas milik Nana. Mereka membongkar isi tas Nana dan menginjaknya. Monik lalu mengambil tas make up milik Nana. Mereka mengeluarkan semua isinya dan menginjaknya bahkan menyiramnya dengan air. Jessica kemudian mengambil eyeliner milik Nana.

“Elo tahu nggak rasanya kecolok seperti ini? Rasanya sakit dan perih. Jadi elo juga harus tahu rasanya di colok juga. Pegangin dia guys.” Perintah Jessica. Nita memegangi tangan Nana, sementara Monik dari belakang membungkam mulut Nana.

“Jangan Jes!” Nana berusaha berteriak dengan mulut terbungkam. Sebelum itu Jessica memilih mengguyur kepala Nana dengan air. Setelah itu Jessica mendekatkan ujung eyeliner pada manik mata Nana.

“Elo harus tahu rasanya kecolok, Nana. Nggak sakit kok, paling Cuma perih.” Kata Jessica dengan tawanya.

“Lepas! Jangan Jes!” Nana berusaha memberontak namun ia tidak bisa. Mulutnya pun masih terbungkam. Namun saat jarak eyeliner ke mata Nana semakin dekat, Dara datang dan langsung memelintir kedua tangan Jessica kebelakang. Nita dan Monik terkejut dengan kedatangan Dara.

“Lepaskan Nana! Atau aku buat patah tangan Jessica.” Ancam Dara. Nita dan Monik lalu melepaskan Nana. Dan Dara pun langsung melepaskan Jessica.

“Jes, kenapa kamu suka sekali membuat ulah? Memang Nana salah apa sama kamu? Ingat Jes, diatas langit masih ada langit. Jangan merasa paling berkuasa.” Kata Dara.

“Ngapain sih elo ikut campur? Nanti bagian elo ada sendiri.” Ketus Jessica.

“Jess, aku bisa meaporkanmu pada rektor. Aku sudah merekam apa yang kamu dan teman-temanmu lakukan pada Nana. Itu termasuk tindak kekerasan dan kriminal. Kalian bisa di laporkan ke polisi. Apa kalian mau di penjara?” Dara lalu menunjukkan rekaman itu. Jessica, Nita dan Monik pun tidak berkutik.

“Jangan Dar! Aku tidak mau dipenjara.” Kata Monik ketakutan.

“Aku juga tidak mau.” Sahut Nita tergagap.

“Aku heran sama kalian. Kalian ini memiliki wajah yang cantik dan dilahirkan dari keluarga berada. Tapi kenapa ada saja ulah yang kalian lakukan? Dimana sih hati nurani kalian sampai kalian menggunakan kekerasan. Kalian ini manusia atau iblis? HAH?” ucap Dara dengan suara meninggi. Dan itu mengejutukan sekali untuk Jessica dan teman-temannya.

“Sebaiknya kalian pergi dan berhenti menindas orang lain atau aku akan melaporkan ini semua dan membawa kasus ini ke ranah hukum. Aku tidak main-main karena aku bukanlah Dara yang dulu, yang lemah, yang selalu kalian tindas.” Kata Dara dengan penuh amarah. Jessica dan kedua temannya pun segera pergi. Dara menghela nafas lega, lagi-lagi ia merasa seperti orang kesurupan. Dara kemudian memeluk Nana. Nana tidak menyangka bahwa Dara bisa seberani itu.

“Kamu tidak apa-apa kan Na?”

“Tidak Dara. Mereka sangat jahat. Aku tidak sengaja menyenggol Jessica yang sedang memakai eyeliner tapi dia sangat marah dan memperlakukan aku seperti ini. Terima kasih ya Dara, kamu sudah menyelamatkan aku.”

“Iya Nana. Sudah ya, ayo kita ke kelas. Bajumu juga basah begini.” Dara kemudian melepas cardigannya, lalu memakaikannya pada Nana. Sikap baik Dara semakin membuat Nana menyesal tidak mengenal Dara sejak dulu.

“Maafkan aku ya Dara. Aku terlambat menyadari kebaikan hatimu.”

“Sudah, lupakan itu Nana.” Dara lalu membantu membereskan tas Nana yang berserakan.

“Jessica sudah keterlaluan. Isi suratku sudah dibaca apa belum sih dengan pemilik kampus ini? Kenapa kotak pengaduannya belum juga dipasang?” gumam Dara dalam hati.

Bersambung....

 

Terpopuler

Comments

Epo Sarifah

Epo Sarifah

lanjut kak...

2022-03-12

1

verlyn08

verlyn08

lanjut kak Dydy... 😘😘😘

2022-03-12

1

Tutun Imam

Tutun Imam

aku suka ceritanaya

2022-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!