Maaf

PRASETYA sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Dia keluar dari persembunyiannya mencuri dengar pembicaraan dua makhluk yang berniat jahat padanya. Dia langsung melabrak laki-laki yang berusaha merebut Ana darinya dengan sebuah bogeman.

"Aww!" Pekik wanita yang tadi berencana jahat pada keluarga Pras dan Ana.

"Bren*sek! Jadi semua ini rencana kalian!?" Maki Pras menarik kerah kemeja yang dikenakan laki-laki itu, Niko.

"Mas, jangan!" teriak Una.

"Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikkan itu!" Pras balas berteriak.

Bugh!

Pras kembali memukul Niko hingga laki-laki itu tersungkur. "Kamu sudah kalah sejak dulu! Dan sekarang juga akan tetap sama! Kamu tetap kalah!"

"Pak Pras, hentikan!" Una kembali berteriak.

Setelah Niko tersungkur dengan wajah babak belur, Pras berbalik menatap Una yang berusaha membantu Niko berdiri. Para pengunjung lain sudah mulai berkerumun, bahkan petugas keamanan restoran pun sudah berada di tempat itu dan menahan Pras yang masih diselimuti emosi.

Pras menghempaskan tangannya yang dicekal oleh petugas keamanan lalu mendengus. "Mulai detik ini, kamu aku pecat sebagai sekretaris." desisnya tajam seraya menunjuk Una.

"Tidak bisa! Saya tidak mau dipecat, Pak!" Seru Una berusaha meraih tangan Pras.

Pras menyentakkan tangannya agar tidak bisa diraih Una. "Aku berhak memecat karyawanku dan menerima siapa pun yang kuinginkan untuk bekerja padaku."

Pras menuju meja tempatnya makan bersama kliennya tadi. Pak Yono dan sekretarisnya heran melihat Pras yang berjalan dengan langkah lebarnya dan raut wajah yang tidak bersahabat.

"Maaf, aku harus pulang. Terima kasih atas kerja samanya dan selamat malam."

Pras pergi setelah menjabat tangan Pak Yono dan sekretarisnya. Dia langsung menuju mobilnya yang terparkir di halaman restoran dan melaju pulang.

Di jalan, Pras berhenti untuk membeli martabak telur spesial kesukaan Ana dan juga sebuket bunga mawar putih kesukaan sang istri. Diciumnya beberapa kali bunga itu saat berjalan menuju mobil.

Pras membuka pintu rumahnya dan langsung menyembunyikan martabak dan buket bunga yang dibelinya untuk Ana. Dia melihat Ana duduk sendiri sambil menonton televisi di sofa.

"Apa anak-anak sudah tidur?" tanyanya seraya melangkah mendekati istrinya.

"Sudah." Jawab Ana pendek.

Perlahan Pras duduk di samping Ana. Dia menarik napas dalam sebelum bertanya, "kau masih marah padaku?"

Ana menoleh ke arah suaminya. "Bukannya kamu yang marah padaku, Mas?"

"Aku minta maaf. Aku salah paham dan aku sudah mengetahui semuanya." Ucap Pras sungguh-sungguh.

"Mengetahui apa?"

"Ternyata semua rencana Una dan Niko, yang menginginkan perpisahan kita. Niko sengaja mendekatimu lagi agar aku meninggalkanmu dengan sebuah imbalan."

"Imbalan? Imbalan apa?" Ana mengerutkan keningnya.

"Kamu tak perlu tau." Pras hendak bangun dari duduknya.

"Imbalan apa, Mas?" tuntut Ana mencekal pergelangan tangan Pras agar laki-laki itu duduk kembali.

"Una menjanjikan Niko untuk bisa bermalam bersamanya."

Ana menekap mulutnya yang terbuka lebar karena kaget dengan kedua tangan serta bola mata yang membesar. "Kamu serius, Mas?"

"Itu yang aku dengar, An."

"Jangan katakan kamu juga pernah tidur de--"

"Aku bukan laki-laki seperti itu, An!" tukas Pras memotong perkataan Ana.

"Tapi kamu pernah dekat dengannya, Mas. Dan aku tidak tahu apa yang sudah ka-kamu la--"

"Aku bersumpah aku tidak pernah melakukan itu dengan wanita lain!"

Mata Ana sudah memerah dengan cairan bening yang mengumpul di bola matanya. Sedikit demi sedikit, cairan itu menganak sungai di pipinya.

Pras berjongkok di depan wanita yang sudah memberinya dua orang anak. Digenggamnya kedua tangan wanita yang sudah menemaninya selama 5 tahun itu. "Aku bersumpah, An. Aku tidak pernah melakukan hal itu dengan wanita lain. Kamu satu-satunya wanita yang pernah ku jamah."

"Berbulan-bulan kita tidak melakukan itu, berbulan-bulan kamu tidak menyentuhku. Bagaimana mungkin kamu bisa bertahan selama itu?" suara Ana bergetar.

"Sumpah demi Tuhan, aku tidak melakukan itu dengan wanita lain, An. Kamu harus percaya padaku karena aku tidak berbohong."

"Apa jaminannya jika aku parcaya padamu?"

"Ragaku. Jiwaku. Hidupku. Matiku. Akan kuserahkan segalanya untukmu." Pras mengambil buket bunga yang dibelinya saat pulang tadi lalu memberikannya pada Ana. "Mawar putih. Seputih sumpahku saat pernikahan kita 4 tahun yang lalu padamu."

Air yang mengalir pada anak sungai di wajah Ana semakin banyak. Dia merasa tersentuh dengan pengakuan Pras hingga membuatnya tergugu. Pras langsung memeluk tubuh wanita itu erat.

"Aku mencintaimu, Sayang. Hanya kamu. Aku minta maaf karena pernah menyakitimu, tapi percayalah hanya kamu wanita di hatiku."

Air mata Ana semakin banyak yang mengalir, dia balas memeluk suaminya erat. Setelah berpelukan, Pras memberikan sekotak martabak telur spesial.

"Kamu masih mengingatnya, Mas?"

"Aku akan selalu mengingat semua hal tentangmu, Sayang." Pras duduk kembali di sofa lalu mencium kening istrinya. Mereka lalu menikmati martabak itu berdua.

🌹🌹🌹

"AKU mohon jangan pecat aku, Pak. Aku minta maaf, aku tau aku salah."

Tiba di kantor, Pras langsung dihadapkan dengan sekretaris, ralat, mantan sekretarisnya yang memohon untuk tidak dipecat. Pras menulikan pendengarannya dan terus melangkah menuju ruangannya.

Una masih setia mengikuti di belakangnya dengan kalimat-kalimat penuh permohonan maaf dan penyesalannya. "Aku akan perbaiki semuanya, jadi kumohon jangan pecat aku."

"Atas dasar apa aku harus memaafkanmu?" tanya Pras tajam.

"Bukankah selama ini kinerjaku baik?" Una balik bertanya.

"Kinerjamu lumayan, tapi tidak terlalu baik hingga aku harus mempertahankanmu."

"Tapi kita pernah dekat, Pak."

"Jangan pernah mengungkit hal itu! Kita dekat karena kamu selalu menggodaku! Dan aku dekat denganmu karena kekhilafan sesaatku! Tapi kamu tidak pernah bisa menggetarkan hatiku! Hanya Ana, dan akan tetap Ana yang ada di hatiku." ucap Pras tegas.

"Pintunya sebelah sana. Pergi dari hadapanku atau petugas keamanan akan menyeretmu hingga ke jalanan!"

Una sudah bersiap dengan pembelaannya tetapi diurungkan saat melihat Pras memegang gagang telepon. Dia memilih segera keluar dari ruangan Pras dari pada menanggung malu karena diseret oleh petugas keamanan.

Tak lama berselang, seorang pemuda mengetuk pintu ruangan Pras dan masuk setelah mendapat sahutan dari dalam.

"Selamat pagi, Pak." sapa pemuda itu.

"Oh, kamu sudah datang. Selamat pagi, duduklah."

Pemuda itu duduk setelah dipersilakan Dia memperhatikan laki-laki di hadapannya.

"Mulai saat ini, kau menjadi sekretarisku." ucap Pras tak ingin didebat.

"Benarkah, Pak?" Pras mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan berusaha bekerja sebaik mungkin."

Pemuda itu keluar dan duduk di kursi yang biasanya diduduki Una.

Pras sudah memberi tahu Ana jika hari ini dia akan pulang terlambat karena ada pertemuan dengan seorang klien sore nanti.

🌹🌹🌹

JAM setengah 10 malam Pras baru sampai di rumah. Dia merasa heran saat memasuki rumah semua lampu dalam keadaan mati. Jika sedang mati lampu, kenapa lampu kamarnya dan juga putranya menyala.

Klik!

Pras menoleh ke arah ruang makan saat mendengar suara jentikan dan secercah cahaya di meja makan. Lama kelamaan, ruang makan berubah terang hingga sedikit cahanya menyinari ruang keluarga karena beberapa lilin menyala di atas meja makan.

Pras melihat siluet seorang wanita yang berjalan ke arahnya dengan gerakan sensual. Dia tertegun saat melihat pelapis luar wanita yang berjalan ke arahnya itu.

"Kau sudah pulang, Mas?"

Wanita itu, yang tentunya ibu dari anak-anaknya, membuka jas yang dikenakannya dengan gaya yang menggoda. Ana sengaja menggerakkan tangannya di dada suaminya dari belakang tubuh sang suami lalu memeluknya erat.

Pras mendesah merasakan sentuhan istrinya.

"Mari kita nikmati malam ini, Mas." bisik Ana menggoda.

**Cirebon, 14 Maret 2022

Selain menikmati Ana, yuk nikmati juga karya-karyaku yang lain. Jangan lupa tekan like, beri komen dan hadiahnya ya kakaaaaaa 😘😘😘

Sambil menunggu Pras menikmati Ana, boleh kakak-kakak menikmati karya teman Emak yaaaa. Karya yang rekomended buat mengisi waktu senggang kalian dari teman Emak.

Author : Santi Suki

Novel : Ayu Sang Penakluk**

Terpopuler

Comments

🤒

🤒

Terima kasih Kak, sudah promosikan karya aku. Semoga Karya-karya Kakak sukses semuanya. aku kirim sekebon bunga untuk menyemangati kakak 😘😘

2022-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!