"Plis, angkat dong, Ti." Shakira biarkan ujung ponsel di genggamannya mengetuk kening. Ia tengah menunggu balasan dari Tati. Sudah setengah jam ia chat beliau, namun tak kunjung bales. Bahkan dalam waktu selama itu, Shakira habiskan dengan merangkum materi.
Akankah Tati sengaja tak membuka chatnya? Begitu Shakira mengakses aplikasi watsapp, chat Tati masih ceklis dua tanpa berwarna biru. Saat diketuk pun dia masih ada di zona aplikasi ini. Ah, bila dipikir-pikir memang buang-buang waktu.
"Shakira!" Teriakan si singa betina memecuti organ vital Shakira. Segeralah ia berdiri dan menoleh, berlari keluar kamar menghampiri sosok wanita ayu di dapur. Letak dapurnya sendiri bersebelahan dengan teras tempat cucian piring dan seember air. Bila kalian kira singa betina itu ibunya, kalian salah besar. Justru kakak keduanya yang berteriak tadi.
"Ada apa sih, Teteh*?" tanya Shakira berkacak pinggang di ambang pintu.
"Shakira," sosok berjilbab mustard itu menoleh menaruh oseng-oseng di kuali, "tolong belanja ke pasar, ya."
"Belanja apaan?" Shakira melangkah pelan, hidungnya menghirup wangi gurih dari bumbu balado yang kakaknya tumis. "Teteh pasti masak tempe balado."
"Nih, daftar belanjanya." Tangan berbalut manset hitam itu menyodorkan lipatan kertas kecil. Shakira pun menerimanya, menguraikan semua lipatan kertas untuk membaca bahan apa saja yang harus dibeli. "Uangnya pake uang kamu dulu, ya. Ntar teteh ganti sama buku bank soal UN."
Shakira hanya menggumam pelan, keluar dari dapur sambil matanya terus menelik setiap tulisan di kertas itu. Ia menggumam, "Buncis setengah kilo, garam satu bungkus, bawang putih ... okelah, bisa diatur ini mah."
Shakira lebih memilih untuk ke pasar dengan sepeda milik kakaknya. Sembari mengayuh sepedanya, mulut mungil Shakira berkomat-kamit mengingat semua tugas yang dikumpulkan besok. Jangankan saat bersepeda, saat mencari toko sayur pun mulutnya masih berkomat-kamit. Saking fokusnya Shakira tak tahu di mana toko sayur, ia justru berdiri di tengah jalan becek.
"Yah....," ia celingak-celinguk mencari toko sayur di sekitar, "... jangan bilang gua tersesat."
Agar tak salah liat, ia berbalik dan kembali celingak-celinguk. Hasilnya tetap sama. Shakira mendengus kesal bersamaan dengan tepukan di dahinya. "Kampret, kenapa gua terus-terusan mikir tugas?"
"Shakira?"
Ah, ada yang menyapanya. Shakira berbalik ke asal suara tadi dan sudah dihadapkan dengan sosok lelaki jangkung. Senyum manis tersungging di bibir tipis lelaki itu, lantas melambai tangan. "Assalamualaikum."
"Wa-waalaikumsalam." Shakira mengerling malu, menggaruk-garuk pipinya. "Lu Egi, kan? L-lagi ngapain lu di sini?"
"Eh, lagi nyari bahan buat bikin kue," jawab Egi memperlihatkan plastik hitam. "Kamu lagi ngapain?"
"G-gua," Shakira terkekeh sumbang sembari berkata pelan, "g-gua tersesat gara-gara mikirin tugas."
"Hah? Seriusan kamu tersesat?" tanya Egi tak percaya, melihat gadis kerdil berkerudung coklat yang mengangguk. Alhasil, pria bersurai hitam ini menggeleng tersenyum geli. "Dasar kamu. Aku anterin deh, kamu mau ke toko apa?"
"Toko sayur, Gi." Shakira mendongak menatap sang lawan bicara. "Lu tau gak tokonya di mana?"
"Oh, toko sayur. Ayo, aku anterin ke sana." Lantas, Egi pergi ke arah jam 3, disusul dengan Shakira yang mengikutinya dari belakang. Shakira berpikir, mungkinkah Egi sering ke pasar? Buktinya, Egi tahu betul letak toko-toko, bahkan toko sayur yang Shakira kunjungi pun dia tahu.
"Nih, tokonya," ucapnya sampai di toko yang dimaksud. "Inget, tempatnya bersebelahan sama toko daging sapi."
"Toko sayur deket sama toko sapi. Oke, gua inget." Irisnya bergerak ke atas untuk mengingat kembali kalimat barusan, lekas menghampiri pedagang sayur. "Bu, buncisnya setengah kilo."
"Tinggal dipilih aja, neng*." Tampaknya wanita berbadan gemuk itu kewalahan melayani pembeli, sebab itulah dia berkata demikian.
"Biar aku bantu, ya." Dengan mengambil baskom kosong, mereka mengambil buncis yang besar dan bagus, peluang besar untuk mereka mengambil yang mulus. Egi bertanya di sela mencari buncis, "Kamu lagi gak sibuk, kah?"
"Sibuk ngerjain tugas sih, tapi bosen juga kalo di rumah terus," jawab Shakira tanpa menoleh. "Tumben lu nanya gitu?"
"Tadinya aku mau ngajak kamu ketemu sama sahabatku. Sekedar ketemuan biar tau mukanya pas di sekolah, atau kita belajar materi di sekolah kita, kan beda-beda. Mau gak?" Setelah melihat buncis yang mengisi baskom, segera ia menyerahkan buncis tadi sembari berteriak, "Nih, Bu. Bungkusin!"
Shakira menggumam panjang, mungkin tidak apa-apa kalau sekedar silaturahmi. Tetapi, kesannya cukup ambigu bila gadis semacam Shakira silaturahmi ke rumah lelaki. Ah, tidak apa-apa. Toh, kerja kelompok pun di rumah Aji. "Boleh deh."
"Alhamdulillah!" Begitu Shakira lihat, Egi tengah mengusap wajah dengan kedua belah tangan. "Aku senang punya temen kayak kamu."
"Halah," sanggah Shakira tersenyum geli, "elu terlalu berlebihan." Ia berterima kasih selepas memberikan sejumlah uang yang dia inginkan. Berkeliling pasar mereka membeli bahan yang tertera di daftar belanja, semuanya dimuat dalam satu plastik hitam besar. Mereka berjalan menuju parkiran sepeda, disertai dengan canda tawa dan jaga jarak.
Mungkin mereka berpikir, orang-orang yang menatapnya mengira mereka pacaran. Padahal hanya teman, bertemu pun baru dua kali. Aneh.
"Gi, gua mau ke rumah dulu. Mau ngasihin ini nih." Shakira menunjukkan plastik hitam di genggamannya.
"Aku anterin deh." Tanpa seizin Shakira, Egi menaiki sepedanya. Ia mempersilakan gadis kerdil ini untuk duduk berjuntai di boncengan. "Kamu tunjukin arahnya aja, anggep ini balas Budi udah silaturahmi ke rumah aku."
"Apaan sih, Gi?" Tangan kecilnya menampar keras bahu Egi. "Gak sampe segitunya juga kali."
"Oke, kita berangkat!" Segera kaki jenjang berbalut celana drawstring warna kelabu itu mengayuh sepedanya, celingak-celinguk untuk memastikan tak ada kendaraan yang lewat saat menyebrang.
Shakira sendiri hanya tersenyum lembut. Kira-kira, siapa sahabat Egi? Benarkah dia satu sekolah dengannya? Shakira penasaran dengannya. Shakira ingin tahu. []
**Hai, semuaaa
Mon maaf update lama! Moga suka! Jangan lupa follow ig aku @reirin_mitsu17
Reirin Mitsu**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕
Uwuu bat boncengan sepedah😬😊
2020-10-02
0