Page 07
Suasana di kelas sudah sesak bak ruang kantor di film-film kebanyakan. Bebauan aneka macam lauk pauk dan jajanan bercampur memanasi ruangan. Para hawa banyak yang mengobrol pasal idola, tidak dengan Shakira dan Nami. Mereka saling berbagi cerita dalam tempat duduk yang berbeda: Shakira di kursi, Nami di meja.
"Ah, gua gak tau kudu gimana lagi!" Shakira berteriak memegang kepalanya, lalu menunduk membiarkan kening merasakan sakit akibat benturan di meja. "Perasaan gua makin gak enak!"
"Ya terserah lo aja sih, Kir." Sekilas Nami mengerling ke kerumunan para hawa di sebelah. "Tapi menurut gue lo cukup ajarin tuh anak di sini pas istirahat, kayak yang Aji saranin."
"Tapi, Nami ...." Shakira mengerang mendongak, mukanya benar-benar lesu. "... itu malah nambah curiga buat temen-temen. Gua gak mau mereka salah paham gara-gara ngajarin Aji."
Gadis bertahi lalat di sudut mata ini mendesah pelan. Ia tersenyum geli dan menepuk bahu Shakira. "Gue ada di pihak lo. Kalo ada apa-apa, gue bela lo kalo emang lo gak salah."
"Makasih, Mi," ucapnya tersenyum lembut.
"Cepetan kasih tau Aji." Lagi-lagi ia menepuk lengan atas Shakira, disusul oleh latah konyol Shakira yang refleks berdiri tegak. Ia berlatah ashiaap maling lu, begitulah. Alhasil ia berdecak kesal sambil tangan kanannya siap siaga melesatkan satu tinjuan keras.
"Sekali lagi lu ngelatahin gua, auto babak belur lu." Selalu seperti itu ancaman dari Shakira. Mungkin bisa dibilang ancaman paling ampuh untuk membuat orang bergidik ngeri padanya. Karena itu juga ia dijuluki ustadzah galak.
"Maafin lah." Nami berpaling dan mengerucutkan bibirnya kala ia berkata demikian.
"Cepet kasih tau di mana tuh anak." Dengan tempo cepat ia meminta sesuatu sambil berkacak pinggang. Seperti orang Jawa saja, bila kesal pasti tempo bercakapnya makin cepat.
Nami menggumam dan bertingkah bak detektif yang tengah menyelidiki alibi. "Tadi dia minta izin ke gue buat ke masjid."
"Oke, gua pergi." Sembari mengucapkan salam pamit ia berlari melambai tangan. Nami hanya bisa melihat sosoknya dari balik jendela, setelah berbalik melihat si ustadzah galak keluar kelas.
"Haduh, tuh anak." Nami menggeleng tersenyum geli. Ah, tapi bener juga apa kata Shakira. Ia berfirasat bahwa di antara siswi di kelas ini, ada satu orang yang amat sangat menyukai Aji-mencintai Aji. Gadis demikian itu seolah-olah ingin melakukan apa saja agar orang yang berdekatan dengan Aji mulai menjauh, entah itu ancaman atau dengan cara kekerasan fisik.
Sedangkan di lain sisi, gadis kerdil bak anak macan ini celingak-celinguk, berlari ke sana kemari mencari batang hidung Aji. Bahkan di setiap Shakira berlari kiri-kanan pun disambut oleh tatapan heran. Ada beberapa orang yang memberanikan diri menanyakan pasal kedatangan Shakira secara tiba-tiba.
Ia berhenti di masjid sebelah kanan, tepatnya di teras wudhu laki-laki. Terlihat di dalam sana, sosok familiar itu tengah diajari sesuatu oleh dua orang sesama jenis. Dua orang itu ... ck, Didin dan Anwar. Dua makhluk astral itu sungguh menyebalkan. Didin tengah menunjuk-nunjuk lembaran buku yang dia baca, apa mungkin pria dengan bekas luka di alis kanan itu tak fasih baca al-Qur'an?
Benarkah Aji tak fasih baca kitab suci umat Islam?
Mula-mula Shakira mendelik. Makin ke sini tatapannya semakin sayu, merasa iba dengan ekspresi Aji yang sepertinya kesusahan membaca tiap ayat. Ia tak peduli dengan kebiasaan buruk teman-temannya yang selalu menggibah orang lain.
Ah, Shakira ingat sesuatu. Semua info dari orang-orang yang ia kenal: Nami, Didin, Anwar, dan Aji pastinya. Semuanya saling berhubungan.
Kejadian di rapat rohis
Kejadian di perpustakaan
Saat jadwal eskul rohis dimulai
Ketiga informasi itu mencuci otak Shakira. Ia duduk di tangga teras wudhu laki-laki, bertopang dagu dengan lesu—dengan pikiran serba Aji. Bibir tipisnya terbuka sedikit, berubah akan senyum tipis. Dah lama gua gak jadi detektif. []
**Hiyaaa, update juga. Gimana menurut kalian? Makin boring kah? Atau makin seru? /Plakk/
Reirin Mitsu**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments